13 BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab ini akan dibahas kajian teoritis mengenai konsep ruang Neighborhood Unit, tinjauan mengenai fasilitas sosial, konsep dan standar penyediaan fasilitas lingkungan perumahan serta konsep Healthy Neighborhood Planning. 2.1 Konsep Ruang Neighborhood Unit Neighborhood Unit adalah suatu lingkungan fisik perumahan dalam kota dengan batasan yang jelas, tersedia pelayanan fasilitas sosial untuk tingkat rendah, untuk melayani sejumlah penduduk, di mana terdapat hubungan kerjasama yang dilandasi oleh kontrol sosial dan rasa komunitas. (Porteous, 1977; dalam Suryanto, 1989:47). Neighborhood Unit dikenal sebagai suatu konsep untuk merencanakan suatu lingkungan yang berlandaskan suatu pemikiran sosial psikologis yang diformulasikan oleh Clarence Perry pada tahun 1929, sebagai jawaban atas permasalahan yang terjadi saat itu yaitu penurunan kualitas kehidupan masyarakat di negara-negara industri. Perry mengidentifikasikan Neighborhood Unit sebagai suatu unit perumahan yang mempunyai batas yang jelas, besarannya diukur atas dasar keefektifan jarak jangkau pejalan kaki, terjadinya kontak langsung individual serta adanya ketersediaan fasilitas pendukung kebutuhan harian dari penghuni. Konsep Neighborhood Unit sebenarnya pertama kali diperkenalkan oleh Sir Ebenezer Howard (1850-1928) yang mencoba mengangkat sistem dan bentuk komunitas tradisional perdesaan sebagai komunitas ideal yang perlu dikembangkan di perkotaan (Reiner, 1957 dalam Ida Bagus Rabindra, 1996:35). Kemudian pada kota-kota tradisional tersebut , kota masih terbagi dalam unit-unit kelompok rumah tinggal atau unit-unit fungsional spesifik yang homogen yang kemudian dikenal sebagai tradisional neighborhood. Unit-unit tersebut merupakan kesatuan antara tempat tinggal dengan tempat kerja serta juga adanya ikatan sosial kekerabatan. Dalam konteks ini, neighborhood merupakan suatu lingkungan
26
Embed
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Ruang · PDF filekonsep neighborhood adalah kebutuhan dasar emosional manusia untuk ... pendidikan kesehatan. 3. Kesehatan Lingkungan. ... lebih lengkap
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Bab ini akan dibahas kajian teoritis mengenai konsep ruang
Neighborhood Unit, tinjauan mengenai fasilitas sosial, konsep dan standar
penyediaan fasilitas lingkungan perumahan serta konsep Healthy Neighborhood
Planning.
2.1 Konsep Ruang Neighborhood Unit
Neighborhood Unit adalah suatu lingkungan fisik perumahan dalam kota
dengan batasan yang jelas, tersedia pelayanan fasilitas sosial untuk tingkat rendah,
untuk melayani sejumlah penduduk, di mana terdapat hubungan kerjasama yang
dilandasi oleh kontrol sosial dan rasa komunitas. (Porteous, 1977; dalam
Suryanto, 1989:47).
Neighborhood Unit dikenal sebagai suatu konsep untuk merencanakan
suatu lingkungan yang berlandaskan suatu pemikiran sosial psikologis yang
diformulasikan oleh Clarence Perry pada tahun 1929, sebagai jawaban atas
permasalahan yang terjadi saat itu yaitu penurunan kualitas kehidupan masyarakat
di negara-negara industri. Perry mengidentifikasikan Neighborhood Unit sebagai
suatu unit perumahan yang mempunyai batas yang jelas, besarannya diukur atas
dasar keefektifan jarak jangkau pejalan kaki, terjadinya kontak langsung
individual serta adanya ketersediaan fasilitas pendukung kebutuhan harian dari
penghuni.
Konsep Neighborhood Unit sebenarnya pertama kali diperkenalkan oleh
Sir Ebenezer Howard (1850-1928) yang mencoba mengangkat sistem dan bentuk
komunitas tradisional perdesaan sebagai komunitas ideal yang perlu
dikembangkan di perkotaan (Reiner, 1957 dalam Ida Bagus Rabindra, 1996:35).
Kemudian pada kota-kota tradisional tersebut , kota masih terbagi dalam unit-unit
kelompok rumah tinggal atau unit-unit fungsional spesifik yang homogen yang
kemudian dikenal sebagai tradisional neighborhood. Unit-unit tersebut merupakan
kesatuan antara tempat tinggal dengan tempat kerja serta juga adanya ikatan sosial
kekerabatan. Dalam konteks ini, neighborhood merupakan suatu lingkungan
14
spesifik yang homogen, dengan pengikat kegiatan yang sejenis dan hubungan
kekerabatan.
Menurut Perry, neighborhood yang ideal akan merangkum seluruh
fasilitas publik dan kondisi-kondisi yang diperlukan oleh rata-rata keluarga bagi
kenikmatan dan kewajaran hidup disekitar rumah mereka. Selanjutnya Perry
menguraikan dari penjelasan diatas enam prinsip dalam merencanakan
neigborhood (Rohe and Gates, 1985:26) :
1. Size (Ukuran), pembangunan unit tempat tinggal harus menyiapkan
perumahan dengan ukuran populasi tertentu yang mensyaratkan
diperlukannya satu sekolah dasar (elementary school), di mana area yang
diperlukan tergantung pada tingkat kepadatan populasi
2. Boundaries (Batas), Pada setiap sisi unit lingkungan dibatasi oleh jalan-
jalan arteri dengan kelebaran yang memadai sehingga dapat dipakai
sebagai lalu lintas cepat, yang tidak menembus daerah pemukiman
tersebut.
3. Open Space (Ruang Terbuka), harus disediakan sistem taman dan ruang
kecil yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan individu yang
mendiami lingkungan perumahan tersebut.
4. Institution Sites (Area-area institusi), area untuk sekolah dan institusi yang
melayani lingkungan perlu disediakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam lingkungan tersebut dan hendaknya ditempatkan secara
berkelompok disekitar sebuah titik umum atau titik pusat.
5. Local Shops (Pertokoan setempat), satu atau lebih pertokoan lokal yang
cukup memadai bagi populasi yang dilayani, hendaknya diletakkan di
seputar permukiman dan lebih baik lagi diletakkan disekitar pertemuan
jalur lalu lintas yang mengikat beberapa lingkungan.
6. Internal Street System (Sistim jalan internal), di mana setiap unit perlu
dilengkapi dengan sistim jalan khusus, sehingga setiap jalan raya
disesuaikan dengan beban lalu lintas yang mungkin dan jaringan jalan
sebagai sebagai suatu keseluruhan dirancang untuk memudahkan sirkulasi
15
di dalam lingkungan tersebut dan diupayakan untuk dicegah penggunaan
sebagai jalur lalu-lintas cepat
Clarence Perry menyimpulkan bahwa Konsep Neighborhood Unit
mempunyai tujuan utama untuk membuat interaksi sosial diantara penghuni
lingkungan permukiman, sedangkan penataan fisik lingkungan merupakan cara
untuk mencapai tujuan utama tersebut (Golany, 1976:187)
Clarence Perry membuat ketetapan untuk terpenuhinya kebutuhan sosio-
psikologis pemukim untuk menjamin agar terlaksananya konsep Neighborhood
Unit. Syarat-syarat tersebut (Ida Bagus Rabindra, 1996:43-44) adalah :
1. Syarat kedekatan fisik, dirumuskan dengan mengambil patokan besaran efektif
komunitas dengan elemen :
a. Luas Wilayah. Teori ini mengidentifikasikan bahwa salah satu essensi dari
konsep neighborhood adalah kebutuhan dasar emosional manusia untuk
berhubungan lebih erat dengan orang-orang disekitarnya, yang disebut
sebagai kelompok primer (Brooms dan Selznick,1957; dalam Suryanto,
1989:53). Ukuran luas wilayah komunitas memungkinkan setiap penghuni
mudah berkomunikasi dengan kelompok primernya karena dekatnya jarak
capai dengan cukup berjalan kaki.
b. Jumlah penghuni, yaitu ukuran jumlah penghuni yang memungkinkan
tingkat saling tahu dan saling kenal diantara penghuni karena frekuensi
kontak langsung yang tinggi.
c. Tingkat kepadatan bangunan atau penduduk yaitu perbandingan antara
luas wilayah dan jumlah anggota menghasilkan suatu ukuran kepadatan
yang memungkinkan tingkat ikatan fisik dan sosial komunitas tetap tinggi,
dengan tetap menjaga keseimbangan dengan daya dukung alam.
2. Syarat ikatan sosial, Jika fasilitas sosial sebagai ikatan fisik tersebut sesuai
dengan kebutuhan sebagian besar anggota lingkungan, maka ikatan fisik
tersebut akan berfungsi sebagai ikatan sosial karena kemampuannya untuk
merangsang terciptanya kelompok primer.
16
3. Syarat jaminan keselamatan lingkungan, yaitu :
a. Neighborhood Unit, terbebas dari lalu-lintas tembus dan kemungkinan
adanya persimpangan.
b. Neighborhood Unit dibatasi dari lalu-lintas kendaraan kecepatan tinggi
atau lalu-lintas eksternal.
c. Adanya pemisahan yang tegas antara jalur lintas kendaraan dan jalur
pejalan kaki.
d. Lalu-lintas dalam lingkungan Neighborhood Unit umumnya untuk pejalan
kaki atau dengan kendaraan yang berkecepatan rendah khusus bagi
penghuni.
4. Syarat ketersediaan fasilitas pelayanan sosial. Fasilitas pelayanan sosial yang
disyaratkan dalam Neighborhood Unit formula Clarence Perry adalah fasilitas
pelayanan sosial yang melayani kebutuhan harian. Suatu fasilitas pelayanan
sebagai elemen fungsional neighborhood dapat berperan jika memiliki jarak
layanan yang mudah dicapai dengan berjalan kaki, di mana daya jangkau jarak
layanan efektif setiap fasilitas pelayanan sosial akan mempengaruhi ukuran
besaran neighborhood. Diharapkan fasilitas sosial ini menjadi media
terjadinya kontak langsung antara penghuni dalam frekuensi yang tinggi yaitu
frekuensi harian. Fasilitas pelayanan tersebut antara lain adalah : Sekolah
tingkat dasar, warung atau toko, tempat peribadatan, balai pengobatan, balai
lingkungan dan kantor pemerintahan lokal.
Konsep Neighborhood Unit dapat dijadikan landasan bagi banyak
komuniti permukiman, di mana terlalu ditekankan sebagai sebuah gagasan fisik
dan agak dilebih-lebihkan sebagai fakta sosial (Spreiregen, 1965; dalam Rivai A.,
1991:34). Dapat disimpulkan bahwa neighborhood merupakan unit fisik sekaligus
unit sosial. Parameter pengikat untuk menjamin kesatuan unit fisik dan unit sosial
adalah besaran (size) dan fasilitas pelayanan sosial yang melayani kebutuhan
harian. Parameter besaran neighborhood diturunkan dari ukuran efisiensi jarak
tempuh pejalan kaki antara rumah dengan fasilitas pelayanan.
17
Spreiregen menganggap ini tidak tepat karena betapapun lengkapnya
pelayanan suatu lingkungan, setiap orang memiliki dunia pribadi mereka sendiri,
di mana terdapat suatu jaringan individu yang menyangkut tempat-tempat pribadi
dan adanya jalan-jalan di kota yang akan jauh melintasi batas fisik permukiman
mereka.. Dengan demikian, Spreiregen sependapat dengan Perry bahwa dalam hal
perencanaan pemukiman, maka harus mempertimbangkan kebutuhan sosial
penghuninya. Ia menyatakan bahwa pada dasarnya keberadaan pemukiman harus
memberikan kenyamanan dan jaminan sejauh mana permukiman tersebut dapat
membantu kelancaran aktivitas kehidupan setiap penghuninya.
2.2 Tinjauan Mengenai Fasilitas Sosial
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dinilai sebagai sarana untuk mencapai
tujuan tertentu untuk pemenuhan kebutuhan tertentu (Mitchell,1969, dalam Rivai
A, 1991:30). Dalam pengertian lain jika dikaitkan dengan pemukiman, maka
fasilitas adalah suatu aktivitas atau materi yang berfungsi melayani kebutuhan
individu atau kelompok individu dalam suatu lingkungan kehidupan. Secara
sistematis aktivitas atau materi tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok utama
yaitu faslitas sosial dan fasilitas fisik. Meskipun berbeda, namun kedua fasilitas
tersebut memiliki satu ikatan satu sama lain. Fasilitas sosial dapat diartikan
sebagai bentuk pelayanan kebutuhan masyarakat yang bersifat memberikan
kepuasan sosial, mental dan spiritual, yang antara lain terdiri atas fasilitas
Puskesmas 1400 30000Sumber: Standar Perencanaan Kebutuhan Sarana Kota : Soefaat, Neighborhood Planning
2.3.2.4 Fasilitas Peribadatan
Fungsi utama dari fasilitas peribadatan ini adalah sebagai tempat ibadat
bagi masing-masing pemeluk agamanya. Jenis, macam dan besaran dari sarana
peribadatan ini sangat tergantung pada kondisi setempat. Jenis sarana peribadatan
sangat tergantung pada kondisi setempat dengan memperhatikan struktur
penduduk menurut agama yang dianut dan tata cara atau pola masyarakat
setempat dalam menjalankan ibadah agamanya. Untuk mendapatkan hasil
perencanaan yang sesuai maka perlu dilakukan survei setempat tentang struktur
penduduk menurut umur, jenis kelamin, serta agama yang dianut
Standar umum yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut :
- Luas lantai per jamaah : 1,2 m2
32
- Luas tanah bruto per jamaah adalah tergantung pada peraturan bangunan
setempat
Besaran dan standar yang dapat dipakai dalam penentuan kebutuhan
sarana-sarana ini dapat dilihat pada Tabel II.5.
Tabel II.5 Standar Fasilitas Peribadatan Berdasarkan Luasan Fasilitas
Klasifikasi Fasilitas
Macam Fasilitas Luas Tiap Unit (M2) Standar Pelayanan
Langgar 600 1.2 m2/orangMesjid Warga - 1.2 m2/orangMesjid Lingkungan (Kelurahan)
- 1.2 m2/orang
Mesjid Kecamatan - 120000 orang
Peribadatan
Sarana ibadah agama lain
Tergantung sistem hierarki lembaga
Sumber: Standar Perencanaan Kebutuhan Sarana Kota : Soefaat, Neighborhood Planning
2.3.2.5 Fasilitas Ruang Terbuka dan Olahraga
Fasilitas-fasilitas ini memiliki fungsi utama sebagai lapangan olah raga,
tempat bermain anak-anak, serta taman. Disamping itu fasilitas ini berfungsi
memberikan kesegaran pada kota berupa udara segar maupun cahaya. Tempat ini
berfungsi juga untuk menetralisir polusi udara sebagai paru-paru kota. Ruang
terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan yang mempunyai arti
sebagai suatu lansekap, taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban.
Peran dan fungsi ruang terbuka hijau (RTH) ditetapkan dalam instruksi
Mendagri No.4 Tahun 1988, yang menyatakan RTH yang populasinya didominasi
oleh penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemanfaatan
dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan
penyangga kehidupan wilayah perkotaan. Penggolongan fasilitas ruang terbuka
hijau di lingkungan perumahan berdasarkan kapasitas pelayanannya terhadap
sejumlah penduduk.
Standar umum yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut :
- Luas : 0.1 m2 per orang untuk taman lingkungan dan taman bermain
(cluster) setiap standar pelayanan 250 orang
33
- Luas : 0.4 m2 per orang untuk taman umum dan taman bermain setiap
standar pelayanan 2500 orang
Mengingat pentingnya fungsi dari fasilitas ini, fasilitas-fasilitas tersebut
harus benar-benar dijaga seperti yang seharusnya, baik dalam besarannya maupun
kondisinya. Untuk mengetahui besaran tersebut lihat pada tabel II.6
Tabel II.6 Kebutuhan Sarana Olah-raga dan Ruang Terbuka
Berdasarkan Besaran Penduduk
Jenis Fasilitas Macam Fasilitas Luas Tiap Unit (M2)
Standar Pelayanan
Taman lingkungan + tempat bermain
0.1 m2/orang 250
Taman Umum + tempat bermain
0.4 m2/orang 2500
Lapangan Basket 900 Lapangan Volli 600 Lapangan Tenis 1200 Lapangan Badminton (GOR) 1250 Lapangan Sepakbola 5000
2500
Ruang Terbuka dan Lapangan Olahraga
Fasilitas Kolam Renang 4000 30000Sumber: Standar Perencanaan Kebutuhan Sarana Kota : Soefaat, Neighborhood Planning
2.4 Konsep Healthy Neighborhood Planning
Perencanaan lingkungan yang sehat menjadi isu penting yang harus
dilakukan. Sasaran kebijakan untuk mengidentifikasikan lingkungan yang sehat
menurut Hugh.Barton mencakup empat hal, yaitu berdasarkan aspek perumahan,
fasilitas lingkungan perumahan, pergerakan dan ruang terbuka. Strategi
perencanaan lingkungan yang sehat (Hugh Barton, 2000) dapat diidentifikasi ke
dalam 11 faktor, yaitu :
1. Kualitas Jaringan ruang terbuka.
2. Pedestrian dan jaringan jalan.
3. Keamanan.
4. Aksesibilitas.
5. Pengendalian mobil dan dukungan terhadap transportasi umum
6. Pekerjaan Lokal.
7. Pengembangan Komunitas.
34
8. Strategi Perairan.
9. Strategi terhadap energi dan sumberdaya lainnya.
10. Ekosistem Global
11. Perencanaan ruang yang terintegrasi.
Ikhtisar kebijakan yang diperlukan dalam menciptakan lingkungan yang
sehat dapat dilihat pada Tabel II.7.
Tabel II.7 Isu dan Sasaran Hasil Kebijakan dalam Perencanaan Lingkungan
Perumahan yang Sehat Area Kebijakan
Isu Penting
Perumahan
Fasilitas Lokal
Pergerakan
Ruang Terbuka
Kualitas Udara
• Penggunaan energi yang efisien dalam perumahan
• Material yang tidak beracun
• Penempatan fasilitas
• Penempatan lokasi pedestrian yang nyaman
• Mengurangi penggunaan mobil
• Mengurangi penetrasi kendaran besar (truk) di lingkungan perumahan dan mengurangi melewati jalur langsung
• Desain iklim ruang yang sehat
• Meningkatkan perlindungan pohon
Pedestrian dan Jaringan Jalan
• Lingkungan Pemukiman yang sehat
• Fasilitas lokal yang mudah terjangkau dengan berjalan maupun berjalan kaki
• Jalur pedestrian yang aman dan nyaman dan jalur memutar
• Rekreasi jalur hijau
• Tempat bermain dan lahan bermain
Keamanan • Kejelasan desain dan kepemilikan antara ruang privat dan ruang milik publik
• Fasilitas lokal yang mudah diakses yang dekat dengan jalan
• Lalu lintas tenang • Desain untuk
pengawasan jalan setapak dan trotoar
• Jarak penglihatan baik antar ruang terbuka yang berseberangan
Aksesibilitas
• Pengembangan secara tertutup transportasi umum dan pelayanan lokal
• Angka kepadatan • Melarang
pembangunan rumah di area yang tidak aksesible
• Penempatan fasilitas pelayanan dekat dengan area perumahan
• Menempatkan kenyamanan pedestrians dan akses terhadap transportasi umum
• Pedestrian yang mudah di akses and lingkungan yang memutar
• Perencanaan yang mendukung penggunaan transportasi umum
• Menyediakan akses ruang terbuka untuk segala aktivitas
Perlindungan dan Pengendalian
• Good range of housing tenure, size and price in every neighbourhood
• Penggunaan energi yang efisien dalam perumahan
• Bangunan yang dapat digunakan baik untuk sosial maupun komersial
• Murah dalam pengoperasian dan efisiensi pengguanaan energi
• Pemberhentian Bus • Shelter belts
35
Area Kebijakan
Isu Penting
Perumahan
Fasilitas Lokal
Pergerakan
Ruang Terbuka
Pekerjaan • Mendukung tempat tinggal dipergunakan sebagai tempat bekerja
• Menciptakan lokasi yang aksesibel oleh trasportasi umum
• Membantu pertumbuhan ekonomi lokal
• Pelayanan transporatasi umum yang baik ke semua pusat
• Strategi pelayanan jaringan jalan lokal
• Mendorong produktivitas lahan terbuka
Komunitas • Mendukung aksi peran aktif penghuni
• Desain area pemukiman
• Mendukung kepemilikan rumah bersama
• Membantu perkembangan pelayanan lokal dan pekerjaan
• Pedestrian dan jaringan jalan yang dapat dengan mudah dilalui dalam lingkungan
• Keamanan jalan • Desain casual
gatherings
• Taman, area bermain, taman beramain dan menyediakan tempat pertemuan
Air dan Biodiversity
• Meningkatkan autonomi air
• Penyediaan sarana air limbah dan mengisi ulang air tanah
• Memelihara dan menjaga habitat
• Meningkatakan tingkat kecukupan air
• Pembuangan limbah lokal dan pengisian ulang air tanah
• Memelihara dan menjaga habitat
• Menjamin ketersediaan drainase jalan yang bersih, dan pengisian air tanah
• Mengurangi penggunaan kendaraan
• Struktur ruang terbuka mengelilingi sumber air untuk menjaga habitat and konservasi air
• Menciptakan habitat margasatwa
Sumberdaya Alam dan Mineral
• Pembangunan menggunakan sistem daur ulang dan menciptakan material baru
• Perlindungan terhadap permukaan tanah
• Encourage residential composting
• Pembangunan menggunakan sistem daur ulang dan menciptakan material baru
• Konstruksi jalan lebih sedikit
• Menggunakan fasilitas lokal untuk mendaur ulang organik
Ekosistem Global
• Energi rendah dalam penggunaan
• Energi rendah dalam penggunaan
• Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
• Mengurangi kecepatan angin dengan melakukan penanaman
• Meningkatkan campuran karbon
Sumber: Healthy Urban Planning, Chapter 5, hal 124-125
36
Ada 3 (tiga) prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam menciptakan
lingkungan yang sehat yaitu:
• Sosial: peningkatan kualitas hidup, terutama bagi orang-orang yang
mobilitasnya rendah melalui peningkatan terhadap peluang lokal, pilihan
dan kenyamanan, melalui penciptaan identitas lokal serta membangun
jaringan komunitas
• Lingkungan: menjaga keberlanjutan ekologi di lingkungan melalui
meminimalisasi penggunaan sumberdaya yang tidak terbarukan dan
meminimalkan tingkat polusi dan limbah yang dapat merusak lingkungan
baik pada tingkat lokal, regional maupun lingkungan global.
• Ekonomi: kelayakan dan solusi keberlanjutan pembiayaan yang dapat
mendukung kegiatan manusia yang menempati lingkungan tersebut
Keterkaitan yang baik antara perumahan dengan fasilitas pekerjaan lokal,
perdagangan, pendidikan, dan kesehatan adalah penting untuk menciptakan
lingkungan pemukiman yang sehat. Hal ini berarti bahwa orang akan
mendapatkan kemudahan dalam mempergunakan fasilitas lokal meskipun tanpa
mempergunakan kendaraan. Ini berarti bahwa proporsi perjalanan lebih besar
mempergunakan sepeda atau berjalan kaki dibandingkan mempergunakan
kendaraan.
Kesulitan yang dihadapi tingginya penggunaan kendaraan serta tingginya
kepadatan penduduk yang dapat mengurangi keindahan dan kelangsungan hidup
dari pelayanan lokal. Kecenderungan tidak sehat ini selalu diutarakan oleh para
perencana sebagai masalah yang harus segera diselesaikan. Lokalisasi seharusnya
direncanakan untuk membantu perkembangan dan kelangsungan hidup fasilitas
lokal dengan menjamin ketersediaan akses yang baik dengan berjalan kaki
maupun dengan bersepeda.
Berikut ditampilkan kebijakan lingkungan berkaitan dengan jarak sehat
(Hugh.Barton, 2000) yang dijangkau penghuni terhadap keberadaan fasilitas lokal.
37
Gambar 2.1
Healthy Policy
Sumber: Healthy Urban Planning, Chapter 5, hal 133
Berkaitan dengan perencanaan lingkungan yang sehat (Hugh Barton,2000)
dalam hubungannya dengan perencanaan fasilitas lokal maka hal-hal yang terkait
di dalamnya yang harus dipenuhi mencakup:
• Jarak yang sehat dalam memperoleh kesempatan bekerja terutama untuk
kelompok masyarakat seperti orang yang memiliki kemampuan pemasaran
rendah, mobilitas rendah, orangtua tunggal, dan orang muda; di mana
kelompok ini mudah terserang masalah kesehatan, kemiskinan dan
pengangguran
• Akses terhadap pelayanan adalah faktor penting untuk meningkatkan
kesehatan dan membantu orang yang tidak memiliki kendaraan
100 200
1000
300
400
600
800
1500
2000
5000
THE HOME
38
• Meningkatkan intensitas berjalan kaki dan bersepeda dalam melakukan
perjalanan yang baik untuk kesehatan.
• Mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan melalui dukungan
kebijakan di tempat tersebut berkaitan dengan menciptakan lalulintas yang
tenang dan mengurangi polusi.
• Banyaknya orang di jalan dan di fasilitas dapat membantu perkembangan
komunitas lokal dan menciptakan lingkungan yang aman untuk anak-anak.
Tabel II.8 Arahan Kebijakan Jarak Sehat Penghuni terhadap Keberadaan
Fasilitas Lingkungan (Hugh. Barton)
Klasifikasi Fasilitas Jarak Sehat (M)
Taman + tempat bermain 100-200 Taman komunitas (Umum) 200-400 Ruang Terbuka (Open Space) 800-1000 Lapangan Olahraga 800-1000 Taman kanak-kanak 400-600 Sekolah Dasar 400-600 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 1000-1500 Sekolah Menengah Atas 1000-1500 Pertokoan lokal 400-800 Pusat Kesehatan 800-1000 Pusat Leisure 1500-2000