Top Banner
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang berbeda, pertambahan berat badan tiap minggu yang cepat serta memiliki besar konsumsi pakan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya berat badan. Broiler merupakan ayam yang dikhususkan untuk produksi daging. Maka dari itu, pertumbuhanya akan sangat cepat yakni dalam kurun waktu 6 7 minggu ayam akan tumbuh 40 50 kali dari bobot awalnya dan pada minggu-minggu terakhir tumbuh sebanyak 50 70 gram per hari. Ciri dari ayam broiler ini adalah ukuran badan relatif besar, padat, kompak, dan berdaging penuh. Jumlah telur sedikit, bergerak lambat, tenang, dan lebih lambat mengalami dewasa kelamin (Amrullah, 2004). Tujuan pemeliharaan ayam broiler adalah bagaimana daging dapat dihasilkan dengan waktu yang singkat tetapi dengan bobot yang maksimal. Sesuai dengan tujuan produksi ayam broiler, maka nutrisi merupakan salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan. Intinya bagaimana agar nutrisi pada pakan ternak ayam broiler terpenuhi. 2.2. Pakan Ternak Dalam pemeliharaan ayam broiler biaya pemberian pakan ternak dapat mencapai 70% -80% dari total biaya produksi. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu sumber energi, protein dan mineral. Bahan-bahan makanan yang biasa dipergunakan dalam ransum atau pakan unggas di Indonesia adalah (1) jagung kuning; (2) dedak halus; (3) bungkil kelapa; (4) bungkil kacang tanah; (5) bungkil kacang kedelai; (6) tepung ikan; (7) bahan-bahan makanan berupa butir-butiran atau kacang- kacangan, hasil pertanian lainnya, dan daun-daunan sebangsa leguminosa (Asfar, 2014). Pada penelitian ini terdapat pilihan bahan pakan ayam broiler sebanyak 50 yang ditunjukkan pada Tabel 2.1.
13

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

Apr 17, 2019

Download

Documents

dangthuy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Ayam Broiler

Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang

berbeda, pertambahan berat badan tiap minggu yang cepat serta memiliki besar

konsumsi pakan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya berat badan.

Broiler merupakan ayam yang dikhususkan untuk produksi daging. Maka dari itu,

pertumbuhanya akan sangat cepat yakni dalam kurun waktu 6 – 7 minggu ayam

akan tumbuh 40 – 50 kali dari bobot awalnya dan pada minggu-minggu terakhir

tumbuh sebanyak 50 – 70 gram per hari. Ciri dari ayam broiler ini adalah ukuran

badan relatif besar, padat, kompak, dan berdaging penuh. Jumlah telur sedikit,

bergerak lambat, tenang, dan lebih lambat mengalami dewasa kelamin (Amrullah,

2004).

Tujuan pemeliharaan ayam broiler adalah bagaimana daging dapat

dihasilkan dengan waktu yang singkat tetapi dengan bobot yang maksimal. Sesuai

dengan tujuan produksi ayam broiler, maka nutrisi merupakan salah satu hal

terpenting yang harus diperhatikan. Intinya bagaimana agar nutrisi pada pakan

ternak ayam broiler terpenuhi.

2.2. Pakan Ternak

Dalam pemeliharaan ayam broiler biaya pemberian pakan ternak dapat

mencapai 70% -80% dari total biaya produksi. Pakan yang diberikan harus

memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu sumber energi,

protein dan mineral. Bahan-bahan makanan yang biasa dipergunakan dalam

ransum atau pakan unggas di Indonesia adalah (1) jagung kuning; (2) dedak halus;

(3) bungkil kelapa; (4) bungkil kacang tanah; (5) bungkil kacang kedelai; (6)

tepung ikan; (7) bahan-bahan makanan berupa butir-butiran atau kacang-

kacangan, hasil pertanian lainnya, dan daun-daunan sebangsa leguminosa (Asfar,

2014). Pada penelitian ini terdapat pilihan bahan pakan ayam broiler sebanyak 50

yang ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

8

Tabel 2.1. Daftar Bahan Pakan Dan Kandungan Nutrisi Ayam Broiler

No. Bahan Pakan Em PK SK Ca P

Kkal % % % %

1 Ampas Tahu 0 18.7 14.53 0.32 0.45

2 Bekatul 1630 12.2 10.1 0.3 0.21

3 Beras Pecah Kulit 2660 8 9 0.09 0.08

4 Biji Sorgum 3250 10 2 0.41 2.13

5 Bungkil Biji Karet 2159 24.2 9.8 0.11 0.23

6 Bungkil Kacang

Tanah 2200 42 17 0.21 0.25

7 Bungkil Kedele 2240 43.7 6 0.29 0.65

8 Bungkil Kelapa 2200 18.5 15 0.2 0.57

9 Bungkil Wijen 1910 45.1 5 2 0.3

10 Daun Bambu 0 4.24 27.2 2.31 3.42

11 Daun Kelapa 0 7.23 3.6 1.67 3.56

12 Daun Pisang 0 5.79 34.05 2.54 1.56

13 Daun Ubi Jalar 0 14.32 11.7 3.1 2.3

14 Dedek Jagung Halus 2950 7.54 0.58 0.51 0.15

15 Dedek Jagung Kasar 2850 10.82 4.3 0.58 0.15

16 Gandum 2980 10.7 2.1 0.43 0.23

17 Gaplek 2970 1.5 0.9 0.18 0.09

18 Garam 0 0 0 0 0

19 Gula 3350 0 0 0 0

20 Ikan Kering 0 44.38 6.4 3.74 2.43

21 Isi Rumen

Terhidrolisis 2000 16.2 25.4 0.38 0.55

22 Jagung Kuning 3370 8.6 2 0.09 0.37

23 Jerami Padi 0 6 34.2 0.21 0.08

24 Kacang Buncis 2330 23.5 4.5 0.13 0.2

25 Kacang Hijau 2220 21.3 4.5 0.17 0.08

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

9

No. Bahan Pakan Em PK SK Ca P

Kkal % % % %

26 Kacang Kapri 2200 22 6 0.15 0.12

27 Kangkung Kering 0 5 30 0 0

28 Konsentrat Broiler 2800 41 5 2.5 1.5

29 Konsentrat Layer 2500 32 6 3.4 2.1

30 Meat Bone Meal 2190 52 2.8 10 5.1

31 Menir 3390 8.9 3 0.14 0.4

32 Menir Kedelai 2100 38.76 2.32 0 0

33 Minyak Ikan 8450 0 0 0.04 0.23

34 Minyak Kelapa 8600 0 0 0.02 0.15

35 Minyak Tumbuhan 8950 0 0 0.02 0.15

36 Onggok 0 3.7 1.3 0.31 0.15

37 Pelepah Daun Pisang 0 4.37 17.07 2.45 1.54

38 Pollard 1300 16.5 10 0.14 0.32

39 Promix 0 23 23 1.56 0.3

40 Ragi Bir 1850 35 3 0.13 0.5

41 Ragi Torula 1850 48 2 0.57 0.5

42 Rumput Gajah 0 9.1 33.1 0.7 0.38

43 Tepung Bulu 2310 85 1.5 0.32 0.32

44 Tepung Daging 2957 57 2.1 0.3 0.1

45 Tepung Daun Alfafa 1630 20 22 1.7 0.27

46 Tepung Ikan Impor 2830 65 1 4 2.6

47 Tepung Ikan Lokal 2640 50 1 2 1.5

48 Tepung Tulang 818 12 0 26 13.5

49 Tetes Bit 1980 6.5 3.7 0.16 0.2

50 Tetes Tebu 1960 3 3.9 0.9 0.1

(Sumber by peternak lokal dan dinas peternakan jawa timur)

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

10

Istilah “ayam broiler” merupakan sebutan pada ayam potong yang

menghasilkan daging dalam jumlah banyak. Ayam boiler sepanjang hidupnya

memiliki masa hidup cukup singkat, pertumbuhannnya tergantung pada makanan.

Bila makanan yang diberikan baik (kualitas maupun kuantitas) maka akan

menghasilkan hasil yang baik. Perlakuan peternak dalam cara memelihara ayam

dan pemberian pakan (ransum) akan mencerminkan hasil akhir pada ayam boiler

(Amrullah, 2004).

Pertumbuhan ayam boiler hingga ukuran tertentu sejalan dengan jumlah

ransum yang dikomsumsinya. Ayam broiler merupakan ayam broiler yang

mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 – 5 minggu. Selanjutnya dijelaskan

bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam

kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan ayam broiler

tersebut didukung oleh sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi

makanan, temperatur lingkungan, dan pemeliharaan. Pada umumnya di Indonasia

ayam broiler sudah dipasarkan pada umur 5- 6 minggu dengan berat 1,3 – 1,6 kg

walaupun laju pertumbuhannya belum maksimum, karena ayam broiler yang

sudah berat sulit dijual. Ayam boiler menghasilkan daging dengan jumlah banyak.

Bagian-bagian tubuh ayam boiler tidak sama rasanya satu dengan lain. Bagian

punggung memiliki lebih banyak tulang. Bagian betis lebih keras karena lebih

berotot. Sebaliknya, bagian dada lebih lunak dan sedikit mengandung lemak.

Daging ayam boiler yang dihasilkan ukurannya tergantung pada umur ayam saat

dipasarkan dan jumlah makanan yang diberikan kepada ayam boiler. Karkas yang

dipasarkan sekarang dijual dalam bentuk utuh maupun dalam bentuk potongan-

potongan komersial. Karkas yang berukuran 0,8 – 1,0 kg umumnya dipasarkan

utuh, sedangkan karkas berukuran lebih dari 1 kg lebih suka didapat dalam bentuk

irisan komersial.

2.3. Kebutuhan Nutrisi

Menurut Anggorodi (1985) nutrisi yang harus ada dalam ransum antara

lain (Asfar, 2014) :

a. Energi

Energi (EM) adalah sumber tenaga untuk aktivitas dan proses produksi dalam

tubuh ternak. Ayam tidak mampu mencerna selulosa, hemiselulosa atau lignin.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

11

Suprijatna et al, menyatakan penentuan kebutuhan energi pada ternak unggas

menggunakan nilai energi metabolis. Nilai energi metabolis ini sudah memenuhi

kebutuhan energi untuk hidup pokok, pertumbuhan dan produksi. Rasyaf

menyatakan standar energi ransum ayam broiler untuk periode starter adalah

2800-3200 kkal/kg dan untuk periode akhir atau finisher energi metabolisme

sebesar 2800-3300 kkal/kg. Apabila ternak kekurangan energi, maka cadangan

energi dalam tubuh akan digunakan.

b. Protein

Protein adalah persenyawaan organik yang mengandung unsur-unsur karbon,

hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Siregar dan Sabrani menyatakan bahwa fungsi

dari protein adalah untuk memproduksi enzim-enzim tertentu, hormon, dan

antibodi. Rasyaf menyatakan bahwa standar protein untuk periode starter adalah

18-23 % dan periode finisher adalah 18-22%. Ayam yang lebih tua membutuhkan

protein yang lebih rendah dibandingkan dengan ayam yang muda.

c. Serat kasar

Sesuai dengan analisis proksimat, karbohidrat dibagi menjadi dua komponen

yaitu serat kasar (SK) dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Siregar yang menyatakan

bahwa penggunaan serat kasar dalam ransum ayam adalah sebesar 5%. Anggorodi

menambahkan bahwa kesanggupan ternak dalam mencerna serat kasar tergantung

dari jenis alat pencernaan yang dimiliki oleh ternak tersebut dan tergantung pula

dari mikroorganisme yang terdapat dalam alat pencernaan.

d. Mineral

Ransum ternak unggas perlu mengandung kalsium (Ca) dan fosfor (P).

Menurut Wahju ransum ternak unggas perlu mengandung mineral dalam jumlah

yang cukup terutama kalsium dan fosfor, karena 70%-80% mineral tubuh terdiri

dari kalsium dan fosfor. Kalsium dan fosfor berfungsi di dalam pembentukan

tulang, komponen asam nukleat, keseimbangan asam-basa, koordinasi otot,

metabolisme jaringan syaraf, dan terlibat dalam metabolisme karbohidrat, lemak

dan protein. Dijelaskan lebih lanjut bahwa kebutuhan anak ayam (starter) akan

kalsium (Ca) adalah 1% dan ayam sedang tumbuh adalah 0,6%, sedangkan

kebutuhan ayam akan fosfor (P) bervariasi dari 0,2-0,45%.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

12

Pada penelitian ini nutrisi yang digunakan meliputi energi EM, Protein Kering

PK, Serat Kasar SK, Kalsium Ca dan fosfor P. Kebutuhan nutrisi ayam broiler

fase starter dan finisher.

2.4. Ransum

Menurut Rasyaf ransum adalah campuran bahan-bahan pakan untuk

memenuhi kebutuhan zat-zat pakan yang seimbang dan tepat. Seimbang dan tepat

berarti zat makanan itu tidak berlebihan dan tidak kurang. Ransum yang

diberikan haruslah mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan

mineral. Tujuan utama pemberian ransum kepada ayam untuk menjamin

pertambahan berat badan yang paling ekonomis selama pertumbuhan (Asfar,

2014).

Tabel 2.2. Kebutuhan Nutrisi Ayam Broiler

Kode

Unggas

Jenis

Unggas

Periode

Umur

EM PK SK Ca P

Kkal % % % %

1 Ayam

Broiler

Starter

(0 - 3 mg) 3000 23 5 1 0.5

2 Ayam

Broiler

Finisher

(3 – 6 mg) 3100 20 5 1 0.8

(Sumber by Peternakan UMM)

Tujuan pemberian ransum pada ayam adalah untuk memenuhi kebutuhan

hidup pokok dan berproduksi. Untuk produksi maksimum dilakukan dalam

jumlah cukup, baik kualitas maupun kuantitas. Ransum broiler harus seimbang

antara kandungan protein dengan energi dalam ransum. Disamping itu kebutuhan

vitamin dan mineral juga harus diperhatikan. Fadilah menyatakan bahwa

pemberian ransum berbentuk tepung pada periode starter, butiran pecah pada

periode finisher dan terkadang diberikan ransum yang berbentuk pellet (Asfar,

2014).

Ransum untuk ayam broiler dibedakan menjadi dua yaitu ransum untuk

periode starter dan ransum untuk periode finisher. Pemberian ransum bertujuan

menjamin pertambahan bobot badan dan produksi daging. Jenis bahan ransum dan

kandungan gizinya harus diketahui untuk mendapatkan formula ransum yang

tepat. Menurut Alamsyah pemberian ransum pada ternak disesuaikan dengan

umur, kesukaan terhadap ransum, dan jenis ransum (Asfar, 2014).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

13

Tabel 2.3. Kemampuan Ayam Broiler Mengkonsumsi Pakan

NO. Fase Ayam Kemampuan / hari

1 Starter ( 0 - 3 mg ) 44 gr

2 Finisher ( 3 - 6 mg ) 162 gr

(Sumber by New Lohmann)

2.5. Algoritma Genetika

Algoritma Genetika merupakan metode pencarian yang dilakukan

sekaligus atas sejumlah solusi yang mungkin dan dikenal dengan istilah populasi.

Individu yang terdapat di dalam satu populasi disebut dengan istilah kromosom.

Kromosom ini merupakan suatu solusi yang masih berbentuk simbol.

Populasi awal dibangun secara acak, sedangkan populasi berikutnya merupakan

hasil evolusi kromosom-kromosom melalui iterasi yang disebut dengan istilah

generasi. Pada setiap generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan

menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu

kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut

(Kusumadewi, 2004).

Goldberg mengemukakan bahwa AG mempunyai karakteristik-

karakteristik yang perlu diketahui, sehingga dapat terbedakan dari prosedur

pencarian atau optimasi yang lain, yaitu (Indrianingsih, 2010) :

1) AG bekerja dengan pengkodekan dari set solusi permasalahan berdasarkan

parameter yang telah ditetapkan dan bukan parameter itu sendiri.

2) AG melakukan pencarian pada sebuah populasi dari sejumlah individu-

individu yang merupakan solusi permasalahan bukan hanya dari sebuah

individu.

3) AG merupakan informasi fungsi obyektif (fitnesss), sebagai cara untuk

mengevaluasi individu individu yang mempunyai solusi terbaik, bukan

turunan dari suatu fungsi.

4) AG menggunakan aturan-aturan transisi peluang, bukan aturan-aturan

deterministik.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

14

Ya

Tidak

Bangkitkan

populasi awal

Evaluasi

fungsi

tujuan

Individu-

individu

terbaik

Seleksi

Rekombinasi

Mutasi

mulai

apakah kriteria

optimasi tercapai?

hasil

Variabel dan parameter yang digunakan pada AG adalah (Indrianingsih, 2010):

1) Fungsi fitness (fungsi tujuan) yang dimiliki oleh masing-masing individu

untuk menentukan tingkat kesesuaian individu tersebut dengan kriteria yang

ingin dicapai.

2) Populasi jumlah individu yang dilibatkan pada setiap generasi.

3) Probabilitas terjadinya persilangan (crossover) pada suatu generasi.

4) Probabilitas terjadinya mutasi pada setiap individu.

5) Jumlah generasi yang akan dibentuk yang menentukan lama penerapan AG.

Gambar 2.1. Diagram Alir Algoritma Genetika

2.6. Stuktur Algoritma Genetika

Dalam penerapan Algoritma Genetika solusi dari suatu masalah harus

dipetakan (encoding) menjadi string kromosom. String kromosom ini tersusun

atas sejumlah gen yang menggambarkan variabel-variabel keputusan yang

digunakan dalam solusi. Representasi string kromosom beserta fungsi fitness

untuk menilai seberapa bagus sebuah kromosom (untuk menjadi solusi yang

layak) dimasukkan ke algoritma genetika. Dalam banyak kasus, bagaimana

merepresentasikan sebuah solusi menjadi kromosom sangat menentukan kualitas

dari solusi yang dihasilkan (Firdaus, 2013).

Dengan menirukan proses genetika dan seleksi alami maka Algoritma

Genetika akan menghasilkan kromosom „terbaik‟ setelah melewati sekian

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

15

generasi. Kromosom „terbaik‟ ini harus diuraikan (decoding) menjadi sebuah

solusi yang diharapkan mendekati optimum (Firdaus, 2013).

Proses dalam GA diawali dengan inisialisasi, yaitu menciptakan individu-

individu secara acak yang memiliki susunan gen (kromosom) tertentu. Kromosom

ini mewakili solusi dari permasalahan yang akan dipecahkan. Reproduksi

dilakukan untuk menghasilkan keturunan (offspring) dari individu-individu yang

ada di populasi. Reproduksi dilakukan dengan cara crossover dan mutasi.

Banyaknya offspring hasil crossover ditentukan oleh besarnya crossover rate

(pc), dijelaskan pada Persamaan 2.1. (Firdaus, 2013).

Offspring crossover =pc × jumlah populasi (2.1)

Sedangkan jumlah offspring hasil mutasi ditentukan oleh besarnya mutation rate

(Pm), dijelaskan pada Persamaan 2.2.

Offspring mutasi = pm × jumlah populasi (2.2)

Evaluasi digunakan untuk menghitung kebugaran (fitness) setiap kromosom.

Semakin besar fitness maka semakin baik kromosom tersebut untuk dijadikan

calon solusi. Seleksi dilakukan untuk memilih individu dari himpunan populasi

dan offspring yang dipertahankan hidup pada generasi berikutnya. Fungsi

probabilistis digunakan untuk memilih individu yang dipertahankan hidup.

Individu yang lebih baik (mempunyai nilai kebugaran/fitness lebih besar)

mempunyai peluang lebih besar untuk terpilih (Firdaus, 2013).

Fitness (f(x)) ditentukan berdasarkan studi kasus yang sedang dikerjakan

dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada. Pada kasus dalam pencarian nilai

maksimum, nilai fitness bisa dihitung langsung dengan rumus fitness pencarian

nilai maksimum seperti pada persamaan 2-5 (Firdaus, 2013) :

Fitness = f(x) -5) (2.3)

Selain pencarian nilai maksimum, fitness juga digunakan dalam pencarian nilai

minimum. Pada kasus pencarian nilai minimum, nilai fitness bisa dihitung dengan

salah satu dari dua rumus fitness pencarian nilai minimum seperti pada persamaan

2-6 (Firdaus, 2013) :

Fitness = C - f(x)

Fitness = 1 / (f(x)) (2.4)

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

16

Setelah melewati sekian iterasi (generasi) akan didapatkan individu

terbaik. Individu terbaik ini mempunyai susunan kromosom yang bisa dikonversi

menjadi solusi yang terbaik (paling tidak mendekati optimum). Dari sini bisa

disimpulkan bahwa Algoritma Genetika menghasilkan suatu solusi optimum

dengan melakukan pencarian di antara sejumlah alternatif titik optimum

berdasarkan fungsi probabilitas (Firdaus, 2013).

2.7. Pengkodean

Pengkodean adalah suatu teknik untuk menyatakan populasi awal sebagai

calon solusi untuk masalah dalam kromosom sebagai kunci pokok persoalan AG.

Ada beberapa pengkodean yaitu (Indrianingsih, 2010) :

1. Pengkodean biner, memberikan banyak kemungkinan untuk kromosom

walaupun dengan jumlah nilai-nilai yang mungkin terjadi pada suatu gen.

Contoh 1000111, 1000101, 1000100 dan seterusnya.

2. Pengkodean bilangan riil, suatu pengkodean bilangan dalam bentuk riil.

masalah optimasi lebih tepat dengan pengkodean ini. Contoh 65.2, 25.8, 46.3

dan seterusnya.

3. Pengkodean bilangan bulat atau integer, sesuai untuk masalah optimasi

kombinasi. Contoh: 29, 18, 21, 9 dan seterusnya.

Pengkodean srtuktur data, menggunakan model struktur data. Biasanya untuk

perancangan robot.

2.8. Metode pindah silang (crossover) one-cut-point

Didalam Algoritma Genetika proses reproduksi terdiri dari crossover dan

mutasi. Proses crossover digunakan untuk membangkitkan solusi baru. Pada

crossover harus ditentukan crossover rate (Pc) untuk menyatakan rasio offspring

yang dihasilkan proses crossover terhadap ukuran populasi sehingga akan

dihasilkan offspring sebanyak Pc x popsize. Terdapat banyak metode yang dapat

digunakan dalam proses crossover, salah satunya yaitu metode one-cut-point

dimana yang secara acak memilih satu titik potong dan menukarkan bagian kanan

dari tiap induk untuk menghasilkan offspring. Misalkan yang terpilih sebagai

induk adalah P6 dan P2. Titik potong (cut point) adalah titik 2. Maka akan

dihasilkan dua offspring (C1 dan C2) seperti Gambar 2.2.(Firdaus, 2013) :

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

17

Gambar 2.2. Metode One-Cut Point

2.9. Metode Reciprocal Exchange Mutation

Proses reproduksi selanjutnya yaitu mutasi. Mutasi digunakan untuk

menjaga keragaman populasi. Pada proses mutasi juga harus menentukan nilai

mutation rate (Pm) untuk menyatakan rasio offspring yang dihasilkan dari proses

mutasi terhadap ukuran populasi sehingga akan dihasilkan offspring sebanyak Pm

x popsize. Salah satu metode yang dapat digunakan pada proses mutasi yaitu

reciprocal exchange mutation. Metode ini bekerja dengan memilih dua posisi

(exchange point / XP) secara random kemudian menukarkan nilai pada posisi

tersebut seperti pada Gambar 2.3 (Firdaus, 2013).

Gambar 2.3. Metode Reciprocal Exchange Mutation

2.10. Seleksi Roulette Wheel

Proses seleksi dilakukan untuk memilih individu dari himpunan populasi

dan offspring yang dipertahankan hidup pada generasi berikutnya. Semakin besar

nilai fitness sebuah chromosome maka semakin besar peluangnya untuk terpilih.

Hal ini dilakukan agar terbentuk generasi berikutnya yang lebih baik dari generasi

sekarang.

Metode seleksi yang sering digunakan adalah Roulette Wheel, pendekatan

ini dilakukan dengan menghitung nilai probabilitas seleksi (prob) tiap individu

berdasarkan nilai fitnessnya. Dari nilai prob ini bisa dihitung probabilitas

kumulatif (probCum) yang digunakan pada proses seleksi tiap individu. Langkah-

P6 [00 011100000100010101010110001011101]

P2 [10 011110111101111111110110100011111]

C1 [00 011110111101111111110110100011111]

C2 [10 011100000100010101010110001011101]

Titik Potong

Child

XP2 XP1

4 5 3 1 2 Parent

4 5 3 2 1

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

18

langkah membentuk Roulette wheel berdasarkan probabilitas kumulatif adalah

(Firdaus, 2013) :

1. Misalkan fitness (Pk) adalah nilai fitness individu ke-k. Persamaan 2.5

digunakan untuk menghitung total fitnes.

∑ (2.5)

2. Menghitung nilai probabilitas seleksi (prob) tiap individu, dengan

menggunakan Persamaan 2.6.

, k = 1, 2, 3, ... popsize (2.6)

3. Menghitung nilai probabilitas kumulatif (probCum) tiap individu, mengunakan

Persamaan 2.7.

∑ , k = 1, 2, 3, ... popsize (2.7)

4. Menghitung nilai fitness, mengunakan Persamaan 2.8

Fitness =

(2.8)

Keterangan :

- Harga : Total harga dari semua bahan pakan

- Kekurangan Nutrisi : Nilai nutrisi yang kurang dari yang dibutuhkan

- K : Nilai konstanta pengali untuk kekurangan nutrisi

5. Memutar Roulette wheel untuk memilih setiap individu dengan langkah-

langkah berikut:

Membangkitkan r bilangan random pada range [0,1].

Memilih / cek nilai k mulai dari 1 sampai popsize sehingga r ≤ probCumk.

Setelah didapatkan individu populasi baru, selanjutnya adalah menentukan

individu terbaik sebanyak jumlah populasi awal. Dengan mekanisme

Roulette wheel maka individu dengan fitness lebih besar akan mempunyai

peluang lebih besar untuk terpilih. Karena berupa peluang maka tidak

menjamin bahwa individu yang memiliki fitness lebih besar akan selalu

terpilih untuk masuk pada generasi berikutnya.

Iterasi berhenti setelah t satuan waktu tercapai.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broilereprints.umm.ac.id/40051/3/BAB II.pdf7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan

19

TRANSKIP WAWANCARA

Waktu : Rabu, 31 Januari 2018

Tempat : Wonokoyo Batu Jawa Timur

Nama : Ido Prasetio, S.Pt

Jabatan : Kasubag Breeding

Perusahaan : Pt. Wonokoyo Jaya Corporindo,Tbk

P Apakah penting dalam peternakan diperlukan yang namanya komposisi

bahan pakan ?

N

Itu sangat penting karena dengan komposisi bahan pakan yang baik dan

tepat akan membuat kualitas ternak sendiri menjadi berkualitas yang jelas

agar ayam tumbuh dengan baik

P Apakah ada patokan berapa jumlah bahan pakan dalam komposisinya ?

N Pada dasarnya 2 bahanpun sudah cukup terpenuhi, bagaimana kalo lebih ?...

itupun tidak jadi masalah

P Jadi bagaimana komposisi itu dikatakan baik ?

N

Pertama dari segi bahan, berapapun bahan pakan yang dikomposisikan itu

tidaklah masalah dan berpengaruh yang jelas bahan itu harus memiliki

nutrisi yang dibutuhkan dan mudah didapat

Yang kedua dari segi harga, sebagai peternak yang berhasil itu harus pintar

dalam hal pemenuhan bahan pakan mencari bahan yang berharga rendah

dengan kandungan nutrisi yang baik itu merupakan stategi dalam hal

keuntungan dan kualitas.

Jadi kesimpulannya adalah Apapun bahan pakan dan berapapun jumlah

komposisinya tidaklah jadi patokkan yang jelas bagaimana komposisi itu

menjadi efisien, mudah didapat atau didapat dengan harga yang rendah dan

terpenuhinya nutrisi yang dibutuhkan.

Kuncinya Pakan yang baik adalah efisien, harga minimum dan nutrisi

terpenuhi

P Bagaiman dengan bahan pakan yang tercantum dalam web peternakan jawa

timur ?

N Ya, itu sudah banyak mencakup dan mudah didapat, saya rasa sudah cukup

baik

P

Sehubungan nutrisi pada ayam saya menggunakan 5 nutrisi yaitu energi

(Em), protein kasar (PK), serat kasar (SK), kalsium (Ca), pospor (P) apakah

nutrisi yang saya gunakan sudah benar dan cukup ?

N Untuk kategori ayam broiler itu sudah cukup dan layak dan kamipun kurang

lebih menggukan seperti itu