Top Banner
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi dan Sistem Informasi 2.1.1 Teknologi Informasi Menurut Salleh (1999, P1) ada lima komponen sistem informasi yaitu hardware, programs, data, procedures, dan people. Hubungan kelima komponen sistem informasi tersebut dapat dilihat pada gambar-1 berikut : Gambar 2.1 Lima komponen sistem informasi
43

BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

Aug 18, 2019

Download

Documents

vudien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teknologi Informasi dan Sistem Informasi

2.1.1 Teknologi Informasi

Menurut Salleh (1999, P1) ada lima komponen sistem informasi yaitu hardware,

programs, data, procedures, dan people. Hubungan kelima komponen sistem informasi

tersebut dapat dilihat pada gambar-1 berikut :

Gambar 2.1 Lima komponen sistem informasi

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

7  

 

Sedangkan menurut Information Technology Association of America (ITAA)

(Url : www.wikipedia.com), teknologi informasi adalah "the study, design,

development, implementation, support or management of computer-based information

systems, particularly software applications and computer hardware." Menurut

pengertian ini juga mengatakan bahwa teknologi informasi berkaitan dengan

penggunaan computer elektronik dan perangkat lunak untuk mengubah, menyimpan,

melindungi, memproses, mengirimkan, serta mengamankan informasi yang didapat.

Pada saat ini, penggunaan istilah teknologi informasi telah berkembang untuk

mengartikan banyak instilah pada computer dan teknologi. Pengertian dari teknologu

informasi menjadi sangat besar, dan memasuki pada banyak area. Para professional di

bidang TI melakukan banyak variasi tugas mulai dari intall aplikasi sampai mendesain

jaringan computer dan database informasi yang sangat rumit. Beberapa pekerjaan yang

dilakukan oleh para professional TI bisa termasuk manajemen data, jaringan, hardware

engineering, perangkat keras computer, database, desain perangkat lunak, serta

manajemen dan administrasi semua system yang ada.

2.1.2 Sistem Informasi

Penggunaan kata Sistem Informasi mempunyai pengertian yang berbeda :

Pada keamanan computer, system informasi bisa digambarkan dengan tiga objek

(Aceituno, 2004) :

o Structure :

Repositories, yang menahan data secara permanen atau

sementara, serperti buuuffers, RAM, atau hard disk, cache, dsb.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

8  

 

Interfaces, yang menukar informasi dengan dunia non-digital

seperti keyboards, speaker, scanner, printer, dsb..

o Channels, yang menghubungkan repositories, seperti buses, kabel,

wireless, dsb.

Sedangkan pandangan yang paling umum mengenai Sistem informasi adalah, sebuah

prose sederhana yang mempunyai rangkaian Input – Proses – Output.

2.2 Peran IT Dalam Proses Bisnis

Kemajuan teknologi informasi yang pesat telah menjadikan teknologi

informasi sebagai salah satu komponen utama dalam format perusahaan baru sebagai

hasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti local

area network, wide area network, multimedia, data warehouse, intranet, dan internet

telah membuat perusahaan mendefinisikan kembali visi dan misi bisnisnya, terutama

yang berkaitan dengan strategi pelaksanaan bisnis.

Ada empat cara improvisasi yang dapat dilakukan terhadap proses-proses dalam

perusahaan yang ditawarkan oleh teknologi informasi (Peppard, 1995) yaitu:

1. Eliminate

Menghilangkan proses-proses yang dianggap tidak perlu lagi dilakukan jika

sistem komputer diimplementasikan, misalnya karena alasan efisiensi.

Proses-proses seperti pengecekan secara manual terhadap kalkulasi-

kalkulasi rumit yang tidak perlu lagi dilakukan setelah program berbasis

spreadsheet dikembangkan merupakan salah satu contoh dari kemudahan

yang ditawarkan teknologi informasi. Demikian pula dalam hal proses

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

9  

 

pembuatan laporan-laporan beragam, baik yang bersifat periodik maupun

ad hoc yang biasanya memakan waktu berjam-jam jika harus dikerjakan

secara manual, akan hilang dengan sendirinya karena diinstalasinya suatu

laporan generator berbasis komputer.

2. Simplified

Penyederhanaan proses-proses tertentu atau pengurangan rantai proses

untuk tujuan pelaksanaan aktifitas yang lebih cepat dan murah. Kasus

klasik yang paling sering dilakukan oleh perusahaan adalah dengan

melakukan simplifikasi terhadap formulir-formulir yang biasa

dipergunakan untuk tujuan kontrol internal perusahaan (karena berdasarkan

filosofi lama yang mengatakan bahwa semakin banyak SDM yang terlibat

dalam melakukan kontrol terhadap suatu proses, akan semakin baik karena

memperkecil kemungkinan terjadinya kolusi). Fasilitas komunikasi e-mail

dan workflow yang ditawarkan pada konsep intranet merupakan salah satu

alternatif yang paling efisien dan efektif untuk mempersingkat prosedur

pengajuan dan persetujuan kredit di bank. Apalagi jika teknologi tersebut

dilengkapi oleh sistem keamanan komputer yang canggih.

3. Integrate

Adalah berupa kemungkinan diintegrasikannya beberapa proses yang

biasanya ditangani oleh beberapa karyawan dari berbagai divisi yang

terpisah menjadi sebuah proses yang lebih sederhana. Dengan

diimplementasikannya jaringan komputer berskala WAN, proses

pengecekan barang di gudang yang biasanya harus melalui prosedur pada

bagian logistik dapat dilakukan pula oleh seorang salesman sehingga dapat

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

10  

 

mencegah terjadinya overcommitted atau shortage terhadap pesanan

pelanggan.

4. Automate

Adalah mengubah hal-hal yang biasanya dilakukan secara manual menjadi

aktivitas mengunakan komputer.

Pada kenyataannya, tidak semua perusahaan secara penuh menggunakan keempat cara

diatas, karena pada akhirnya faktor manusialah yang menjadi faktor penentu

keberhasilan proses implementasi system informasi, dimana kegagalan terbesar

diakibatkan oleh fenomena “people don’t like to change”

2.3 Kegunaan Informasi

Menurut Romney & Steinbart (1999,p15) ada enam karakteristik agar informasi

yang dihasilkan oleh system informasi menjadi lebih berguna dan berarti sehingga

dapa memberikan kepuasan bagi penerima informasi, yaitu :

• Relevan

Informasi harus relevan yaitu mengurangi ketidakpastian, meningkatkan

kemampuan para pengambil keputusan untuk membuat prediksi, atau

konfirmasi atau perbaikan terutama pada apa yang telah diharapkan.

• Reliable

Informasi bersifar reliable artinya bebas dari kesalahan, bias dan secara akurat

menggambarkan kegiatan atau event dari organisasi

• Complete

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

11  

 

Informasi harus lengkap artinya tidak dapat menghulangkan aspek-aspek

penting atas kegiatan atau event yang sedang diukur

• Timely

Informasi tersedua tepat waktu yang berguna untuk pengambilan keputusan

• Understandable

Informasi harus dapat dimengerti, informasi juga harus berguna untuk

pemakainya

• Verifiable

Isi dari informasi harus dapat memberikan persepsi yang sama bagi para

pengguna informasi

Kegunaan informasi menurut Alter (1999, p132) terdiri dari :

• Information Quality : informasi yang baik berdasarkan pada akurasi, ketepatan,

kelengkapan, tepat waktu dan personal atau organisasi yang membuat

informasi tersebut.

• Information Accessibility : Kemudahan dalam mendapatkan dan memanipulasi

informasi

• Information Presentation : Kesimpulan dan format yang dipresentasikan

kepada pemakai.

• Penggunaan informasi yang dihasilkan oleh system informasi harus sesuai

dengan kebutuhan pengguna, sehingga menimbulkan kepuasan bagi penerima

informasi.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

12  

 

2.4 Kualitas Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi. Tanpa informasi

maka akan menghambat kemajuan perusahaan. Kualitas informasi dihasilkan dari

suatu system informasi yang berpengaruh penting pada persepsi pengguna system

informasi mengenai kegunaan atau fungsi serta kemudahan dalam memakai system

informasi tersebut. Menurut Webber (1999, p897) ukuran kualitas informasi dapat

dilihat pada :

a. Authentivity, informasi itu harus otentik

b. Accuracy, Berati informasi itu harus benar, tidak ada kesalahan dan tidak

menyesatkan

c. Completeness, Informasi itu harus lengkap.

d. Uniqeness (No Redundancy), artinya informasi itu tidak dijelaskan secara

berulang-ulang

e. Timeliness, artinya informasi itu tidak boleh terlambat diterima oleh penerima.

f. Relevance, informasi itu harus bermanfaat bagi pemakainya.

g. Comperhensibility, Informasi itu harus meliputi banyak hal disegala bidang

secara lengkap

h. Precision, artinya informasi harus tepat memenuhi sasaran sesuai dengan

kebutuhan.

i. Conciseness, informasi itu harus ringkas dan padat isinya

j. Informativeness, berarti informasi harus bersifat informatuf artinya jelas, tidak

mengambang.

Kualitas dari informasi adalah pengukuran terhadap kualitas informasi berpusat

pada hasil keluaran yang dihasilkan oleh suatu system dan nilai, serta bagaimana

penilaian pengguna informasi terhadap fungsi atau tingkat kepentingan relative dari

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

13  

 

informasi tersebut. Pada umumnya, sebagian besar cara pengukuran diatas

berhubungan dengan persepsi atau cara pandang sesorang atau kelompok.

Menurut Bailey dan Pearson (1980) terdapat sembilan karakteristik kualitas

informasi, adalah sebagai berikut :

a. Accuracy (ketepatan) - berhubungan dengan nilai atau angka – informasi harus

akurat

b. Precision (berhubungan dengan goal atau objectif yang telah di tentukan

sebelumnya) – informasi harus tepat sasaran.

c. Nilai mata uang atau ukuran-ukuran financial – Informasi tidak harus mahal

d. Ketepatan waktu dari dihasilkannya keluaran atau output – Informasi yang

dihasilkan harus tepat waktu

e. Tingkat keandalan dari informasi tersebut – Informasi harus bias diandalkan

f. Kelengkapan dari informasi tersebut – Informasi harus lengkap

g. Ringkas - Informasi haru ringkas tapi padat

h. Bentuk dari informasi tersebut.

i. Tingkat relevansi dari informasi tersebut

Hal tersebut menjadi perhatian dalam riset terhadap pengguna informasi

2.5 User Information Satisfaction (UIS)

Secara umum, tujuan dari pengembangan system informasi adalah memberikan

kontribusi efektif bagi perusahaan, menuju produktivitas yang tinggi, layanan

pelanggan yang semakin baik, kualitas dari kehidupan bekerja pengguna. Menurut

Webber (1999, p893) UIS lebih sering digunakan untuk mengukur keefektifan dan

efisiensi dan system informasi dalam melakukan penelitian system informasi

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

14  

 

Efektif berhubungan dengan “doing the right thing:. Sedangkan efisiensi

menekankan pada “doing the right way”. Efektivitas mewakili pandangan

eksternal tentang apakah suatu produk yang telah dibuat sesuai dengan

kenginginan pelanggan. Efisiensi menekankan pada pandangan internal mengenai

penggunaan suatu sumber daya pada system kerja yang memproduksi suatu

output/produk (alter, 1999, P52)

a. Model pada efisiensi Sistem Informasi

ada dua alas an dilaukkan efisiensi dalam system informasi, yang terdiri dari :

1. Untuk mengevaluasi megnenai system operasional yang berjalan, untuk

menentukan performance dari system yang perlu ditingkatkan/

2. Untuk menentukan alternative system yang akan dibeli, disewa, atau

dikembangkan

b. Model pada efektivitas system informasi

Berikut ini adalah gambar mengenai efektivitas system informasi.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

15  

 

Gambar 2.2 Information System Efectiveness Model

(Sumber : Webber 1999, p894)

Bila dilihat dari model tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa model

menunjukkan suatu set hubungan hipotesa antara factor-faktor yang memiliki

pengaruh pada efektivitas system informasi. Factor-faktor tersebut adalah sebagai

berikut :

• System Quality

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

16  

 

Merupakan kualits dari system. Lebih menekankan pada komponen dari

hardware dan software dari system informasi yang dapat mempengaruhi

persepsi pengguna atas kegunaan dan kemudahan penggunaan dari system

tersebut

• Information Quality

Qualitas informasi yang dihasilkan oleh sisfo tersebut

• Perceived Usefulness

Kegunaan dari system tersebut yang dapat menunjang pekerjaan pengguna

sehingga dapat meningkatkan performance di organisasi.

• Computer Self-efficacy

Kemampuan sesorang dalam mempergunakan computer.

• Easy of Use

Kemudahan dalam menggunakan system, apabila pemakai bersikap negative

terhadap sustem yang digunakan, maka system tersebut tidak akan terpakai.

• Use

Pengguna dapat mengetahui kegunaan dari system dan kemudahann dalam

penggunaannya.

• Organization Impact

Apabila pengguna memperoleh pengaruh positif terhadap system, maka secara

tidak langsung dapat memberikan nilai positif bagi perusahaan.

• Individual Impact

Pengaruh dari system informasi pada pengguna dapat ditunjukkan dengan

beberapa cara. Ada dua hal yang berpengaruh :

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

17  

 

a. User task accomplishment, pencapaian tugas-tugas yang dikerjakan

oleh pengguna.

b. User Quality of working life, kualitas pengguna dalam kehidupan

bekerjanya.

• User Satisfaction

Definisi dari Remenyi, Money dan Twite (1995, p119) kepuasan pemakai

secara umum dipercaya sebagai hasil dari perbandingan antara harapan (atau

kebutuhan) pemakai terhadap system informasi dengan kinerja sisfo yang

dilihat pada sejumlah aspek dari system informasi.

Secara spesifik, dikatakan bahwa pandangan keseluruhan terhadap fungsi-

fungsi system informasi dipengaruhi oleh besar dan arahan kesenjangan antara

harapan dan kinerja. Kesenjangan positif/negative terjadi pada saat kinerja

melebihi/dibawah harapan. Kesenjangan positif telah disia-siakan, sementara

kesenjagan negarif yang besar mengidentifikasikan suatu kebutuhan akan

peningkatan kinerja.

Kepuasan pelanggan terletak pada kualitas pelayanannya. Pada dasarnya,

dalam meilih produk atau jasa yang dibutuhkannya, seorang pelanggan akan

mencari perusahyaan yang menjual produk atau jasa tersebut. Lebih murah,

lebih baik, dan lebih cepat. Disinal peran system informasi sebagai komponen

utama dalam memberikan keunggulan kompetitif perusahaan. Oleh karena itu

kunci kinerja perusahaan adalah pada proses yang terjadi baik di dalam

perusahaan maupun berlangsung bersingguan dengan pelanggan. Dengan

memfokuskan diri pada penciptaan proses yang efisien, efektif terkontrol

dengan baik sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang andal (Indrajit,

2000, pp13-14)

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

18  

 

Menurut L.Arunachalam dalam open internet jurnalnya yang berjudul

“Theoritical Framework to measure the user satisfaction in internet banking” (2006)

Konsep user satisfaction sudah digunakan sejak awal tahun 1980 (Bailey & Pearson,

1983; Ives, Olson, & Baroudi, 1983) dan untuk end user computer satisfactions sudah

dipelajari sejak tahun 1980 (Bailey & Pearson, 1983; J. Chin, Diehl, & Norman, 1988;

Ives et al., 1983; Rivard & Huff, 1988; Rushinek & Rushinek, 1986). Bailey et al.

(1983) menyatakan bahwa ada beberapa factor yang mempengaruhi kepuasan

pengguna dan itu besa dilihat sebagai sikap yang dua dimensi. User satisfaction bias

dilihat sebagai penjumlahan dari berbagai persaan pengguna dan sikap terhadap

beberapa factor yang berpengaruh pada sistuasi yang digunakan (Bailey et al., 1983).

Akhir-akhir ini, telah berkembang keingintahuan kepada User Experience

(Hiltunen et al., 2002; Lindgaard & Dudek, 2003; Wilson & Sasse, 2004), yang bisa

dilihat sebagai konsep yang lebih besar daripada sekedar user satisfaction. User

experience telah menjadi sesuatu yang sangat penting pada factor e-business karena

end user seringkali membayar produk dan jasa yang paling banyak, yang dapat di

indikasikan bahwa karakteristik produk seperti Usability, Usefulness, Appeal, dan

Value of Money haruslah sesuai dengan ekspektasi user terhadap suatu produk.

(Wilson & Sasse, 2004). Dari persepektif ini, mengukur user experience sangatlah

perlu untuk berbagai produk dan jasa teknologi (Wilson & Sasse, 2004).

Lindgaard & Dudek (2003) menyatakan bahwa user experience mengandung

beberapa rasa “kepuasan”. Mereka mendefinisikan bahwa “kepuasan” user adalah

sebuah kumpulan subjectif dari pengalaman yang saling berinteraksi. Akhir-akhir ini,

Tractinsky, Katz, & Ikar (2000) menunjukkan bahwa estetika dan anggapan pengguna

berkaitan kuat satu dengan yang lainnya. Mereka menyatakan bahwa "kecantikan"

atau "banding" adalah terkait dengan persepsi kegunaan, dan akibatnya apa yang

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

19  

 

dianggap indah juga dianggap bermanfaat. Namun, Lindgaard & Dudek (2003)

menyatakan bahwa usaha mereka untuk konsumen situs web (B2C) mendapat nilai

tinggi tetapi dianggap rendah dari nilai kegunaan dibanding pengguna yang

dihasilkannya sangat tinggi kepuasan, tetapi dianggap rendah nilai kegunaan,

menunjukkan bahwa apa yang dianggap perlu indah tidak juga dapat dirasakan

bermanfaat.

Lindgaard & Dudek (2003) menekankan bahwa estetika, emosi, harapan, dan

kegunaan likeability semua mempengaruhi pengalaman interaktif, tetapi mereka

tergantung pada situasi saat ini. Selain itu, mereka menyatakan bahwa kegunaan

adalah faktor penting dalam mengalami situs interaktif B2C, tetapi tidak dikenal

adalah interaksi pengguna dengan situs B2C apakah kegunaan atau didorong

kepuasan. Mereka menyarankan hasil yang web designer harus memperhatikan baik

visual banding dan kegunaan. Bailey dkk., (1983) melaporkan bahwa HCI kebutuhan

penelitian yang jelas definisi kepuasan pengguna, termasuk yang lengkap dan valid

mengatur faktor dan instrumen yang mengukur fenomena ini. Lindgaard & Dudek

(2003) menambahkan bahwa HCI peneliti harus merumuskan yang jelas pengalaman

pengguna gagasan, dimana hubungan antara kepuasan, banding, dan dirasakan

kegunaan sebenarnya akan ditentukan. Kepuasan pengguna dan kegunaan pengukuran

berikutnya akan jelas.

Secara umum, antarmuka pengguna dapat dievaluasi dengan berbagai cara

(Chin J. dkk., 1988). Selain itu, ia telah menyatakan bahwa setiap komponen dari

kegunaan seperti efektifitas, efisiensi dan kepuasan dapat diperiksa dengan

menggunakan salah satu tujuan atau langkah-langkah subyektif (Nielsen, 1993; ISO

9241-11, 1998). Pengguna kepuasan terutama yang telah diperiksa dengan ukuran-

ukuran subyektif seperti beberapa item-pengguna kuesioner (Chin J. dkk., 1988;

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

20  

 

Lewis, 2002; Lindgaard & Dudek, 2003). Selain itu, subjek kepuasan, yang diukur

dalam tes pengguna, juga telah digunakan sebagai indikator kepuasan pengguna,

namun dengan hasil yang kontradiktif (Catatan & Swan, 2003). Baru-baru ini,

pendekatan lain seperti tujuan pengukuran dari pengalaman pengguna telah

diperkenalkan (Sasse & Wilson, 2004).

Wilson & Sasse (2004) menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus tujuan

fisiologis, langkah-langkah seperti kulit yang dpt menyalurkan arus listrik, detak

jantung berdebar-debar dan volume darah dapat mengungkapkan pengguna 'tanggapan

terhadap produk yang mereka tidak menyadari baik, atau tidak dapat di ingatan

penilaian subyektif setelah sesi tes . Namun, ada beberapa masalah dalam

menggunakan fisiologis langkah-langkah untuk menganalisa kepuasan pengguna dan

pengalaman pengguna. Misalnya, analisis data dan belajar untuk menggunakan

peralatan yang memakan waktu lama, peralatan dan finansial dan sensor mahal (Sasse

& Wilson, 2004). Selain itu, interpretasi pengguna, proses mental dan pengalaman

yang berisi masalah sulit, bahkan di tempat studi yang jelas dan menimbulkan efek

hubungan telah diturunkan (Ward & Marsden, 2004). Karena ini masalah fisiologis,

penelitian ini terkonsentrasi pada memeriksa bagaimana pengalaman pengguna

internet perbankan dapat dievaluasi dengan menggunakan langkah-langkah subyektif.

Banyak penelitian telah terkonsentrasi pada pengembangan alat untuk mengukur

kepuasan pengguna (Chin J. dkk., 1988; Rivard 1988), kepuasan pengguna informasi

(W. Chin & Lee, 2000; Ives dkk., 1983) dan kegunaan ( Lin, Choong, & Salvendy,

1997). Secara umum, pengukuran kepuasan pengguna telah digunakan skala likert atau

skala diferensial dengan baik.

Menurut jurnal yang ditulis oleh Chun-Hoon Park, Young-Gul Kim “The

Effect of Information Satisfaction and Relational Benefit on Consumers' Online

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

21  

 

Shopping Site Commitments” (2006). Information Satisfaction merujuk pada

kepuasaan atau ketidakpuasan dengan keseluruhan menghadapi layanan informasi

(Crosby & Stephens, 1987), yang berarti navigasi melalui halaman Web dan isi dalam

konteks sebuah layanan online. Hal ini berbeda dari keseluruhan kepuasan yang

merujuk kepada konsumen secara keseluruhan evaluasi dari sebuah organisasi

berdasarkan semua mendapatkan pengalaman dan dengan organisasi yang khusus

(Jones & Suh, 2000). Information satisfaction juga dapat diartikan sebagai

konsepsualisasi informasi kepuasan emosional sebagai reaksi atas pengalaman yang

diberikan oleh keseluruhan informasi layanan (Westbrook, 1983).

Kualitas informasi dan kualitas antarmuka pengguna yang diyakini

mempengaruhi kepuasan pengguna informasi (DeLone & Hani, 2004; Wang & Kuat,

1996). Informasi yang disediakan oleh toko online yang dibagi ke dalam informasi

produk dan layanan informasi. Informasi produk termasuk produk atribut informasi,

rekomendasi konsumen, laporan evaluasi, dan sebagainya. Layanan informasi yang

paling toko online termasuk memberikan informasi keanggotaan, FAQ, pemesanan

dan pemberian informasi, promosi, dan sebagainya.

Untuk mengevaluasi informasi produk dan layanan, kami mengadopsi enam

komponen informasi kualitas dari penelitian kepuasan pengguna informasi. Mereka

adalah relevansi, kebaruan, kecukupan, playfulness, konsistensi, dan understandability

(DeLone & Hani, 2004; Moon & Kim, 2001; Wang & Kuat, 1996). Informasi yang

disampaikan oleh toko online harus mendukung layanan pelanggan produk dan

pencarian. Informasi tersebut harus berguna dan relevan untuk Memprediksikan

kualitas dan utilitas dari sebuah produk atau layanan (Wolfinbarger & Gilly, 2001).

Untuk memuaskan konsumen, informasi tersebut harus up-to-date dalam presentasi

produk dan layanan, mencukupi untuk membantu konsumen membuat pilihan, yang

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

22  

 

konsisten dalam mewakili format dan konten, dan mudah untuk dipahami (McKinney

dkk., 2002; Wang & Kuat, 1996; Zhang dkk., 2000). Kenikmatan, hiburan, dan humor

adalah faktor penting untuk membentuk konsumen revisiting intensi ke situs Web

(Childers dkk., 2001; Koufaris, 2002; Moon & Kim, 2001; O'Cass & Fenech, 2003).

Oleh karena itu, playfulness merupakan faktor penting dalam Web berbasis presentasi

informasi.

User interface adalah kualitas yang berkaitan dengan sistem tata letak, navigasi

urutan, dan kenyamanan untuk mencari produk atau informasi atau hanya untuk

mencari (Hong dkk., 2004; McKinney dkk., 2002; Molla & Licker, 2001; Szymanski

& Hise, 2000). Karena sebuah transaksi pembelian dapat adversely dipengaruhi oleh

masyarakat miskin toko online desain, adalah penting untuk memahami efek dari

berbagai organisasi dan tata letak, browsing, dan fitur navigasi pada konsumen

perilaku intensi (Hong dkk., 2004; Kehilangan & Spiller, 1998). Toko online

memudahkan navigasi konsumen dengan menyediakan fitur-fitur seperti fungsi

pencarian, petunjuk navigasi, dan peta situs. Jadi dalam penelitian ini, kami

dikembangkan item yang sesuai untuk kemudahan navigasi dan kenyamanan untuk

mencari dan memesan produk sebagai user interface kualitas tindakan.

Satu lagi faktor penting yang mempengaruhi kepuasan informasi di Web

adalah keamanan lingkungan. Konsumen adalah bersangkutan tentang keamanan

pembayaran online, kehandalan, dan kebijakan privasi dari toko online (Gefen, 2000).

Jadi keamanan merupakan faktor penting dalam mendapatkan dan mempertahankan

konsumen sebagai pengguna layanan belanja online. Pada dasarnya, keamanan e-

commerce dapat dibagi menjadi keprihatinan tentang otentikasi pengguna dan

keprihatinan tentang keamanan data dan transaksi (Elliot & Fowell, 2000; Gauzente,

2004; Liu dkk., 2004; Szymanski & Hise, 2000). Menurut penelitian sebelumnya,

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

23  

 

seperti persepsi risiko keamanan menurun, kepuasan dengan layanan informasi dari

toko online diharapkan meningkat.

Instrumen UIS telah berhasil digunakan untuk mengukur kepuasan di

lingkungan IS . UIS adalah yang paling banyak digunakan adalah kepuasan dalam

instrumen. "Hasil menyarankan potensi manfaat dalam mengukur kepuasan pengguna

dalam lingkungan yang tradisional, dimana internal departemen TI dalam suatu

organisasi dan menyediakan layanan memonitor semua". Dukungan bahkan telah

ditemukan untuk UIS instrumen yang di outsourcing, di mana telah ditemukan baik

yang handal dan ukuran yang berlaku adalah kepuasan. Singkat perkembangan sejarah

instrumen berikut.

Penelitian Battery dan Pearson

Instrument UIS asli dikembangkan pada tahun 1983. Penulis memulai dengan

review dari 22 komputer dan studi kepuasan pengguna. Mereka mengumpulkan daftar

36 faktor yang berbeda. Setelah kompilasi dari 36 faktor, tiga pengolah data

profesional diminta untuk meninjau daftar. Profesional yang menyarankan dua faktor

tambahan akan ditambahkan. Selanjutnya, juga dilakukan wawancara dengan 32

manajer menengah di delapan organisasi. Para manajer diminta untuk berpikir tentang

hubungan dengan masa lalu dan saat ini tentang produk computer dan layanan.

Wawancara direkam dan kemudian dianalisa untuk menentukan faktor yang

disebutkan dalam wawancara. Faktor dari setiap responden telah dihantar kepada

mereka dan mereka diminta untuk membuat peringkat pentingnya masing-masing.

Sebanyak 13 faktor yang disebutkan tidak termasuk dalam daftar 38 faktor. Dari

jumlah tersebut 13, satu disebutkan empat kali dan itu ditambahkan ke dalam daftar

untuk total 39 faktor.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

24  

 

Langkah tersebut untuk mengembangkan suatu instrumen yang diukur

pengguna terhadap reaksi faktor yang sudah diambil. Penulis memutuskan untuk

mengukur faktor menggunakan skala dua dimensi yang digunakan teknik diferensial

untuk mengukur makna konsep. Teknik menggunakan adjectives untuk menjelaskan

bagaimana seorang responden merasa tentang konsep. Sebanyak empat pasangan kata

sifat bipolar yang digunakan untuk setiap item (dan satu puas / tdk puas pasangan

ditambahkan untuk kemudian berlaku pengujian), dengan tujuh poin skala likert

menggunakan pengajaran qualifiers berikut: sangat, cukup, sedikit, tidak / sama,

sedikit , Cukup, dan sangat ekstrim.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

25  

 

Tabel 2.1 Major Research at UIS

 

Sumber : www.proquest.com (2007)

Ajektiva tanggapan pasangan yang telah ditetapkan nilai-nilai-3, -2, -1, 0, 1, 2,

dan 3 untuk masing-masing suku dua pasangan respon, dengan -3 yang berlabuh di

"sangat" sisi negatif dari skala. Jenis kepuasan kemudian dihitung dengan rata-rata

empat ajektiva nilai per item. Summing individu objek yang menjadi nilai keseluruhan

skor untuk kepuasan pengguna.

Analisis berbeda digunakan dalam pengujian kehandalan untuk memperkirakan

pengukuran kesalahan. Total tentangnya adalah terdiri dari komponen pasangan

karena perbedaan, perbedaan antara masing-masing subjek, dan pengukuran

kesalahan. Kehandalan untuk instrumen dihitung untuk setiap faktor, dengan 32 lebih

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

26  

 

besar dari 39 koefisien ,90. Koefisien rata-rata adalah ,93, sehingga hanya sedikit

berbeda dari respons terjadi karena kesalahan pengukuran. Kemapanan adalah

instrumen sehingga didukung.

Konten, input, dan dibagi validitas tes tersebut dilakukan. Konten berlaku jika

dikaji semua aspek atribut yang diukur. Bailey dan Pearson komentar bahwa

metodologi yang digunakan untuk mendapatkan dan memodifikasi daftar faktor

menyarankan konten berlaku. Selain itu, produk saat koefisien korelasi dihitung untuk

setiap kombinasi kata sifat pasangan. Skala yang bermaksud untuk mengukur atribut

yang sama harus positif. Siswa t-distribusi yang digunakan untuk menguji signifikan

koefisien yang dihasilkan. Semua kecuali 1 dari 234 koefisien adalah signifikan pada

tingkat 0,05.

Input berlaku adalah kemampuan sebuah alat untuk memprediksi di luar

perbatasan dari penelitian saat ini. Input berlaku biasanya dengan administrasi yang

sama, didirikan instrumen instrumen dan membandingkan hasil. Para peneliti kesulitan

mencari suatu instrumen yang diuji konsep serupa. Dalam ketiadaan, responden

diminta untuk menilai kepuasan mereka keseluruhan. Korelasi antara keseluruhan

kepuasan dan instrumen hasil adalah 0,79, yang "tinggi mempertimbangkan fakta

bahwa self-penilaian skor hanya dapat mengambil salah satu dari tujuh nilai" Hasil tes

ini menunjukkan instrumen tidak memprediksi sendiri dinilai kepuasan.

Pembangunan menggunakan diuji berlaku adalah self-peringkat dinilai dari

faktor. Dalam rangka penelitian ini, faktor kepuasan seperti yang ditunjukkan oleh

responden akan menjadi faktor penting dalam instrumen juga untuk mencapai dibagi

berlaku. Peringkat Spearman yang Koefisien Korelasi dihitung di 0,743. Daftar faktor

dan mereka pentingnya peringkat bertepatan dengan masa lalu adalah kepuasan

penelitian, oleh karena itu memberikan dukungan untuk menggagas berlaku.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

27  

 

The Bailey dan Pearson (1983) UIS instrumen kepuasan membuat kontribusi

signifikan bagi literature kepuasan. Sumbangan pertama adalah definisi kepuasan

pengguna komputer. Sumbangan kedua adalah pembangunan yang handal dan

kepuasan instrumen yang berlaku.

Penelitian Ives, Olson, dan Baroudi

Ives, Olson, dan Baroudi (1983) mengevaluasi 39 item Bailey Pearson-

instrumen dengan sampel 800 manajer produksi di organisasi manufaktur US. Surat

pertama meliputi Instrumen Bailey-Pearson. Surat kedua yang digunakan adalah dari

empat item mengukur kepuasan.

Empat tujuan yang ditetapkan oleh Ives dkk termasuk:

1. Menguji teori Bailey -Pearson termasuk hasil validitas instrumen

2. memperkuat keabsahan lebih lanjut melalui pengujian instrumen

3. mengurangi keseluruhan panjang instrumen sambil mempertahankan

kehandalan dan struktur skala yang ada

4. mengembangkan "bentuk singkat" yang merupakan ukuran global kepuasan

Masing-masing dari 39 item untuk dianalisa keandalan, konten berlaku, input

berlaku, dan bangunan yang berlaku. Sehubungan dengan kehandalan, Cronbach's

alpha digunakan pada antar-item dan nilai keseluruhan. Individu kehandalan nilai

berkisar dari 0,82 ke 0,97. Keseluruhan instrumen mengukur kehandalan dari 0,97

dihitung juga. Hasil yang serupa dengan yang dilaporkan oleh Bailey dan Pearson

(1980).

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

28  

 

Semua korelasi antar-item yang positif dan signifikan pada tingkat 0,001.

Korelasi antara 39 dan empat item-item instrumen menunjukkan signifikan pada

tingkat 0,001. Korelasi yang terbatas hanya memberikan dukungan untuk konten

berlaku dengan sendirinya. Ketika mempertimbangkan korelasi dan metodologi yang

Bailey dan Pearson digunakan dalam pengembangan 39 faktor, dukungan yang kuat

untuk konten berlaku disediakan.

Untuk tes untuk input berlaku, Ives dkk mengambil keseluruhan nilai dari

empat-instrumen dan item tersebut berkorelasi terhadap keseluruhan nilai yang

diperoleh dari Bailey dan Pearson instrumen. 0,55 korelasi yang telah diperoleh, yang

signifikan pada tingkat 0,001. Similar results oleh Bailey dan Pearson menunjukkan

input validitas instrumen.

Pembangunan berlaku telah diuji dengan menggunakan analisis faktor dan nilai

korelasi. Faktor analisis yang disediakan di 22 item memuat lebih besar dari 0.50.

Faktor-faktor termasuk EDP (pengolahan data elektronik) dan staf layanan, informasi

produk, dukungan vendor, informasi produk, dan pengetahuan atau keterlibatan.

Meskipun tidak memperoleh faktor loadings disediakan, faktor analisis mendukung

keberadaan skala struktur yang logis. Kedua ini dibagi validitas tes berkorelasi total

nilai barang dan nilai. Semua 39 korelasi yang signifikan pada tingkat 0,001. Dengan

demikian, kedua tes memberikan dukungan positif untuk menggagas berlaku.

Setelah pengujian untuk kehandalan dan validitas dari 39-item instrumen, Ives

dkk. berikutnya berusaha untuk meningkatkan kualitas instrumen. Pendekatan yang

pertama adalah untuk peringkat item oleh kehandalan, konten validitas, dan validitas

konsepsi nilai. Sepuluh item dengan nilai terendah dalam setiap kategori yang diuji.

Sebanyak enam entri telah dihapus. Dukungan dari Bailey dan Pearson (1980) telah

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

29  

 

digunakan dalam proses penghapusan dengan mempertimbangkan pentingnya

peringkat diajukan oleh manajer menengah.

Jumlah total item telah dievaluasi dan langkah-langkah yang diambil untuk

mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk melengkapi alat dari 20-30 menit

diperlukan dari formulir panjang. Inter-item korelasi yang dihitung dengan

menggunakan empat kata sifat pasangan untuk setiap item. Kedua nilai terendah dari

pasangan yang jatuh setiap item. Setelah mengeluarkan item, korelasi yang lagi

dihitung menggunakan data yang ada tanggapan yang diperoleh dari sebelumnya.

Dukungan diberikan untuk direvisi instrumen direvisi berdasarkan nilai validitas dan

kehandalan.

Untuk kembali penurunan jumlah waktu yang diperlukan untuk melengkapi

instrumen, dan untuk menyediakan secara ukuran adalah kepuasan, sebuah "bentuk

singkat" instrumen telah dibangun. Langkah pertama adalah untuk menghapus item

yang terkandung yang "tidak diingini psychometric karakteristik" Selanjutnya, mereka

hanya item yang memuat faktor sedikitnya skor 0,50 dianggap. Ketiga, yang tersisa

hanya item yang dibangun dengan dua kata sifat pasangan sisa dari proses sebelumnya

penghapusan. Hasil singkat bentuk instrumen diikuti oleh 13 item dan kemudian diuji

secara empiris. Total kepuasan jangka pendek dari formulir item berkorelasi terhadap

item yang tidak termasuk dalam bentuk singkat, sehingga dalam korelasi dari 0,90

(signifikan pada tingkat 0,001). Pendek formulir total juga berhubungan dengan

empat-item mengukur kepuasan, memberikan korelasi dari 0,54 (signifikan pada

tingkat 0,001). Korelasi dari nilai 0,90 dan 0,54 memberikan bukti pendek bahwa

menyediakan formulir yang memadai keterwakilan asli Bailey dan instrument Pearson

(1980).

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

30  

 

Sebagai hasil dari analisis faktor dilakukan selama singkat-bentuk pembangunan,

tiga faktor yang ditemukan. Setiap faktor yang dijelaskan di bawah ini.

1. Staf EDP dan Jasa. Faktor ini adalah responden sendiri dilaporkan penilaian

dari sikap dan respon dari staf EDP serta kualitas hubungan mereka dengan

staf EDP.

2. Informasi Produk. Faktor ini adalah responden sendiri dilaporkan penilaian

kualitas output yang diberikan oleh sistem informasi.

3. Pengetahuan dan keterlibatan. Faktor ini adalah responden sendiri dilaporkan

penilaian kualitas pelatihan yang diberikan, mereka pemahaman tentang

sistem, dan partisipasi mereka dalam pembangunan.

User Information Satisfaction menurut Omar dan Lascu (1993). adalah

operationalized sebagai rangkuman dari bobot penilaian kinerja di seluruh sistem

informasi atribut, di mana bobot kinerja dihitung dengan mengalikan atribut kinerja

dengan dinormalkan pentingnya berat, sebagai berikut: UIS = SUM (*

PENTINGNYA KINERJA). Omar dan Lascu (1993) menunjukkan bahwa

operationalizing UIS sebagai mengukur bobot daripada perbedaan skor yang

dihasilkan item yang berhubungan dengan global yang lebih tinggi kepuasan

pertanyaan. Selain kinerja dan pentingnya item, kuesioner yang terdapat demografis

dan pekerjaan yang berhubungan dengan pertanyaan, serta global kepuasan

pertanyaan, menanyakan mata pelajaran untuk menilai pada skala tujuh titik mereka

keseluruhan kepuasan dengan komputer berbasis sistem dalam organisasi mereka.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

31  

 

2.6 Pengukuran kepuasan pengguna

Banyak penelitian yang dilakukan untuk menemukan cara mengukur tingkat

kepuasan pengguna. Seperti Delone dan Mclean (1992) melakukan pengkajian

terhadap berbagai factor untuk mengukur keberhasilan sebuah system informasi.

Mereka menemukan saling keterkaitan diantara ke enam factor yaitu : kualitas

informasi, kualitas system, penggunaan, kepuasan pengguna, pengaruh pada individual

serta pengaruh organisasi seperti pada gamabr 2.2 berikut ini :

Gambar 2.3 DeLone and McLeans’s Model of IS Success

(Sumber : DeLone and Mclean, 1992. p87)

Seddon dan Kiew (1996) mencoba menggambarkan ulang model

DeLone dan Mclean tersebut dalam suatu path model (gambar 2.4) yang menunjukkan

hubungan yang lebih jelas. Setelah melakukan pengujian sebagian terhadap model

tersebut mereka menyetujui adanya pengaruh dari Information Quality, System

Quality, dan Usefullness terhadap kepuasan pengguna. Model yang digunakan Seddon

dan Kiew adalah seperti terlihat dalam gambar 2.4 berikut ini :

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

32  

 

Gambar 2.4, Model Kepuasan Seddon & Kiew

(Sumber : Seddon & Kiew, 1996)

Menurut Seddon & Kiew (1996), Jika factor usefulness digunakan untuk

mengukur kepuasan, maka perlu diperhatikan factor tingkat kepentingan dari system

bagi pengguna. Factor information quality berhubungan dengan hal-hal seperti

timeliness, accuracy, relevance, dan format dari informasi yang disajikan oleh sebuah

system informasi. System quality meliputi hal-hal seperti ada tidakya bugs dalam

system, konsistensi dari user interface, response rate pada system interaktif,

dokumentasi dan terkadang dari source code serta maintanibility daru source code

tersebut (Seddon & Kiew, 1996, P4)

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

33  

 

Menurut Remenyi, Money dan Twite (1995, p119-121) ada dua

pendekatan yang dipergunakan untuk mengukur kesenjangan kepuasan pemakai sisfo

yang terdiri dari :

A. The Kim Model

Merumuskan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh kesenjangan antara

harapan penggunaan sebelum implementasi dan pengalaman pengguna

dalam menggunakan system, serta dipengaruhi oleh berbagai factor dalam

organisasi.

B. The Miller-Doyle Approach

Mencoba merumuskan kepuasan pengguna dengan berusaha

mengidentifikasi kebutuhan pengguna melalui derajat kepentingan yang

ditentukan pengguna pada berbagai factor dari system informasi dengan

menggunakan kuesioner. Selain itu model tersebut juga menilai

kemampuan dan kinerja system informasi dari mata penggunanya.

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan Miller-Doyle. Dimana kusioner

dibagi menjadi 4 bagian (Remenyi, Twite, Money, 1995, p124) dimana bagian I berisi

pertanyaan mengenai informasi karyawan seperti jenis kelamin dan jabatan. Bagian II

berisi 31 pertanyaan mengenai berapa baik kinerja yang selama ini di dapat dengan

skala pengukuran 1 = sangat tidak setuju dan 5 = sangat setuju. Bagian III berisi

seberapa besar harapan pemakai pada system yang ditawarkan dengan skala 1 = sangat

tidak puas dan 5 = sangat puas. Dan bagian akhir, yaitu bagian IV berisi 5 pertanyaan

yang mengukur kepuasan karyawan terhadap system informasi secara keseluruhan.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

34  

 

2.7 Sistem Perkoperasian

2.7.1 Pengertian koperasi

Menurut pandangan DR. Wirjono Prodjodikoro, SH, Koperasi adalah bersifat

suatu kerjasama antara orang-orang yang termasuk golongan kurang mampu, yang

ingin bersama untuk meringankan beban hidup atau beban kerja. (R.T Sutantya

R.Hadikusua, S.H dan Dr. Sumantoro, hal 127 ).

Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha

yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan

anggotanya.

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:

a. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi;

b. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota

koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.

Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998),

disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha

lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya

anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di

mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

35  

 

diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha

atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi,

misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau

penjualan yang dilakukan oleh si anggota.

2.7.2 Sejarah dan Gerakan Koperasi

Gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen (1771–1858), yang menerapkannya

pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia. Gerakan

koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786 -1865) – dengan

mendirikan toko koperasi di BrightonU, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan

publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan

saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi.

Koperasi akhirnya berkembang di negara-negara leinnya. Di Jerman, juga besdiri

koperasi yang menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan koperasi buatan

Inggris. koperasi-koperasi di Inggris didirikan oleh Charles Foirer, Raffeinsen, dan

Schulze Delitch. Di Perancis, Louis Blanc mendirikan koperasi produksi yang

mengutamakan kualitas barang. Di Denmark Pastor Christiansone mendirikan koperasi

pertanian.

Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto,

Jawa Tengah pada tahun 1896. Dia mendirikan koperasi kredit dengan tujuan

membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. Koperasi tersebut lalu

berkembang pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan SDI. Belanda yang

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

36  

 

khawatir koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan, mengeluarkan UU no. 431

tahun 19 yang isinya yaitu :

• Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi

• Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa

• Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral

• Proposal pengajuan harus berbahasa Belanda

Hal ini menyebabkan koperasi yang ada saat itu berjatuhan karena tidak

mendapatkan izin Koperasi dari Belanda. Namun setelah para tokoh Indonesia

mengajukan protes, Belanda akhirnya mengeluarkan UU no. 91 pada tahun 1927, yang

isinya lebih ringan dari UU no. 431 seperti :

• Hanya membayar 3 gulden untuk materai

• Bisa menggunakan bahasa daerah

• Hukum dagang sesuai daerah masing-masing

• Perizinan bisa didaerah setempat

Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU

no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun

1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai.

Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi

alat jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat.

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di

Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini

kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

37  

 

2.7.3 Fungsi dan Peran Koperasi

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan

peran koperasi sebagai berikut:

• Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

• Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat

• Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya

• Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional,

yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan

demokrasi ekonomi

2.7.4 Prinsip Koperasi

Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu:

• Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

• Pengelolaan dilakukan secara demokratis

• Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam

koperasi)

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

38  

 

• Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

• Kemandirian

• Pendidikan perkoprasian

• kerjasama antar koperasi

2.7.5 Jenis-jenis koperasi

Menurut UU No.25 tahun 1992, Koperasi secara umum dapat dikelompokkan

menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan).

Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.

• Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Simpan Pinjam Adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan

dan pinjaman

• Koperasi Konsumen

Koperasi Konsumen Adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan

menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi

• Koperasi Produsen

Koperasi Produsen Adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil

(UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong

untuk anggotanya.

• Koperasi Pemasaran

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

39  

 

Koperasi Pemasaran Koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan

produk/jasa koperasinya atau anggotanya

• Koperasi Jasa

Koperasi Jasa Koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

2.7.6 Sumber modal koperasi

Menurut UU No.25 tahun 1992 , Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain,

untuk menjalankan kegiatan usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun modal

koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.

Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut:

• Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota

kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak

dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota

koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.

• Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh

anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap

bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

40  

 

wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi

anggota koperasi.

• Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa

Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian

kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup

kerugian koperasi bila diperlukan.

• Hibah

Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang

yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak

mengikat.

adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut:

‐ Anggota dan calon anggota

‐ Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian

kerjasama antarkoperasi

‐ Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan

ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku

‐ Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

‐ Sumber lain yang sah

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

41  

 

2.8 Internet Based Services

2.8.1 Internet

Definisi Internet menurut Allan Afuah dan Christoper L.Tucci dalam buku

“internet Business Model and Strategies (2003)” adalah sebagai berikut :

“the internet is a low cost standart with fast interactivity that exhibit network

externalities, moderate time, has a universal reach, acts as distribution channels and

reduce information asymetrics between transacting parties”

Secara tradisional pertukaran informasi menggunakan telepon dan fax dengan

mempergunakan infrastruktur komunikasi. Namun pada saat ini internet telah

mengambil alih cara pengiriman data. Dengan mempergunakan internet melalui

jaringan telekomunikasi elektronik pengiriman data dapat dilakukan tanpa memikirkan

jarak dan waktu. Proses pertukaran data tidak saja hanya dapat dilakukan melalui

jaringan lokal tetapi dengan itnernet proses pertukaran data dapat dilaksanakan dengan

cepat walaupun jarak berjauhan.

2.8.2 Electronic Data Interchange

Pengiriman data atau yang dikenal Electronic Data Interchange (EDI)

merupakan salah satu pilihan untuk melaksanakan komunikasi elektronik. Menurut

Seann, James dalam “Expanding the reach of electronic commerce : the internet EDI

alternative (2000)”, definisi dari EDI adalah :

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

42  

 

“is a computer to computer communication method wherby trading partners in two or

more organizations exchange business transaction. the transcation consist of

documents in structure formats that can be processed by the recepient’s application

software”.

Dengan mempergunakan EDI maka cara berkomunikasi dalam suatu proses

dapat dirubah dari tradisional (berbentuk kertas) menjadi komunikasi elektronik.

Komunikasi EDI dibantu dengan bantuan jaringan private melalui third party yang

menyediakan jasa layanan Value Added Network (VAN). Melalui third party VAN

keamanan jaringan private terjamin dan biasanya third party bersangkutan juga

menyediakan perangkat lunak yang mendukung EDI.

2.8.3 Value Added Network

Definisi Value Added Network (VAN) menurut Van Wright Martin, Carol

Brown, dan De Hayes dalam buku “Managing Information Technology (2002)” adalah

sebagai berikut :

“is a data only, private, non-regulated telecommunication network. Some VAN serve a

limited audience, while others are available to any organizations that wishes to buy

the networking services”.

VAN merupakan salah satu bagian dari Wide Are Network, yang merupakan

suatu jaringan yang tidak dibatasi oleh ruang atau waktu dan transfer data tetap dapat

dilaksanakan. Dengan demikian misalnya suatu perusahaan memiliki beberapa counter

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

43  

 

di tiga propinsi di Indonesia, maka melalui VAN data tetap dapat dikumpulkan secara

serentak dari tempat yang terjauh sekalipun.

2.9 Gambaran Umum KPWN

Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (KPWN) merupakan lembaga

usaha berbentuk koperasi yang didirikan pada tahun 1989, dengan maksud untuk

meningkatkan kesejahteraan pegawai Departemen Kehutanan (DEPHUT) khususnya

di bidang perumahaan dan kendaraan roda dua. Sampai saat ini, jumlah debitur telah

mencapai sekitar 15.000 orang atau kurang lebih 36% pegawai negeri sipil DEPHUT

telah menikmati fasilitas dari KPWN. Kebijakan penghentian pembangunan rumah

dinas di tengah pesatnya pembangunan ekonomi dan terus bertambahnya jumlah

pegawai memang menjadi masalah tersendiri. Padahal, rumah adalah kebutuhan

primer yang paling sulit dipenuhi oleh PNS dibandingkan kebutuhan lainnya, sandang

dan pangan. Itu sebabnya tak jarang terdengar kasus-kasus menyedihkan yang menima

PNS yang telah purna tugas tapi tidak bisa memiliki rumah.

Departemen kehutanan sendiri sedikit beruntung karena ada Yayasan Sarana

Wana Jaya (SWJ). Yayasan yang di dirikan mantan menteri kehutanan DR Suedjarwo

ini berusaha membantu meringankan beban dengan menyediakan rumah bagi

karyawan kehutanan. Departemen Kehutanan. Dari sini, mereka mengikat kerjasama

dengan Bank BTN untuk membangun perumahan melalui kredit konstruksi.Tahun

1986, yayasan SWJ juga membantu perumahan karyawan Dephut di Kompleks

perumahan Selakopi, Bogor. Berbeda dengan perumahan Cileduk Jakarta, dimana

kredit dilakukan antara karyawan Bank BTN, kali ini ayaysan SWJ sendiri yang 

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

44  

 

membangun rumah. Dengan demikian, perkankian kredit pun dilakukan antara

karyawan Departemen Kehutanan dengan yayasan SWJ.

Selain di JABOTABEK, aktivitas bantuan pembangunan perumahan dilakukan

yayasan SWJ di sejumlah daerah. Aktivitas itu antara lain tercatat di Nusa Tenggara

Barat, Irian Jaya dan Timor-Timur. Namun kemampuan yayasan ini memang terbatas,

sehingga sebagian besar karyawan di daerah lain belum dapat memiliki rumah tinggal.

Apalagi yayasan SWJ juga tidak hanya berfokus pada pengadaan rumah, melainkan

memiliki kegiatan lain juga yang harus dipikirkan.

Kondisi ini yang dilihat dan ditangkap dengan empati oleh Menteri Kehutanan

Hasjrul Harahap saat itu. Sebagai pimpinan, dia merasakan masih ada yang kurang.

PNS sebagai “Prajurit Lapangan” ternyata masih jauh dari kesejahteraan. Tolak ukur

paling sederhana adalah soal kepemilikan rumah yang jadi kebutuhan primer, terutama

untuk golongan I dan II.

Bahkan, untuk petugas penyuluh yang harus aktif menjadi juru penerang ke

pelosok, ternyata banyak yang tidak memiliki sarana dasar transportasi. Jangankan

obil, sepeda motor pun banyak yang tidak punya. Padahal, dari tangan mereka seluruh

kebijakan di pusat harus bisa sampai dan terwujud dalam praktik di lapangan.

Dalam konteks itu, Hasjrul Harahap juga melihat konsep rumah dinas punya

kelemahan, terutama kerelaan para penghuninya. Sebagai rumah dinas, yang terkait

dengan jabatan, harusnya fasilitas itu dimiliki bergulir. Namun dalam praktik selama

ini, ternyata sulit untuk mengeluarkan karyawan yang sudah terlanjur menempati

rumah tersebut kendati sudah pensiun atau bukan lagi PNS.

Keperihatinan Hasjrul Harahap ini kemudian disampaikan dalam sebuah

kesempatan makan siang yang biasa dilakukan bersama pejabat eselon I Departemen

Kehutanan di lantai IV samping ruang kerjanya. Intinya, bagaimana membantu

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

45  

 

memberikan kesejahteraan bagi golongan I dan II PNS Departemen Kehutanan untuk

memiliki fasilitas dasar perumahan dan sepeda motor.

Asumsi dasarnya, bagaimana PNS golongan I dan II sebagai ujung tombak di

lapangan bisa bekerja dengan tenang dan cepat tiba di kantr jika tidak punya rumah

dan kendaraan? Kondisi ini bisa berpengaruh lebih lanjut ke kinerja karyawan. Untuk

membeli rumah, juga bukan perkara mudah. Jangankan untuk mencicil, untuk

membayar uang muka saja mereka sudah tidak sanggup mengingat kecilnya

pendapatan dari gaji mereka.

Berangkat dari “diskusi makan siang” itulah kemudian lahir gagasan

membentuk lembaga yang bisa memberi bantuan kredit perumahan golongan I dan II.

Gagasan ini terinspirasi ketika Hasjrul Harahap diundang menyaksikan peresmian

rumah sederhana bagi prajurit ABRI yang dibangun oleh koperasi mereka. Pemikiran

sederhananya, jika ABRI mampu, mengapa Departemen Kehutanan tidak ?

Apalagi Departemen Kehutanan memiliki Dana Reboisasi (DR). Setidaknya,

karena ini untuk kesejahteraan pegawai, bisa saja lembaga yang akan dibentuk itu

memperoleh pinjaman yang diambil dari bunganya DR untuk modal

pengembangannya ke depan.

Gagasan itulah yang kemudian dicoba dibahas lebih mendalam dan serius.

Pada hari Rabu, tanggal 14 Januari 1989 di VIP room lantai 4 Gedung Manggala

Wanabakti akhirnya digelar rapat yang dipimpin oleh Staff Ahli Menteri (SAM), Ir

Triyono.

Rapat dihadiri langsung oleh Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap dan pejabat

eselon I dan II. Dalam kesempatan itu, Hasjrul memberi pengarahan tentang peluang

memberi pinjaman pembelian rumah dan sepeda motor yang dananya dari “cucunya”

DR demi kesejahteraan pegawai golongan I dan II. Istilah “cucu” DR muncul karena

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

46  

 

yang dipinjam adalah penerimaan bunga dari bunga jasa giro DR yang disimpan di

perbankan nasional.

Dalam rapat ini berkembang berbagai hal. Namun, yang paling krusial adalah

mencari bentuk badan hukum yang pas untuk menyalurkan bantuan pinjaman serta

memperoleh permodalan. Rapat kemudian membahas satu persatu tawaran bentuk

badan hukum, mulai dari yayasan, kopereasi sampai preseroan.

Ketika membahas badan hukum berbentuk yayasan, rapat menilai kurang pas

karena sudah ada yayasan SWJ yang dipimpin oleh mantan Menteri Kehutanan

Soedjarwo. Apalagi, yayasan SWJ sudah lebih dulu dibentuk dan telah membangun

Gedung Manggala Wanabakti, bahkan juga sudah membangun perumahan bagi

pejabat Departemen Kehutanan serta karyawan di banyak daerah.

Untuk menghindari tumpang tindih antara yayasan SWJ dengan lembaga baru

yang digagas oleh Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap, maka rapat menimbang perlu

dibentuk badan hukum yang berbeda.

Di sisi lain, ketika membahas badan hukum berbentuk perseroan rapat

mengakui akan sulit dipertanggungjawabkan. Alasannya, Departemen Kehutanan tidak

boleh memiliki Perseroan Terbatas (PT). Itu sebabnya, rapat menolak jika badan

hukum lembaga yang akan dibentuk adalah perseroan karena akan sulit

dipertanggungjawabkan. Apalagi, lembaga itu akan mengusahakan perumahan dan

motor, sehingga jauh dari kepentingan Departemen Kehutanan.

Itu sebabnya, peserta rapatpun lebih banyak memilih badan hukum koperasi

seperti yang diinginkan oleh Hasjrul Harahap. Koperasi memang sedang menjadi tren

sebagai bentuk ekonomi kerakyatan dan berkembang dimana-mana. Tak hanya di

instansi pemerintah, bahkan di perusahaan dan pabrik-pabrik swastapun banyak yang

mendirikan koperasi.

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

47  

 

Salah satu yang paling menonjol saat itu, baik di instansi pemerintahan

maupun swasta, adalah lahirnya koperasi karyawan (KOPKAR). Sebut saja Koperasi

Karyawan Dephut (KOPKARHUT), Koperasi Pegawai Negeri Silva Lestari

Kehutanan Sumatera Selatan, Koperasi Mitra Karsa badan Litbang Kehutanan Bogor,

Koperasi Pegawai Negeri Bina Silva Sejahtera Kanwil Dephut Jawa Tengah, dan

Koperasi Pegawai Kanwil Dephut Jabar Wana Mekar dan sebagainya.

Yang paling menarik, dengan berbadan hukum koperasi, banyak kemudahan

untuk mendapatkan beragam fasilitas, apakah dari pemerintah atau perusahaan swasta.

Bahkan, pemerintah pun sampai mengeluarkan kebijakan agar BUMN dan swasta

besar menyisihkan minimal 5% dari keuntungannya untuk koperasi.

Jadi, tidak heran jika masyarakat berbondong-bondong membentuk koperasi.

Apalagi, syarat mendirikan koperasi juga tidak sulit. Dengan 20 orang yang

mempunyai tujuan samam, mereka boleh mendirikan badan hukum dari departemen

koperasi. Contohnya, suatu desa yang terdiri dari petani jika mempunyai anggota 20

orang bisa membentuk Koperasi unit Desa (KUD). Begitu juga KANWIL Kehutanan

Propinsi Jawa Tengah di Semarang. Dengan 20 Karyawannya lalu mendirikan

koperasi primer.

Tidak heran dengan kemudahaan itu mengakibatkan dalam suatu instansi,

hanya berbeda direktorat pun, muncul sejumlah koperasi primer. Ini juga terjadi di

Departemen Kehutanan, banyak koperasi primer yang dilindungi Undang-Undang

No.12/1967 tentang pokok-pokok koperasi.

Berdasarkan UU tersebut, koperasi terdiri dari koperasi primer, sekunder dan

induk koperasi. Jika koperasi primer bisa dibentuk hanya oleh 20 orang dengan tujuan

yang sama, maka koperasi sekunder adalah gabungan sejumlah koperasi primer yang

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti

48  

 

lazim disebut koperasi skunder. Yang membedakan kopearsi sekunder dan koperasi

primer adalah cakupan wilayah kerja. Wilayah kerja koperasi sekunder minimal di

tingkat kabupaten atau tingkat propinsi bahkan seluruh Indonesia.

Syarat untuk membentuk pusat koperasi (Koperasi Sekunder) minimal harus

memilki 5 koperasi primer sebagai anggota, contoh koperasi sekunder adalah Pusat

Koperasi Unit Desa (PUSKUD), Pusat Koperasi Pedagang Pasar (PUSKOPPAS),

Pusat Koperasi Pegawai Negeri (PKPN).

Sedangkan koperasi di tingkat nasional adalah induk koperasi. Syarat

membentuk induk koperasi minimal harus mempunyai anggota tiga koperasi sekunder

(pusat). Contoh induk koperasi Unit Desa (InKUD), Induk Koperasi Pegawai Negeri

(IKPN).

Setelah seluruh peserta rapat setuju dengan badan hukum koperasi, maka rapat

pada hari rabu itu membuat keputusan penting dalam sejarah lahirnya Koperasi

Perumahan Wanabakti Nusantara atau disingkat KPWN. Pemilihan nama ini

didasarkan pada keinginan pimpinan Departemen Kehutanan untuk mensejahterakan

karyawan dengan memiliki rumah.

Dari hasil pemufakatan, rapat tanggal 14 Januari 1989 itu juga memutuskan

menunjuk tiga orang menjadi formatur untuk menyusun kepengurusan Koperasi

Perumahan Wanabakti Nusantara. Selain menyusun kepengurusan, formatur bertugas

menyiapkan Badan Hukum (BH), Anggaran Dasar (AD), dan Anggaran Rumah

Tangga (ART) sesuai dengan amanat UU Koperasi No.12/1967.