6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi dan Sistem Informasi 2.1.1 Teknologi Informasi Menurut Salleh (1999, P1) ada lima komponen sistem informasi yaitu hardware, programs, data, procedures, dan people. Hubungan kelima komponen sistem informasi tersebut dapat dilihat pada gambar-1 berikut : Gambar 2.1 Lima komponen sistem informasi
43
Embed
BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-122.pdfhasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teknologi Informasi dan Sistem Informasi
2.1.1 Teknologi Informasi
Menurut Salleh (1999, P1) ada lima komponen sistem informasi yaitu hardware,
programs, data, procedures, dan people. Hubungan kelima komponen sistem informasi
tersebut dapat dilihat pada gambar-1 berikut :
Gambar 2.1 Lima komponen sistem informasi
7
Sedangkan menurut Information Technology Association of America (ITAA)
(Url : www.wikipedia.com), teknologi informasi adalah "the study, design,
development, implementation, support or management of computer-based information
systems, particularly software applications and computer hardware." Menurut
pengertian ini juga mengatakan bahwa teknologi informasi berkaitan dengan
penggunaan computer elektronik dan perangkat lunak untuk mengubah, menyimpan,
melindungi, memproses, mengirimkan, serta mengamankan informasi yang didapat.
Pada saat ini, penggunaan istilah teknologi informasi telah berkembang untuk
mengartikan banyak instilah pada computer dan teknologi. Pengertian dari teknologu
informasi menjadi sangat besar, dan memasuki pada banyak area. Para professional di
bidang TI melakukan banyak variasi tugas mulai dari intall aplikasi sampai mendesain
jaringan computer dan database informasi yang sangat rumit. Beberapa pekerjaan yang
dilakukan oleh para professional TI bisa termasuk manajemen data, jaringan, hardware
engineering, perangkat keras computer, database, desain perangkat lunak, serta
manajemen dan administrasi semua system yang ada.
2.1.2 Sistem Informasi
Penggunaan kata Sistem Informasi mempunyai pengertian yang berbeda :
Pada keamanan computer, system informasi bisa digambarkan dengan tiga objek
(Aceituno, 2004) :
o Structure :
Repositories, yang menahan data secara permanen atau
sementara, serperti buuuffers, RAM, atau hard disk, cache, dsb.
8
Interfaces, yang menukar informasi dengan dunia non-digital
seperti keyboards, speaker, scanner, printer, dsb..
o Channels, yang menghubungkan repositories, seperti buses, kabel,
wireless, dsb.
Sedangkan pandangan yang paling umum mengenai Sistem informasi adalah, sebuah
prose sederhana yang mempunyai rangkaian Input – Proses – Output.
2.2 Peran IT Dalam Proses Bisnis
Kemajuan teknologi informasi yang pesat telah menjadikan teknologi
informasi sebagai salah satu komponen utama dalam format perusahaan baru sebagai
hasil (Richardus Eko Indrajit, 2000). Perkembangan teknologi informasi seperti local
area network, wide area network, multimedia, data warehouse, intranet, dan internet
telah membuat perusahaan mendefinisikan kembali visi dan misi bisnisnya, terutama
yang berkaitan dengan strategi pelaksanaan bisnis.
Ada empat cara improvisasi yang dapat dilakukan terhadap proses-proses dalam
perusahaan yang ditawarkan oleh teknologi informasi (Peppard, 1995) yaitu:
1. Eliminate
Menghilangkan proses-proses yang dianggap tidak perlu lagi dilakukan jika
sistem komputer diimplementasikan, misalnya karena alasan efisiensi.
Proses-proses seperti pengecekan secara manual terhadap kalkulasi-
kalkulasi rumit yang tidak perlu lagi dilakukan setelah program berbasis
spreadsheet dikembangkan merupakan salah satu contoh dari kemudahan
yang ditawarkan teknologi informasi. Demikian pula dalam hal proses
9
pembuatan laporan-laporan beragam, baik yang bersifat periodik maupun
ad hoc yang biasanya memakan waktu berjam-jam jika harus dikerjakan
secara manual, akan hilang dengan sendirinya karena diinstalasinya suatu
laporan generator berbasis komputer.
2. Simplified
Penyederhanaan proses-proses tertentu atau pengurangan rantai proses
untuk tujuan pelaksanaan aktifitas yang lebih cepat dan murah. Kasus
klasik yang paling sering dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
melakukan simplifikasi terhadap formulir-formulir yang biasa
dipergunakan untuk tujuan kontrol internal perusahaan (karena berdasarkan
filosofi lama yang mengatakan bahwa semakin banyak SDM yang terlibat
dalam melakukan kontrol terhadap suatu proses, akan semakin baik karena
memperkecil kemungkinan terjadinya kolusi). Fasilitas komunikasi e-mail
dan workflow yang ditawarkan pada konsep intranet merupakan salah satu
alternatif yang paling efisien dan efektif untuk mempersingkat prosedur
pengajuan dan persetujuan kredit di bank. Apalagi jika teknologi tersebut
dilengkapi oleh sistem keamanan komputer yang canggih.
3. Integrate
Adalah berupa kemungkinan diintegrasikannya beberapa proses yang
biasanya ditangani oleh beberapa karyawan dari berbagai divisi yang
terpisah menjadi sebuah proses yang lebih sederhana. Dengan
diimplementasikannya jaringan komputer berskala WAN, proses
pengecekan barang di gudang yang biasanya harus melalui prosedur pada
bagian logistik dapat dilakukan pula oleh seorang salesman sehingga dapat
10
mencegah terjadinya overcommitted atau shortage terhadap pesanan
pelanggan.
4. Automate
Adalah mengubah hal-hal yang biasanya dilakukan secara manual menjadi
aktivitas mengunakan komputer.
Pada kenyataannya, tidak semua perusahaan secara penuh menggunakan keempat cara
diatas, karena pada akhirnya faktor manusialah yang menjadi faktor penentu
keberhasilan proses implementasi system informasi, dimana kegagalan terbesar
diakibatkan oleh fenomena “people don’t like to change”
2.3 Kegunaan Informasi
Menurut Romney & Steinbart (1999,p15) ada enam karakteristik agar informasi
yang dihasilkan oleh system informasi menjadi lebih berguna dan berarti sehingga
dapa memberikan kepuasan bagi penerima informasi, yaitu :
• Relevan
Informasi harus relevan yaitu mengurangi ketidakpastian, meningkatkan
kemampuan para pengambil keputusan untuk membuat prediksi, atau
konfirmasi atau perbaikan terutama pada apa yang telah diharapkan.
• Reliable
Informasi bersifar reliable artinya bebas dari kesalahan, bias dan secara akurat
menggambarkan kegiatan atau event dari organisasi
• Complete
11
Informasi harus lengkap artinya tidak dapat menghulangkan aspek-aspek
penting atas kegiatan atau event yang sedang diukur
• Timely
Informasi tersedua tepat waktu yang berguna untuk pengambilan keputusan
• Understandable
Informasi harus dapat dimengerti, informasi juga harus berguna untuk
pemakainya
• Verifiable
Isi dari informasi harus dapat memberikan persepsi yang sama bagi para
pengguna informasi
Kegunaan informasi menurut Alter (1999, p132) terdiri dari :
• Information Quality : informasi yang baik berdasarkan pada akurasi, ketepatan,
kelengkapan, tepat waktu dan personal atau organisasi yang membuat
informasi tersebut.
• Information Accessibility : Kemudahan dalam mendapatkan dan memanipulasi
informasi
• Information Presentation : Kesimpulan dan format yang dipresentasikan
kepada pemakai.
• Penggunaan informasi yang dihasilkan oleh system informasi harus sesuai
dengan kebutuhan pengguna, sehingga menimbulkan kepuasan bagi penerima
informasi.
12
2.4 Kualitas Informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi. Tanpa informasi
maka akan menghambat kemajuan perusahaan. Kualitas informasi dihasilkan dari
suatu system informasi yang berpengaruh penting pada persepsi pengguna system
informasi mengenai kegunaan atau fungsi serta kemudahan dalam memakai system
informasi tersebut. Menurut Webber (1999, p897) ukuran kualitas informasi dapat
dilihat pada :
a. Authentivity, informasi itu harus otentik
b. Accuracy, Berati informasi itu harus benar, tidak ada kesalahan dan tidak
menyesatkan
c. Completeness, Informasi itu harus lengkap.
d. Uniqeness (No Redundancy), artinya informasi itu tidak dijelaskan secara
berulang-ulang
e. Timeliness, artinya informasi itu tidak boleh terlambat diterima oleh penerima.
f. Relevance, informasi itu harus bermanfaat bagi pemakainya.
g. Comperhensibility, Informasi itu harus meliputi banyak hal disegala bidang
secara lengkap
h. Precision, artinya informasi harus tepat memenuhi sasaran sesuai dengan
kebutuhan.
i. Conciseness, informasi itu harus ringkas dan padat isinya
j. Informativeness, berarti informasi harus bersifat informatuf artinya jelas, tidak
mengambang.
Kualitas dari informasi adalah pengukuran terhadap kualitas informasi berpusat
pada hasil keluaran yang dihasilkan oleh suatu system dan nilai, serta bagaimana
penilaian pengguna informasi terhadap fungsi atau tingkat kepentingan relative dari
13
informasi tersebut. Pada umumnya, sebagian besar cara pengukuran diatas
berhubungan dengan persepsi atau cara pandang sesorang atau kelompok.
Menurut Bailey dan Pearson (1980) terdapat sembilan karakteristik kualitas
informasi, adalah sebagai berikut :
a. Accuracy (ketepatan) - berhubungan dengan nilai atau angka – informasi harus
akurat
b. Precision (berhubungan dengan goal atau objectif yang telah di tentukan
sebelumnya) – informasi harus tepat sasaran.
c. Nilai mata uang atau ukuran-ukuran financial – Informasi tidak harus mahal
d. Ketepatan waktu dari dihasilkannya keluaran atau output – Informasi yang
dihasilkan harus tepat waktu
e. Tingkat keandalan dari informasi tersebut – Informasi harus bias diandalkan
f. Kelengkapan dari informasi tersebut – Informasi harus lengkap
g. Ringkas - Informasi haru ringkas tapi padat
h. Bentuk dari informasi tersebut.
i. Tingkat relevansi dari informasi tersebut
Hal tersebut menjadi perhatian dalam riset terhadap pengguna informasi
2.5 User Information Satisfaction (UIS)
Secara umum, tujuan dari pengembangan system informasi adalah memberikan
kontribusi efektif bagi perusahaan, menuju produktivitas yang tinggi, layanan
pelanggan yang semakin baik, kualitas dari kehidupan bekerja pengguna. Menurut
Webber (1999, p893) UIS lebih sering digunakan untuk mengukur keefektifan dan
efisiensi dan system informasi dalam melakukan penelitian system informasi
14
Efektif berhubungan dengan “doing the right thing:. Sedangkan efisiensi
menekankan pada “doing the right way”. Efektivitas mewakili pandangan
eksternal tentang apakah suatu produk yang telah dibuat sesuai dengan
kenginginan pelanggan. Efisiensi menekankan pada pandangan internal mengenai
penggunaan suatu sumber daya pada system kerja yang memproduksi suatu
output/produk (alter, 1999, P52)
a. Model pada efisiensi Sistem Informasi
ada dua alas an dilaukkan efisiensi dalam system informasi, yang terdiri dari :
1. Untuk mengevaluasi megnenai system operasional yang berjalan, untuk
menentukan performance dari system yang perlu ditingkatkan/
2. Untuk menentukan alternative system yang akan dibeli, disewa, atau
dikembangkan
b. Model pada efektivitas system informasi
Berikut ini adalah gambar mengenai efektivitas system informasi.
15
Gambar 2.2 Information System Efectiveness Model
(Sumber : Webber 1999, p894)
Bila dilihat dari model tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa model
menunjukkan suatu set hubungan hipotesa antara factor-faktor yang memiliki
pengaruh pada efektivitas system informasi. Factor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
• System Quality
16
Merupakan kualits dari system. Lebih menekankan pada komponen dari
hardware dan software dari system informasi yang dapat mempengaruhi
persepsi pengguna atas kegunaan dan kemudahan penggunaan dari system
tersebut
• Information Quality
Qualitas informasi yang dihasilkan oleh sisfo tersebut
• Perceived Usefulness
Kegunaan dari system tersebut yang dapat menunjang pekerjaan pengguna
sehingga dapat meningkatkan performance di organisasi.
• Computer Self-efficacy
Kemampuan sesorang dalam mempergunakan computer.
• Easy of Use
Kemudahan dalam menggunakan system, apabila pemakai bersikap negative
terhadap sustem yang digunakan, maka system tersebut tidak akan terpakai.
• Use
Pengguna dapat mengetahui kegunaan dari system dan kemudahann dalam
penggunaannya.
• Organization Impact
Apabila pengguna memperoleh pengaruh positif terhadap system, maka secara
tidak langsung dapat memberikan nilai positif bagi perusahaan.
• Individual Impact
Pengaruh dari system informasi pada pengguna dapat ditunjukkan dengan
beberapa cara. Ada dua hal yang berpengaruh :
17
a. User task accomplishment, pencapaian tugas-tugas yang dikerjakan
oleh pengguna.
b. User Quality of working life, kualitas pengguna dalam kehidupan
bekerjanya.
• User Satisfaction
Definisi dari Remenyi, Money dan Twite (1995, p119) kepuasan pemakai
secara umum dipercaya sebagai hasil dari perbandingan antara harapan (atau
kebutuhan) pemakai terhadap system informasi dengan kinerja sisfo yang
dilihat pada sejumlah aspek dari system informasi.
Secara spesifik, dikatakan bahwa pandangan keseluruhan terhadap fungsi-
fungsi system informasi dipengaruhi oleh besar dan arahan kesenjangan antara
harapan dan kinerja. Kesenjangan positif/negative terjadi pada saat kinerja
melebihi/dibawah harapan. Kesenjangan positif telah disia-siakan, sementara
kesenjagan negarif yang besar mengidentifikasikan suatu kebutuhan akan
peningkatan kinerja.
Kepuasan pelanggan terletak pada kualitas pelayanannya. Pada dasarnya,
dalam meilih produk atau jasa yang dibutuhkannya, seorang pelanggan akan
mencari perusahyaan yang menjual produk atau jasa tersebut. Lebih murah,
lebih baik, dan lebih cepat. Disinal peran system informasi sebagai komponen
utama dalam memberikan keunggulan kompetitif perusahaan. Oleh karena itu
kunci kinerja perusahaan adalah pada proses yang terjadi baik di dalam
perusahaan maupun berlangsung bersingguan dengan pelanggan. Dengan
memfokuskan diri pada penciptaan proses yang efisien, efektif terkontrol
dengan baik sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang andal (Indrajit,
2000, pp13-14)
18
Menurut L.Arunachalam dalam open internet jurnalnya yang berjudul
“Theoritical Framework to measure the user satisfaction in internet banking” (2006)
Konsep user satisfaction sudah digunakan sejak awal tahun 1980 (Bailey & Pearson,
1983; Ives, Olson, & Baroudi, 1983) dan untuk end user computer satisfactions sudah
dipelajari sejak tahun 1980 (Bailey & Pearson, 1983; J. Chin, Diehl, & Norman, 1988;
Ives et al., 1983; Rivard & Huff, 1988; Rushinek & Rushinek, 1986). Bailey et al.
(1983) menyatakan bahwa ada beberapa factor yang mempengaruhi kepuasan
pengguna dan itu besa dilihat sebagai sikap yang dua dimensi. User satisfaction bias
dilihat sebagai penjumlahan dari berbagai persaan pengguna dan sikap terhadap
beberapa factor yang berpengaruh pada sistuasi yang digunakan (Bailey et al., 1983).
Akhir-akhir ini, telah berkembang keingintahuan kepada User Experience
(Hiltunen et al., 2002; Lindgaard & Dudek, 2003; Wilson & Sasse, 2004), yang bisa
dilihat sebagai konsep yang lebih besar daripada sekedar user satisfaction. User
experience telah menjadi sesuatu yang sangat penting pada factor e-business karena
end user seringkali membayar produk dan jasa yang paling banyak, yang dapat di
indikasikan bahwa karakteristik produk seperti Usability, Usefulness, Appeal, dan
Value of Money haruslah sesuai dengan ekspektasi user terhadap suatu produk.
(Wilson & Sasse, 2004). Dari persepektif ini, mengukur user experience sangatlah
perlu untuk berbagai produk dan jasa teknologi (Wilson & Sasse, 2004).
Lindgaard & Dudek (2003) menyatakan bahwa user experience mengandung
beberapa rasa “kepuasan”. Mereka mendefinisikan bahwa “kepuasan” user adalah
sebuah kumpulan subjectif dari pengalaman yang saling berinteraksi. Akhir-akhir ini,
Tractinsky, Katz, & Ikar (2000) menunjukkan bahwa estetika dan anggapan pengguna
berkaitan kuat satu dengan yang lainnya. Mereka menyatakan bahwa "kecantikan"
atau "banding" adalah terkait dengan persepsi kegunaan, dan akibatnya apa yang
19
dianggap indah juga dianggap bermanfaat. Namun, Lindgaard & Dudek (2003)
menyatakan bahwa usaha mereka untuk konsumen situs web (B2C) mendapat nilai
tinggi tetapi dianggap rendah dari nilai kegunaan dibanding pengguna yang
dihasilkannya sangat tinggi kepuasan, tetapi dianggap rendah nilai kegunaan,
menunjukkan bahwa apa yang dianggap perlu indah tidak juga dapat dirasakan
bermanfaat.
Lindgaard & Dudek (2003) menekankan bahwa estetika, emosi, harapan, dan
kegunaan likeability semua mempengaruhi pengalaman interaktif, tetapi mereka
tergantung pada situasi saat ini. Selain itu, mereka menyatakan bahwa kegunaan
adalah faktor penting dalam mengalami situs interaktif B2C, tetapi tidak dikenal
adalah interaksi pengguna dengan situs B2C apakah kegunaan atau didorong
kepuasan. Mereka menyarankan hasil yang web designer harus memperhatikan baik
visual banding dan kegunaan. Bailey dkk., (1983) melaporkan bahwa HCI kebutuhan
penelitian yang jelas definisi kepuasan pengguna, termasuk yang lengkap dan valid
mengatur faktor dan instrumen yang mengukur fenomena ini. Lindgaard & Dudek
(2003) menambahkan bahwa HCI peneliti harus merumuskan yang jelas pengalaman
pengguna gagasan, dimana hubungan antara kepuasan, banding, dan dirasakan
kegunaan sebenarnya akan ditentukan. Kepuasan pengguna dan kegunaan pengukuran
berikutnya akan jelas.
Secara umum, antarmuka pengguna dapat dievaluasi dengan berbagai cara
(Chin J. dkk., 1988). Selain itu, ia telah menyatakan bahwa setiap komponen dari
kegunaan seperti efektifitas, efisiensi dan kepuasan dapat diperiksa dengan
menggunakan salah satu tujuan atau langkah-langkah subyektif (Nielsen, 1993; ISO
9241-11, 1998). Pengguna kepuasan terutama yang telah diperiksa dengan ukuran-
ukuran subyektif seperti beberapa item-pengguna kuesioner (Chin J. dkk., 1988;
20
Lewis, 2002; Lindgaard & Dudek, 2003). Selain itu, subjek kepuasan, yang diukur
dalam tes pengguna, juga telah digunakan sebagai indikator kepuasan pengguna,
namun dengan hasil yang kontradiktif (Catatan & Swan, 2003). Baru-baru ini,
pendekatan lain seperti tujuan pengukuran dari pengalaman pengguna telah
diperkenalkan (Sasse & Wilson, 2004).
Wilson & Sasse (2004) menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus tujuan
fisiologis, langkah-langkah seperti kulit yang dpt menyalurkan arus listrik, detak
jantung berdebar-debar dan volume darah dapat mengungkapkan pengguna 'tanggapan
terhadap produk yang mereka tidak menyadari baik, atau tidak dapat di ingatan
penilaian subyektif setelah sesi tes . Namun, ada beberapa masalah dalam
menggunakan fisiologis langkah-langkah untuk menganalisa kepuasan pengguna dan
pengalaman pengguna. Misalnya, analisis data dan belajar untuk menggunakan
peralatan yang memakan waktu lama, peralatan dan finansial dan sensor mahal (Sasse
& Wilson, 2004). Selain itu, interpretasi pengguna, proses mental dan pengalaman
yang berisi masalah sulit, bahkan di tempat studi yang jelas dan menimbulkan efek
hubungan telah diturunkan (Ward & Marsden, 2004). Karena ini masalah fisiologis,
penelitian ini terkonsentrasi pada memeriksa bagaimana pengalaman pengguna
internet perbankan dapat dievaluasi dengan menggunakan langkah-langkah subyektif.
Banyak penelitian telah terkonsentrasi pada pengembangan alat untuk mengukur
kepuasan pengguna (Chin J. dkk., 1988; Rivard 1988), kepuasan pengguna informasi
(W. Chin & Lee, 2000; Ives dkk., 1983) dan kegunaan ( Lin, Choong, & Salvendy,
1997). Secara umum, pengukuran kepuasan pengguna telah digunakan skala likert atau
skala diferensial dengan baik.
Menurut jurnal yang ditulis oleh Chun-Hoon Park, Young-Gul Kim “The
Effect of Information Satisfaction and Relational Benefit on Consumers' Online
21
Shopping Site Commitments” (2006). Information Satisfaction merujuk pada
kepuasaan atau ketidakpuasan dengan keseluruhan menghadapi layanan informasi
(Crosby & Stephens, 1987), yang berarti navigasi melalui halaman Web dan isi dalam
konteks sebuah layanan online. Hal ini berbeda dari keseluruhan kepuasan yang
merujuk kepada konsumen secara keseluruhan evaluasi dari sebuah organisasi
berdasarkan semua mendapatkan pengalaman dan dengan organisasi yang khusus
(Jones & Suh, 2000). Information satisfaction juga dapat diartikan sebagai
konsepsualisasi informasi kepuasan emosional sebagai reaksi atas pengalaman yang
diberikan oleh keseluruhan informasi layanan (Westbrook, 1983).
Kualitas informasi dan kualitas antarmuka pengguna yang diyakini
mempengaruhi kepuasan pengguna informasi (DeLone & Hani, 2004; Wang & Kuat,
1996). Informasi yang disediakan oleh toko online yang dibagi ke dalam informasi
produk dan layanan informasi. Informasi produk termasuk produk atribut informasi,
rekomendasi konsumen, laporan evaluasi, dan sebagainya. Layanan informasi yang
paling toko online termasuk memberikan informasi keanggotaan, FAQ, pemesanan
dan pemberian informasi, promosi, dan sebagainya.
Untuk mengevaluasi informasi produk dan layanan, kami mengadopsi enam
komponen informasi kualitas dari penelitian kepuasan pengguna informasi. Mereka
adalah relevansi, kebaruan, kecukupan, playfulness, konsistensi, dan understandability
(DeLone & Hani, 2004; Moon & Kim, 2001; Wang & Kuat, 1996). Informasi yang
disampaikan oleh toko online harus mendukung layanan pelanggan produk dan
pencarian. Informasi tersebut harus berguna dan relevan untuk Memprediksikan
kualitas dan utilitas dari sebuah produk atau layanan (Wolfinbarger & Gilly, 2001).
Untuk memuaskan konsumen, informasi tersebut harus up-to-date dalam presentasi
produk dan layanan, mencukupi untuk membantu konsumen membuat pilihan, yang
22
konsisten dalam mewakili format dan konten, dan mudah untuk dipahami (McKinney
dkk., 2002; Wang & Kuat, 1996; Zhang dkk., 2000). Kenikmatan, hiburan, dan humor
adalah faktor penting untuk membentuk konsumen revisiting intensi ke situs Web