Top Banner
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 1. Pengertian Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan stuktur tubuh sebagaian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh (Kementerian Kesehatan RI, 2012). 2. Ciri-Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak Menurut Kementerian Kesehatan RI (2012) proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan menimbulkan perubahan Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
25

BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

Apr 21, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

1. Pengertian

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan stuktur tubuh sebagaian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan

perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil

interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,

misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan

sosialisasi. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia

yang utuh (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

2. Ciri-Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2012) proses tumbuh kembang anak

mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan

disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada

seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

8

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan

selanjutnya.

Anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati

tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan

sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan

kaki dan bagian tubuh lain yang terkaitan dengan fungsi berdiri anak

terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena

akan menentukan perkembangan selanjutnya.

c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

Sebagaimana pertumbuhan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik

dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan

perkembangan pada masing-masing anak.

d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian terjadi

peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat,

bertambah umur, bertambah berat badan dan tinggi badannya serta bertambah

kepandaiannya

e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,

yaitu:

1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke

arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).

2) Perkemabangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu

berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan

gerak halus (pola proksimodistal).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

9

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling

berkaitan. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2012) prinsip-prinsip tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,

sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan

yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh

kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki

anak.

b. Pola perkembangan dapat diramalkan

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Demikian

perkembangan seseorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari

tahapan spesifik dan terjadi berkesinambungan.

3. Aspek–Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan

a. Aspek Pertumbuhan

Menilai pertumbuhan anak dilakukan dengan pengukuran antropometri.

Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang

badan), lingkar kepala. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil

peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran

tinggi badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor

genetik sedangkan pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai

pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya

reterdasi mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat

penyumbatan cairan serebrospinal (Hidayat, 2009).

Page 4: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

10

b. Aspek perkembangan

Menurut (Kementerian Kesehatan RI: 2012) aspek pada perkembangan

yaitu :

1) Motorik kasar (gross motor) adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh

yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk dan berdiri.

2) Motorik halus (fine motor Skills) adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan

bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil,

tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati

sesuatu, mencimpit dan menulis.

3) Bahasa (language) adalah kemampuan untuk memberikan respon

terhadap suara, mengkuti perintah, berbicara dan berkomunikasi.

4) Prilaku sosial (personal social) adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan mandiri, berpisah dengan ibu/pengasuh anak,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Menilai perkembangan anak yang dapat dilakukan adalah dengan

wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan

dalam perkembangan, kemudian melakukan tes skrining

perkembangan anak (Hidayat, 2009, hlm. 38).

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang

Anak

Umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal

yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

11

dan perkembangan anak. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2012) faktor-faktor

tersebut antara lain :

a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

1) Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki

faktor herediter ras/bangsa indonesia atau sebaliknya.

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk atau kurus.

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun

pertama kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis kelamin.

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada

laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-

laki lebih cepat.

5) Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak

yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang

berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

6) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan

seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

12

b. Faktor luar (eksternal)

1) Faktor Prenatal

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital

seperti club foot.

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid, dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d) Endokrin

Diabetes meilitus dapat menyebabkan mekrosomia, kardiomegali,

hiperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas

anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo Virus Herpers simpleks) dapat menyebabkan

kelainan pada janin; katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental,

dan kelainan jantung kongenital.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

13

g) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah

merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah

janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya

mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental

pada ibu hamil dan lain-lain.

2) Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor Pascasalin

a) Gizi, untuk tumbuh kembang bayi, dperlukan zat makanan yang

adekuat.

b) Penyakit kronis/kelainan kongenital, Tuberkulosis, anemia, kelainan

jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan janin.

c) Lingkungan fisik dan kimia, lingkungan sering disebut melieu adalah

tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan

dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik,

Page 8: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

14

kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu

(Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap

pertumbuhan anak.

d) Psikologis, hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak

yang tidak diketahui oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa

tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.

e) Endokrin, gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosil-ekonomi, kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan

makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan

menghambat pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuh, pada lingkungan pengasuh, interaksi ibu-anak

sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi, perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi

khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan,

sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap

kegiatan anak.

i) Obat-obatan, pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang

terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi

hormon pertumbuhan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

15

5. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan

a. Gangguan Berbicara dan Bahasa

Macam gangguan berbicara dan berbahasa:

1) Gangguan berbahasa ekspresif

2) Gangguan Berbahasa Reseptif

3) Gangguan Artikulasi Berbicara Khas

4) Gagap

b. Cerebral Palsy, suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak

progresif.

c. Sindrom Down, anak dengan sindrom down adalah individu yang

dapat dikenal dari fenotifnya dan mempunyai kecerdasan yang

terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang

berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal

(Kementerian Kesehatan RI, 2012).

d. Perawakan Pendek, Short stature atau perawakan pendek merupakan

terminologi mengenai tinggi badan yang berada dibawah persentil 3

atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi

tersebut (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

e. Gangguan Autisme, gangguan autisme bukanlah penyakit, tetapi

merupakan suatu ganguan perkembangan yang erat berkaitan dengan

perkembangan susunan saraf pusat.

f. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH),

merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk

Page 10: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

16

memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas

(Kementerian Kesehatan RI : 2012).

g. Retardasi Mental, merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh

intelegensia yang rendah (IQ>70) yang menyebabkan

ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap

tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal

(Kementerian Kesehatan RI, 2012).

B. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah.

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6

tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu

mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap

kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak di lakukan oleh ibu dan ayah yang

merupakan orang terdekat dengan anak. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan

penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap

(Kementerian Kesehatan RI: 2012).

Beberapa prinsip dasar yang perlu di perhatikan dalam melakukan stimulasi

tumbuh kembang anak, yaitu sebagai berikut:

1. Stimulasi di lakukan dengan di landasi rasa cinta dan kasih sayang .

2. Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah

laku orang –orang yang terdekat dengannya.

3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.

4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,

menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

17

5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,

terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak.

6. Gunakan alat bantu /permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.

7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

8. Anak selalu di beri pujian, bila perlu diberikan hadiah untuk keberhasilannya.

C. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Melakukan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya

melakukan skrining mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh

kembang balita dan pra sekolah, termasuk menindaklanjuti setiap keluhan

orangtua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya (Kementerian Kesehatan

RI: 2012).

Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan tenaga

kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya berupa :

1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan

Deteksi dini penyimpanggan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui/

menentukan satus gizi kurang/buruk dan mikro/macrosefal. Deteksi dini

penyimpangan pertumbuhan di lakukan di semua tingkat pelayanan. Adapun

pelaksanaan dan alat yang di gunakan adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (bb/tb)

Tujuan pengukuran BB/TB adalah menentukan status gizii anak normal,

kurus, kurus sekali atau gemuk.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

18

Cara pengukuran berat badan/tinggi badan sesuai tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Cara pengukuran berat badan

No Cara pengukuran 1 Menggunakan timbangan bayi

a. Timbangan bayi di gunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau selama anak masih bisa berbaring /duduk tenang

b. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang

c. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0 d. Bayi sebaiknya telanjang tanpa topi, kaos kaki sarung tangan e. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan. f. Lihat jarum timbangan sampai berhenti. g. Baca angka yang di tunjukan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan. h. Bila bayi terus menerus bergerak,perhatikan gerakan jarum, baca

tengah-tengah gerakan jarum ke kanan dan ke kiri 2. Menggunakan timbangan injak

a. Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak.

b. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0 c. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai

alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.

d. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi. e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti. f. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan. Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2012.

Tabel 2. Cara pengukuran tinggi badan

No Cara pengukuran 1. Cara mengukur dengan posisi berbaring:

a. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang. b. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar. c. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0. d. Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel

pada pembatas angka 0 (pembatas kepala). e. Petugas 2: tangan kiri menekan lutu bayi agar lurus, tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki Petugas 2: membaca angka di tepi di luar pengukur

Gambar 1. Cara Pengukuran Panjang Badan Sumber : (Kementerian Kesehatan, 2012)

Page 13: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

19

2. Gara mengukur dengan posisi berdiri a. Anak tidak memakai sandal atau sepatu. b. Berdiri tegak menghadap kedepan. c. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur. d. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun. e. Baca angka pada batas tersebut.

Gambar 2. Cara Pengukuran Tinggi Badan Sumber : (Kementerian Kesehatan, 2012)

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2012 1) Penggunaan Tabel BB/TB

a) Ukur tinggi/panjang dan timbang berat badan anak, sesuai cara di atas.

b) Lihat kolom Tinggi/Panjang Badan anak yang sesuai dengan hasil

pengukuran.

c) Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan)

sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang terdekat dengan

berat badan anak.

d) Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui

angka Standar Deviasi (SD).

e) Untuk menentukan bagaimana dengan status gizi anak tersebut,

menggunakan grafik WHO 2006 dan terdapat pada buku KIA revisi 2015.

b. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA), tujuan pengukuran lingkaran

kepala anak adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas

normal atau di luar batas normal.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

20

2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak

Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui

gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan

daya dengar. Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua

tingkat pelayanan (Kementerian Kesehatan RI: 2012). Adapun pelaksana dan alat

yang digunakan adalah sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel berikut.

a. KPSP (Kueisioner Pra Skrining Perkembangan)

Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan alat menggunakan KPSP

adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

b. Tes Daya Dengar (TDD)

Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran

sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan

daya dengar dan bicara anak.

c. Tes Daya Lihat (TDL)

Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya

lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk

memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.

d. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional

Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan atau

pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional,

autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar

dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Apabila penyimpangan mental

emosional terlambat diketahui, intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

21

berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Deteksi ini dilakukan oleh tenaga

kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

e. Deteksi Dini Autis pada Anak Prasekolah

Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak

umur 18 bulan sampai 36 bulan.

Tabel 3 Jadwal Kegiatan dan Jenis Skring/Deteksi Dini

Umur Anak

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan Deteksi Dini

Penyimpangan Pertumbuhan

Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional

BB/TB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT GPPH 0 bulan √ √ 3 bulan √ √ √ √ 6 bulan √ √ √ √ 9 bulan √ √ √ √ 12 bulan √ √ √ √ 15 bulan √ √ 18 bulan √ √ √ √ √ 21 bulan √ √ √ 24 bulan √ √ √ √ √ 30 bulan √ √ √ √ 36 bulan √ √ √ √ √ √ √ √ 42 bulan √ √ √ √ √ √ 48 bulan √ √ √ √ √ √ √ 54 bulan √ √ √ √ √ √ 60 bulan √ √ √ √ √ √ √ 66 bulan √ √ √ √ √ √ 72 bulan √ √ √ √ √ √ √

Sumber : Kementerian Kesehatan RI, 2012, halaman 40.

f. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada

Anak Prasekolah

1) Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini anak adanya Gangguan

Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan

ke atas.

2) Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi

atau bila ada keluhan dari orang tua/pengasuh anak atau ada kecurigaan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

22

tenaga kesehatan, kader kesehatan, pengelola TPA dan guru TK. Keluhan

tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan berikut.

a) Anak tidak bisa duduk tenang.

b) Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah.

c) Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif.

3) Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan

Perhatian dan Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated Conners Rating Scale).

Formulir ini terdiri 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orang

tua/pengasuh anak/guru TK dan pertanyaan yang perlu pengamatan

pemeriksa.

4) Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH

a) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas, dan nyaring, satu persatu

perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan

kepada orangtua/pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut

menjawab.

b) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan

pada formulir deteksi dini GPPH

c) Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak di manapun anak

berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, setiap saat dan

ketika anak dengan siapa saja.

d) Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan

pemeriksaan.

e) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

23

5) Interpretasi:

Beri nilai pada setiap jawaban sesuai dengan ”bobot nilai” berikut ini dan

jumlahkan nilai setiap jawaban menjadi nilai total

Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.

Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak.

Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.

Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.

Apabila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH.

6) Intervensi

a) Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke rumah sakit yang

memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk

konsultasi dan lebih lanjut.

b) Apabila nilai total kurang dari 13 tetapi Anda ragu-ragu, jadwalkan

pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada

orangorang terdekat dengan anak orang tua, pengasuh, nenek, guru,

dan sebagainya.

c) Jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya penyimpangan

d) tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah oleh tenaga

D. Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas

1. Pengertian Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas

Anak hiperaktiv adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan

perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) dengan memiliki gejala utama yang

tampak dalam perilaku seorang anak, yaitu interaksi, hiperaktif dan impulsive.

Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. (Aulia, 2010:39)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

24

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah

gangguan neurobehaviour pada anak, yang ditandai dengan adanya gejala

berkurangnya perhatian dan atau aktivitas atau impulsivitas yang berlebihan.

Kedua ciri tersebut merupakan syarat mutlak untuk diagnosis dan harusnya nyata

pada lebih dari satu situasi (Sadock dkk., 2015).

2. Penyebab Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas

Beberapa faktor yang diduga berhubungan atau sebagai penyebab GPPH

antara lain (Paris : 2013) :

a. Faktor Genetik

GPPH lebih sering didapatkan pada keluarga yang memiliki riwayat

menderita GPPH. Keluarga keturunan pertama dari anak dengan GPPH

didapatkan lima kali lebih banyak menderita GPPH daripada keluarga anak

normal. Angka kejadian orangtua kandung dari anak dengan GPPH lebih banyak

menderita GPPH daripada orangtua angkat. Saudara kandung dari anak dengan

GPPH didapatkan 2-3 kali lebih banyak menderita GPPH daripada saudara anak

normal (Taylor & Barke, 2008).

Beberapa penelitian ini menemukan bahwa orangtua dengan GPPH

memiliki peningkatan dua hingga delapan kali lipat untuk risiko untuk memiliki

anak GPPH. Genetik berpengaruh 76% terhadap kejadian GPPH pada anak dan

gen spesifik yang berhubungan dengan GPPH yaitu gen transporter dopamin

(DAT1) pada khromosom 5 dan gen D4 reseptor dopamin DRD4) pada

khromosom 11 (Taylor & Barke, 2008; Paris, 2013).

Page 19: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

25

b. Faktor Lingkungan

Beberapa penelitian dengan anak kembar menemukan interaksi yang

terjadi antara lingkungan dan konstitusi genetik yang berkonstribusi terhadap

penurunan suatu gangguan perilaku. Lingkungan dapat berhubungan dengan efek

genetik melalui beberapa cara dan menunjukkan korelasi yang pasif antara gen

dan lingkungan dimana orangtualah yang menciptakan lingkungan pada anak

seperti halnya mewarisi gen mereka. Faktor non-genetik yang dapat

mempengaruhi risiko GPPH seperti adanya riwayat merokok, penggunaan

alkohol, penggunaan obat-obatan atau anemia selama kehamilan, dan kelahiran

anak yang prematur (Nass & Leventhal, 2012).

Orangtua yang antisosial akan menciptakan suatu lingkungan yang kasar

dan reaksi yang inkonsisten pada anak mereka. Reaksi tersebut berhubungan

dengan adanya dan menetapnya perilaku antisosial pada anak (Banaschewski &

Rohde, 2010).

c. Faktor Neurobiologis

Anak-anak dengan GPPH tidak terbukti mengalami kerusakan berat di

otak. Hal ini dijelaskan dengan banyaknya anak dengan kelainan neurologis yang

disebabkan oleh trauma kapitis berat justru tidak menunjukkan adanya gejala-

gejala gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Hasil penelitian 10-15

tahun terakhir ini mendukung adanya pengaruh gangguan perkembangan

neurologis yang mempengaruhi timbulnya gejala GPPH. Penelitian dengan

Computerized Tomography Scan (CT Scan) dan Magnetic Resonance Imaging

(MRI) telah membuktikan bahwa ada beberapa tempat di otak yang berfungsi

Page 20: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

26

abnormal pada individu dengan GPPH yaitu hubungan antara circuit cortical-

striatal-thalamic-cortical (CSTC) (Feldman & Reiff, 2014).

Hasil pemeriksaan Positron Emission Tomography Scan (PET Scan) pada

anak dengan GPPH didapatkan penurunan metabolisme gluose di korteks

prefrontal dan frontal terutama sebelah kanan. Penelitian dari National Institute of

Mental Health di USA juga menunjukkan bahwa area globus pallidus dan nucleus

caudatus secara bermakna lebih kecil pada anak ADHD daripada anak normal

(Stahl & Mignon, 2009).

3. Gejala Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas

Dalam GPPH, permasalahan utamanya adalah control perilaku yang

berbeda dari perilaku anak-anak lain sebayanya sehingga mengganggu kehidupan

dan dapat terus berkelanjutan hingga dewasa. Gejala social GPPH memiliki

banyak varites dan kombinasi, tetapi secara konsisten meliputi:

a. Kesulitan memberikan perhatian terhadap sebuah hal.

b. Impulsive, bertindak atau berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu.

c. Tidak mampu duduk diam atau tetap diam.

Gangguan dan mirip gangguan oposisi pemberontak termasuk gejala emosional

atau perilaku seperti:

a. Menunjukkan pola yang konsisten melakukan pembangkangan atau

ketidaktaatan.

b. Selalu bersikap menyalahkan, dendam atau mudah marah

c. Melakukan upaya-upaya yang disengaja untuk mengganggu orang lain.

d. Berperilaku mengganggu

Page 21: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

27

4. Dampak Anak Penderita Gangguan Hiperaktivitas

a. Anak tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik

b. Anak sering tidak patuh terhadap perintah orangtua

c. Anak sulit diajak hidup disiplin

Apabila gangguan hiperkinetik (ADHD) tidak diobati maka akan

menimbulkan hambatan penyesuai perilaku social dan kemampuan akademik di

lingkungan rumah dan sekolah. Hal ini mengakibatkan perkembangan anak tidak

optimal dengan timbulnya gangguan perilaku di kemudian hari.

Kondisi lain yang menyertai gangguan hiperakinetik adalah:

a. Gangguan tingkah laku

b. Sikap menentang

c. Depresi

d. Gangguan cemas

e. Kesulitan belajar

f. Retardasi mental

g. Gangguan pemusatan perhatian (disorder of attention)

h. Gangguan pengendalian motoric (disorder of motor control)

i. Gangguan persepsi (disorder of perception/DAMP)

j. Autis

5. Komplikasi Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas

a. Masa bayi

1) Sulit tenang

2) Sulit tidur

3) Tidak ada nafsu makan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

28

b. Masa prasekolah

1) Terlalu aktif

2) Keras kepala

3) Tidak pernah merasa puas

4) Suka menjengkelkan

5) Tidak bisa diam

6) Sulit beradaptasi dengan lingkungan

c. Usia sekolah

1) Sulit berkonsentrasi

2) Sulit memfokuskan perhatian

3) Pencapaian akademik kurang

4) Sulit membaca dan mengerjakan aritmatika

5) Impulsif

6) Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku

agresif dan kata-kata kasar dan menusuk yang diungkapkan).

d. Adolescent atau masa remaja

1) Tidak dapat tenang

2) Sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat

3) Tidak konsisten dalam sikap dan penampilan

6. Penatalaksanaan Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas

Orangtua anak dengan GPPH diberikan edukasi tentang kondisi anak

dengan GPPH dan penyebabnya, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam

menangani anak di rumah, contohnya: memberikan pelukan atau hadiah atau

sistem poin apabila anak berperilaku baik. Anak yang menunjukkan perilaku tidak

Page 23: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

29

baik akan diberikan konsekuensi ringan seperti tidak boleh bersepeda atau

menonton televisi. Orangtua wajib memonitor atau melakukan observasi pada

anak baik diluar maupun didalam rumah, sehingga diharapkan orangtua memiliki

strategi cara mengatasi masalah anak dan cara bermusyawarah dengan anak

(Warsiki, 2010).

Seperti yang kita ketahui orangtua adalah peran utama dan sangat utama

dalam mengembangkan massa pertumbuhan dan perkembangan anak mereka.

Selain sebagai orangtua kedua bagi anak, guru hanyalah berperan sebagai

perantara untuk membantu peran orangtua guna membentuk pribadi dan perilaku

anak di sekolah. Maka dalam kasus ini sebelum penanganan ini dilakukan oleh

seorang guru di sekolah. Peran orangtua dalam mendidik dan membimbing anak

di rumahlah yang sangat membantu anak yang mengalami gangguan pemusatan

(hiperaktiv).

Yang harus dilakukan orangtua pada anak GPPH :

a. Sedini mungkin membiasakan anaknya untuk hidup dalam suatu aturan.

Dengan menerapkan peraturan secara konsisten, anak dapat belajar untuk

mengendalikan emosinya.

b. Sedini mungkin memberikan kepercayaan dan tanggungjawab terhadap apa

yang seharusnya dapat dilakukan anak.

c. Kenali kondisi diri dan psikis anak. Dengan mengenali, orangtua tak akan

memberikan tekanan yang berlebihan, yang dapat menyebabkan penolakan

anak untuk melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.

d. Upayakan untuk menyediakan ruang belajar yang jauh dari gangguan televisi,

mainan atau kebisingan.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

30

e. Sedini mungkin melakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan dan

konsisten terhadap terapi yang sedang dijalankan oleh anak.

f. Biasakan anak untuk mengekspresikan emosinya dalam bentuk tulisan atau

gambar.

g. Ajaklah anak berekreasi ke tempat-tempat yang indah. Hal ini akan membantu

anak untuk berpikiran positif.

h. Penuhi kebutuhan tidur anak, yakni 8 jam pada malam hari, jangan sampai

melewati pukul 21.00 karen tubuh akan melakukan pemulihan neuron yang

bermanfaat untuk menstabilkan emosi dan hiperaktivitasnya.

i. Batasi aktivitas anak; anak hanya boleh menonton TV, VCD, dan bermain

computer selama 2 jam perhari

j. Biasakan anak untuk berpikir secara manual agar gangguan daya

konsentrasinya tidak bertambah parah, jangan biarkan anak menghitung

dengan kalkulator.

Selain itu, adapun beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk

mendidik dan membimbing anak-anak yang tergolong hiperaktif :

a. Orangtua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktivitas.

b. Kenali kelebihan dan bakat anak.

c. Membantu anak dalam bersosialisasi.

d. Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan

penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib),

memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/777/5/BAB II.pdf · mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan

31

e. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan

kelebihan energinya.

f. Menerima keterbatasan anak.

g. Membangkitkan rasa percaya diri anak.

h. Bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang

sebenarnya.