11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 GAJI Menurut Rivai gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima oleh pegawai karyawan/ pegawai sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai seorang karyawan atau pegawai yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi/ perusahaan. Gaji juga merupakan bayaran tetap atau diterimakan secara periodik, dalam hal ini sebulan sekali. Menurut Hariandji (2002:245) dalam kadarisman gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan atau pegawai sebagai konsekwensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan atau pegawai yang memberikan sumbangan dalam kedudukan disebuah organisasi. Dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima sesorang dari keanggotaanya dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Amstrong and Murlis dalam syamsudin mengatakan gaji merupakan bayaran yang diterima oleh seseorang. Sedangkan hasibuan menyatakan gaji adalah balas jasa yang dibayar secara priodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti komitmen terhadap organisasi yang lebih besar, maksudnya gaji akan tetap dibayarkan walaupun pekerja tesebut tidak masuk kerja. Dari rumusan ini terdapat hal
23
Embed
BAB II LANDASAN TEORIeprints.mercubuana-yogya.ac.id/508/3/BAB II.pdf · memberikan insentif finansial berdasarkan jumlah hasil pekerjaan karyawan yang dinyatakan dalam unit produksi.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 GAJI
Menurut Rivai gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang
diterima oleh pegawai karyawan/ pegawai sebagai konsekuensi dari
statusnya sebagai seorang karyawan atau pegawai yang memberikan
kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi/ perusahaan. Gaji juga
merupakan bayaran tetap atau diterimakan secara periodik, dalam hal ini
sebulan sekali.
Menurut Hariandji (2002:245) dalam kadarisman gaji adalah balas
jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan atau pegawai sebagai
konsekwensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan atau pegawai
yang memberikan sumbangan dalam kedudukan disebuah organisasi.
Dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima sesorang dari
keanggotaanya dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Amstrong and Murlis dalam syamsudin mengatakan gaji
merupakan bayaran yang diterima oleh seseorang. Sedangkan hasibuan
menyatakan gaji adalah balas jasa yang dibayar secara priodik kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti komitmen terhadap
organisasi yang lebih besar, maksudnya gaji akan tetap dibayarkan
walaupun pekerja tesebut tidak masuk kerja. Dari rumusan ini terdapat hal
12
yang perlu dielaborasi bahwa gaji pokok tersebut merupakan kompensasi
dasar yang diterima oleh para karyawan.
Memang banyak organisasi yang menggunakan dua kategori gaji
pokok, harian atau tetap yang diidentifikasi berdasarkan cara pemberian
gaji tersebut dan sifat dari pekerjaannya. Dalam konteks ini yang di
maksud gaji harian adalah sarana yang paling umum untuk pembayaran
gaji yang berdasarkan waktu. Karyawan yang gajinya dibayar harian
dinamakan penerima upah yang pembayarannya di hitung berdasarkan
jumlah waktu kerja. Di pihak lain berlawanan dengan hal ini bahwa
karyawan yang diberikan gaji tetap, yaitu menerima pembayaran yang
konsisten dari waktu ke waktu dengan tidak memperhatikan jumlah waktu
jam kerja.
Dengan gaji tetap tersebut dalam pandangan umum akan
memberikan status yang lebih tinggi dibandingkan dengan penerima upah
harian. Beberapa organisasi telah mengganti menjadi pendekatan gaji tetap
secara keseluruhan untuk karyawan tertentu dengan pertimbangan untuk
menciptakan rasa loyalitas dan komitmen terhadap organisasi yang lebih
besar. Namun organisasi tetap membayar kerja lembur untuk karyawan
tertentu yang di tentukan oleh peraturan gaji yang ada. Dengan demikian
gaji di sini merupakan bayaran yang konsisten dari satu period eke periode
lain dengan tidak memandang jumlah jam kerja.
13
Gaji bagi setiap karyawan menjadi suatu yang mutlak karena hal
tersebut telah ada ketentuan dan peraturan yang mengikat bahwa setiap
karyawan berhak menerima gaji pokok sesuai dengan jabatan/posisi kerja.
Karena itu, aturan pemberian gaji pokok telah jelas diatur dalam penetapan
gaji pokok seorang karyawan.
2.2 Tunjangan
Jenis kompensasi lain yang banyak di berikan oleh perusahaan-
perusahaan adalah aneka tunjangan dan peningkatan kesejahteraan, yang
pemberiannya tidak didasarkan pada kinerja karyawan, melainkan pada
keanggotaan karyawan sebagai bagian dari organisasi (perusahaan), serta
eksistensi karyawan sebagai manusia seutuhnya. Meskipun biayanya
sangat besar, bahkan bisa melebihi gaji atau upah, namun program ini
sangat luas di terapkan. Hal tersebut dapat dipahami karena disamping
membantu karyawan untuk memenuhi kebutuhan karyawannya, juga
untuk meningkatkan komitmen karyawan, meningkatkan produktivitas,
mengurangi turnover, mengurangi ujuk rasa.
Menurut Simamora (1997: 663) tunjangan karyawan (employee
benefit) adalah pembayaran-pembayaran (payment) dan jasa-jasa yang
melengkapi gaji pokok, dan perusahaan membayar semua atau sebagian
dari tunjangan itu. kemudian menurut Wungu dan Brotoharsojo (2003:
97),tunjangan atau fringe and benefit adalah komponen imbalan jasa atau
penghasilan yang tidak terikat langsung dengan berat ringannya tugas dan
14
prestasi kerja karyawan (indirect compensation). Dalam pelaksanaanya
pada umumnya terkait dengan upaya perusahaan untuk:
(i) Memenuhi kebutuhan para karyawannya akan rasa aman
(security need),
(ii) Memberikan pelayanan kepada karyawan (employee
services), dan
(iii) Sebagai pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahan
(corporate Sosial Responsibility).
Dengan demikian tunjangan pada hakekatnya dapat di
artikan sebagai indirect compensation, di berikan semata-
mata karena
(a) Karyawan adalah anggota kelompok organisasi
(perusahan)
(b) Kesediaan perusahaan untuk melaksanakan tanggung
jawab sosialnya, dan
(c) Untuk mempertahankan agar motivasi karyawan dalam
bekerja tetap tinggi.
Semua itu di lakukan oleh manajemen perusahaan
dengan maksud untuk
- Meningkatkan daya tarik perusahan lebih-lebih
bagi calon karyawan baru sehingga calon-calon
karyawan yang berkualitas dapat di jarring.
15
- Meningkatkan moral karyawan sehingga
karyawan akan merasa bekerja dalam iklim
sosial yang penuh rasa kekeluargaan
- Mempertahankan dan meningkatkan motivasi
kerja karyawan agar tetap bekerja efektif dan
menghasilkan kinerja yang baik
Kemudian kalau di lihat dari jenisnya
kompensasi tunjangan itu juga bervariasi.
Misalnya menurut Flippo dalam Hariandja
a(2002: 281) jenis kompensasi itu adalah: (i)
payment for time not work, meliputi: pay rest
period, play lunch priop, wash-up time, clothes-
change time, get ready time, vacation, holiday,
dan sick leave. (ii) Hazard protection yang
meliputi: illness, injury, debt, un-employment,
permanent disability, old age, and death. (iii)
employee sevice yang meliputi: services
available on continuing basis (housing, food,
advice, recreation), service in exemplified by
such fraying benefit (cafeteria, paid legal
service, career counseling, educational tuition,
and housting, medical service, low cost loans,
and day-care centres for children), (iv) legally
16
dapat required payment yang meliputi:
unemployment compensation, worker
compensation insurance, old age and survivors
insurance under sosial security and medicare.
Dalam prespsi yang lain Simamora mengemukakan program-
program tunjangan dapat di bagi kedalam tiga kategori. Pertama
tunjangan-tunjangan yang menggantikan pendapatan (income) seperti
tunjangan keamanan sosial dan pensiun menggantikan pendapatan pada
waktu pensiun, kontinuitas gaji, dan program-program bagi yang tidak
mampu, cacat yang jangka panjang dan jangka pendek menggantikan
pendapatan karena sakit atau cacat kedua tunjangan-tunjangan yang
memberikan rasa aman bagi kalangan karyawan dengan membayar
pengeluaran-pengeluaran ekstra atau luar biasa yang di alami secara tidak
terduga. Program-program tunjangan yang dipandang sebagai kesempatan-
kesempatan bagi karyawan
Wungu dan Brotoharsojo (2003:98) dalam kadarisman
mengemukakan sebagai berikut: sekurang-kurangnya dikenal ada tiga jenis
tunjangan (fringe benefit) ketiga jenis tunjangan tersebut adalah berupa:
(i) Tunjangan untuk kemanan dan kesehatan (Security and
health)
(ii) Tunjangan untuk bayar pegawai yang saat tidak aktif
bekerja ( payment for time not work)
17
(iii) Dan tunjangan untuk pelayanan karyawan (employe
ervices)
Haikal (2004:19) menyatakan bahwa organisasi modern khususnya
banyakk di Amerika adalah organisasi yang memperhatikan karyawannnya
untuk dapat menjalankan aktivitas kerjanya yanh handal, dan mandiri
professional, menjalankan aktivitas kerjanya sesuai dengan wujud
pemberian kompensasi finansial. Wujud pemberian kompensasi finansial
tidak menekankan pada wujud gaji, tetapi juga sangat mendambakan
adanya yang tunjangan yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan
Hasbullah (2005:8) menyatakan bahwa suatu organisasi yang di
dalamnya terdapat dinamika kerja yang kompetitif dengan penilaian yang
dapat berorientasi kepada suatu bentuk penilaian apresiasi tertinggi atas
kegiatan yang dilakukan oleh seorang karyawan untuk mencapai tujuan.
Kebanyakan dari karyawan saat ini menuntut adanya pemberian
kompensasi finansial tunjangan yang akan mampu meningkatkan
kesejahteraannya. Pemberian tunjangan yang dirasakan karyawan sebagai
bentuk pengakuan dari pimpinan atau sejawatnya, sehingga melakukan
berbagai pengorbanan material untuk mendapatkan pujian, pengakuan atau
apresiasi positif terhadap aktivitas yang dilakukannya, dengan pemberian
tunjangan atas aktivitas kerja yang dilakukannya menjadi suatu motif dan
semangat untuk dapat menjalankan aktivitas kerjanya dengan baik dan
berupaya untuk mengembangkan karir kerjanya untuk mendapatkan
penilaian dari pimpinan.
18
2.3 INSENTIF
Insentif adalah pemberian tambahan upah untuk menghargai dan
menambah motivasi karyawan berkait kerja atau kinerjanya yang berhasil. Tujuan
utamanya adalah untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada
karyawan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya atau
meningkatkan produktivitasnya. Sistem pemberian insentif bisa berdasarkan
jumlah outfut yang dihasilkan pekerja; berdasarkan bonus produksi; komisi;