23 BAB II Kurikulum Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an A. Kurikulum 1. Pengertian Kurikulum Para ahli kurikulum terdapat perbedaan dalam memberikan definisi mengenai kurikulum. Perbedaan tersebut disebabkan adanya sudut pandang yang berlainan yang mendasari pemikiran mereka, sekalipun masing-masing definisi mengandung kebenaran. 1 Istilah Kurikulum muncul pertama kalinya dalam kamus Webster tahun 1856. Kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah. 2 Menurut Sholeh Hidayat kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu: a. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari murid di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu. 1 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 19. 2 Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 2.
34
Embed
BAB II Kurikulum Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’anrepository.iainpekalongan.ac.id/152/7/11.BAB 2.pdf · Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, tujuan ... Persepsi, Kesiapan,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
23
BAB II
Kurikulum Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
A. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Para ahli kurikulum terdapat perbedaan dalam memberikan definisi
mengenai kurikulum. Perbedaan tersebut disebabkan adanya sudut
pandang yang berlainan yang mendasari pemikiran mereka, sekalipun
masing-masing definisi mengandung kebenaran.1
Istilah Kurikulum muncul pertama kalinya dalam kamus Webster
tahun 1856. Kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan
curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish
untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut
diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran
(subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir
program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah. 2
Menurut Sholeh Hidayat kurikulum diartikan dalam dua macam,
yaitu:
a. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari murid di
sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
1 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2013), hlm. 19. 2 Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),
hlm. 2.
24
b. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga
pendidikan atau departemen.
Dalam pandangan klasik, kurikulum dipandang sebagai rencana
pelajaran di suatu sekolah atau madrasah. Pelajaran-pelajaran dan materi
apa yang harus ditempuh di sekolah atau madrasah, itulah kurikulum.3
Menurut Nasution sebagaimana di kutip oleh Armani Arief, secara
tradisional kata kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan
di sekolah, atau kurikulum adalah rencana pengajaran saja.4
Selain definisi kurikulum di atas, S. Nasution yang dikutip oleh
Armai Arief memberikan penafsiran lain tentang kurikulum, yaitu:
Pertama, kurikulum sebagai produk (sebagai hasil pengembangan
kurikulum), kedua, kurikulum sebagai program (alat yang dilakukan
sekolah untuk mencapai tujuan), ketiga kurikulum sebagai hal-hal yang
diharapkan akan di pelajari oleh siswa (sikap, keterampilan tertentu), dan
keempat, kurikulum dipandang sebagai pengalaman siswa.
Pengertian yang lama tentang kurikulum lebih menekankan pada
isi pelajaran, dalam arti sejumlah mata pelajaran/kuliah di sekolah/
perguruan tinggi, yang juga keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh
suatu lembaga pendidikan.5
Pengertian kurikulum seperti diuraikan tersebut termasuk
pengertian kurikulum menurut pandangan lama, sempit atau tradisional.
3 Sholeh Hidayat, op. cit., hlm. 20.
4 S. Nasution, Asas-asas Kurikulum (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 6.
5 Nik Haryati, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT.
Alfabeta, 2011), hlm. 3.
25
Sedangkan menurut pandangan modern, kurikulum adalah semua yang
secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Di dalam
pendidikan, kegiatan yang dilakukan siswa dapat memberikan pengalaman
belajar, seperti berkebun, olah raga, pramuka, dan pergaulan, selain
mempelajari bidang studi. Semuanya itu merupakan pengalaman belajar
yang bermanfaat. Pandangan modern berpendapat bahwa semua
pengalaman belajar itulah kurikulum.6
2. Komponen-Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-
komponen tertentu. Komponen-komponen kurikulum yang utama adalah
tujuan, isi/materi, proses penyampaian dan media, serta evaluasi.7Ada
beberapa pendapat tentang jumlah komponen kurikulum. Dalam hal ini
penulis akan membahas 4 komponen yang utama, yaitu:
a. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang
diharapkan. Dalam menentukan dan merumuskan tujuan kurikulum ada
sejumlah sumber yang dapat digunakan, yakni :
1) Falsafah bangsa
Falsafah bangsa Indonesia adalah Pancasila. Oleh karena itu,
rumusan tujuan kurikulum harus mencerminkan dan
mengupayakan adanya nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
6 Nik Haryati, cp. cit.,hlm. 3.
7 Tim Pengembangan MKDP, op. cit., hlm. 3.
26
2) Strategi pembangunan
Pendidikan selalu dipandang sebagai human invesment, yakni
sumber daya manusia yang akan menentukan keberhasilan
pembangunan. Pembangunan pada hakikatnya adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh
masyarakat untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang
merata material dan spiritual.
3) Hakikat anak didik
Tujuan pendidikan dan tujuan kurikulum pada dasarnya untuk anak
didik. Oleh karena itu, memperhatikan kepentingan anak didik
dalam merumuskan dan menetapkan tujun pendidikan sangat
diperlukan.
4) Ilmu pengetahuan dan teknologi
Ilmu pengetahuan dan tegnologi menentukan kehidupan manusia
yang serba modern ini dengan ilmu dan tegnologi memudahkan
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.8
Kurikulum hakikatnya merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, maka tujuan kurikulum sebenarnya adalah tujuan dari
setiap program pendidikan yang akan ditanamkan pada diri anak didik.9
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat
8 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: PT.
Sinar Baru Al Gensindo, 2007), hlm 21. 9 Nur Hadi, dkk., Pembelajaran Kontekstual dalam Penerapaan KBK (Malang: UM,
2004), hlm. 113.
27
umum sampai tujuan. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi
empat yaitu:
1) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling
umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh
setiap usaha pendidikan. Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang
bersumber dari sistem nilai pancasila dirumuskan dalam undang-
undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik. Agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta beranggung jawab.
2) Tujuan Institusional (TI)
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan
sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka
menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga
pendidikan tertentu.
3) Tujuan Kurikuler (TK)
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler tergambarkan pada
28
standar isi setiap mata pelajaran atau bidang studi yang harus dikuasai
siswa pada setiap satuan pendidikan.
4) Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan instruksional atau yang
sekarang lebih populer dengan tujuan pembelajaran, merupakan tujuan
yang paling khusus. 10
Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, tujuan-tujuan
khusus lebih diutamakan, karena lebih jelas dan mudah pencapaiannya.
Mengajar dalam kelas lebih menekankan tujuan khusus, sebab hal itu
akan dapat memberikan gambaran yang lebih konkret, dan menekankan
pada perilaku siswa.11
Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Education
Objectives, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan,
dapat di golongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang),
yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif terdiri
dari enam tingkatan, yaitu: Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan,
Analisis, Sintesis, dan Evaluasi. Menurut Krathwohl dan kawan-kawan
dalam bukunya Taxonomy of Education Objectives: domain afektif
mempunyai lima tingkatan yaitu: Penerimaan, Merespons, Menghargai,
Mengorganisasi, dan Karakterisasi nilai. Domain Psikomotor adalah
tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill
seseorang. Ada tujuh tingkatan yang termasuk kedalam domain ini
10
Tim Pengembang MKDP, op. cit.,hlm. 47. 11
Nana Syaodih Sukmadinato, Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1999), hlm. 29.
29
yaitu: Persepsi, Kesiapan, Meniru, Membiasakan, Menyesuaikan, dan
Menciptakan.12
Para pakar pendidikan Islam telah sepakat bahwa tujuan dari
pendidikan bukanlah untuk mengisi otak anak didik dengan segala
macam ilmu yang belum pernah mereka ketahui, akan tetapi:
1) Mendidik akhlak dan jiwa mereka,
2) Menanamkan rasa keutamaan (fadhilah),
3) Membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,
4) Mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci
seluruhnya dengan penuh keikhlasan dan kejujuran.13
b. Komponen Isi/Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum
menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan
atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata
pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik
materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai
tujuan yang ditentukan.14
Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan dengan
pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar disesuaikan dengan
tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam
12
Tim pengembangan MKDP, op. cit.,hlm. 60. 13
Muhammad „Athiyyah Al-Abrasyi, prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Islam (Bandung:
Pustaka Setia, 2003), hlm. 13. 14
Tim pengembangan MKDP, Op. cit.,hlm. 53
30
masyarakat menyangkut tuntutan dan kebutuhan masyarakat,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sudah barang tentu
tidak lepas dari kondisi anak didik dalam pengertian pertumbuhan dan
perkembangannya pada setiap jenjang dan tingkat pendidikan.15
Ada beberapa kriteria yang bisa digunakan dalam merancang isi
kurikulum, yaitu:
1) Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan
siswa, artinya sejalan dengan tahap perkembangan anak.
2) Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai
dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.
3) Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya
mengandung aspek intelektual, moral, sosial, dan skills secara
integral.
4) Isi kurikulum harus berisikan bahan pelajaran yang jelas, teori,
prinsip, bukan hanya sekadar informasi yang teorinya masih samar-
samar.
5) Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan
pendidikan. Ini dikarenakan isi kurikulum berupa program
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru dalam
menghantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. 16
15
Nana Sudjana, op. cit.,hlm. 29. 16
Ali mudhofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Agama
Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 10.
31
c. Komponen Metode/Strategi
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang
sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.
Bagaimanapun bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa
strategi yang tepat untuk mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin
dapat dicapai. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan
yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.17
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar.