BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Hepatitis adalah proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia (Sarjono Hadi, 1999) Hepatitis merupakan sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001). Sedangkan menurut Copper (1996) hepatitis adalah infeksi yang dapat menghancurkan sel-sel hati. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hepatitis adalah penyakit inflamasi (peradangan) yang menyebar pada hati (hepar) yang disebabkan oleh infeksi virus. B. Anatomi dan Fisiologi 1. Anatomi Sistem hati merupakan sistem utama yang terlibat dalam pengaturan fungsi hati. Hati adalah salah satu organ tubuh terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr/2,5 % berat badan pada orang dewasa normal. Hati terletak di belakang tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen daerah kanan atas dan dibagi menjadi 4 lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang ke dalam lobus itu sendiri dan membagi massa hati menjadi unit-unit yang lebih kecil, yang disebut lobulus (Prince, 1999). 5
23
Embed
BAB II : KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-yeniasadom... · tersusun otot polos dan kandung empedu dihubungkan dengan duktus koledokus
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Hepatitis adalah proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan
serta bahan-bahan kimia (Sarjono Hadi, 1999)
Hepatitis merupakan sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001). Sedangkan menurut
Copper (1996) hepatitis adalah infeksi yang dapat menghancurkan sel-sel
hati. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hepatitis adalah penyakit inflamasi
(peradangan) yang menyebar pada hati (hepar) yang disebabkan oleh infeksi
virus.
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi
Sistem hati merupakan sistem utama yang terlibat dalam
pengaturan fungsi hati. Hati adalah salah satu organ tubuh terbesar dalam
tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr/2,5 % berat badan pada orang dewasa
normal. Hati terletak di belakang tulang iga (kosta) dalam rongga
abdomen daerah kanan atas dan dibagi menjadi 4 lobus hati terbungkus
oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang ke dalam lobus itu
sendiri dan membagi massa hati menjadi unit-unit yang lebih kecil, yang
disebut lobulus (Prince, 1999).
5
Sirkulasi darah kedalam dan keluar hati sangat penting dalam
penyelenggaran fungsi hati. Darah yang mengalir kedalam hati berasal
dari 2 sumber, kurang lebih 75% suplai darah datang dari vena porta
yang mengalirkan darah yang kaya akan nutrisi dari traktus
gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk kedalam hati
lewat arteri hepatikal dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang
terminalis kedua pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk
“capillary beds” bersama yang merupakan sinusoid hepatik. Dengan
demikian sel-sel hati (hepatosit) akan terendam oleh campuran darah
vena dan arteri. Sinusoid mengosongkan isinya ke dalam venule yang
berada pada bagian tengah masing-masing lobulus hepatik dan
dinamakan vena sentralis. Vena sentralis bersatu membentuk vena
hepatika yang merupakan drainase vena dari hati dan akan mengalirkan
isinya kedalam vena kava inferior didekat diafragma jadi terdapat 2
sumber yang mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya terdapat
satu lintasan keluarnya (Gallo dan Hudak, 1995).
Di samping hepatosit, sel-sel fagositik yang termasuk dalam
sistem retikuloendotetial juga terdapat dalam hati. Organ lain yang
mengandung sel retikuloendotetial adalah limfa, sumsum tulang, nodus
limfatikus (kelenjar limfa) dan paru-paru. Dalam hati sel-sel ini
dinamakan sel kupffer. Fungsi utama sel kupffer adalah memakan benda
partikel (seperti bakteri) yang masuk ke dalam hati lewat darah porta.
6
Saluran empedu terkecil yang disebut kanal ikulus terletak di
antara lobus hati. Kanilikus menerima hasil sekresi dari hepatosit dan
membawanya kesaluran empedu yang lebih besar yang akhirnya akan
membentuk duktus hepatikus. Duktus hepatikus dari hati dan duktus
sistikus dari kandung empedu bergabung untuk membentuk duktus
koledokus (common bile dust) yang akan mengosongkan isinya kedalam
intestinum. Aliran empedu kedalam intestinum dikendalikan oleh sfingter
oddi yang terletak pada tempat sambungan (function) dimana duktus
koledokus memasuki duodenum kantung empedu (fesika folea), yang
merupakan organ yang berbentuk seperti buah peer, berongga dan
menyerupai kantong dengan panjang 7,5 hingga 10 cm, terletak dalam
suatu kecenderungan yang dangkal pada permukaan inferior hati dimana
organ tersebut terikat pada hati oleh jaringan ikat yang longgar, kapasitas
kandung empedu adalah 30 hingga 50 ml empedu. Dindingnya termasuk
tersusun otot polos dan kandung empedu dihubungkan dengan duktus
koledokus lewat duktus sistikus (Smeltzer dan Suzanne C, 2002;1150).
2. Fisiologi
Fungsi hati adalah sebagai berikut :
a. Fungsi vaskuler untuk menyimpan dan filtrasi darah
Aliran darah melalui hati sekitar 1000 ml darah mengalir dari
vena porta melalui sinusoid hati setiap menit, dan sekitar 400 ml lain
mengalir masuk sinosoid dari arteri hepatika, rata-tara keseluruhan
sekitar 1400 ml permenit. Tekanan dan resistensi pada pembuluh hati,
7
tekanan pada vena hepatika yang berasal dari hati masuk vena kava
rata-rata hampir 0 mmHg, sedangkan tekanan dalam vena porta yang
masuk hati rata-rata 8 mmHg, ini menunjukkan resistensi aliran darah
dan sistem vena porta ke vena sistemik dalam keadaan normal adalah
rendah.
Penyimpanan darah dalam hati , kongesti hati, peningkatan
tekanan dalam vena mengalirkan darah dari hati menghambat darah
dalam sinusoid hati dan menyebabkan seluruh hati membengkak. Hati
dapat menyimpan 200-400 ml darah dengan cara ini sebagai akibat
peningkatan hanya 4-8 mmHg pada tekanan vena hepatika.
Retikuloendotetial hati, permukaan dalam semua sinusoid hati
banyak mengandung sel kufer sel ini sangat fagositik, demikian
hebatnya sehingga sel kupffer dapat menyingkirkan bakteri dalam
darah vena porta. Sebelum mereka dapat memulai semua sinusoid
hati, karena darah porta berasal dari usus, oleh karena itu maka filtrasi
sel kupffer dalam sinusoid meningkat bila jumlah zat tertentu yang
terdapat dalam darah bertambah.
b. Pembentukan dan Ekskresi Empedu
Merupakan fungsi utama hati, saluran empedu hanya mengkuti
empedu, sedangkan empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu
ke usus halus sesuai kebutuhan. Garam empedu penting untuk
pencernaan dan absorsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak
dan usus.
8
c. Detoksikasi
Banyak obat seperti barbiturat dan amfetamin, dimetabolisasi
oleh hati, metabolisme umumnya menghilangkan aktifitas obat
tersebut meskipun pada sebagian kasus, aktifitas obat dapat terjadi
salah satu lintasan penting untuk metabolisme obat meliputi konjusi
(peningkatan) obat tersebut dengan sejumlah senyawa, seperti asam
glukoronat/asam asetat untuk membentuk subtansi yang lebih larut.
Hasil konjugasi tersebut dapat diekspresikan ke dalam feses/urin
seperti ekskresi bilirubin
d. Metabolisme billirubin
Billirubin adalah pigmen yang penting berasal dari pemecahan
hemoglobin oleh sel-sel pada sistem retikuloendotetial yang
mencakup sel kufer dari hati. Hepatosit mengeluarkan billirubin dari
dalam darah dan melalui reaksi kimia mengubahnya lewat konjugasi
menjadi asam glukoronat yang membuat billirubin lebih dapat larut
didalam larutan encer. Billirubin terkonjugasi diekskresikan oleh
hepatosit kedalam kanalikulus empedu di dekatnya dan akirnya
dibawa dalam empedu ke duodenum.
Dalam usus halus, billirubin dikonversikan menjadi
urobillinogen yang sebagian akan diekskresikan kedalam feses dan
sebagian lagi diabsorsi lewat mukosa intestinal ke dalam darah portal,
sebagian besar dari urobillinogen yang diserap kembali ini
dikeluarkan oleh hepatosit dan di ekskresikan sekali lagi kedalam
9
empedu (sirkulasi enterohepatik), sebagian urobillinogen memasuki
sirkulasi sistemik dan diekskresikan oleh ginjal kedalam hati.
Konsentrasi billirubin dalam darah meningkat jika terdapat
penyakit hati, bila aliran empedu terhalang (yaitu oleh batu empedu
dalam saluran empedu) atau bila terjadi penghancuran sel-sel darah
merah dan sebagai akibatnya urobillinogen tidat terdapat dalam hati