7 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls dan stimulus eksternal. Dengan maksud bahwa manusia masih mempunyai kemampuan dalam membandingkan dan mengenal mana yang merupakan respon dari luar dirinya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara fantasi dan kenyataaan. Mereka dalam menggunakan proses pikir yang logis, membedakan dengan pengalaman dan dapat memvalidasikan serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution,2003). Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulasi yang mendekat yang diperkarai secara internal atau eksternal disertai dengan sesuatu pengurangan berlebihan-lebihan. Distorsi atau kelainan berespon terhadap setiap stimulus (Townsend MS, 1998). Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikankan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, sesuatu penerapan panca indera tanpa rangsang dari luar (Maramis, 1998) sesuatu pernyataan yang dialami seperti sesuatu persepsi melalui panca indera melalui stimulasi eksternal, persepsi palsu (Lubis, 1993). 7
30
Embed
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu...perasaan, sensasi somatik dengan impuls dan stimulus eksternal. ... Manusia yang mempunyai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam
membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran,
perasaan, sensasi somatik dengan impuls dan stimulus eksternal. Dengan
maksud bahwa manusia masih mempunyai kemampuan dalam
membandingkan dan mengenal mana yang merupakan respon dari luar
dirinya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara
fantasi dan kenyataaan. Mereka dalam menggunakan proses pikir yang logis,
membedakan dengan pengalaman dan dapat memvalidasikan serta
mengevaluasinya secara akurat (Nasution,2003).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulasi yang mendekat yang
diperkarai secara internal atau eksternal disertai dengan sesuatu pengurangan
berlebihan-lebihan. Distorsi atau kelainan berespon terhadap setiap stimulus
(Townsend MS, 1998).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikankan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, sesuatu penerapan
panca indera tanpa rangsang dari luar (Maramis, 1998) sesuatu pernyataan
yang dialami seperti sesuatu persepsi melalui panca indera melalui stimulasi
eksternal, persepsi palsu (Lubis, 1993).
7 7
8
Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien
merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun
tidak ada sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima indera tersebut (Izzudin,
2005).
Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan atau
mesin, barang, kejadian alamiah dan musik dalam keadaan sadar tanpa adanya
rangsang apapun (Maramis, 2005).
Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang
berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien
sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).
Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh para ahli mengenai
halusinasi di atas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indera terhadap lingkungan
tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata. Sedangkan halusinasi
pendengaran adalah kondisi dimana pasien mendengar suara, terutamanya
suara–suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya
dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
B. Rentang Respon Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptive individual yang
berbeda rentang respon neurobiologi (Stuart and Laraia, 2005). Ini merupakan
persepsi maladaptif. Jika klien yang sehat persepsinya akurat, mampu
mengidentifikasikan dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi
9
yang diterima melalui panca indera (pendengaran, pengelihatan, penciuman,
pengecapan dan perabaan) klien halusinasi mempersepsikan suatu stimulus
panca indera walaupun stimulus tersebut tidak ada. Diantara kedua respon
tersebut adalah respon individu yang karena suatu hal mengalami kelainan
persensiv yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya, yang
tersebut sebagai ilusi. Klien mengalami jika interpresentasi yang dilakukan
terhadap stimulus panca indera tidak sesuai stimulus yang diterimanya,
rentang respon tersebut sebagai berikut:
Gambar 1. Rentang Respon Halusinasi (Stuart & Laraia 2005).
Gambar 1. Rentang Respon Halusinasi (Stuart & Laraia, 2005)
C. Fase - Fase Halusinasi
Halusinasi yang dialami oleh klien bila berada intensitasnya dan
4. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah (Keliat, 2006)
16
I. Psikopatologi
Etiologi : - Konflik - Stress psikologik - Hubungan antar manusia yang
mengecewakan - Ketidakseimbangan neurotransmiter - Faktor genetik - Virus influenza pada trimester ke 3
Skizofrenia
Alogia
Perasaan malu terhadap diri sendiri
Mengkritik diri
Harga Diri Rendah
Menarik diri
Kurangnya keterampilan berhubungan sosial
Gejala positif
Persepsi pikiran untuk perilaku yang tidak biasa
secara menonjol
Bicara senyum sendiri
Tidak dapat membedakan nyata dan tidak nyata
Halusinasi : Dengar
Resiko Perilaku Kekerasan
Akibat
Delusi
Pikiran dan pembicaraan kacau Perilakukatatonik
Gejala negatif
Kurangnya dorongan untuk beraktivitas
Afek Datar
Tidak mampu mengekspresikan emosi pada wajah & perilaku
Penyebab I
Pre okupasi dengan pikiran sendiri
Apatis
Kurang spontan
Penyebab II
Core Problem
17
J. Intervensi
Diagnosa Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan Tgl No. DX
Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
Rasional TT
1 Perilaku kekerasan Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda – tanda percaya kepada
perawat : a) Wajah cerah, tersenyum b) Mau berkenalan c) Ada kontak mata d) Bersedia menceritakan
perasaan
1. Bina hubungan saling percaya
a) Beri salam setiap berinteraksi
b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi
c) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
d) Tunjukkan sikap empati,
jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
e) Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
a) Menciptaka tras pada klien b) Tak kenal maka tak sayang
c) Agar lebih akrap dalam menyapa klien
d) Mewujudkan percaya pada
klien e) Memvalidasi perasaan klien
2. Klien dapat menceritakan penyebab perilaku kekerasan a) Menceritakan penyebab
perasaan jengkel / kesal baik dari diri sendiri maupung lingkungannya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan : a) Motivasi klien untuk
menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya
b) Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan ps
a) Mengungkapkan perasaan klien
b) Memperhatikan klien `
17
18
3. Klien dapat menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan a) Tanda fisik : mata merah,
tangan mengepal, ekspresi tegang, dan lain-lain
b) Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar
c) Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan
3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan a) Motivasi klien menceritakan
kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekerasan terjadi
b) Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosional) saat terjadi perilaku kekerasan
c) Motivasi klien menceritakan hubungan dengan orang lain (tanda-tanda sosial)
a) Mengusahakan klien mau
bercerita
b) Menguasahakan klien mau bercerita
c) Mengusahakan klien mau bercerita
4. Klien dapat menjelaskan : a) Jenis-jenis ekspresi
kemarahan yang selama ini telah dilakukannya
b) Perasaannya saat melakukan kekerasan
c) Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah
4) Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya a) Motivasi klien menceritakan
jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya
b) Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi
c) Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialami teratasi
a) Memberikan kesempatan
pada klien untuk bercerita
b) Mengetahui bagaimana perasaa klien etelah melakukan tindak kekerasan
c) Klien dapat memilah mana
yang benar dan yang salah
`
18
19
5. Klien dapat menjelaskan akibat
perilaku kekerasan a) Diri sendiri : luka, dijauhi
teman, dll b) Orang lain / keluarga : luka,
tersinggungu, ketakutan, dll c) Lingkungan : barang atau
benda rusak, dll
5) Klien dapat megidentifikasi akibat perilak`u kekerasan a) Diri sendiri
b) Orang lain / keluarga c) Lingkungan
Mengetahui akibat dari perilaku kekerasan
6. Klien dapat : Menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan marah
6) Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan : Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah : - Cara fisik : nafas dalam,
pukul bantalk atau kasur, olah raga
- Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain
- Sosial : latihan asertif dengan orang lain
- Spiritual : sembahyang / doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing-masing
Klien tahu cara untuk mengungkapkan marah
7. Klien dapat memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan a) Fisik : nafas dalam,
memukul bantal / kasur
7) Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan Latih klien memperagakan cara yang dipilih :
Klien dapat mendemonstrasikan cara yang dipilih
``
19
20
b) Verbal : mengungkapkan
perasaan kesal / jengkel pada orang lain tanpa menyakiti
c) Spiritual : zikir / doa, meditasi sesuai agamanya
Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih
Jelaskan manfaat cara tersebut
Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan
Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna
8. Perawat dapat melakukan petemuan dengan keluarga a) Menjelaskan cara merawat
klien dengan perilaku kekerasan
d) Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien
8) Klien mendapat dukungan keluarga untuk megontrol perilaku kekerasan : a) Diskusikan pentingnya
peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan
b) Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekekarasan
c) Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien
d) Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan)
a) Agar keluarga klien tahu pendukung nutuk klien itu sangat penting
20
21
` e) Beri kesempatan keluarga
untuk memperagakan ulang
f) Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan
9. Klien dapat menjelaskan : a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama obat d) Bentuk dan warna obat e) Dosis yang dberikan
epadanya f) Waktu pemakaian g) Cara pemakaian h) Efek yang dirasakan
9) Klien menggunakan obat sesuai program yag telah ditetapkan: a) Jenis obat (nama, warna
dan bentuk obat) b) Dosis yang tepat untuk
klien c) Waktu pemakaian d) Cara pemakaian e) Efek yang dirasakan klien Anjurkan klien : a) Minta dan menggunakan
obat tepat waktu b) Lapor ke perawat / dokter
jika mengalami efek yang tidak biasa
c) Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat
Agar klien mau minum obat secara teratur dan tahu mengenai dosis, jeis obat, waktu pemakaian dan cara pemakaian
`
21
22
2 Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda – tanda percaya kepada
perawat : a) Ekspresi wajah bersahabat b) Menunjukkan rasa senang c) Ada kontak mata d) Mau berjabat tangan e) Mau menyebutkan nama f) Mau duduk berdampingan
dengan perawat g) Bersedia mengngkapkan
masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percaya
a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat
c) Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
a) Menciptakan tras pada klien b) Tak kenal maka tak saying c) Mewujudkan rasa percaya pada
klien
d) Tanyakan perasaan klien danmasalah yang dihadapi klien
a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama, warna, dosi, efek
terapi dan efek samping
7. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosi, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat a) Pantau klien saat
penggunaan obat b) Beri pujian jika klien
menggunakan obat dengan benar
c) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
Agar klie mau minum obat dengan tepat
3 Isolasi Sosial : Menarik Diri
Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda – tanda percaya kepada
perawat : a) Wajah cerah, tersenyum b) Mau berkenalan c) Ada kontak mata
1. Bina hubungan saling percaya a) Beri salam setiap
berinteraksi b) Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi
c) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
24
25
2. Klien mampu menyebutkan
minimal satu penyebab menarik diri a) Diri sendiri b) Orang lain c) Lingkungan
2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri : Tanyakan pada klien tentang :
a) Orang yang tinggal serumah / teman sekamar
b) Orang yang paling dekat dengan klien dirumah / diruangan
c) Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah / diruang perawatan
d) Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
e) Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri a) Banyak teman b) Tidak kesepian c) Bisa berdiskusi d) Saling menolong Kerugian menarik diri, misalnya : a) Sendiri b) Kesepian e) Tidak bisa diskusi
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri. Tanyakan pada klien tentang : a) Manfaat hubungan sosial b) Kerugian menarik diri
25
26
4. Klien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara bertahap dengan : a) Perawat b) Perawat lain c) Klien lain d) Kelompok lain
2. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial ecara ecara bertahap. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan: a) Perawat lain b) Klien lain c) Kelompok
5. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : a) Orang lain b) Kelompok
5. Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial dengan : a) Orang lain b) Kelompok
6. Perawat dapat bertemu dengan keluarga dan dapat menjelaskan : a) Pengertian menarik diri b) Tanda dan gejala menarik
diri c) Penyebab dan akibat
menarik diri d) Cara merawat klien menarik
diri
6) Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial Jelaskan pada keluarga tentang: a) Pengertian menarik diri b) Tanda dan gejala menarik
diri c) Penyebab dan akibat
menarik diri d) Cara merawat klien menarik
diri
26
27
7. Klien dapat menyebutkan
a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama, warna, dosis, efek
terapi dan efek samping obat
7. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat
3 Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1 Klien menunjukkan ekspresi
wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percaya
dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik a) Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan kesukaan yang disukai klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan e) Jujur dan menepati janji
2. Klien dapat menyebutkan a) Aspek positif dan
kemampuan yang dimiliki klien
b) Aspek positif keluarga c) Aspek positif lingkungan
klien
2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki Diskusikan dengan klien tentang : a) Aspek positif yang dimiliki
klien, keluarga, lingkungan b) Kemampuan yang dimiliki
klien
3. Klien menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan a) Diskusikan dengan klien
kemampuan yang dapat
27
28
dilaksanakan b) Diskusikan kemampuan
yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya
4. Klien membuat rencana
kegiatan harian
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien a) Kegiatan mandiri b) Kegiatan dengan bantuan
5. Klien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat a) Anjurkan klien untuk
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
b) Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
c) Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien
d) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
6. Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada a) Beri pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah
28
29
b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
29
30
K. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Dx 1 : Perilaku Kekerasan
Pasien :
Strategi Pelaksanaan (Sp 1p) :
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
5. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan
6. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan fisik 1 (nafas dalam)
7. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan (Sp 2p) :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan fisik II (memukul bantal /
kasur / knversi energi)
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan (Sp 3p):
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan secara verbal (meminta,
menolak dan megungkapkan marah secara baik)
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
31
Strategi Pelaksanaan (Sp 4p):
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan secara spiritual (berdoa,
berwudhu, sholat)
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan (Sp 5p):
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Menjelaskan cara kontrol perilaku kekerasan dengan minum obat (prinsip
5 benar minum obat)
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Strategi Pelaksanaan (Sp 1k) :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian perileku kekerasan, tanda dan gejala, serta proses
terjadinya perilaku kekerasan
3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan
Strategi Pelaksanaan (Sp 2k) :
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan perilaku
kekerasan
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
perilaku kekerasan
32
Strategi Pelaksanaan (Sp 3p) :
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum