12 BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR A. Kerjasama Sekolah dan Masyarakat 1. Pengertian Kerjasama Sekolah dan Masyarakat Secara sederhana hubungan atau komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyimpanan berita dari seorang kepada orang lain. Hal ini bisa dilaksanakan secara intern, yaitu di dalam organisasi sekolah dengan pihak lain (ke luar) masyarakat lembaga/instansi yang lain (Yusak Burhanuddin, 1998: 90). Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan merealisasi apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang pengembangan putra-putra mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa yang mampu membina sendiri putra-putra mereka untuk dapat pertumbuhan dan perkembangan secara total, integratif, dan optimal seperti yang dicita-citakan oleh bangsa indonesia. Itulah sebabnya lembaga-lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga pendidikan memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada masyarakat (Made Pidarta, 2004: 180-181). Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu saran yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sitem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, pogram-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya, sekolah juga harus mengetahui
31
Embed
BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
12
BAB II
KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN
KEDISIPLINAN BELAJAR
A. Kerjasama Sekolah dan Masyarakat
1. Pengertian Kerjasama Sekolah dan Masyarakat
Secara sederhana hubungan atau komunikasi dapat diartikan
sebagai proses penyimpanan berita dari seorang kepada orang lain. Hal ini
bisa dilaksanakan secara intern, yaitu di dalam organisasi sekolah dengan
pihak lain (ke luar) masyarakat lembaga/instansi yang lain (Yusak
Burhanuddin, 1998: 90).
Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara
lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan
merealisasi apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang
pengembangan putra-putra mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa
yang mampu membina sendiri putra-putra mereka untuk dapat
pertumbuhan dan perkembangan secara total, integratif, dan optimal
seperti yang dicita-citakan oleh bangsa indonesia. Itulah sebabnya
lembaga-lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga
pendidikan memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada masyarakat
(Made Pidarta, 2004: 180-181).
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan
suatu saran yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan
pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah
sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sitem sosial yang
lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki
hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau
pendidikan secara efektif dan efisien. Sekolah juga harus menunjang
pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya
kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk
memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, pogram-program, kebutuhan,
serta keadaan masyarakat. Sebaliknya, sekolah juga harus mengetahui
13
dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat, terutama
terhadap sekolah. Dengan perkataam lain, antara sekolah dan masyarakat
harus dibina suatu hubungan yang harmonis (Mulyasa, 2012: 74-75).
Esensi hubungan sekolah dengan masyarakat adalah untuk
meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari
masyarakat, terutama dukungan moral dan finansial. Dalam arti yang
sebenarnya, hubungan sekolah dan masyarakat sudah didesentralisasikan
sejak lama. Oleh karena itu, hampir sama halnya dengan pelayanan siswa,
yang dibutuhkan adalah peningkatan intensitas dan ekstensintas hubungan
sekolah dan masyarakat (Rohiat, 2012: 67).
Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan di sekolah. Peran serta masyarakat itu tidak hanya
berupa dukungan dana atau sumbangan fisik saja, tetapi bisa lebih dari
itu. Dukungan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan sekolah
melibatkan peran serta tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Penyertaan mereka dalam pengelolaan sekolah hendaknya dilakukan
secara intens dan terus-menerus dengan memperhatikan keterbukaan
sekolah untuk menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab
masyarakat dalam meningkatkan mutu sekolah.
Perlibatan orang tua dan masyarakat dalam program sekolah
bertujuan antara lain untuk (1) memajukan kualitas pembelajaran dan
pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan
kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan
masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. Untuk
merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang biasa dilakukan oleh
sekolah dalam menarik simpati masyarakat terhadap sekolah dan menjalin
hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat. Hal tersebut
antara lain dapat dilakukan dengan memberitahu masyarakat mengenai
program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang
sedang dilakukan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat
mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan
(Mulyasa, 2012: 75).
14
Orang tua merupakan salah satu aspek yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sebagai pihak yang sangat
berkepentingan dengan kemajuan belajar anaknya, orang tua sudah
selayaknya dilibatkan secara aktif oleh sekolah untuk membantu
peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Komitmen dan kerjasama
sangat diperlukan dalam upaya realisasi peran serta ini. Antara sekolah
dan orang tua idealnya saling berkomunikasi agar saling mengetahui
perkembangan anak dalam pembelajaran di sekolah maupun di rumah.
Sekolah yang berorintasi penuh kepada kehidupan masyarakat
disebut community school“ sekolah masyarakat” . sekolah ini berorientasi
pada masalah-masalah kehidupan dalam masyarakat seperti maslah usaha
manusia melestarikan alam, memanfaatkan sumber-sumber alam dan
manusia, masalah kesehatan, kewarganegaraan, penggunaan waktu
senggang, komunikasi, transport, dan sebagainya. Dalam kurikulum ini
anak dididik agar turut serta dalam kegiatan masyarakat. Pelajaran
mengutamakan kerja kelompok. Apa yang akan dikerjakan didasarkan
atas perencanaan bersama. Dengan sendirinya kurikulum itu fleksibel,
berbeda dari sekolah ke sekolah, dari tahun ke tahun dan tidak dapat
ditentukan secara uniform. Murid-murid mempelajari lingkungan
sosialnya untuk mengidentifikasikan masalah-masalah yang dapat
dijadikan pokok bagi suatu unit pelajaran, khususnya yang memberi
kesempatan kepada murid-murid untuk meningkatkan mutu kehidupan
dalam masyarakat sekitarnya (Nasution, 2011: 149).
Hubungan antara sekolah dengan masyarakat, paling tidak bisa
dilihat dari dua segi yaitu:
a. Sekolah sebagai partner dari masyarakat di dalam melakukan fungsi
pendidikan. Fungsi pendidikan di sekolah, sedikit banyak dipengaruhi
pula oleh corak pengalaman seseorang di lingkungan masyarakat.
Pengalaman pada berbagai kelompok pergaulan di dalam masyarakat,
jenis bacaan, tontonan serta aktivitas-aktivitas lainnya di tengah
masyarakat, kesemuanya membawa pengaruh terhadap fungsi
pendidikan yang dimainkan oleh sekolah terhadap diri seseorang.
15
Kondusif tidaknya dan positif tidaknya pengalaman seseorang
dilingkungan masyarakat, tak dapat dielakan pengaruhnya terhadap
keberhasilan fungsi pendidikan di sekolah. oleh karena itu, sekolah
juga berkepentingan dengan perubahan lingkungan seseorang di
tengah-tengah masyarakatnya, antara lain bisa dilakukan dengan
melalui fungsi layanan konseling, penciptaan forum komunikasi antara
organisasi sekolah dengan organisasi serta lembaga-lembaga lainnya di
masyarakat. Sebaliknya, partisipasi sadar seseorang untuk senantiasa
belajar dari lingkungan masyarakat, sedikit banyak juga ditentukan
oleh tugas-tugas belajar serta pengarahan belajar yang dilancarkan di
sekolah. Fungsi sekolah untuk mengoptimal mungkin membelajarkan
anak asuhnya yang tak terbatas pada dinding kelas, tetapi juga dari
sumber-sumber belajar di lingkungan masyarakatnya, hal tersebut akan
secara langsung mencari partisipasi belajar seseorang di dalam
lingkungan sosial dan budaya sekelilingnya.
b. Sekolah sebagai prosedur yang melayani pesan-pesan pendidikan dari
masyarakat lingkungan. Fungsi pendidikan di sekolah, sedikit banyak
akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya serta fungsional tidaknya
pendayagunaan sumber-sumber belajar di masyarakat. Kekayaan
sumber-sumber belajar di tengah masyarakat, seperti adanya orang-
orang sumber, adanya perpustakaan umum, adanya museum, adanya
kebun binatang, adanya peredaran koran atau majalah serta sumber-
sumber belajar lainnya, di samping berfungsi sebagai medium
pendidikan bagi masyarakat luas, sumber-sumber tersebut bisa dan
juga berfungsi pula untuk didaya-gunakan bagi fungsi pendidikan
sistem persekolahan. Pendayagunaan sumber-sumber belajar
dimasyarakat bagi kepentingan fungsi pendidikan di sekolah,
peningkatannya bisa dilakukan dengan jalan penentuan strategi belajar
mengajar yang mengktifkan keterlibatan mental siswa di dalam
mengkaji sumber-sumber belajar di lingkungannya (Tim Dosen FIP-
KIP Malang, 1981: 148-150).
16
Sekolah dan masyarakat merupakan dua jenis lingkungan yang
berbeda, namun keduanya tidak dapat dipisahkan bahkan saling
membutuhkan khususnya dalam upaya mendidik generasi muda. Agar
tercipta hubungan dan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat,
maka masyarakat perlu mengatahui dan memiliki gambaran yang jelas
tentang sekolah baik dari sarana dan prasarana maupun persoalan yang
sedang dihadapi sekolah, karena berbagai persoalan yang dihadapi sekolah
juga merupakan bagian dari persoalan masyarakat. Dengan demikian,
terdapat kerjasama serta situasi saling membantu antara sekolah dan
masyrakat.
2. Tujuan Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat
Mengenai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat
meninjaunya dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu
kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri. Ditinjau dari
kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah
dan masyarakat bertujuan untuk:
a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
c. Memperlancar proses belajar mengajar.
d. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan
dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan
hubungannya dengan sekolah adalah untuk:
a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama
dalam bidang mental-spiritual.
b. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi oleh masyarakat.
c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
d. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin
meningkat kemampuannya.
Secara lebih konkret lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah
dengan masyarakat adalah:
17
a. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
b. Mendapatkan dukungan dan bantuan morel maupun finansial yang
diperlukan bagi pengembangan sekolah.
c. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan
pelaksanaan program sekolah.
d. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
e. Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan
sekolah dalam mendidik anak-anak.
Menurut Elsbree dan McNally, bermacam-macam tujuan seperti
dikemukakan di atas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok,
yaitu:
a. Untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.
b. Untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
c. Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam
membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Ketiga tujuan pokok tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak
Makin majunya konsep-konsep pendidikan menunjukkan
kepada para pendidik, terutama guru-guru di sekolah, agar
pendidikan dan pengajaran tidak lagi subject centered, tetapi
hendaknya community life centered; tidak lagi berpusat pada buku,
tetapi berorientasi pada kebutuhan kehidupan di dalam masyarakat.
Konsep pendidikan yang demikian mengandung implikasi-implikasi
yang berhubungan dengan masyaraka, seperti antara lain:
1) Personel sekolah, terutama guru-guru, perlu mengetahui benar-
benar kondisi-kondisi masyarakat lingkungan hidup anak-anak
yang sangat penting bagi program pendidikan seperti lingkungan
alam tempat anak itu hidup, macam-macam masalah pendidikan
yang timbul di dalam masyarakat itu, adat-istiadat dan
kepercayaan masyarakat, keadaan penghidupan dan ekonomi
merek, kesempatan dan sarana rekreasi bagi anak-anak.
18
2) Kepala sekolah dan guru-guru hendaknya selalu berusaha untuk
dapat bekerjasama dan memanfaatkan sumber-sumber di dalam
masyarakat yang diperlukan untuk memperkaya program sekolah.
dengan memandang masyarakat itu sebagai laboratorium untuk
belajar, berarti penting bagi guru-guru untuk mengetahui fasilitas-
fasilitas apa yang tersedia di dalam masyarakat yang diperlukan
dalam belajar, seperti minat masyarakat terhadap industri,
pertanian, perikanan.
3) Sekolah hendaknya dapat bekerjasama dengan organisasi-
organisasi dan instansi-instansi lain di dalam masyarakat yang
mempunyai tugas dan kepentingan yang sama terhadap
pendidikan anak-anak. Misalnya lembaga-lembaga keagamaan,
organisasi kepramukaan, kesenian, lembaga kesehatan,
perkumpulan-perkumpulan olah raga, kerjasama dengan
kepolisian. Semua itu dapat membantu pendidikan anak-anak,
baik pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah.
4) Guru-guru hendaknya selalu mengikuti perkembangan
masyarakat dan selalu siap memahami dan mengkaji sumber-
sumber masyarakat yang dapat dimasukan kedalam rencana
perkembangan pendidikan. Dengan demikian, dapat diharapkan
bahwa pengajaran yang dapat diberikan kepada murid-murid
bukanlah bahan pengajaran yang diberikkan kepada murid-murid
bukanlah bahan yang statis dan usang, melainkan merupakan
bahan yang fungsional dan akurat bagi kebutuhan murid itu
sekarang dan kehidupan masa datang. Mengikut sertakan
masyarakat dalam merencanakan kebijakan dan program sekolah
adalah peting bagi perkembangan pendidikan, dan berarti pula
menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang kewajiban dan
tanggung jawabnya terhadap pendidikan pada umumnya.
b) Meningkatkan tujuan dan mutu kehidupan masyarakat
Di dalam masyarakat yang demokratis, sekolah seyogyanya
dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan
19
bagi perubahan-perubahan masyarakat di dalam bidang-bidang
kehidupan ekonomi, kebudayaan, tekhnologi dan sebagainya, ke
tingkat yang lebih tinggi. Jadi di dalam hal ini, bukan sekolah yang
harus mengekor secara pasif kepada perkembangan masyarakat,
tetapi sebaliknya sekolahan justru yang harus memepelopori
bagaimana dan ke mana masyarakat itu harus dikembangkan.
c) Mengembangkan pengertian, antusiasme, dan partisipasi masyarakat
Hal tersebut penting, apalagi bagi masyarakat kita Indonesia,
yang pada umumnya masih belum begitu menyadari bahwa tuggas
dan tanggung jawab mendidik anak-anak adalah juga tugas dan
tanggung jawab masyarakat di samping sekolah dan pemerintah.
Seperti yang dikemukakan oleh mantan menteri P dan K Mashuri,
S.H sebgai berikut:
“sekolah itu hendaknya merupakan bagian integral dari
masyarakat sekitarnya. Sesuai dengan azas pendidikan seumur
hidup, sekolah itu hendaknya mempunyai dwifungsi: mampu
memberikan pendidikan formal dan juga pendidikan informal, baik
untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa pria wanita” .
Dalam hubungannya dengan antusiasme dan partisipasi masyarakat
terhadap pendidikan, Mantan menteri P dan K pernah pula
mengusulkan dalam salah satu tulisannya a.I. sebagai berkut: “Azas
pendidikan nasional Indonesia ialah pendidikan sepanjang umur
hidup manusia, dari sejak lahir sampai meninggal, bagi semua jenis
kelamin, umur, golongan, dan keyakinan.
Azas ini menetapkan, bahwa wadah pendidikan tidak hanya
terbatas pada sekolah, tetapi juga lembaga-lembaga lain tempat
bekerja, bermain, dan bergaul serta hidup pada umumnya, seperti