Laporan Studi Kelayakan Tambang Emas Bakan, Bolaang Mongondow 2.0 KEADAAN UMUM 2.1 Lokasi dan Luas Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Lokasi penambangan PT. JResources Bolaang Mongondow (JRBM) Prospek Bakan terletak lebih kurang 15 km ke arah selatan dari Kotamobagu (Gambar 2-1). Akses dari Kotamobagu menuju Desa Bakan Kecamatan Lolayan ditempuh dalam waktu lebih kurang 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat. Dari desa Bakan menuju lokasi tambang diperlukan waktu lebih kurang 30 menit melalui jalan logging bekas jalan kepunyaan HPH Centralindo. Di Kabupaten Bolaang Mongondow hasil tambang merupakan salah satu komoditi andalan yang meliputi jenis tambang emas dan pasir besi. Berdasarkan peta rencana pengembangan wilayah pelayanan pembangunan yang tertuang dalam Revisi Rencana Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2002, Kecamatan Lolayan, di mana lokasi penambangan PT. JRBM berada, termasuk dalam Wilayah Pelayanan Pembangunan (WPP) I atau utama. WPP ini berpusat di Kotamobagu dan meliputi Kecamatan Lolayan, Pasi, Modayag dan Kecamatan Kotabunan. Wilayah Pelayanan Pembangunan I (utama) tersebut diarahkan dengan kegiatan utama meliputi pemukiman, tanaman pangan, tanaman palawija, hortikultura, pertambangan, peternakan dan perkebunan (Gambar 2-2). Saat ini pada di sekitar wilayah tersebut juga telah terdapat lokasi Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Tanoyan Kecamatan Lolayan seluas 2.000 ha berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 3992.K/201/MPE/1995 dan Pertambangan Skala Kecil (PSK) KUD Perintis Tanoyan Kecamatan Lolayan seluas 100 ha. 2-1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Studi KelayakanTambang Emas Bakan, Bolaang Mongondow
2.0 KEADAAN UMUM
2.1 Lokasi dan Luas Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP)
Lokasi penambangan PT. JResources Bolaang Mongondow (JRBM) Prospek Bakan terletak
lebih kurang 15 km ke arah selatan dari Kotamobagu (Gambar 2-1). Akses dari
Kotamobagu menuju Desa Bakan Kecamatan Lolayan ditempuh dalam waktu lebih kurang
30 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat. Dari desa Bakan menuju lokasi
tambang diperlukan waktu lebih kurang 30 menit melalui jalan logging bekas jalan
kepunyaan HPH Centralindo.
Di Kabupaten Bolaang Mongondow hasil tambang merupakan salah satu komoditi andalan
yang meliputi jenis tambang emas dan pasir besi. Berdasarkan peta rencana
pengembangan wilayah pelayanan pembangunan yang tertuang dalam Revisi Rencana
Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2002, Kecamatan Lolayan, di mana
lokasi penambangan PT. JRBM berada, termasuk dalam Wilayah Pelayanan Pembangunan
(WPP) I atau utama. WPP ini berpusat di Kotamobagu dan meliputi Kecamatan Lolayan,
Pasi, Modayag dan Kecamatan Kotabunan. Wilayah Pelayanan Pembangunan I (utama)
tersebut diarahkan dengan kegiatan utama meliputi pemukiman, tanaman pangan, tanaman
palawija, hortikultura, pertambangan, peternakan dan perkebunan (Gambar 2-2).
Saat ini pada di sekitar wilayah tersebut juga telah terdapat lokasi Wilayah Pertambangan
Rakyat (WPR) Tanoyan Kecamatan Lolayan seluas 2.000 ha berdasarkan SK Menteri
Pertambangan dan Energi Nomor 3992.K/201/MPE/1995 dan Pertambangan Skala Kecil
(PSK) KUD Perintis Tanoyan Kecamatan Lolayan seluas 100 ha.
2-1
Laporan Studi KelayakanTambang Emas Bakan, Bolaang Mongondow
Gambar 2-1 Peta Lokasi Penambangan PT JRBM Bakan
Gambar 2-2 Peta Tata-Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow
2.2 Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat
Akses dari Kotamobagu menuju Desa Bakan Kecamatan Lolayan ditempuh dalam waktu
lebih kurang 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat. Dari desa Bakan
menuju lokasi tambang diperlukan waktu lebih kurang 30 menit melalui jalan logging bekas
jalan kepunyaan HPH Centralindo.
2.3 Keadaan Daerah
2-2
Laporan Studi KelayakanTambang Emas Bakan, Bolaang Mongondow
2.3.1 Keadaaan Lingkungan Daerah
Metode studi pada studi kelayakan ini didasarkan pada standard PT. JResources Bolaang
Mongondow.
2.3.2 Keadaaan Penduduk
a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan kondisi terakhir tahun 2005, Kecamatan Lolayan terdiri dari 14 desa dengan
luas wilayah administrasi 297 km2. Penduduknya pada tahun 2005 berjumlah 21.167 jiwa
dengan demikian kepadatan geografisnya adalah 71,27 jiwa/km2. Kecamatan Pinolosian
Timur terdiri dari 9 desa dengan luas wilayah administrasi 221,87 km2. Penduduknya pada
tahun 2005 berjumlah 6.425 jiwa dengan demikian kepadatan geografisnya adalah 28,96
jiwa/km2
Lokasi penambangan emas PT. ABM dalam kajian AMDAL sebagaimana yang disebutkan
sebelumnya berada di dua wilayah Kecamatan dan mencakup 7 desa, yaitu desa-desa
Bakan, Lolayan, Matali Baru serta desa Mopusi di Kecamatan Lolayan dan desa-desa
Dumagin B, Dumagin A dan desa Matandoi di Kecamatan Pinolosian Timur. Data luas
wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di desa-desa tersebut pada tahun
2005/2006 dapat dilihat pada Tabel III-27.
Tabel III-27. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Wilayah Studi,
Tahun 2005/2006.
No. Desa/KecamatanLuas
(Km2)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
1. Desa Bakan 18 2.173 120,72
2. Desa Lolayan 15 727 48,47
3. Desa Matali Baru 15 692 46,13
4. Desa Mopusi 15 2.021 134,73
Total 4 Desa 63 5.613 89,10
Kec. Lolayan 297 21.167 71,27
5. Desa Dumagin B 43,12 676 15,68
6. Desa Dumagin A 49,34 1.114 22,58
7. Desa Matandoi 21,40 1.511 70,61
2-3
Laporan Studi KelayakanTambang Emas Bakan, Bolaang Mongondow
Total 3 Desa 113,86 3.301 28,99
Kec. Pinolosian Timur
221,87 6.425 28,96
Keterangan : Data desa tahun 2006, sedangkan data kecamatan tahun 2005.
Sumber : 1. Bolaang Mongondow Dalam Angka, Tahun 2006.
2. Profil Desa Dalam Wilayah Studi, Tahun 2006.
Dari data yang disajikan dalam Tabel III-27 di atas terlihat bahwa tingkat kepadatan
penduduk rata-rata di wilayah studi relatif rendah, yaitu kurang dari 100 jiwa per km2. Namun
demikian jika dilihat tingkat kepadatan penduduk menurut desa, maka terdapat dua desa
yang tingkat kepadatan penduduknya relatif tinggi yaitu desa Mopusi dengan tingkat
kepadatan penduduk sebesar 135 jiwa per km2 dan desa Bakan sebesar 121 jiwa per km2.
Kedua desa tersebut berada di wilayah Kecamatan Lolayan. Desa dimana wilayah
administrasinya paling luas adalah desa Dumagin A dengan luas 49,34 km2. Sedangkan
desa yang tingkat kepadatan penduduknya paling rendah adalah desa Dumagin B dengan
kepadatan 15,68 jiwa per km2.
b. Pertumbuhan Penduduk
Data pertumbuhan penduduk untuk periode tiga dekade terakhir, yaitu antara tahun 1971-
2001 yang tersedia adalah Kecamatan Lolayan dan Kecamatan Pinolosian. Khusus data
Kecamatan Pinolosian merupakan data sebelum dimekarkan menjadi tiga wilayah
kecamatan dan akan digunakan untuk mendeskripsikan keadaan di Kecamatan Pinolosian
Timur yang merupakan bagian dari Kecamatan Pinolosian sebelum dimekarkan.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Bolaang Mongondow, pertumbuhan penduduk dalam tiga
dekade terakhir di wilayah studi, yaitu Kecamatan Lolayan dan Kecamatan Pinolosian Timur
cenderung menurun dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata di wilayah Kecamatan
Pinolosian Timur relatif lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata di wilayah
Kecamatan Lolayan. Untuk Kecamatan Lolayan pertumbuhan penduduk rata-rata pada
periode tahun 1971 – 1980 sebesar 3,22 persen per tahun, kemudian pada periode tahun
1981-1991 sebesar 1,81 persen per tahun dan terakhir periode 1992-2001 sebesar 1,55
persen per tahun.
Selanjutnya tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata untuk Kecamatan Pinolosian Timur
(sebelum pemekaran wilayah) pada periode 1971-1980 sebesar 4,17 persen per tahun,
kemudian periode tahun 1981-1991 sebesar 3,69 persen per tahun dan terakhir periode
2-4
Laporan Studi KelayakanTambang Emas Bakan, Bolaang Mongondow
1992-2001 sebesar 2,30 persen per tahun. Selanjutnya data mengenai pertumbuhan
penduduk di wilayah studi pada periode 1971-2001, disajikan pada Tabel III- 28.
Tabel III-28. Pertumbuhan Penduduk Periode Tahun 1971-2001 di Wilayah Studi.
No. Periode/WaktuJumlah (jiwa) & Pertumbuhan (%)
Penduduk Per Kecamatan
Lolayan Pinolosian
1. Tahun 1971-1980 3,22 4,172. Tahun 1981-1991 1,81 3,693. Tahun 1992-2001 1,55 2,30
Sumber : Bolaang Mongondow Dalam Angka, Tahun 2006.
c. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Golongan Umur
Berdasarkan jenis kelamin, struktur penduduk terdiri dari laki-laki (pria) dan perempuan
(wanita). Sedangkan menurut golongan umur penduduk dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok penduduk usia produktif (15 – 65 tahun) dan kelompok penduduk
usia non produktif yang meliputi kelompok usia muda non produktif (0-14 tahun) dan
kelompok usia tua non-produktif (66 tahun ke atas). Penggolongan berdasarkan jenis
kelamin berguna untuk menilai perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
serta potensi pertumbuhan penduduknya ke depan, sedangkan penggolongan berdasarkan
struktur umur berguna antara lain untuk membandingkan penduduk produktif dan penduduk
tidak produktif (beban tanggungan penduduk) termasuk potensi kemampuan ekonomi
penduduknya.
Berdasarkan jenis kelamin, struktur penduduk di wilayah studi, yaitu Kecamatan Lolayan
dan Kecamatan Pinolosian Timur secara keseluruhan masih didominasi oleh penduduk
dengan jenis kelamin laki-laki (angka RJK > 100), namun sebaliknya jika dilihat menurut
desa-desa yang termasuk dalam wilayah studi justru didominasi penduduk perempuan
(angka RJK < 100), kecuali desa-desa Lolayan, Mopusi dan desa Matandoi. Struktur
penduduk berdasarkan jenis kelamin dan angka rasio jenis kelamin di wilayah studi, dapat
dilihat pada Tabel III- 29.
Tabel III- 29. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Studi, Tahun 2005/2006.
No. Desa/ Kecamatan
Penduduk Sex RatioLaki-laki Perempuan Total
2-5
Laporan Studi KelayakanTambang Emas Bakan, Bolaang Mongondow
1. Bakan 1.061 1.112 2.173 95,41
2. Lolayan 386 341 727 113,20
3. Matali Baru 322 370 692 87,03
4. Mopusi 1.018 1.003 2.021 101,50
Kec. Lolayan 11.126 10.041 21.167 110,81
4. Dumagin B 326 350 676 93,14
5. Dumagin A 528 586 1.114 90,10
6. Matandoi 784 727 1.511 107,84
Kec. Pinolosian Timur
3.479 2.946 6.425 118,09
Sumber : 1. Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2004/2005.
2. Profil Desa-desa Dalam Wilayah Studi Tahun 2006.
Selanjutnya, struktur penduduk berdasarkan golongan umur, dibagi menjadi tiga kelompok
umur, yaitu kelompok umur Non-Produktif (umur 0 – 14 tahun dan umur lebih dari 65 tahun)
dan kelompok usia Produktif (15 – 65 tahun). Berdasarkan golongan umur,
struktur penduduk di wilayah studi relatif didominasi oleh penduduk kelompok umur
produktif, yaitu penduduk usia antara 15 – 65 tahun. Angka beban tanggungan paling tinggi
berada di desa Mopusi, kemudian diikuti oleh desa Matali Baru. Sebaliknya angka beban
tanggungan paling rendah berada di desa Lolayan, kemudian diikuti oleh desa Dumagin A
dan desa Matandoi. Sedangkan desa Bakan dan Dumagin B relatif moderat. Selanjutnya,
struktur penduduk berdasarkan kelompok umur dan rasio beban tanggungan di wilayah studi
disajikan pada Tabel III-30.
Tabel III-30. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Wilayah Studi.
No. Desa/KecamatanKelompok Umur (Jiwa)
0 – 14 tahun
15 – 65 tahun
> 65 tahun RBT
1. Bakan 686 1.364 123 59
2. Lolayan 58 404 28 21
3. Matali Baru 283 412 42 79
4. Mopusi 905 1.011 105 99
Kec. Lolayan 6.617
13.182
1.061
58
5. Dumagin B 99 465 112 4
2-6
Laporan Studi KelayakanTambang Emas Bakan, Bolaang Mongondow
5
6. Dumagin A 76 844 194 32
7. Matandoi 388 1.348 103 36
Kec. Pinolosian Timur
2.022
4.355 341 54
Keterangan : RBT = rasio beban tanggungan
Sumber : 1. Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2004/2005.
2. Profil Desa-desa Dalam Wilayah Studi Tahun 2006.
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja meliputi penduduk usia kerja (10 tahun ke atas, menurut konsep dalam
Susenas). Tenaga kerja dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap
tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. Bagian dari
tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan
produktif, yaitu memproduksikan barang dan jasa disebut Angkatan Kerja. Angkatan kerja ini
meliputi mereka yang bekerja dan mencari kerja, sedangkan bagian dari tenaga kerja yang
tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan adalah bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang
bersekolah, mengurus rumah tangga dan lain-lain.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow, jumlah tenaga
kerja di Kabupaten Bolaang Mongondow dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2000 jumlah tenaga kerja sebanyak 343.091 orang, terdiri dari angkatan kerja
sebanyak 167.662 orang dan bukan angkaten kerja sebanyak 175.469 orang. Kemudian
pada tahun 2005 jumlah tenaga kerja bertambah menjadi 383.606 orang terdiri dari
angkatan kerja sebanyak 203.452 orang dan bukan angkatan kerja sebanyak 180.154
orang. Dari data tersebut di atas ternyata dalam lima tahun terakhir jumlah angkatan kerja
telah melampaui jumlah penduduk bukan angkatan kerja. Ini berarti penduduk yang terlibat
aktif dalam kegiatan ekonomi jauh lebih banyak dari penduduk yang tidak aktif dalam
kegiatan ekonomi. Selanjutnya angkatan kerja terdiri dari mereka yang bekerja dan yang
mencari pekerjaan.
Jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2000 sebanyak 164.379 orang sedangkan yang
mencari pekerjaan sebanyak 3.243 orang. Kemudian pada tahun 2005 jumlah penduduk
yang bekerja sebanyak 175.416 orang, sedangkan mereka yang mencari pekerjaan pada
tahun tersebut tercatat sebanyak 28.036. Peningkatan jumlah yang mencari pekerjaan
secara relatif lebih besar dari peningkatan penduduk yang bekerja.
2-7
Laporan Studi KelayakanTambang Emas Bakan, Bolaang Mongondow
Ini berarti meskipun penduduk yang terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi lebih banyak dari
penduduk yang tidak terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi, namun peningkatan penduduk
yang berusaha aktif secara ekonomi tersebut didominasi oleh penduduk yang sedang
mencari pekerjaan. Selanjutnya data tentang perkembangan jumlah tenaga kerja menurut
bagian-bagiannya antara tahun 2000 sampai tahun 2005 di Kabupaten Bolaang Mongondow
disajikan dalam Tabel III- 31.
Tabel III-31. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran di Kabupaten Bolaang Mongondow, Tahun 2000 – 2005.
Kegiatan 2000 2002 2003 2005
Angkatan Kerja (AK) :
- Bekerja
- Mencari Kerja
164.379
3.243
164.362
16.810
172.561
29.139
175.416
28.036
Jumlah AK : 167.622 181.172 201.700 203.452
Bukan Angkatan Kerja :
- Sekolah
- Mengurus RT
- Lainnya
49.974
91.231
34.264
54.484
96.629
20.492
52.677
94.178
10.168
62.270
94.420
23.464
Jumlah Bukan AK 175.469 171.605 157.023 180.154
Tingkat Partisipasi AK (TPAK) 98,1 % 90,7 % 85,6 % 86,2 %
Tingkat Pengangguran 1,9 % 9,3 % 14,5 % 13,8 %
Total 343.091 352.777 358.723 383.606
Sumber : Bolaang Mongondow Dalam Angka, Tahun 2006.
Selanjutnya berdasarkan data jumlah angkatan kerja pada tabel di atas ternyata ternyata
tingkat partisipasi angkatan kerja relatif tinggi (> 85 persen), meskipun mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan data lima tahun sebelumnya. Selanjutnya angka
pengangguran terbuka dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan dari 1,9 persen
tahun 2000 menjadi 13,8 persen pada tahun 2005. Diperkirakan tingkat partisipasi angkatan
kerja di Kecamatan Lolayan maupun Kecamatan Pinolosian sangat tinggi (> 95 persen),
sebaliknya tingkat pengangguran relatif rendah (di bawah dua digit), sebagaimana informasi
yang diperoleh dari survei lapangan. Namun demikian angka pengangguran tersebut
terselubung diperkirakan tinggi. Hal ini disebabkan karena terdapat banyak penganggur
terselubung, terutama pada sektor tradisional pertanian, termasuk perikanan laut. Pada
umumnya penduduk di dua wilayah tersebut bermata pencaharian sebagai petani dan
nelayan, di mana tingkat pendayagunaan tenaga kerjanya relatif rendah.
2-8
Laporan Studi KelayakanTambang Emas Bakan, Bolaang Mongondow
2.3.3 Keadaaan Flora
Area yang menjadi tapak kegiatan pertambangan emas PT. JRBM Bakan sebagian adalah
lahan dengan status Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang merupakan areal bekas tebangan
(Logged over area) oleh PT. Centralindo Pancasakti. Berdasarkan hasil identifikasi lokasi
calon areal eksploitasi pertambangan PT. ABM oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Bolaang Mongondow (2007), luas areal PT. ABM adalah seluas ± 653,30 Ha
sebagian terletak pada Areal Penggunaan Lain (APL) yaitu seluas ± 114,53 Ha dan
sebagian lagi terletak pada Kawasan Hutan dengan fungsi Hutan Produksi Terbatas (HPT)
seluas ± 529,94 Ha dan Hutan Lindung (HL) seluas ± 8,83 Ha. Untuk jelasnya peta status
penutupan lahan/status hutan disajikan pada Gambar III-15.
1) Vegetasi Hutan
Kelimpahan setiap jenis penyusun komunitas merupakan salah satu komponen struktur
vegetasi (Kershaw, 1964). Lebih lanjut dikatakan bahwa kelimpahan jenis ditentukan
berdasarkan frekwensi, kerapatan dan dominansi setiap jenis. Berdasarkan hasil analisis
vegetasi hutan alamiah yang dilakukan 3 (tiga) tempat yaitu lokasi Durian pit, Osela
pit dan lokasi sekitar hutan virgin sebelah selatan tapak proyek terlihat bahwa sebagian
besar kawasan yang akan dijadikan pit sudah dirambah oleh masyarakat sehingga pohon-
pohon yang dijumpai sebagian besar terdiri atas pohon yang berukuran besar (berdiameter
>40 cm) sedangkan pohon yang berukuran kecil sudah ditebang oleh masyarakat sebagai
bentuk klaim penguasaan. Hasil analisis vegetasi pohon sebagaimana disajikan pada Tabel
III-10, menunjukkan bahwa jumlah jenis dan kelimpahannya relative berbeda antara lokasi
hutan yang relative masih utuh dibandingkan dengan lokasi tapak proyek (Durian pit dan
Osela pit).
Keragaman Jenis Pohon
Hasil analisis keragaman jenis penyusun komunitas pohon pada 3 lokasi yang diamati
menunjukan bahwa terjadi penurunan keragaman jenis pada lokasi yang direncanakan
sebagai pit (lokasi penambangan) dibandingkan dengan keragaman jenis pada areal hutan
yang relatif belum terganggu di sekitar tapak proyek. Hal ini disebabkan karena helah terjadi
penebangan pohon secara besar-besaran di areal yang akan dilakukan penambangan.
Penebangan tersebut dilakukan secara srentak oleh masyarakat yang berasal dari Desa
Bakan dengan menebang pohon-pohon berukuran >30 cm, sedangkan pohon-pohon
berukuran besar debangian ditebang untuk bahan bangunan dan sebagian lagi dibiarkan
2-9
Laporan Studi KelayakanTambang Emas Bakan, Bolaang Mongondow
tumbuh terutama jenis-jenis yang berbatang jelek. Hasil analisis keragaman jenis dengan
persamaan Shannon Weaver Indeks (H1) disajikan pada Tabel III-13.
Vegetasi Hutan Sekunder
Vegetasi hutan semak belukar yang terdapat di lokasi tapak proyek terbentuk karena
adanya kegiatan eksploitasi Oleh HPH Centralindo Pancasakti dimana lokasi tempat
dibangunnya Camp, TPK dan TPN mengalami kerusakan berat dan terbentuk lahan gundul
dan tanah keras akibat pemadatan oleh alat berat. Selang kurang lebih kurang lebih 10
tahun dan melalui proses suksesi mulai di tumbuhi kembali oleh vegetasi pepohonan yang
tergolong hutan sekunder karena struktur dan komposisinya masih terus berubah hingga
mencapai tahap klimaks. Hasil survei pada areal hutan sekunder di temukan jenis-jenis yang
merupakan khas hutan sekunder, seperti kayu sirih, spatodea, enau dan walantakan,
Malothus, Macaranga, Cananga. Secara rinci hasil survei lapangan pada hutan sekunder di
sajikan pada Tabel III-14.
Vegetasi Semak Belukar
Vegetasi semak belukar terdapat pada areal bekas kebun/ladang kemudian kurang
lebih 5 tahun dibiarkan. Jenis-jenis vegetasi dominan yang terdapat pada areal semak
belukar, tercampur antara vegetasi dengan habitat pohon kecil seperti rumput macan, kayu
sirih, Malothus dan Macaranga. Sedangkan vegetasi habitat rumput, seperti alang-alang,
paspalum, kano-kano, ekor tikus di selingi dengan tumbuhan merayap, seperti Memosa dan
berbagai jenis liana, Melastona, bambu, Centrosema, rumput macan dan graminae lainnya.
Vegetasi Budidaya di Sekitar Tapak Proyek
Vegetasi budidaya di sekitar tapak proyek di bagi atas atas tiga kelompok tanaman
yaitu tanaman perkebunan, tanaman pangan dan tanaman hotikultura. Tanaman
perkebunan adalah tanaman yang dominan di daerah studi calon pertambangan PT. ABM.
Tanaman tersebut berupa cengkih (Eugenia aromatica), kelapa (cocos nucifera), kopi
(Coffee arabica), coklat (Teobbhroma cacao), dan vanili (Vanilla planifolia andrews). Bagian
yang biasa dimanfaatkan dari jenis-jenis tanaman tersebut adalah sebagai berikut; Cengkeh
yang biasa dimanfaatkan adalah Bunga, buah, daun dan batang, kopi yang biasa
dimanfaatkan adalah buahnya selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III-15.
Jenis vegetasi hortikultura yang biasa diusahakan di wilayah studi adalah jenis buah-
buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias. Umumnya vegetasi hortikultura ini diusahakan
hanya merupakan tanaman sisipan. Jenis vegetasi hortikultura yang terdapat di wilayah
studi adalah sebagai berikut; nangka, mangga, rambutan, durian, jambu biji, jambu air,