BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bakat Bakat adalah merupakan suatu kemampuan atau potensi diri yang dimiliki seseorang sejak lahir dan perlu dikembangkan, dilatih dan diperlukan usaha agar dapat meraih suatu prestasi yang diharapkan. Menurut Rini (2009:12) Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang umumnya mempunyai bakat tertentu yang terdiri dari satu atau lebih kemampuan khusus yang menonjol dari bidang lainnya. Kemampuan khusus dalam pengertian bakat bisa berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya dalam bidang seni rupa, seni, olahraga, teknik, keguruan, sosial, agama, bahasa, matematika, ekonomi dan lain-lain. Ada sebahangian orang yang memiliki lebih dari bakat atau dikatakan memiliki bakat serba bisa. Orang seperti ini mampu dan menonjol dalam hampir semua bidang ilmu dan keterampilan sehingga ia digolongkan istimewa. Bakat sebagai kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan dalam bidang tertentu sangat berperan dalam keberhasilan anak di masa depan. Oleh karena itu sudah sepatutnya jika bakat yang dimiliki oleh seseorang anak diasah dan diarahkan sehingga dapat berkembang dengan baik. Menurut Lucy (2009: 47-48), bakat adalah merupakan potensi dalam anak yang harus distimulasi terlebih dahulu sehingga dapat terlihat sebagai suatu
40
Embed
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bakateprints.ung.ac.id/3017/3/2013-1-86201-111409003-bab2... · Kemampuan khusus dalam pengertian bakat bisa berbentuk keterampilan atau suatu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Bakat
Bakat adalah merupakan suatu kemampuan atau potensi diri yang dimiliki
seseorang sejak lahir dan perlu dikembangkan, dilatih dan diperlukan usaha agar
dapat meraih suatu prestasi yang diharapkan.
Menurut Rini (2009:12) Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol
diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang
umumnya mempunyai bakat tertentu yang terdiri dari satu atau lebih kemampuan
khusus yang menonjol dari bidang lainnya. Kemampuan khusus dalam pengertian
bakat bisa berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya dalam bidang
seni rupa, seni, olahraga, teknik, keguruan, sosial, agama, bahasa, matematika,
ekonomi dan lain-lain. Ada sebahangian orang yang memiliki lebih dari bakat
atau dikatakan memiliki bakat serba bisa. Orang seperti ini mampu dan menonjol
dalam hampir semua bidang ilmu dan keterampilan sehingga ia digolongkan
istimewa.
Bakat sebagai kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan dalam bidang tertentu sangat berperan dalam keberhasilan anak di
masa depan. Oleh karena itu sudah sepatutnya jika bakat yang dimiliki oleh
seseorang anak diasah dan diarahkan sehingga dapat berkembang dengan baik.
Menurut Lucy (2009: 47-48), bakat adalah merupakan potensi dalam anak
yang harus distimulasi terlebih dahulu sehingga dapat terlihat sebagai suatu
kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus yang menjadi kekal hidupnya
kelak. Menurut Iskandar (2010:13) ada dua kata yang menujukan arti bakat, yaitu
“ability” dan “apti tude”. Menurut kamus psikologi (dalam Rini, 2009:13-14),
ability (kemampuan, kecakapan ketangkasan bakat kesanggupan); tenaga (daya
kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. sedangkan aptitude (kecerdasan)
menujukan perlu ada latihan atau pendidikan sebelum suatu perbuatan dapat
dilakukan sewaktu akan datang.
Menurut Muhammad (2010:22) “Bakat adalah kondisi seseorang atau
sejumlah karakter potensi yang memerlukan latihan-latihan”. Sedangkan
Munandar (dalam Rini, 2009:12) menyatakan, bakat berarti punya potensi.
Potensi yang dimaksud adalah mampu mengembangkan kemampuan yang
dibawahnya sejak lahir. Beberapa pakar psikologi juga memberikan pengertian
tentang anak berbakat yaitu Damon berpendapat bahwa bakat sangat dibutuhkan
untuk berprestasi tinggi. Untuk berprestasi tinggi, bakat harus dikembangkan
dengan kerja keras, keuletan dan latihan. Dan Tannenbaum memandang
keberbakatan dari empat kelompok, yaitu: langka (kemampuan yang dimiliki
bersifat unik, unggul (lebih peka dan mampu dari yang lain), kuota (keterbatasan
jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomali (dapat diperngaruhi
oleh lingkungan sekitar). Sedangkan Renzully berpendapat bahwa anak berbakat
adalah anak yang menunjukan kemampuan di atas rata-rata, memiliki tekad dalam
melaksanakan tugasnya dan melakukan hal-hal yang kreatif.
Berdasarkan pengertian-pengertian bakat menurut para ahli dapat
disimpulkan bahwa bakat adalah merupakan suatu kemampuan khusus yang
dimiliki seseorang sejak lahir yang perlu dikembangkan, dilatih dan kerja keras.
2.2 Jenis-jenis Bakat
Dalam artikel mengembangkan bakat anak, tulisan Andi Sri Suriati Amal
(dalam Rini, 2009:20-21), disebutkan bahwa bakat dibedakan kedalam lima jenis,
yaitu:
a. Kinetik fisik
Bakat ini cenderung menggunakan badan untuk memecahkan masalah dan
mengekspresikan gagasan. Bakat ini ditandai dengan kemampuan dalam olahraga
tertentu: aktif pandai meniru gerakan badan/wajah seseorang, terampil dalam
kegiatan metorik halus, misalnya rigami, menyulam, melukis, tidak bisa duduk
lama dalam waktu lama.
b. Bahasa
Bakat ini terlihat dari kemampuan anak dalam menulis yang lebih baik
dari anak seusianya, suka bercerita, suka membaca buku, dapat berkemunikasi
dengan baik dari anak seusainya.
Menurut Sousa (2012:175) bahwa siswa berbakat dalam seni bahasa
dengan keterampilan membaca, menulis, dan komunikasi akan menujukan
kompotensi sebagai berikut:
1) Pemahaman bahasa. Siswa ini memahami karakter bahasa dan menujukan
bahasa minat khusus dalam karakter bahasa, seperti rima, aksen, dan intonasi
dalam lisan dan dalam penggunaan tata bahasa dalam teks tertulis.
2) Keterampilan komunikasi. Siswa ini dengan mudah mendapatkan perhatian
dari audiens dengan mengeksploitasi dan komponen dramatis dari suatu
situasi dalam cara imajinatif. Mereka cendurung menulis dan berbicara dengan
gaya luar biasa untuk usia mereka, sering kali menggunakan puisi.
3) Menganalisis dan berdebat. Siswa ini bisa menggunakan argument yang logis
pada suatu tingkatan abstrak dan hipotesis dalam bahasa lisan dan tertulis.
Mereka bisa menjelaskan pandangan mereka dengan meyakinkan, dan mereka
tahu cara untuk menggunakan strategi bertanya guna menantang sudut
pandang orang lain.
c. Logika dan Matematis
Bakat ini telihat dari keingintahuan yang besar tehadap bagaimana alam
dan benda-benda bekerja, suka bermain angka, senang akan pelajaran matematika,
catur dan mengelompokan benda-benda. Menurut Sousa (2012:204-205) ada
beberapa sifat siswa dengan kemampuan matematis yang tinggi: 1) Belajar dan
memahami ide matematis dengan secara cepat, 2) Menampilkan srategi jamak
untuk memecahkan masalah, 3) Mereka lebih senang mangatasi masalah, 4)
Melibatkan siswa lain dalam aktivitas mereka, 5) Mereka cenderung berbicara
kepada diri sendiri atau orang lain, 6) Mempertahankan konsentrasi mereka
dalam menujukan keuletan dalam mencari solusi, 7) Mengganti pendekatan
dengan mudah dan menghindari pendekatan tidak produktif, 8) Bekarja secara
mudah dengan symbol, 9) Segera menggali kesamaan, persamaan dan pola, 10)
Bekerja secara sistematis dan akurat
d. Musikalitas
Bakat ini ditandai dengan menonjolnya anak dalam menghapal dan
menyanyikan lagu, dapat memainkan alat musik, suka bersiul dan sensitif
terhadap suara-suara di sekitarnya.
e. Pemahaman alam
Ciri-ciri bakat ini adalah anak suka bercerita/bekomentar tentang binatang
kesayangan atau tempat yang disukainya, suka pergi kekebun binatang, suka
bermain di air, suka bermain dengan binatang piaraannya suka mengkoleksi
bunga, daun dan benda-benda lainnya.
Sedangkan Gardner (dalam Rini, 2009:22) mengelompokkan bakat
menjadi beberapa aspek yaitu:
a) Bakat gambar, contoh: pelukis ,arsitek, desainer, pilot dan kartunis
b) Bakat ekstrapersonal, contoh: mudah bergaul dengan orang lain
c) Bakat verbal-bahasa, contoh: penulis, pujangga, dan sastrawan
d) Bakat kinestetik/fisik, contoh: atlet, aktor, penari, dan penyulam
e) Bakat musik, contoh: musisi, penyanyi, dan pencipta lagu
f) Bakat intrapersonal, contoh: mengenali diri sendiri
g) Bakat natural, contoh: cepat mempelajari fenomena alam
h) Bakat logika-matematika, contoh: komputer prgramer, ilmuan
i) Bakat spiritual, contoh: mampu berpikir tentang makna hidup.
2.3 Ciri - ciri Anak Yang Berbakat
Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan baik orang tua maupun guru
ketika menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang
sesungguhnya dimiliki oleh anak. Untuk mengembangkan bakat seseorang kita
harus tahu terlebih dahulu, ciri-ciri bakat yang dimiliki anak tersebut. Dengan
mengetahui ciri-ciri bakat pada anak sebagai guru, kita akan lebih mudah untuk
menilai bakat mana yang patut dikembangkan oleh anak. Hal inipun berfungsi
untuk menghidari agar tidak terjadi salah menafsirkan terhadap bakat anak.
Menurut banyak pakar psikologi anak (dalam Rini, 2009:32-25) ciri-ciri
anak berbakat dapat dilihat dari sebagai berikut :
a. Keterampilan motorik lebih cepat
Anak berbakat pada umumnya mengalami perkembangan motorik yang
lebih cepat dibandingkan anak biasa. Perkembangan motorik dapat dilihat dari
kemampuannya dalam berbicara, berjalan, maupun membaca. Misalnya, secara
normal, anak dapat berjalan pada usia 12,5 bulan. Namun, bagi anak berbakat, ia
sudah dapat berjalan pada umur 8 bulan. Anak berbakat juga suka menjelajah
sesuatu yang bagian menarik, misalnya mempreteli barang-barang karena rasa
ingin tahunya yang besar. Anak berbakat lebih cepat mengeluarkan suara, lebih
cepat berbicara mengeluarkan bahasa dengan cara bermakna, dapat terseyum pada
orang lain, banyak bertanya dan dapat meniru kata-kata dengan lancar.
b. Perkembangan lebih cepat
Bakat anak berkaitan dengan kerja otak kanan karena belahan otak kanan
berhubungan intusi, kemampuan dan kreativitas. Sementara itu, belahan otak kiri
berhubungan dengan kecerdasan. Menurut Tabloid Nakita (dalam Rini,
2009:34), untuk mengenali bakat anak dapat dilihat dari ke-3 kelompok ciri-ciri
berikut:
1) Intelektual
Anak yang berbakat mudah menangkap pelajaran, berpikir logis,
memiliki ingatan dan penalaran yang baik, kosakatanya banyak, senang
membaca, senang mengamati, berkonsentrasi dalam belajar dan membaca
pada usia muda.
2) Kreatifitas
Anak yang berbakat memiliki banyak gagasan/ide, menonjol dalam
satu atau lebih bidang seni, tidak mudah terpengaruhi orang lain, daya
imajinasi kuat, memiliki rasa humor tinggi, dapat bekerja sendiri, senang
mencoba hal-hal baru, dan mampu merinci satu gagasan. Ia juga sangat
kreatif, senang menciptakan sesuatu. Anak kreatif cenderung memakai
permainan buatanya sendiri ketimbang dibelikan oleh orang tua.
3) Motivasi
Anak yang berbakat pada umumnya tidak mudah bosan dan putus
asa dalam bekerja, tekun menghadapi tugas, ingin mendalami bidang ilmu
yang diberikan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi,
dapat mempertahankan pendapat, serta senang mencari dan memecahkan
soal-soal.
c. Kaya kosakata
Anak yang berbakat menujukan penguasaan bahasa yang lebih kaya
dibanding anak-anak seusianya. Ia akan lebih ceriwis dan menyukai buku serta
gambar.
d. Lebih aktif
Anak yang berbakat memiliki sikap yang lebih aktif. Hal ini yang
menyebabkan ia memiliki waktu tidur yang relatif lebih pendek dengan masa
aktif. Kebanyakan anak yang berbakat jarang tidur siang dan lebih suka bergadang
dibandingkan menghabiskan waktu untuk tidur tanpa menghasilkan apa-apa.
e. Menyenangi hal-hal menarik
Anak yang berbakat biasanya sangat bersemangat dalam mempelajari hal-
hal baru, dan tidak begitu saja menuruti intruksi atau aturan yang diberikan. Ia
mempunyai inisiatif untuk mencoba suatu mainan.
Munurut Pemilu (dalam Muhammad, 2010:54-56) berdasarkan hasil
seminar tentang anak berbakat di jakarta dapat ia disimpulkan ciri-ciri anak
berbakat sebagai berikut:
a. Ciri-ciri fisik
Anak berbakat memiliki ciri-ciri fisik seperti: 1) sehat jasmani, 2)
perkembangan psikomotorik lebih cepat dari rata-rata.
b. Ciri-ciri emosional
Anak berbakat memiliki ciri-ciri emosional seperti: 1) peka terhadap
situasi di sekelilingnya, 2) mempunyai kepercayaan diri yang kuat, 3) menyukai
hal-hal yang baru, 4) tangguh dalam mewujudkan keinginannya sampai benar-
benar terwujud.
c. Ciri-ciri mental intelektual
Anak berbakat memiliki ciri-ciri mental intelektual seperti: 1) anak
berbicara lebih dini, 2) anak mempunyai daya tanggap dan pemahaman yang lebih
luas dan cepat, 3) anak mempunyai hasrat keingintahuan yang lebih besar
dibandingkan dengan anak-anak lainnya, 4) anak mempunyai usia mental yang
lebih tinngi, 5) kreatif, 6) mandiri dalam bekerja dan belajar serta mempunyai cara
belajar yang khas.
d. Ciri-ciri sosial
Anak berbakat memiliki ciri-ciri sosial seperti: 1) suka permainan yang
mengandung pemecahan masalah, 2) senang bergaul dengan orang yang usianya
lebih tua, 3) suka bekerja sendiri.
Menurut Treffinger (dalam Somantri, 2009:170-171), mengemukakan
sejumlah karateristik unik anak berbakat ialah bahwa anak berbakat memiliki
karateristik berikut: 1) Rasa ingin tahu yang tinggi (Curiosity), 2) Berimajinasi
(Imagination), 3) Produktif (Productivity), 4) Independen dalam berpikir dan
menilai (Independence in thought and judgement), 5) Mau mengeluarkan biaya
lebih untuk mendapatkan informasi dan mewujudkan ide-ide (Extensive fund of
information and ideas), 6) Memiliki ketekunan (Persistence), 7) Bersikukuh dalam
menyelesaikan masalah (Commitment to selving problems), 8) Berkonsentrasi ke
masa depan dan hal-hal yang belum diketahui (Concern with the future and the
unknown), tidak hanyut pada masa lalu, terpaku hari ini, atau cepat puas pada hal-
hal yang sudah diketahui (not merely with the past, the present, or the know).
2.4 Faktor-faktor Penentu Bakat Anak
Menurut Rini (2009:27-28) faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan bakat atau mengapa anak tidak dapat mewujudkan bakatnya secara
optimal yakni sebagai berikut:
a. Disebabkan oleh anak sendiri
Seorang anak tidak mampu meraih prestasi untuk bidang sesuai bakatnya
karena anak kurang berminat untuk mengembangkan bakat yang ia miliki, anak
kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang unggul dan anak punya kesulitan
pribadi sehingga ia mengalami hambatan.
1) Motivasi
Bakat juga dipengaruhi oleh motivasi. Bakat anak kurang berkembang
atau tidak menonjol apabila ia tidak memiliki motivasi atau dorongan dari dalam
dirinya sendiri untuk mengembangkan bakatnya tersebut. Motivasi berhubungan
dengan kuatnya daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
Rendahnya motivasi akan menyebabkan bakat tidak akan berkembang atau
tidak menonjol. Motivasi berkaitan dengan “tujuan”. Jika kurang motivasi, sedikit
saja ada halangan, sudah cukup untuk menghilangkan semangat berlatih. Menurut
Iskandar (2010:36) motivasi dapat mewujutkan sesuatu yang betul-betul ajaib.
Betapa tidak. Jika motivasi sudah bersamayam dalam diri seseorang ternyata
mampu membangkitkan atau mendorong orang yang lemah menjadi lebih
bergairah dan bahkan mampu melakukan sesuatu yang katakanlah spektakuler.
Menurut seseorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hirarki, yaitu
motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni :
a) Kebutuhan fisologis, seperti lapar, haus, kebutuhan akan istrahat dan lain
sebagainya.
b) Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa terlindungi, bebas dari takut
dan kecemasan.
c) Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dan dihargai dalam suatu
kelompok (keluarga, sekolah, teman sebaya).
d) Kebutuhan akan mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat
dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan
pribadi.
Dengan dorongan motivasi yang kuat akan kebutuhan tentang wujud diri
sendiri, maka motivasi tingkat tinggi ini mampu menjadi pembangkit apa yang
dicita-citakan.
2) Value atau penilaian
Menurut Iskandar (2010:42), faktor ini turut menentukan dapat
berkembangnya bakat atau tidak. Mereka tentu memiliki pandangan tersendiri
tentang bakat yang ada pada dirinya. Misalnya seseorang memiliki bakat seni
musik tetapi karena dirinya menilai bahwa seni musik kurang baik maka bakat
seni musik kurang mendapat perhatian yang cukup apalagi berkembang dengan
baik. Bakat tersebut seolah tidak berguna.
Pandangan individu sangat menentukan bagi perkembangan dirinya.
Pandangan tentang kesadaran akan diri individu menuju kearah positif, bukan kea
rah dimana dirinya mengesampingkan bakat dan kemampuan arah negatif.
3) Faktor minat
Munurut Iskandar (2010:47), minat atau perhatian (interest) merupakan
salah satu faktor yang turut memperngaruhi tampilnya bakat. Munurut Chaplins
(dalam Iskandar, 2010:47-48) minat atau perhatian memiliki arti : a) Satu sikap
yang berlangsung terus-menerus yang memusatkan perhatian seseorang, sehingga
membuat dirinya selektif terhadap objek niatnya, b) Perasaan yang menyatakan
bahwa suatu aktivitas, pekerjaan, atau obyek itu berharga atau berarti bagi
individu, c) Suatu keadaan motivasi, menuntun tingkah laku menuju satu arah
(sasaran) tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa minat itu terjadi dari
perhatian tidak hanya berlangsung sekali dari obyek yang dianggap menarik atau
berharga bagi dirinya. Jika dikaitkan dengan bakat, minat turut pula memunculkan
atau menumbuhkan bakat. Dengan minat terhadap suatu obyek maka berarti ada
kesempatan untuk memunculkan prestasi.
4) Faktor kepribadian
Kepribadian atau personality memiliki pengertian yang sangat kompleks,
Adler memberi pengertian gaya hidup individu, atau cara yang karateristik
mereaksinya sesorang terhadap masalah-masalah hidup, termasuk tujuan-tujuan
hidup.
Dari pengertian di atas ada perbedaan pengertian, namun ada unsur
persamaannya. Diantaranya adalah bahwa kepribadian itu dinamis, tidak statis
atau tetap saja tanpa perubahan.
b. Disebabkan oleh lingkungan anak
Anak tidak mampu mewujudkan bakatnya hingga mencapai prestasi
apabila orang tuanya kurang mampu menyediakan kesempatan, sarana pendidikan
yang diberikan, lingkungan yang tidak minim menyediakan fasilitas penunjang,
dan lemahnya atau kurangnya pendidikan dan pelatihan.
Menurut Sarlito (dalam http://semutlewat.blogspot.com/2012/12/pengemb
angan-bakat-dan-minat.html) terdapat sejumlah variabel lingkungan yang
mempengaruhi berkembangnya bakat pada diri seseorang. Variabel-variabel
tersebut adalah:
1) Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk memfasilitasi dalam
mengekspresikan bakat yang dimiliki siswa, misalnya untuk bakat olah raga
yaitu lapangan bermain, bakat musik yaitu alat musik, dan sejenisnya.
2) Lingkungan sosial, melalui proses sosialisasi misalnya kebudayaan tertentu
membentuk tingkah laku tertentu. Misalnya di Iran mungkin tidak dapat
berkembang bakat seni musik, tari, dan bakat yang lainnya karena disana
misalnya tidak dibolehkan bernyanyi. Jadi kesempatan untuk
mengekspresikan bakat tersebut sangat sedikit
3) Lingkungan edukasi, pengembangannya melalui pendidikan formal seperti
sebagaimana diajarkan di sekolah
4) Besar atau banyaknya latihan, pengembangan bakat melalui proses training
atau latihan
5) Hambatan-hambatan yang ada dalam lingkungan rumah misalnya kemiskinan,
cara pengasuhan anak yang khusus, dan sebagainya
6) Kemungkinan untuk mengekspresikan atau mengutarakan bakat misalnya
apakah diberikan kesempatan latihan yang cukup, apakah tersedia alat
tersebut.
2.5 Mengenali Bakat Anak
Mengetahui bakat anak merupakan hal yang sangat penting bagi pendidik
karena sebahagian besar dari orang tua belum bisa mengenalinya sehingga
prestasi yang dimiliki sang anak tidak maksimal. Untuk mengetahui cara-cara
mengenali bakat anak, menurut Muhammad (2010:72-93) ada beberapa cara dan
metode tersebut :
a. Kenali bakat anak melalui alat ukur
Alat ukur yang digunakan berdasarkan apa yang akan diukur. Menurut
Renzullli (dalam Muhammad, 2010:7-73) menyatakan bahwa tes intelegensi
memang khusus untuk mendeteksi bakat anak dalam mengukur intelektual. Tes
ini tidak bisa dilakukan untuk mengukur kemampuan lainnya. Untuk mengukur
kreativitas anak melalui tes kreativatas dan untuk mengukur hasil belajar anak
melalui tes hasil belajar. Jadi ketiga tes di atas mempunyai tempat dan fungsi
masing-masing.
b. Kenali bakat melalui informasi
Mengenali bakat anak juga perlu mencari informasi untuk mengukur lebih
dalam lagi tentang bakat yang ada dalam diri sang anak. Informasi ini dapat
diperoleh dari guru di sekolah, orang tua maupun dari teman-temannya.
c. Kenali bakat melalui sidik jari
Tes bakat ini merupakan suatu usaha penelusuran bakat yang paling
canggih dan mutakhir. Untuk proses pengambilan sidik jari ini sangat sedarhana.
Kesepuluh jari tangan discan, dengan alat scan seperti mouse yang terhubung
dengan komputer penyimpanan data. Dari pola sidik jari dan telapak tangan, dapat
dilakukan perhitungan berdasarkan TNGT (Total Nerve Growtb Factor) mulai
dari jumlah alur, pola, ketajaman sudut, dan pola segetiga telapak tangan. Untuk
pengambilan data ini, dibutuhkan waktu sekitar 10-20 menit. Dari tas tersebut
dapat diketahui potensi individual, kapasitas otak kanan dan kiri, basik karakter,
gaya belajar anak, dan saran profesi bedasarkan pengembangan hasil Multiple
intellegence.
d. Prosedur pelaksanaan penelusuran bakat anak
Untuk mendapat hasil yang baik harus memperhatikan beberapa tahapan
yang harus dilakukan dalam upaya penelusuran bakat anak. Dalam penulusuran
bakat anak di sekolah, menurut Munandar (dalam Muhammad, 2010:85-88)
mengemukakan bahwa ada dua prosedur dalam pelaksanaan penelusuran anak
berbakat sebagai berikut:
1) Tahap penjaringan
Pada tahap ini, seluruh populasi anak dari jenjang pendidikan dan
kelas tertentu diikutsertakan dalam penyelenggaraan program khusus
untuk anak berbakat. Tujuan dari tahap ini adalah agar dalam waktu
singkat dapat dijaring anak-anak yang memenuhi syarat untuk mengikuti
tahap berikutnya, yaitu tahap seleksi. Dalam tahap ini biasanya digunakan
alat-alat ukur tes sederhana, seperti tes inteligency progressive matrice,
yang terdiri dari satu tugas dan dapat di berikan dalam satu kelompok.
2) Tahap seleksi atau identifikasi
Pada tahap ini yang diikutsertakan adalah anak yang lulus dari
tahap penjaringan. Pada tahap ini biasanya digunakan alat-alat tes yang
lebih lengkap dan memberikan informasi lebih beragam.
3) Penentuan hasil
Setelah tahap seleksi berhasil dilakukan, kemudian mengambil
kesimpulan. Dari data-data yang diperoleh dapat mengetahui dan
menentukan berbakat atau tidak.
Untuk mengenali bakat anak, bukan hanya saja dilakukan guru dan orang
tua tetapi anak juga harus mengenal bakatnya dari berbagai langkah-langkah yang
anak lakukan. Adapun langkah-langkah yang dapat mengetahui bakat diri sendiri
yaitu: a) Menyadari bahwa dalam diri sendiri ada sesuatu yang berharga, b)
Menggali bakat lewat berbagai bidang yang disukai, c) Mencari alternatif bidang
lain, d) Melihat dari keberhasilan orang lain, e) Mengenal bakat lewat pertolongan
psikologi.
2.6 Mengembangkan dan Mengarahkan Bakat Anak
Banyak anak yang kurang memperhatikan bakat yang ada pada dirinya,
padahal bakat merupakan suatu modal yang sangat penting untuk anak ketika ia
beranjak dewasa nanti. Anak perlu perhatian serius oleh orang tua dan guru. Bila
bakat anak diperhatikan dengan serius, akan sangat baik demi kemajuan masa
depannya. Apalagi bagi anak yang sudah dibimbing pengembangan bakatnya
semenjak kecil. Guru bertanggung jawab untuk pengembangan bakat sang anak
oleh karena itu harus mengetahui hal apa saja yang perlu diketahui untuk
mengarahkan dan mengembangkan bakat anak.
a. Peran guru dalam mengarahkan bakat anak
1. Karateristik guru anak berbakat
Semua anak di sekolah memerlukan guru yang baik, tidak hanya anak
berbakat. Menurut Munandar (2009:100), peran guru yaitu menentukan tujuan
dan sasaran belajar, membantu dalam pembentukan nilai pada anak (nilai hidup,
nilai moral, nilai sosial), memilih pengalaman belajar, mentukan metode atau
srategi mengajar dan yang paling penting menjadi model perilaku bagi siswa.
Adapun ciri-ciri guru anak berbakat menurut Maker (dalam Munandar,
2009:100-101) ada tiga kelompok, yaitu filosofis, profesional dan pribadi.
a) Karateristik filosofis
Karateristik filosofis perlu dipertimbangkan dalam seleksi guru anak
berbakat. Sebagai contoh, seorang kepala sekolah mengusulkan pencanan kelas
khusus untuk anak berbakat dalam matematika dan bahasa yang meliputi baik
pengayaan maupun percepatan. Dalam pertemuan guru, tujuan dari progranm
dijelaskan dan kepala sekolah mempersilakan guru-guru menyatakan apakah
mereka mendukung atau kurang menyetujui rencana program tersebut.
b) Karateristik profesional
Karateristik profesional dari guru dapat dikembangkan melalui pelatihan
dalam jabatan seperti kemampuan untuk menggunakan keterampilan dinamika
kelompok, teknik, dan srategi yang maju dalam mata ajaran tertentu, memberikan