Top Banner
10 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Model Model dapat dikatakan sebagai sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir. Sebuah model menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan. Dengan kata lain model juga dapat dipandang sebagai upaya dan untuk mengkonkretkan sebuah teori sekaligus juga merupakan sebuah analogi dan representasi dari variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut. 1 Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan kegiatan. Istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian pertama sebagai kerangka proses pemikiran. Sedangkan model dasar dipakai untuk menujukkan model yang generik yang berarti umum dan mendasar yang dijadikan titik tolak pengembangan model yang lebih lanjut dalam artian lebih rumit dan dalam artian lebih baru. 2 Jadi model pembelajaran dapat diartikan sebuah cara mengorganisasikan suasana belajar untuk mencapai tujuan, model inilah yang nantinya akan dirancang dan dirumuskan dalam penelitian pengembangan menghasilkan sebuah produk berupa model pembelajaran. 1 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Dian Rakyat, 2010), h. 86. 2 Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.51.
54

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

May 04, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

10

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Konsep Pengembangan Model

Model dapat dikatakan sebagai sesuatu yang menggambarkan adanya

pola berpikir. Sebuah model menggambarkan keseluruhan konsep yang

saling berkaitan. Dengan kata lain model juga dapat dipandang sebagai

upaya dan untuk mengkonkretkan sebuah teori sekaligus juga merupakan

sebuah analogi dan representasi dari variabel-variabel yang terdapat di

dalam teori tersebut.1 Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka

konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan

kegiatan.

Istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian pertama

sebagai kerangka proses pemikiran. Sedangkan model dasar dipakai untuk

menujukkan model yang generik yang berarti umum dan mendasar yang

dijadikan titik tolak pengembangan model yang lebih lanjut dalam artian lebih

rumit dan dalam artian lebih baru.2 Jadi model pembelajaran dapat diartikan

sebuah cara mengorganisasikan suasana belajar untuk mencapai tujuan,

model inilah yang nantinya akan dirancang dan dirumuskan dalam penelitian

pengembangan menghasilkan sebuah produk berupa model pembelajaran.

1 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Dian Rakyat, 2010), h. 86.

2 Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.51.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

11

Penelitian dapat dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu penelitian

dasar, terapan, evaluasi, pengembangan dan mendesak. Dalam pembagian

penelitian didasarkan pada fungsi dan penerapannya dalam pendidikan serta

berapa lama hasilnya dapat digunakan yaitu penelitian dan pengembangan.

Penelitian pengembangan (development research) menemukan pola, urutan

pertumbuhan, perubahan dan terutama memiliki maksud untuk

mengembangkan bahan ajar bagi sekolah. Penelitian memiliki tujuan untuk

memecahkan masalah yang terjadi dengan menjawab secara ilmiah,

Setyosari menyebutkan penelitian merupakan suatu cara yang tepat dan

sangat berguna dalam memperoleh informasi yang sahi dan dapat

dipertanggungjawabkan.3

Salah satu metode penelitian yang relevan dan dapat selalu digunakan

yaitu penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D).

Dengan demikian penelitian pengembangan dapat disimpulkan sebagai

penelitian yang menghasilkan suatu produk yang telah dianalisis terlebih

dahulu tingkat ke efektifanya dalam pembelajaran ataupun latihan, serta telah

dirancang, dievaluasi dan revisi dengan hasil pengembangan pada model.

Dalam hal ini yang akan dikembangkan adalah model pembelajaran servis

atas bolavoli pada siswa SMP. Berikut beberapa model yang sering

3 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), h. 16.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

12

digunakan dalam penelitian dan pengembangkan sebuah model

pembelajaran diantaranya:

1. Model Pengembangan Dick and Carey

Model Pengembangan ini menggunakan model pendekatan sistem

(system approach models) yaitu sebuah sistem prosedural yang bekerja

dengan prinsip, suatu tahapan akan menerima masukan dari tahapan

sebelumnya dan menghasilkan keluaran untuk tahap berikutnya, sehingga

semua komponen tersebut bekerja bersama-sama untuk memenuhi dan

menghasilkan suatu pembelajaran yang efektif. System approach models

merupakan sebuah model yang digunakan untuk mendesain materi

pembelajaran. Model yang dikemukakan memiliki komponen yang tidak

selengkap model-model pengembangan yang lain, tetapi tersusun dari

komponen-komponen utama dalam model-model yang lain. Desain dan

proses dalam model ini mengacu pada Instructional Systems Development

(ISD).

Komponen dalam system approach models (rancangan model

pengembangan) menurut Dick and Carey terdiri dari 10 tahap, yakni:

1) Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran (identify instructional goals); 2) Melaksanakan analisis pembelajaran (conduct instructional analysis); 3) Mengindentifikasi karakteristik Mahasiswa (analyze learners and contexts); 4) Merumuskan tujuan performansi/ khusus (write performance objectives); 5) Mengembangakn referensi criteria tes (develop assessment instruments); 6) Mengembangkan strategi pembelajaran (develop instructional strategy); 7) Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran (develop and select instructional materials); 8) Mendesain dan melaksanakan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

13

evaluasi fromatif (design and conduct the formatif evaluation); 9) Merevisi media pembelajaran (revise instruction); 10) Melakukan evaluasi sumatif (design and conduct summative evaluastion).4

Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model Kemp, tetapi

ditambah komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat tahap

yang akan dilewati pada proses pengembangan dan perencanaan tersebut.

Berikut gambar model pengembangan oleh Dick and Carey.

Gambar 2.1 Instructional Design R & D Sumber: Walter Dick, Lou Carey dan James O. Carey, The Systematic Design of Instruction (New York: Allyn & Bacon. Published by Allyn and

Bacon. Boston, MA, 2009), 2. Model Pengembangan Perangkat Menurut Kemp

Menurut Kemp pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran

yang kontinum.5 Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung

4 Walter Dick, Lou Carey dan James O. Carey, The Systematic Design of Instruction (New

York: Allyn & Bacon. Published by Allyn and Bacon. Boston, MA, 2009), h. xxii-1. 5 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Surabaya: Pustaka Ilmu,

2007), h. 62.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

14

dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik

manapun sesuai di dalam siklus tersebut.

Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan

kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun,

karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi

pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.

Secara umum model pengembangan model Kemp ditunjukkan pada gambar

2.2 berikut:

Gambar 2.2. Model Kemp Sumber: Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek

(Surabaya: Pustaka Ilmu, 2007), h. 62.

Model pengembangan system pembelajaran ini memuat

pengembangan perangkat pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur rencana

perancangan pembelajaran, kesepuluh unsur tersebut adalah:

Kebutuhan

Belajar

Ciri Siswa

Menalai Hasil

Belajar Sasaran

Isi Mata Ajar dan

Analisis Tugas

Sumber

Pembelajaran

Kegiatan

Pelayanan

Uji Awal

Pokok bahasan,

Tugas dan

Evaluasi

Evaluasi

Rev

is

i

Rev

is

i

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

15

a. Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah

mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan

fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan,

metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru.

b. Analisis siswa, analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal

dan karateristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan dan pengalaan baik

individu maupun kelompok.

c. Analisis tugas, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi

suatu pembelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan

analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan

penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang

dituangkan dalam bentuk Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan

lembar kegiatan siswa (LKS).

d. Merumuskan indikator, analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk

mendesain kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam

merencanakan mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (c) panduan siswa

dalam belajar.

e. Penyusunan instrumen evaluasi, bertujuan untuk menilai hasil belajar,

kriteria penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini

dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar

yang telah dirumuskan.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

16

f. Strategi pembelajaran, pada tahap ini pemilihan strategi belajar mengajar

yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model,

pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu

memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

g. Pemilihan media atau sumber belajar, Keberhasilan pembelajaran sangat

tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang

dipilih, jika sumber-sumber pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan

hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran.

h. Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan

melaksanakan dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk memperoleh

atau membuat bahan.

i. Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program.

j. Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran, setiap langkah

rancangan pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang

dibuat.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

17

3. Model Pengembangan ADDIE

ADDIE adalah kepanjangan dari Analysis, Design, Develop,

Implement, and Evaluate.6 ADDIE adalah konsep produk pengembangan.

Model ADDIE dapat digambarkan seperti gambar 2.3.

Co

nc

ep

t

Analyze Design Develop Implement Evaluate

Identify the

probable couses

for a performance

gap

Verify the

desired

performance

and approprite

testing

methods

Generate and

validate the

learning

resaurces

Prepare the

learning

enviroment and

engage the

students

Assess the

quality of the

instructional

product and

procesess both

before and after

implementation

Co

mm

on

t P

roc

ed

ure

s

1. Validate the performance gap

2. Determineinstructional goals

3. Confirm the intended audience

4. Identify required resources

5. Determine potential delivery system (incluiding cost estimase)

6. Compose a project management plan

7. Conduct a task inventory

8. Compose performance objectives

9. Generate testing strategis

10. Calculate return on investment

11. Generate content

12. Select or develop supporting media

13. Developt guidance for the student

14. Developt guidance for the teacher

15. Conduct formative revisons

16. Conduct a pilot test

17. Prepare the teacher

18. Prepare the student

19. Determine evaluation criteria

20. Select evaluation tools

21. Conduct evaluations.

Analysis

Summary Design Brief

Learning

resources

Implementation

Strategy

Evaluation

Plan

Gambar 2.3 Model ADDIE

Sumber: Robert Maribe Branch, Instructional Design: The ADDIE Approach, (New York: Springer, 2009), h. 3.

6 Robert Maribe Branch, Instructional Design: The ADDIE Approach, (New York: Springer,

2009), h. 3.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

18

Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni:

a. Analysis (analisis), yaitu melakukan needs assessment (analisis

kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan

analisis tugas (task analysis).

b. Design (desain/perancangan), yang kita lakukan dalam tahap desain ini,

pertama, merumuskan tujuan latihan yang SMAR (spesifik, measurable,

applicable, danrealistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut

harus didasarkan pada tujuan pelatihan yag telah dirumuskan tadi.

c. Development (pengembangan), pengembangan adalah proses

mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Satu langkah

penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum

diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari

salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.

d. Implementation (implementasi/eksekusi), implementasi adalah langkah

nyata untuk menerapkan sistem yang sedang kita buat. Artinya, pada

tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian

rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.

e. Evaluation (evaluasi/ umpan balik), yaitu proses untuk melihat apakah

model yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau

tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di

atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan

evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

19

Kelebihan dari model ini adalah, sifatnya yang generic (umum) dan

langkah-langkahnya yang lengkap dan detail, namun kekurangannya belum

melibatkan penilaian ahli, sehingga ada kemungkinan model yang

dilaksanakan dan dihasilkan masih memiliki kekurangan/kesalahan.

4. Model Pengembangan 4-D

Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan

perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh Thagarajan, Dorothy

S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4-D terdiri atas 4

tahap utama yaitu: (1) Define (Pembatasan); (2) Design (Perancangan); (3)

Develop (Pengembangan); dan Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi

Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan

Penyebaran seperti pada bagan berikut.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

20

Gambar 2.4. Model Pengembangan Pembelajaran 4-D Thigarajan Sumber: Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek

(Surabaya: Pustaka Ilmu, 2007), h. 66.

Menurut Trianto secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut.7

a. Tahap Pendefinisian (Define). Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan

mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan

dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi

5 langkah pokok, yaitu: (1) Analisis ujung depan, (2) Analisis siswa, (3)

7 Trianto, op. cit., h. 65-68.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

21

Analisis tugas. (4) Analisis konsep, dan (5) Perumusan tujuan

pembelajaran.

b. Tahap Perencanaan (Design). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan

prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah

yaitu, (1) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang

menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun

berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus. Tes ini

merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada

diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (2) Pemilihan media yang

sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, (3) Pemilihan format.

Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji

format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di

negara-negara yang lebih maju.

c. Tahap Pengembangan (Develop). Tujuan tahap ini adalah untuk

menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan

masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (1) validasi perangkat oleh para

pakar diikuti dengan revisi, (2) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan

rencana pembelajaran, dan (3) uji coba terbatas dengan siswa yang

sesungguhnya. Hasil tahap (4) dan (5) digunakan sebagai dasar revisi.

Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai

dengan kelas sesungguhnya.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

22

d. Tahap Penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap

penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih

luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain

adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM).

Berdasarkan pengertian pengembangan model pembelajaran

setidaknya ada empat karakteristik, yaitu: (1) berorientasi pada tujuan; (2)

kondisi; (3) sistematik; dan (4) evaluasi dan revisi. Setiap model yang

dirancang dan dikembangkan adalah didahului dengan adanya suatu

rumusan tujuan yang jelas. Kemudian setelah itu dapat diidentifikasikan dan

ditentukan langkah-langkah serta strategi untuk mencapai tujuan tersebut

maka baru dapat dipilih model mana (yang telah ada) yang sesuai dengan

keperluannya.

Suatu model pembelajaran yang akan dikembangkan akan tidak

banyak gunanya bila model itu kurang serasi dengan kondisi tempat model

itu akan diterapkan. Model pembelajaran yang tidak mendapat dukungan dari

para pemakai, misalanya, meskipun mempunyai acuan yang jelas, kurang

serasi dengan kondisi sebenarnya. Kondisi ini dapat berupa keterlibatan serta

tingkat kemampuan (pengetahuan, keterampilan dan sebagainya), serta

sikap dari mereka yang berkepentingan.

Efektivitas, efisiensi, dan daya tarik suatu model pembelajaran perlu

dirancang dan dikembangkan secara lebih seksama. Rancangan itu

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

23

kemudian perlu diterapkan secara cermat. Artinya semua komponen yang

terlibat dalam pencapaian tujuan harus dipadukan sedemikan rupa sesuai

dengan prosedur pencapaian tujuan, yang pada akhirnya memberikan efek

sinergis dalam pencapaian tujuan. Apabila model pembelajaran dalam

penerapannya tidak mencapai hasil maksimal, perlu dilakukan pengkajian

ulang dan penyesuaian atas rancangan dan prosedur, yang pada hakikatnya

adalah upaya evaluasi. Evaluasi ini perlu dilakukan terus menerus, tidak

hanya pada hasil akhir saja (sumatif), melainkan juga dalam setiap langkah

dalam proses kegiatan (formatif). Setiap tahap dalam proses kegiatan perlu

dimonitor dan dinilai agar dapat diperoleh alternatif yang paling baik untuk

melaksanakan kegiatan tersebut termasuk yang perlu dinilai adalah dampak

serta implikasinya dalam sistem yang lebih luas hanya dengan menggunakan

evaluasi sebagai pedoman penyempurnaan, maka kegiatan pengembangan

pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

5. Model Pengembangan Borg and Gall

Model pengembangan Borg and Gall terdiri dari 10 (sepuluh) tahapan,

seperti tercantum pada gambar 2.5 berikut.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

24

Gambar 2.5 Model Pengembangan Borg dan Gall

Selanjutnya, untuk dapat memahami tiap langkah tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1. Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting)

Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka,

studi literatur, penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan.

a) Analisis kebutuhan dan studi pustaka. Untuk melakukan analisis

kebutuhan ada beberapa kriteria, yaitu 1) Apakah produk yang akan

dikembangkan merupakan hal yang penting bagi pendidikan? 2)

Apakah produknya mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan? 3)

Apakah SDM yang memiliki keterampilan, pengetahuan dan

pengalaman yang akan mengembangkan produk tersebut ada? 4)

Apakah waktu untuk mengembangkan produk tersebut cukup?

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

25

b) Studi literatur: Studi literatur dilakukan untuk pengenalan sementara

terhadap produk yang akan dikembangkan. Studi literatur ini

dikerjakan untuk mengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang

bersangkutan dengan pengembangan produk yang direncanakan.

c) Riset skala kecil: Pengembang sering mempunyai pertanyaan yang

tidak bisa dijawab dengan mengacu pada reseach belajar atau teks

professional. Oleh karenanya pengembang perlu melakukan riset

skala kecil untuk mengetahuibeberapa hal tentang produk yang akan

dikembangkan.

2. Merencanakan Penelitian (Planning)

Setelah melakukan studi pendahuluan, pengembang dapat

melanjutkan langkah kedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencaaan

penelitian R&D meliputi: a) merumuskan tujuan penelitian; b)

memperkirakan dana, tenaga dan waktu; c) merumuskan kualifikasi

peneliti dan bentuk-bentuk partisipasinya dalam penelitian.

3. Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)

Langkah ini meliputi: a) Menentukan desain produk yang akan

dikembangkan (desain hipotetik); b) menentukan sarana dan prasarana

penelitian yang dibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan;

c) menentukan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan; d)

menentukan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

26

4. Preliminary Field Testing

Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini

meliputi: a) melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk; b)

bersifat terbatas, baik substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat;

c) uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh

desain layak, baik substansi maupun metodologi.

5. Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas (Main Product Revision)

Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan

uji lapangan terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan

setelah dilakukan uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap

penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak dilakukan dengan

pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi

terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan

internal.

6. Main Field Test

Langkah merupakan uji produk secara lebih luas. Langkah ini

meliputi a) melakukan uji efektivitas desain produk; b) uji efektivitas desain,

pada umumnya, menggunakan teknik eksperimen model penggulangan; c)

Hasil uji lapangan adalah diperoleh desain yang efektif, baik dari sisi

substansi maupun metodologi.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

27

7. Revisi Hasi Uji Lapangan Lebih Luas (Operational Product Revision)

Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji

lapangan yang lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan

produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan

produk yang kita kembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan

sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang

digunakan adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat

internal. Penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil

sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

8. Uji Kelayakan (Operational Field Testing)

Langkah ini meliputi sebaiknya dilakukan dengan skala besar:

a) melakukan uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk; b) uji

efektivitas dan adabtabilitas desain melibatkan para calon pemakai produk;

c) hasil uji lapangan adalah diperoleh model desain yang siap diterapkan,

baik dari sisi substansi maupun metodologi.

9. Revisi Final Hasil Uji Kelayakan (Final Product Revision)

Langkah ini akan lebih menyempurnakan produk yang sedang

dikembangkan. Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih

akuratnya produk yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan

suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan.

Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki nilai “generalisasi” yang dapat

diandalkan.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

28

10. Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir (Dissemination and

Implementation)

Memberikan/ menyajikan hasil penelitian melalui forum-forum

ilmiah, ataupun melalui media massa. Distribusi produk harus dilakukan

setelah melalui quality control. Teknik analisis data, langkah-langkah

dalam proses penelitian dan pengembangan dikenal dengan istilah

lingkaran research dan development menurut Borg and Gall terdiri atas:

a) meneliti hasil penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan

dikembangkan,

b) mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian,

c) uji lapangan

d) mengurangi devisiensi yang ditemukan dalam tahap ujicoba lapangan.

Model-model dalam pengembangannya mempunyai perbedaan dan

persamaan. Secara umum perbedaan model-model tersebut terletak pada,

a) penggunaan istilah dari setiap tahap pada proses pengembangan.

b) Penggunaan expert judment selama proses pengembangan

c) Penggunaan unsur-unsur yang dilibatkan, ada yang sederhana dan ada

yang sangat detail sehingga terlihat kompleks.

Sedangkan persamaannya terletak pada semua kegiatan yang

dihubungkan oleh suatu sistem umpan balik yang terpadu dalam model

bersangkutan sehingga memungkinkan adanya perbaikan-perbaikan sistem

pembelajaran selama dikembangkan.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

29

Dari model-model yang telah dideskripsikan di atas, dalam penelitian

ini akan menggunakan model pengembangan Borg dan Gall dimana model

pengembangan ini memandu peneliti tahap demi tahap secara detail, dan

model ini juga memungkinkan kelompok belajar menjadi aktif berinteraksi

karena menetapkan strategi dan tipe pembelajaran yang berbasis

lingkungan. Analisis tugas yang diuraikan dalam model Borg dan Gall

tersusun secara terperinci dan tujuan pembelajaran khusus secara hierarkis

serta uji coba yang dilalui secara berulang-ulang dapat memberikan hasil

sistem yang dapat dihandalkan. Namun, kelemahan model ini adalah uji

coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi

baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif.

B. Konsep Model yang Dikembangkan

Proses dari suatu pembelajaran merupakan suatu dasar dari

perubahan sikap ataupun tindakan. Oleh karena itu terlebih dahulu mengerti

dan memahami arti dari belajar dan pembelajaran. Menurut Muhibbin

menyatakan “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan”.8 Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh

siswa baik ketika di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya

8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h.87

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

30

sendiri. Suyono dan Hariyanto menyatakan “belajar adalah akivitas atau

suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.”9 Melalui proses

pengetahuan maka seseorang telah belajar bagaimana menghadapi segala

macam permasalahan ketika pengetahun itu dilalui. Menurut Siregar dan

Nara “belajar merupakan proses yang sangat kompleks yang terjadi pada

semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak lahir hingga liang lahat”.10

Proses ini tentunya berdasarkan perubahan perilaku manusia dimana

perilaku tersebut mengalami perubahan yang semakin membaik.

Proses belajar juga dilakukan secara berkelanjutan untuk mencapai

tujuan belajar itu sendiri. Menurut Dimyati dan Mudjiono “belajar merupakan

kegiatan orang sehari-hari”.11 Dalam hal ini kegiatan belajar merupakan

kegiatan untuk melakukan peningkatan pada diri seseorang yang dilakukan

secara berulang-ulang. Dalam dunia pendidikan belajar merupakan kajian

utama dalam pelaksanaannya sehingga untuk menuju pada belajar yang

efektif tentunya bertujuan untuk membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sebelumnya.

Menurut Hamid ciri belajar yang sangat penting adalah sebagai

berikut:

9 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2011), h.9. 10

Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.3.

11 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 17.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

31

“(1)Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan digunakan sebagai arah kegiatan, sekaaligus tolak ukur keberhasilan belajar; (2) belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Jadi belajar bersifat individual; (3) belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan pada lingkungan tertentu. Keefektifan ini terwujud karena individu memiliki berbagai potensi belajar; (4) belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan itu bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang tidak terpisah satu dengan yang lain.”12

Berdasarkan penjelasan berbagai teori tersebut maka belajar

merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengalami proses

pendewasaan secara menyeluruh yakni afektif, kognitif, dan psikomotor

berdasarkan pengalaman dan kegiatan yang dilakukan secara berulang-

ulang. Maka hasil belajar itu sendiri merupakan perubahan yang terjadi

secara sadar untuk mencapai tujuan belajar yakni memperoleh sesuatu yang

lebih baik dari sebelumnya. Tujuan pendidikan jasmani tentunya harus

mencakup ranah kognitif, afektif, dan prikomotorik yang lebih baik dari

sebelumnya.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui

aktivitas fisik sebagai “jembatan” untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai

tujuan tersebut tentunya diperlukan adanya inovasi model pembelajaran.

Pengembangan model pembelajaran merupakan salah satu bentuk dari

penerapan pendekatan sistem dalam kegiatan pembelajaran yang notabene

12

Hamdani Hamid. Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 16.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

32

telaah suatu proses sistematis yang menghasilkan suatu sistem

pembelajaran yang siap untuk digunakan dengan tepat. Sebelum melakukan

inovasi dalam pendidikan, seorang murid tentunya dibekali dengan modalitas

untuk melakukan proses belajar itu sendiri.

Modal seorang siswa adalah perantara berupa visual, audio, dan

kinestetik. Menyesuaikan dengan modalitas anak untuk belajar maka jenis

media pun dikelompokkan dalam jenis media kinestetik. Musfiqon

menyatakan media kinestetik merupakan media yang penggunaan dan

pemfungsiannya memerlukan sentuhan (touching) antara guru dan siswa.13

Salah satu jenis media kinesetik adalah permainan dan simulasi, media tidak

hanya berupa fisik saja, tetapi lingkungan dan suasana juga bagian dari

media pembelajaran. Kreativitas guru dalam pembelajaran pendidikan

jasmani tentunya diharapkan menghasilkan produk yang dapat digunakan

oleh siswa mencapai tujuan pendidikan itu salah satunya dengan

menggunaan model-model yang berbeda.

Berdasarkan hal tersebut maka model merupakan suatu bentuk tiruan

dari aslinya dengan tujuan memperoleh sesuatu yang ideal dengan

memperhatikan faktor fisiologis, fasilitas, dan lingkungan sosial siswa. Melalui

model-model pembelajaran ini siswa diberikan kebebasan dalam memilih

13

HM Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Belajar (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012).,h. 94.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

33

model pembelajaran yang dapat membantu dalam kegiatan pembelajaran

servis atas bolavoli.

C. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Model

Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja

yang teratur dan sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau

penjelasan berikut saran. Uraian atau penjelasan menunjukan bahwa suatu

model desain pembelajaran menyajikan bagaimana suatu pembelajaran

dibangun atas dasar teori-teori seperti belajar, pembelajaran, psikologi,

komunikasi, sistem, dan sebagainya. Tentu saja semua mengacu pada

bagaimana penyelenggaraan proses belajar dengan baik. Sebagai saran,

desain pembelajaran mengandung aspek bagaimana sebaiknya

pembelajaran diselenggarakan atau diciptakan melalui serangkaian prosedur

serta penciptaan lingkungan belajar. Selain itu, desain pembelajaran terdiri

atas kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk suatu proses belajar

Model-model membantu untuk mengonsep representasi dari realitas.

Sebuah model adalah representasi sederhana dari bentuk yang kompleks,

proses, dan fungsi fenomena fisik dan ide, menyerdehanakan realitas yang

terlalu kompleks untuk digambarkan. Karena banyak situasi yang unik pada

situasi yang khusus, model membantu mengidentifikasikan apa yang umum

dan berlaku pada beberapa situasi.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

34

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: (1)

suatu tipe desain; (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk

membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung

diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi

yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau

peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu system kerja,

suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) deskripsi suatu sistem

yang mungkin imajiner; dan (6) penyajian data yang diperkecil agar dapat

menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.14

Model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan

produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model

prosedural, konseptual, dan teoritik.Model prosedural adalah model yang

bersifat deskriptif, menunjukan langkah-langkah yang harus diikuti untuk

menghasilkan produk.

Model di artikan sebagai kerangka konseptual yang tidak sambarang

digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan kegiatan, model

dasar dipakai untuk menunjukkan model yang generik yang berarti umum

dan mendasar yang dijadikan titik tolak pengembangan model yang lebih

14

Komarudin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 100.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

35

lanjut dalam artian lebih rumit dan dalam artian lebih baru.15 Model

konseptual adalah model yang bersifat analitis, yang menyebutkan

komponen-komponen produk, menganalisis komponen secara rinci dan

menunjukan hubungan antar komponen yang akan dikembangkan. Model

teoritik adalah model yang menggambar kerangka berfikir yang didasarkan

pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empiris.

Beberapa pendapat tentang model yang telah di jelaskan dapat

diartikan bahwa model adalah suatu gambaran yang bertujuan untuk

memperjelas sesuatu. Model yang dimaksudkan dalam penelitian dan

pengembangan ini adalah gambaran pola yang meliputi analisis,

pengembangan, pembuatan materi, dan evaluasi dalam untuk mencapai

tujuan pembelajaran servis atas pada bolavoli, karena suatu pembelajaran

memerlukan bermacam-macam model pembelajaran yang dapat membantu

proses pencapaian pembelajaran yang maksimal.

2. Deskripsi Bolavoli

Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga yang populer

dikalangan masyarakat Indonesia dari kalangan bawah hingga atas olahraga.

Menurut Ahmadi “bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang

tidak mudah dilakukan oleh setiap orang, sebab dalam permainan bolavoli

dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk

15

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 51.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

36

melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bolavoli.”16 Meskipun

begitu hal tersebut tidak menghalangi masyarakat untuk mempelajari lebih

mendalam karena ketertarikan yang terjadi di masyarakat tinggi.

Kelebihan lain dari bolavoli diungkapkan juga oleh Papageorgiou yang

menyatakan “Volleyball is a game that is suitable for both sexes and for

players of all ages and abilities and can be adapted to allow players with a

physical or mental disability to play at competitive level”.17 Permainan yang

dapat dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan bahkan untuk orang

berkebutuhan khusus tentunya dengan disesuaikan tingkat kesulitannya

dalam berkompetisi. Barbara L Viera dan Bonnie Jill Ferguson menyatakan

kelebihan-kelebihan lain dari permainan bolavoli antara lain:

(1) It is adaptable to various conditions that may present themselves, (2) It can be played with any number on a side from two, which is extremely popular in the beach game, to six. which is the number used for interscholastic, intercollegiate, junior, and club play, (3) It can be played and enjoyed by all ages and ability levels, (4) It can be played on many surfaces-grass, wood, sand, and various artificial surfaces, (5) It is an excellent co-ed activity, (6) It is an exciting spectator sport, (7) It can be played indoors or outdoors, (8) It is an extremely popular recreational activity with numerous leagues in business,community, and school intramural programs, (9)It requires few basic rules and skills, and (10) It has limited equipment needs.”18

Berdasarkan pernyataan tersebut permainan bolavoli memiliki kelebihan

yakni dapat dimainkan dalam berbagai kondisi, permainan ini dapat

16

Nuril Ahmadi. Panduan Olahraga Bolavoli. (Surakarta: Era Pustaka Utama, 2007), h. 20. 17

Athanasious Papageorgiou, Volleyball a Handbook for Choach and Player. (USA: Meyer and Meyer Sport, 2002), h. 11.

18 Barbara L Viera & Bonnie Jill Ferguson., Volleyball Step to Succes Second Edition (Canada:Human Kinetics, 2010), h. 49.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

37

dimodifikasi dengan jumlah orang (fleksibel), dapat dimainkan antar sekolah,

kolega, maupun klub-klub bolavoli, selain itu dapat dimainkan oleh segala

usia dan pada tingkatan kemampuan. Permainan ini dapat dilakukan di

segala bentuk area lapangan, berpasir, berumput, bersemen dan

sebagainya. Kelebihan lain permainan ini adalah permainan yang

menakjubkan karena melalui permainan bolavoli ini dapat membangkitkan

ketertarikan penonton setempat, permainan ini dapat dimainkan di luar

maupun di dalam ruangan.

Permainan ini bahkan dijadikan sebagai ladang bisnis oleh sebagian

masyarakat dan digunakan sebagai program intramural sekolah. Dalam

permainan ini membutuhkan beberapa aturan dasar dan keterampilan yang

tidak dibatasi oleh peralatan. Bahkan kita bisa menemui permainan bolavoli

di lakukan antar desa atau yang dikenal dengan gala desa yang membuat

permainan bolavoli begitu populer di kalangan masyarakat. Menurut

Atmasubrata bolavoli adalah “olahraga permainan yang dimainkan oleh dua

grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain dan

terdapat pula variasi permainan bolavoli pantai yang masing-masing grup

hanya memiliki dua orang pemain.”19

Permainan bolavoli yang telah ditetapkan secara jelas mengenai

sarana dan prasarananya masih bisa diubah secara fleksibel dengan melihat

19

Ginanjar Atmasubrata, Serba Tahu Dunia Olahraga. (Surabaya: Dafa Publishing, 2012). h. 50.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

38

situasi dan kondisi yang ada di sekitar masyarakat. Maka berdasarkan

penjelasan teori-teori di atas maka bolavoli merupakan permainan beregu

yang dimainkan oleh 6 orang masing-masing regu dengan cara bermain

memasukkan bola ke daerah lawan dengan melewati net sebagai rintangan

dan berusaha untuk memenangkan permainan dengan cara mematikan bola

dengan cara atau teknik tertentu.

3. Servis Bolavoli

Berbagai cabang olahraga memiliki perbedaan-perbedaan yang

terlihat dari karakteristik masing-masing cabang olahraga yang disesuaikan

dengan keterampilan-keterampilan dasar yang dimiliki oleh cabang olahraga-

olahraga tersebut. Teknik-teknik inilah yang digunakan untuk mencapai

prestasi yang maksimal, prestasi yang maksimal tidak akan mungkin tercipta

dengan baik tanpa adanya penguasaan keterampilan-keterampilan teknik

dengan benar. Beutelstahl menjelaskan “teknik merupakan prosedur yang

telah dikembangkan berdasarkan praktik dan bertujuan mencari penyelesaian

suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan

berguna.”20 Teknik dasar yang terdapat dalam permainan bolavoli menurut

Ahmadi menyebutkan bahwa “teknik-teknik dalam permainan bolavoli terdiri

atas servis, passing, block, dan smash.”21 Teknik-teknik dasar yang terdapat

20

Dieter Beutelstahl. Belajar Bermain Bola Volley. (Bandung: Pionir jaya, 2008). h.8. 21

Nuril Ahmadi, loc. cit. h.21.

Page 30: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

39

dalam permainan bolavoli sangat mempengaruhi keterampilan seseorang

dalam permainan bolavoli.

Salah satu teknik dasar dalam permainan bolavoli adalah servis, Yusuf

Hidayat, Sindu Cindar Bumi dan Rizal Alamsyah menyatakan bahwa “servis

dalam permainan bolavoli adalah awalan pukulan untuk memasukan bola

kedaerah lawan selain itu servis merupakan pukulan untuk memulai.22

Jenis-jenis servis ada dua yaitu servis atas dan servis bawah. Dalam

servis atas terdapat tahapan-tahapan yang harus diketahui, tahapan tersebut

yakni.

a. Sikap awal

Gambar 2.6. Tahapan Persiapan Servis Atas. Sumber: USA Volleyball Melatih Bolavoli Remaja.

(Amerika: Human Kinetics, 2008). h.93

22

Yusuf Hidayat, Sindu Cindar Bumi dan Rizal Alamsyah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan, 2010), h.2

Page 31: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

40

Berdiri melangkah, kedua kaki menghadap sasaran. Letakkan bola

pada tangan yang tidak akan memukul bola. Posisi tangan memegang bola

berada didepan dada.

b. Pelaksanaan servis atas bolavoli

Lambungkan bola keatas sampai ketinggian kira-kira 30 sampai 45 cm

dari tangan yang memegang bola ketika tangan direntangkan secara penuh.

1) Cara melambungkan bola

Gambar 2.7 Tahapan Melambungkan Servis Atas. Sumber: USA Volleyball Melatih Bolavoli Remaja.

(Amerika: Human Kinetics, 2008). h.93

Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas (bagi yang tidak kidal)

setinggi kurang lebih setengah meter diatas kepala. Ketika dilambungkan,

Page 32: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

41

gerakan seperti akan mengangkat bola. Siku tangan pemukul ditarik

kebelakang.

2) Sikap saat bola diudara

Gambar 2.8 Tahapan Sikap Saat Bola Diudara, Servis Atas. Sumber: USA Volleyball Melatih Bolavoli Remaja.

(Amerika: Human Kinetics, 2008). h.93

a. Tangan diangkat keatas, siku diangkat dan ditarik kebelakang

pandangan tertuju kearah bola.

b. Menjelang bola turun, togok membusur semaksimal mungkin dan siku

ditarik kebelakang, sampai dibelakang sehingga siap untuk memukul

dengan cepat setelah bola mencapai sejangkauan tangan.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

42

3) Sikap saat perkenaan bola

Setelah tangan pemukul berada diatas belakang kepala dan bola

berada sejangkauan tangan, maka bola segera dipukul. Perkenaan bola pada

tumit telapak tangan dibagian tengah bola. Lecutan tangan dan pergelangan

tangan sangat diperlukan, bila perlu dibantu dengan gerakan togok kedepan,

sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada waktu lengan dilecutkan,

siku jangan sampai ikut tertarik kebawah. Pindahkan berat badan kekaki

depan.

4) Gerak lanjutan

Gambar 2.9 Tahapan Akhir, Servis Atas. Sumber: USA Volleyball Melatih Bolavoli Remaja.

(Amerika: Human Kinetics, 2008). h.93

Page 34: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

43

Gerakakan siku tangan pemukul kedepan bahu. Biarkan lengan

terayun kedepan sejauh mungkin, lengan cepat diturunkan, selanjutnya

pindahkan berat badan sambil melangkah masuk kedalam lapangan

permainan.

Gambar 2.10: Servis Atas Bolavoli Sumber: Dieter Beutelstahl, 2008: 12

La84 Foundation Volleyball Coaching Manual menyatakan bahwa

Serving is like throwing. A server must use his or her body weight to give

momentum to the ball. The transfer of body weight from one foot to the other

adds power to the serve.23 Servis atas dalam proses pembelajaran dapat

dilakukan dengan membagi-bagi tahap dalam melakukannya, dimulai dengan

gerak perkenalan bola dan dilanjutkan dengan gerakan melempar bola

hingga masuk kedalam gerak servis atas seutuhnya.

23

Volleyball Coaching Manual, (Los Angeles: LA84 Foundation, 2012) h. 105.

Page 35: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

44

Mula-mula servis ini hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja,

cara melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi servis kemudian

berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh untuk mengawali serangan

sehingga menyulitkan lawan untuk menerimanya.

Dengan kemajuan serta perkembangan permainan bolavoli yang

semakin pesat, maka pengertian servis tidak lagi sebagai tanda dimulainya

permainan atau penyajian bola pertama, tetapi hendaknya diartikan sebagai

suatu serangan yang pertama bagi regu yang melakukan servis.

4. Pembelajaran Pendidikan Jasmani

a. Pembelajaran

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian.24 Hamdani juga mengungkapkan bahwa belajar

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan.25 Dengan kata lain tujuan dari aktifitas kegiatan belajar adalah

untuk merubah tingkah laku, baik dari segi pengetahuan, keterampilan

maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

Pembelajaran mempunyai tujuan yaitu membantu siswa agar

memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu, tingkah laku

24

Suyono dan Harianto, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 9.

25 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 10.

Page 36: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

45

siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya.26 Tetapi perubahan

tingkah laku tidak akan terjadi jika tanpa adanya usaha dari orang yang

bersangkutan yang ingin mengembangkan kemampuan dan kreativitas, serta

sikap dan perilakunya sendiri. Berdasarkan teori yang dipaparkan di atas

menjelaskan bahwa seseorang yang telah belajar akan memperoleh

pengetahuan baru dan perubahan perilaku dalam diri mereka dan biasanya

akan bertahan lama. Perubahan perilaku bersifat relatif permanen, yang

berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu

tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Belajar ditandai dengan adanya

perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar dimana orang tersebut

menyadari adanya perubahan dalam dirinya. Ini berarti bahwa hasil dari

belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan

tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.

Tanpa mengamati tingkah laku sebagai hasil belajar, kita tidak akan dapat

mengetahui ada tidaknya hasil belajar. Dimana perubahan tingkah laku

tersebut merupakan hasil dari latihan atau pengalaman.

Perubahan yang terjadi pada diri seseorang tidak semua merupakan

hasil belajar. Perubahan yang disebabkan karena pertumbuhan,

perkembangan dan kematangan bukan merupakan akibat belajar.27 Seperti

pertumbuhan jasmani (tinggi badan) bukan merupakan hasil dari belajar.

26

Ibid., h.47

27 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 6.

Page 37: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

46

Pertumbuhan jasmani adalah proses berlangsungnya perubahan jasmani

yang sejalan dengan meningkatnya usia seseorang bukan karena hasil

belajar.

Perubahan yang didapat dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk perubahan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan,

kecakapan, kemampuan dan lain-lain yang merupakan aspek yang ada pada

individu itu sendiri. Kemampuan yang diperoleh seseorang setelah

melakukan kegiatan belajar dinamakan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sudjana, bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki seseorang setelah ia menerima pengalaman belajarnya.28 Maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan tingkah laku siswa merupakan

salah satu hasil dari kegiatan belajar yang meliputi beberapa aspek seperti

aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Dan untuk mengetahui

hasil belajar dari siswa tersebut maka guru bisa membuat seperangkat alat

tes untuk mengukur perubahan yang dialami oleh siswa baik secara kognitif,

afektif dan psikomotor.

b. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam

kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan

28

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Rosdakarya, 2008), h. 22.

Page 38: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

47

jasmani menekankan pada aspek pendidikan yang bersifat menyeluruh

(kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas

emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral).

Pendidikan jasamani merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib

diselengarakan disekolah, yaitu sebagai mata pelajaran pokok yang harus

diikuti oleh seluruh siswa. Mata pelajaran ini mempunyai kekhasan

dibandingkan dengan mata pelajaran lainya, yaitu digunakannya atifitas

gerak fisik sebagai sarana/media dalam mendidik siswa. Dominannya

aktifitas gerak fisik jasmani ini bukan semata-mata untuk tujuan jangka

pendek, yaitu untuk mencapai gambaran siswa yang terlatih fisiknya saja,

tetapi lebih dari itu yang utama adalah pembentukan manusia seutuhnya,

yaitu manusia seperti dideskripsikan dalam tujuan pendidikan, sehinga dapat

disimpulkan bahwa mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang

mengunakan aktifitas fisik sebagai media untuk mencapai tujaun pendidikan.

Aktifitas fisik ini dapat berupa kegiatan permainan yang dapat berbentuk

pertandingan, perlombaan dan pelatihan yang kesemuanya berorientasi

untuk mendidik siswa agar menjadi manusia seutuhnya.

Pendidikan jasmani adalah “pendidikan melalu iaktivitas jasmani”

dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai

keterampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi astetis,

Page 39: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

48

mengembangkan keterampilan generik serta nilai sikap yang positif, dan

memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani.29

Bila ditinjau dari perdefenisi, pendidikan jasmani diartikan dengan

berbagai ungkapan dan kalimat. Namun esensinya sama yang jika

disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan

akitifitas fisik untuk mengembangkan aspek intelektual, mental, emosional

dan moral dikembangkan dengan penekanan yang cukup mendalam.

Tujuan pendidikan jasmani pada umumnya untuk membantu siswa

agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendikan

nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Pencapaian tujuan

tersebut berpangkal pada rencana pengalaman gerak yang sesuai dengan

karakteristik siswa. Tujuan pendidikan jasmani yang dikemukakan sebagai

berikut, “tujuan pendidikan jasmani, yaitu (a) pembentukan gerak, (b)

pembentukan prestasi, (c) pembentukan sosial dan (d) pertumbuhan.

Menurut Samsudin tujuan pendidikan jasmani : (a) meletakkan

landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan

jasmani, (b) membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai

sikap sosial, dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan

agama, (c) menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas

pembelajaran pendidikan jasmani, (d) mengembangkan sikap sportif, jujur,

29

Samsudin, Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Jakarta: PPS UNJ 2011), h. 66.

Page 40: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

49

disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui

aktifitas jasmani, (e) mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan

teknik serta strategi berrbagai permainan dan olahraga, aktivitas

pengembangan, senam, aktifitas ritmik, akuatik (aktifitas air), dan pendidikan

luar kelas (outdoor aducation), (f) mengembangkan keterampilan

pengeloloan diri dalam upaya mengembangkan dan memelihara kebugaran

jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani, (g)

mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan

orang lain, (h) mengetahui dan memahami konsep aktifitas jasmani sebagai

informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat, (i)

mampu mengisi waktu luang dengan aktifitas jasmani yang bersifat

rekreatif.30 Dimensi dan aspek dan ruang lingkup pendidikan jasmani tidak

terbatas pada unsur jasmani saja, tetapi lebih ditekankan pada pendidikan

secara luas yang meliputi aspek intelektual, social, cultural, emosional dan

estetika.

Tujuan pendidikan jasmani sudah tercakup dari penjelasan di atas,

yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari berbagai

kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi siswa, baik

dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral.

30

Samsudin. Loc. cit., h. 59.

Page 41: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

50

5. Belajar Gerak

Dalam Proses pembelajaran erat kaitannya dengan belajar gerak.

Belajar gerak (motor learning) adalah merupakan perubahan yang relatif

permanen dalam kinerja atau berhubungan dengan perubahan perilaku gerak

yang dihasilkan berkat latihan atau pengalaman di masa lalu.31 Wuest dan

Bucher menyebutkan bahwa belajar gerak adalah perubahan tingkah laku

seseorang yang berupa penguasaan keterampilan gerak sebagai hasil latihan

dan pengalaman.32

Schmidt memberikan gambaran yang lebih jelas tentang belajar gerak

atau yang biasa disebut motor learning dengan menyatakan pembelajaran

gerak adalah serangkaian proses yang dihubungkan dengan latihan atau

pengalaman yang mengarah pada perubahan perubahan yang relatif

permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan

gerakan yang terampil.33 Berdasarkan pada beberapa pengertian yang telah

dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa belajar keterampilan gerak

dapat dipengaruhi oleh proses pembelajaran dan pengalaman dan

keterampilan gerak merupakan proses latihan yang bertujuan untuk merubah

kemampuan agar dapat melakukan gerakan gerakan yang diinginkan dengan

baik.

31

David L. Gallahue, John C.Ozmun, Understanding Motor Development, (Boston:

MC.Graw-Hill, 2006) h.17 32

Deborah A. Wuest and Charles A. Bucher, Physical Education, Exercise Science, and

Sport. 16th

Edition (New York: McGraw-Hill Co, Inc. 2009) h.187 33

Richard A. Schmidt, Craig A. Wrisberg, Motor Learning and Performance, 2nd

Edition

(United States : Human Kinetics, 2000) h.

Page 42: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

51

Dalam pembelajaran gerak disekolah perlu memperhatikan tahapan-

tahapan perubahan motorik siswa. Menurut S. Nasution dalam Sugiyanto

mengungkapkan bahwa belajar adalah perubahan urat-urat, perubahan

pengetahuan, dan perubahan perilaku, yang dihasilkan dari pengalaman dan

latihan.34

Kemampuan motorik merupakan salah satu indikator kebugaran yang

penting pada setiap individu yang erat kaitannya dengan pencapaian kualitas

fisik dan kualitas keterampilan gerak.

Kesimpulan pendapat di atas adalah bahwa belajar gerak adalah

seperangkat proses yang berhubungan dengan latihan dan pengalaman yang

mengantarkan kearah perubahan permanen dalam prilaku terampil. Dalam

proses belajar gerak ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh siswa untuk

mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis).

Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan,

karena tahap sebelumnya adalah prasyarat untuk tahap berikutnya. Apabila

ketiga tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar

pendidikan jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang

selama ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan pendidikan

jasmani yang ideal.

34

S. Nasution dalam Sugiyanto dkk, Modul Perkembangan dan Belajar Motorik (Jakarta: Universitas Terbuka,2006), h. 267.

Page 43: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

52

Model Fitt dan Posner dalam Richard A. Magill menerangkan bahwa

tahapan pembelajaran gerak dibagi kedalam tiga tahapan yang berbeda,

yaitu: tahap kognitif, tahap asosiasi, dan tahap otonom, dan tahapan ini

ditentukan oleh kecenderungan perilaku peserta didik yang diperlihatkan di

berbagai titik/poin selama proses pembelajaran.35

a. Tahap Kognitif

Tahap kognitif merupakan awal dari tahapan pembelajaran menurut

model Fitt dan Potsner. Selama tahap ini, peserta didik pertama kali

diperkenalkan pada keterampilan motorik baru dan tugas utamanya adalah

untuk mengembangkan pemahaman tentang persyaratan gerakan.36 Pada

tahap ini proses belajar diawali dengan aktif berpikir tentang gerakan yang

dipelajari. Penampilan motorik selama tahap ini ditandai oleh sejumlah besar

kesalahan, penampilan yang sangat bervariasi yang menunjukkan kurangnya

konsistensi dari suatu percobaan lainnya, dan meskipun siswa mungkin

menyadari bahwa mereka melakukan sesuatu yang salah, mereka umumnya

tidak tahu apa yang harus di lakukan untuk memperbaiki penampilannya

tersebut.37

Tahap ini memiliki ciri siswa menjadi tahu tentang gerakan yang

dipelajari, sedangkan penguasaan gerak masih belum baik karena masih

35

Fitt dan Posner dalam Richard A. Magill, Motor Learning and Control: Concepts and Aplications (New York: McGraw-Hill, 2011), h. 266.

36 ibid., h. 266.

37 Cheryl A. Coker, Motor Learning and Control for Practitioners. (New York: McGraw-Hill),

2004, h. 98.

Page 44: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

53

dalam taraf mencoba-coba gerakan. Guru memainkan peran peran penting

dalam tahapan ini, yaitu dalam mendeteksi dan mengoreksi kesalahan

peserta didik sebab walaupun siswa mengetahui kesalahannya tapi dalam

tahap ini mereka belum memiliki kemampuan untuk menentukan penyebab

spesifik dari kesalahan dan tidak mungkin dapat membuat penyesuaian yang

diperlukan.

Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu

keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan

informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan

dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik, setelah siswa memperoleh

informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara melakukan aktifitas

gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk

motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara

melakukan keterampilan gerak, apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan

perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru

untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang

menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.

Kesimpulan dari berbagai pendapat yang telah dijelaskan bahwa pada

tahap kognitif ini sangat penting dan dibutuhkan perhatian yang lebih agar

anak atau siswa dalam melakukan gerakan selanjutnya yang sudah

kecabangan tidak mengalami kesalahan.

Page 45: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

54

b. Tahap Asosiatif

Tahap asosiatif atau tahap menengah yang juga disebut tahap

“penyempurnaan” yaitu siswa fokus pada penampilan keterampilan agar

berhasil dan menjadi lebih konsisten dari percobaan satu ke percobaan yang

selanjutnya, dan selama tahap ini variabilitas penampilan berkurang serta

siswa memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengidentifikasikan

beberapa kesalahan yang dilakukan.38 Tahap ini ditandai dengan tingkat

penguasaan gerak dimana siswa sudah mampu melakukan gerakan-gerakan

dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaannya.

Penampilan menjadi lebih konsisten dengan tetap mempraktikkan atau

latihan berulang-ulang maka pelaksanaan gerakan akan menjadi semakin

efektif dan efisien, serta kesalahan gerakan semakin berkurang.

Tahap ini bercirikan siswa menjadi semakin mampu tidak hanya

mendeteksi penyebab kesalahan, tetapi juga untuk mengembangkan strategi

yang tepat untuk menghilangkan kesalahan tersebut. Pemberian informasi

tentang kesalahan tetap penting bagi peningkatan keterampilan dan untuk

pengembangan lebih lanjut dalam mendeteksi dan mengoreksi kesalahan

siswa.39

Pada tahap ini siswa mulai mempraktikkan gerak sesuai dengan

konsep-konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya.Tahap ini

38

Ibid., h. 267. 39

Cheryl A. Coker, op.cit., h. 99.

Page 46: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

55

juga sering disebut sebagai tahap latihan. Pada tahap latihan ini siswa

diharapkan mampu mempraktikkan apa yang hendak dikuasai dengan cara

mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari. Apakah

gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau otot halus

atau gerak terbuka atau gerak tertutup, apabila siswa telah melakukan latihan

keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di

sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan

telah memiliki keterampilan yang memadai.

Dapat disimpulkan bahwa tahap asosiatif merupakan tahap

penyempurnaan pola gerakan dari tahap kognitif yang ditandai dengan

gerakan yang semakin efektif dan efisien dimana kesalahan gerakan semakin

berkurang.

c. Tahap Otonom

Tahap otomatis adalah tahap akhir dari model tahap gerak. Pada

tahap otonom, penampilan mencapai tingkat tertinggi keahlian dan telah

menjadi otomatis. Tahap ini ditandai dengan penampilan gerak siswa menjadi

konsisten, percaya diri, membuat sedikit kesalahan dan biasanya dapat

mendeteksi dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.40 Variabilitas

penampilan selama tahap ini sangat sedikit, keterampilan siswa menjadi lebih

konsisten dari satu percobaan ke percobaan berikutnya dan kualitas

40

Ibid., hh. 99-100.

Page 47: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

56

pembelajaran dan latihan serta jumlah latihan adalah faktor penting dalam

menentukan keberhasilan pada tahap ini.

Pada tahap ini, peran guru atau pelatih diperlukan dalam upaya

melayani siswa dalam kapasitas sebagai motivator untuk membantu siswa

mencapai potensi peserta didik.41 Pada tahap ini siswa telah dapat

melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa telah memasuki tahap

gerakan otomatis, artinya siswa dapat merespon secara cepat dan tepat

terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan. Tanda-tanda

keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang

siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang

akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tahap otomatisasi

merupakan tahap akhir pembelajaran gerak yang ditandai dengan tingkat

penguasaan gerakan dimana siswa mampu melakukan gerakan secara

otomatis tanpa terpengaruh, walaupun saat melakukan gerakan siswa

memperhatikan hal-hal lain selain gerakan yang dilakukan.

6. Karakteristik Peserta Didik Usia SMP

Kegiatan belajar mengajar yang terjadi saat ini tentu saja merupakan

satu rangkaian kegiatan yang terjadi oleh interaksi antara guru dan peserta

didik tentunya untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebutan “peserta didik” itu

41

Richard A. Magill, op. cit., h. 267.

Page 48: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

57

menggantikan sebutan “siswa” atau “murid” atau “pelajar” atau “student”.42

Penyebutan peserta didik tentunya akan memberikan perlakuan secara

menyeluruh dalam proses belajar mengajar dimana ada interaksi antar kedua

pelaku pembelajaran.

Seorang guru diharapkan menjadi jembatan antara tujuan pendidikan

dengan peserta didik. Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani

hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu

sendiri yakni “developmently appropriate practice”.43 Dimana seorang

pendidik memberikan tugas belajar sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik, artinya tidak melampaui kemampuan siswa

dalam pembelajaran gerak sehingga tercapailah tujuan pendidikan jasmani.

Untuk mencapai tujuan tersebut tentu saja seorang pendidik harus

menguasai tentang bagaimana pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi

pada perserta didiknya, karena pada rentangan usia tertentu terdapat

karakteristik yang berbeda. Karakteristik peserta didik sekolah menengah

pertama berkisar antara 14-15 tahun. Perkembangan pada masa ini

termasuk dalam masa adolesensi. Sugiyanto et al menyebutkan “Masa

adolesensi merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa.”44 Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat pesat meskipun

42

Husdarta dan Nurlan Kusmaedi, Pertumbuhan dan Perkembangan (Olahraga dan Kesehatan), (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 3

43 Samsudin, op.cit., h.58.

44 Sugiyanto et al., Perkembangan dan Belajar Motorik (Jakarta:Mendikbud, 2007), h. 176.

Page 49: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

58

pertumbuhan anak laki-laki lebih lambat dibandingkan dengan anak

perempuan. Anak perempuan terjadi pada kisaran usia 8,5 hingga 11,5 tahun

dengan puncak rata-rata pada 12,5 tahun, sedangkan untuk anak laki-laki

terjadi pada usia 10,5 hingga 14,5 dan mencapai puncak rata-rata pada 14,5

hingga 15,5 tahun.

Pada masa ini terdapat perbedaan secara morfologis yakni bertambah

melebarnya bahu dibandingkan pinggulnya untuk anak lelaki sebaliknya pada

anak perempuan terjadi pelebaran bagian pinggul dibandingkan bahu dan

pinggang. Pada masa adolesensi menuju dewasa terdapat pula perbedaan

secara morfologis untuk anak laki-laki terjadi percepatan pertumbuhan pada

tungkai sedangkan perempuan mengalami perlambatan.

Karena perbedaan fisik pada masa remaja ini sangat berdekatan

antara usia SMP dan SMA maka Sumantri dan Syaodih membedakan profil

perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan SLTA sebagai berikut:45

Tabel 2.1 Perbedaan Profil Perkembangan Fisik Siswa SLTP dengan SLTA

No Remaja Awal SLTP Remaja Akhir SLTA

1. Laju perkembangan secara umum berlangsung secara pesat

Laju perkembangan secara umum kembali turun, sangat lambat

2. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang (termasuk otot dan tulang belakang)

Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang dewasa

45

Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional, 2007)., h. 4.6.

Page 50: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

59

3. Munculnya ciri sekunder (tumbuh bulu pada pubic region, otot mengembang pada bagian-bagian tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis (mentruasi pada wanita dan polusi pada pria pertama kali)

Siap berfungsinya organ-organ reprodukif seperti pada orang-orang dewasa.

4. Gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan

Gerak-geriknya mulai mantap

5. Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang dicobanya

Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang pada persiapan kerja

Sumber : Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, Perkembangan Peserta Didik

(Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional, 2007).

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dalam pengembangan model

yang nantinya akan disampaikan, peneliti akan mempertimbangkan

karakteristik-karekteristik pada siswa sekolah menengah pertama dimana

siswa makin aktif dengan cabang olahraga yang dimainkan, perubahan pada

fisik siswa. Hal ini dilakukan tentunya agar model yang akan disampaikan

tepat guna untuk pembelajaran seusia mereka.

Secara keseluruhan tahapan gerak pada servis bawah tentunya

dilakukan dengan koordinasi yang baik, hal ini sejalan dengan James

Tangkudung yang menyatakan koordinasi merupakan hal yang sangat

penting dikarenakan koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan

gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan efisien dan

Page 51: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

60

penuh ketepatan46. Maka kemampuan untuk melaksanakan servis bawah

bolavoli tidak dapat dilakukan tanpa adanya koordinasi yang baik.

D. Rancangan Model

Perancangan produk pengembangan bentuk pembelajaran servis atas

pada bolavoli dikutip dari Borg and Gall memiliki langkah-langkah sebagai

berikut:

Gambar 2.11 Model Pengembangan R & D Sumber: Borg. W. R & Gall, M. D, Educational Research An Introduction

(New York: Longman, 1983), h. 775.

1) Potensi dan Masalah

Pertama kali yang ditentukan adalah sebuah ide-ide yang akan

dikembangkan, R&D dapat berangkat dari potensi dan masalah yang ada di

sekitar. Penentuan potensi masalah dalam model pengembangan model

pembelajaran servis bawah adalah berdasarkan studi pendahuluan yang

46

James Tangkudung, Kepelatihan Olahraga “Pembinaan Prestasi Olahraga” (Jakarta : Cerdas jaya, 2006) h. 68

Research and

information Planning

Develop preminary

form of product

Preminary field

testing

Operatinal field

testing Operational

product revition

Main field testing

Main product

revision

Final product

revision

Dissemination

and

implementation

Page 52: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

61

pernah dilakukan oleh peneliti dilapangan dengan melakukan teknik

observasi dan wawancara dengan guru dan siswa maka dapat disimpulkan

pembelajaran servis atas bolavoli yang dilakukan masih masih monoton dan

belum terciptanya suasana pembelajaran yang aman, nyaman dan

menyenangkan pada pembelajaran servis atas bolavoli. Maka pembelajaran

servis atas bolavoli belum memberikan hasil yang memuaskan. Dari

permasalah ini semua, maka dari itu peneliti berinisaitif untuk

mengembangkan model pembelajaran servis atas bolavoli.

2) Pengumpulan Data

Mengumpulkan informasi; setelah potensi dan masalah dapat

ditunjukkan secara faktual, selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi

yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan. Pengumpulan

data disini adalah mengkaji berbagai literatur atau kajian pustaka yang

berhubungan tentang konsep-konsep model yang akan dikembangkan sesuai

dengan produk akan dibuat serta mengacu kepada analisis kebutuhan, telaah

pakar dan uji coba lapangan

3) Desain Produk

Desain produk adalah hasil akhir serangkaian penelitian awal, dapat

berupa rancangan kerja baru, atau produk baru. Dalam tahap ini peneliti

membuat produk awal atau rancangan kerja baru berupa rangkaian model-

model pembelajaran servis atas dalam bolavoli. Dalam proses pembuatan

Page 53: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

62

model latihan yang dikembangkan, peneliti dapat melakukan konsultasi

dengan para ahli agar dapat menghasilkan produk yang baik dan sempurna.

4) Validasi Desain

Validasi desain adalah proses untuk menilai apakah rancangan kerja

baru atau produk baru secara rasional lebih baik dan efektif dibandingkan

dengan yang lama, dengan cara meminta penilaian dari ahli yang

berpengalaman. Dalam tahap ini peneliti melakukan uji coba model yang

telah dibuat. Pengumpulan hasil data dari uji coba model di lapangan menjadi

pertimbangan bagi peneliti dan para ahli apakah model tersebut dapat

diterima.

5) Revisi Desain

Perbaikan desain produk setelah diketahui kelemahannya. Setelah

peneliti melakukan uji coba model di lapangan dan di dapatkan data dari uji

coba, peneliti melakukan konsultasi kembali kepada para ahli. Proses ini

brerguna untuk melakukan perbaikan.

6) Uji Coba Produk

Pada tahap ini merupakan uji coba utama produk yang telah di

hasilkan dan sudah mendapat revisi dari para ahli. Penilaian tentang hasil

pembelajaran servis atas bolavoli dilakukan sebelum dan sesudah proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran servis atas bolavoli

yang telah dikembangkan.

Page 54: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Modelrepository.unj.ac.id/2726/9/12. BAB II.pdfKomponen dalam system approach models (rancangan model pengembangan) menurut Dick and Carey

63

7) Revisi Produk

Tahap ini adalah tahap melakukan revisi kembali terhadap produk

yang telah di uji cobakan. Revisi produk dapat berdasarkan pendapat dari

para ahli serta hasil uji lapangan.

8) Uji Coba Pemakaian

Setelah melalui beberapa tahapan, termasuk uji coba dan revisi

produk. Peneliti dapat melakukan uji coba kembali untuk lebih

mempersiapkan produk yang akan dihasilkan untuk produksi masal.

9) Revisi Produk

Peneliti melakukan revisi terhadap produk akhir dari model

pembelajaran servis atas pada bolavoli berdasarkan saran dari para ahli dan

data pada saat uji coba produk

10) Produksi Masal

Peneliti menyebarkan produk yang telah di hasilkan melalui pertemuan

atau jurnal ilmiah. Peneliti dapat juga bekerja sama dengan penerbit untuk

sosialisasi produk.