9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kampanye 1. Definisi Kampanye Kampanye adalah suatu kegiatan promosi, komunikasi atau rangkaian pesan terencana yang khususnya spesifik atau untuk memecahkan masalah kritis, bisa masalah komersial, bisa juga masalah non komersial, seperti masalah sosial, budaya, politik, lingkungan hidup/ekologi. Rangkaian kegiatan ini direncanakan dan dilakukan berkesinambungan dalam waktu tertentu dan singkat, tidak lebih dari satu tahun melalui tema sentral dalam suatu program media yang terkoordinir dan konvergen. Pesan disampaikan secara individual dan kumulatif dengan maksud utama menyokong obyek kampanye seperti brand, masalah sosial, politik dan sebagainya (Yongky Safanayong, 2006 : 71). Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7). Menurut Rajasundarman (1981) Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kampanye adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi masyarakat dengan cara mengadakan suatu informasi agar masyarakat dapat mengerti dari apa yang sedang diinformasikan
25
Embed
BAB II KAJIAN TEORI makanan yang disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu di perhatikan susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan (Mulia, 2005). Dalam menyiapkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kampanye
1. Definisi Kampanye
Kampanye adalah suatu kegiatan promosi, komunikasi atau rangkaian
pesan terencana yang khususnya spesifik atau untuk memecahkan masalah kritis,
bisa masalah komersial, bisa juga masalah non komersial, seperti masalah sosial,
budaya, politik, lingkungan hidup/ekologi. Rangkaian kegiatan ini direncanakan
dan dilakukan berkesinambungan dalam waktu tertentu dan singkat, tidak lebih
dari satu tahun melalui tema sentral dalam suatu program media yang
terkoordinir dan konvergen. Pesan disampaikan secara individual dan kumulatif
dengan maksud utama menyokong obyek kampanye seperti brand, masalah
sosial, politik dan sebagainya (Yongky Safanayong, 2006 : 71).
Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek
tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada
kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7). Menurut Rajasundarman (1981)
Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi
yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan
untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kampanye adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mempengaruhi masyarakat dengan cara mengadakan suatu
informasi agar masyarakat dapat mengerti dari apa yang sedang diinformasikan
10
oleh suatu lembaga atau perorangan dengan tujuan membentuk suatu perubahan
sosial pada masyarakat.
2. Jenis-jenis Kampanye
Menurut Charles U. Larson (1992) bahwa macam-macam kampanye
terdiri dari (http://ayoberkampanye.wordpress.com) :
a. Product-Oriented Campaigns, kampanye yang berorientasi pada produk
umumnya terjadi di lingkungan bisnis, istilah lain yang sering dipertukarkan
dengan kapanye jenis ini adalah Commercial Campaigns atau Corporate
Campaigns.
b. Candidate-Oriented Campaigns, kampanye yang berorientasi pada kandidat
umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk menguasai kekuasaan politik.
c. Ideologically or Cause Oriented Campaigns, jenis kampanye yang bertujuan
pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi
perubahan sosial. Menurut istilah Krotler disebut sebagai social change
campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-
masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.
3. Perancangan Kampanye
Rangkaian kegiatan kampanye direncanakan dan dilakukan secara
berkesinambungan dalam waktu tertentu dan singkat, tidak lebih dari satu tahun
melalui tema sentral dalam suatu program media yang terkoordinir dan
konvergen. Pesan disampaikan secara individual dan kumulatif dengan maksud
utama menyokong obyek kampanye seperti brand, masalah politik dan lain
sebagainya.
11
a. Kriteria Kampanye (Yongky Safanayong, 2006: 71):
1) Tujuan utama : diarahkan kepada sasaran yang ditargetkan, meliputi
kesadaran pengertian, keyakinan dan bertindak dalam waktu yang singkat.
2) Tema terkait : memakai tagline, desain grafis atau pesan.
3) Coordinated Rollout : tergantung pada batas waktu, semua elemen dapat
dimunculkan sekaligus, melibatkan rencana media dan promosi.
b. Proses desain kampanye (Yongky Safanayong, 2006: 71) melalui tahap:
1) Fakta/latar belakang/situasi
2) Identifikasi masalah
3) Analisis situasi
4) Analisis tantangan dan peluang
a) Faktor internal
b) Faktor eksternal
5) Strategi kampanye
a) Tentukan objectivenya
b) Targetkan sasaran
c) Tetapkan : tema/keywords/positioningnya
6) Komponen kampanye/pemilihan media
a) Poster
b) Advertising : majalah (trade, profesional), TV, radio, surat kabar,
billboards, transit
c) Promosi : penawaran spesial, diskon, potongan, insentif, undian,
publisitas, periklanan promosi
d) Public relations : event, publisitas event, news releases, newsletter
12
e) Internet/interactive : websites, internet advertising, search engine
marketing, customer relationship marketing, online dan CD-ROM
interactive programs and games
f) Direct Marketing : database marketing, direct mail, (letters, cards,
dimensional mailers), fulfillment (mailing information or
merchandise)
g) Selebaran/payment/flyer
h) Penjadwalan + anggaran
i) Visualisasi
j) Produksi
7) Pendekatan peran media sesuaikan dengan sasaran, waktu, pertimbangan
kreatif dan anggaran.
B. Sehat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah keadaan seluruh
badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit. Menurut UU Kesehatan No 23
tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Menurut Badan Kesehatan Dunia/ World Health Organization (WHO),
sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial bukan hanya
sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat. Dari ketiga definisi sehat di atas
dapat disimpulkan bahwa sehat adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
yang terbebas dari suatu penyakit sehingga seseorang dapat melakukan
aktivitas secara optimal.
13
C. Higienis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, higienis berkenaan dengan atau sesuai
dengan ilmu kesehatan, bersih, bebas penyakit. Higienis adalah usaha kesehatan
masyarakat yang mempelajarai pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan
manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan
tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin
pemeliharaan kesehatan, termasuk upaya melindungi, memelihara dan mempertinggi
derajat kesehatan manusia sehingga berbagai faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan tidak sampai menimbulkan gangguan terhadap kesehatan.
Higiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan, serta berbagai
usaha untuk mempertahankan atau untuk memperbaiki kesehatan (Ensiklopedia
Indonesia dalam Fathonah, 2005). Higiene juga mencakup upaya perawatan kesehatan
dini, termasuk ketepatan sikap tubuh. Upaya higiene mencakup perlunya
perlindungan bagi pekerja yang terlibat dalam proses pengolahan makanan agar
terhindar dari sakit, baik yang disebabkan oleh penyakit pada umumnya, penyakit
akibat kecelakaan ataupun penyakit akibat prosedur kerja yang tidak memadai
(Fathonah, 2005 : 1).
Apabila ditinjau dari kesehatan lingkungan, higiene adalah usaha kesehatan yang
mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya
mencegah timbulnya penyakit karena factor lingkungan. Pengertian tersebut termasuk
pula upaya melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehtan manusia.
sedemikian rupa sehingga berbagai factor lingkungan yang tidak menguntungkan
tidak sampai menimbulkan penyakit (Fathonah, 2005:1).
14
D. Bekal Makanan Sehat dan Higienis
Secara umum makanan sehat merupakan makanan yang higienis dan bergizi
(mengandung hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral). Makanan merupakan salah
satu bagian penting untuk kesehatan manusia mengingat setiap saat dapat terjadi
penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh makanan. Kasus penyakit bawaan makanan
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kebiasaan
mengolah makanan secara tradisional, menyimpan dan penyajian yang tidak bersih,
dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi (Azwar, 1996).
Agar makanan sehat maka makanan tersebut harus bebas dari kontaminasi.
Makanan yang terkontaminasi akan menyebabkan penyakit yang dikenal dengan food
borne disease. Salah satu usaha dalam menyediakan makanan sehat adalah dengan
sanitasi makanan. Sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan dan
menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat dan aman (Mukono, 2006).
Menurut Permenkes No. 942 Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan
faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Diperlukan penerapan sanitasi
makanan untuk mencegah kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan.
Usaha-usaha sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan berikut:
a. Keamanan makanan dan minuman yang disediakan
b. Higiene perorangan dan praktek-praktek penanganan makanan oleh karyawan
yang bersangkutan
c. Keamanan terhadap penyediaan air
d. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran
15
e. Perlindungan makan terhadap kontaminasi selama dalam proses pengolahan,
penyajian dan penyimpanan
f. Pencucian, kebersihan dan penyimpanan alat-alat/ perlengkapan.
Dalam Permenkes No. 1096 Tahun 2011 telah ditetapkan makanan yang
dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari cemaran fisik, kimia dan
bakteri (http://eprints.ung.ac.id).
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni faktor fisik, faktor
kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak
mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik,
temperatur ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya. Untuk menghindari
kerusakan makanan yang disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu di perhatikan
susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan (Mulia, 2005).
Dalam menyiapkan bekal yang sehat dan higienis, beberapa hal diatas sangat
perlu untuk diperhatikan. Bekal sekolah anak sebaiknya terdiri dari makanan yang
kaya protein serta kalsium. Sayur dan buah juga harus dimasukkan ke dalam menu
bekal sehari-hari. Kadang masalah yang timbul bukan karena orangtua malas atau
tidak punya waktu menyiapkan bekal tetapi anak-anaklah yang enggan memakannya
karena merasa bosan. Dalam menghadapi masalah tersebut, orang tua dapat
melibatkan peran anak dalam menyiapkan bekalnya.
Bekal yang sehat dan higienis haruslah memenuhi persyaratan. Selain
mengandung gizi seimbang, bekal makanan yang sehat harus sesuai dengan standar
keamanan pangan. Menurut Tim Surveilan Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM), ada lima kunci keamanan pangan (http://health.kompas.com):
a. Kenali pangan yang aman
16
Syarat pangan yang aman adalah terbebas dari bahan kimia, serta bahan
berbahaya lainnya. Kandungan bahan-bahan berbahaya ini akan menimbulkan
penyakit pada tubuh anak. Bahan makanan yang berbahaya ini agak sulit
terdeteksi mata, namun ada cara untuk bisa mengenalinya. Makanan yang
mengandung bahan pewarna buatan bisa dideteksi dari tingkat kecerahan
warnanya. Umumnya yang menggunakan pewarna buatan akan berwarna lebih
terang dan pekat dibandingkan yang menggunakan pewarna alami.
b. Beli pangan yang aman
Menjaga pola hidup sehat tidak berarti harus selalu melarang anak untuk jajan.
Sesekali tak ada salahnya untuk membeli makanan di luar, namun anak perlu
diajarkan untuk pandai-pandai memilih jajanan. Anak harus diajarkan untuk
memilih makanan yang bebas debu, bersih, bebas lalat, atau lokasinya jauh dari
timbunan sampah.
c. Baca label dengan seksama
Terdapat berbagai macam makanan kemasan yang dapat digunakan sebagai bahan
membuat bekal atau bahkan sebagai bekal anak. Orangtua dituntut untuk jeli dan
tahu tentang istilah-istilah yang umum digunakan dalam dunia pangan agar tak
tertipu dengan istilah berbahaya dalam makanan seperti preservative (pengawet),
monosodium glutamate atau MSG, dan lain-lain. Selain itu, juga harus melihat
tanggal produksi dan tanggal kedaluarsanya.
d. Jaga kebersihan
Setelah melakukan semua upaya untuk mendapatkan makanan yang sehat, juga
harus menerapkan perilaku hidup sehat. Misalnya, selalu memastikan tangan
sudah dicuci bersih dan menggunakan alat makan yang bersih, termasuk alat
makan yang digunakan dalam menyiapkan bekal seperti wadah makan.
17
e. Catat apa yang ditemukan
Ketika menemukan penganan yang tak sesuai dengan syarat kesehatan yang
berlaku, seperti kadaluarsa, atau mengandung bahan berbahaya, maka berhak
untuk melaporkan temuan tersebut kepada BPOM. Tindakan ini berguna agar
BPOM bisa segera menarik produk berbahaya tersebut dari pasar, sekaligus
mencegah jatuhnya korban karena produk makanan berbahaya tersebut.
E. Tinjauan tentang Anak Usia Sekolah Dasar
1. Pengertian
Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu
golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya
anak yang berusia 7-12 tahun. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12
tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak
bergantung dengan orang tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa
tenang atau masa latent, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-
masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa,
2006).
Anak sekolah merupakan golongan yang mempunyai karakteristik mulai
mencoba mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-batasan norma.
Di sinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali seperti pertumbuhan dan
perkembangannya, pola aktivitas, kebutuhan zat gizi, perkembangan kepribadian,
serta asupan makanan (Yatim, 2005).
Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang
artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap
18
mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang
tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu
(http://digilib.unimus.ac.id).
2. Tahap-tahap Anak Usia Sekolah Dasar
Anak-anak pada usia 6-12 tahun adalah anak-anak yang berada pada tahap
perkembangan masa sekolah. Masa sekolah merupakan suatu tahapan dimana
seorang anak mulai mempelajari dan memupuk apapun yang terjadi pada masa
sebelumnya untuk bekal masa depannya. Tahapan usia ini disebut juga sebagai
usia kelompok (gang age), dimana anak mulai mengalihkan perhatian dan
hubungan intim dari keluarga ke kerja sama antar teman. Anak-anak pada masa
ini akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebaya mereka. Maka
dari itu, anak- anak dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan ejekan teman. Bila
pada masa ini ia sering gagal dan merasa cemas, akan tumbuh rasa rendah diri
(Gunarsa, 2008: 13).
Menurut Hurlock, anak-anak usia sekolah dasar harus memiliki berbagai
keterampilan untuk dapat memenuhi tugas perkembangannya, seperti
keterampilan menolong diri sendiri (self-help skills), keterampilan bantuan sosial
(social- help skills), keterampilan sekolah (school skills), dan keterampilan
bermain (play skills). Keterampilan- keterampilan tersebut dimiliki seorang anak
sebagai bekal pembentukan harga dirinya. Harga diri yang positif akan
memudahkan seorang anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Selain itu, dalam segi emosi, anak-anak pada usia ini mulai belajar mengendalikan
19
reaksi emosinya dengan berbagai cara atau tindakan yang dapat diterima
lingkungannya. Pada akhir masa sekolah, tujuan utama anak-anak adalah diakui
sebagai anggota suatu kelompok, sehingga anak-anak cenderung menuruti aturan
dari teman- temannya dibandingkan aturan dari orang tuanya, misalnya cara
berpakaian, cara berdandan, cara berbicara, maupun cara bertingkah laku
(Gunarsa, 2008: 14-15).
3. Macam-macam Keterampilan yang Perlu Dimiliki Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Gunarsa (2006), dengan memasuki dunia sekolah dan masyarakat,
anak-anak dihadapkan pada tuntutan sosial yang baru, yang menyebabkan
timbulnya harapan-harapan atas diri sendiri (self-expect-action) dan aspirasi-
aspirasi baru, dengan lain perkataan akan muncul lebih banyak tuntutan dari
lingkungan maupun dari dalam anak sendiri yang kesemuanya ingin dipenuhi.
Beberapa ketrampilan yang perlu dimiliki anak pada fase ini meliputi antara lain:
a. Keterampilan menolong diri sendiri (self-help skills): misalnya dalam hal
mandi, berdandan, makan, sudah jarang atau bahkan tidak perlu ditolong lagi.
b. Keterampilan bantuan sosial (social-help skills): anak mampu membantu
dalam tugas-tugas rumah tangga seperti menyapu, membersihkan rumah,
mencuci dan sebagainya.
c. Keterampilan sekolah (school-skills): meliputi penguasaan dalam hal
akademik dan non akademik.
Keterampilan bermain (play-skills): meliputi keterampilan dalam berbagai
jenis permaninan (http://digilib.unimus.ac.id).
20
4. Ciri-ciri Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Hurlock (2002), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis memberikan
berbagai label kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri
penting dari periode anak usia sekolah, yaitu sebagai berikut
(http://digilib.unimus.ac.id):
a. Masa yang menyulitkan
Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia
lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tua
dan anggota keluarga lainnya.
b. Masa anak tidak rapi
Suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam
penampilan, dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan
keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan barang-barangnya,
hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau orang tua mengharuskan
melakukannya dan mengancam dengan hukuman.
5. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Tugas–tugas perkembangan anak sekolah dasar menurut Havighurst dalam
Hurlock (2002) adalah sebagai berikut (http://digilib.unimus.ac.id):
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan
yang umum.
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang
sedang tumbuh.
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya.
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan tepat.
21
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis
dan berhitung.
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari.
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga.
9. Mencapai kebebasan pribadi.
F. Komik
1. Definisi Komik
Komik, menurut Scott McCloud dalam bukunya yang berjudul Understanding
Comics dapat didefinisikan sebagai “gambar-gambar dan lambang-lambang yang
diletakkan berdampingan dalam urutan tertentu bertujuan untuk memberikan
informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca” (Scott McCloud,
2001:9).
Komik adalah sebuah dunia seni tutur-gambar, suatu rentetan gambar yang
bertutur menceritakan suatu kisah atau alur sebuah cerita. Komik bukanlah
cergam (cerita bergambar) seperti yang kita kenal selama ini. Dalam cergam,
gambar berperan sebagai ilustrasi pelengkap sebuah tulisan seperti halnya pada
sebuah novel, sehingga sebetulnya tanpa hadirnya gambar pun cerita masih bisa
dinikmati para pembacanya. Namun di dalam komik yang terjadi adalah
sebaliknya, teks atau tulisan berperan sebagai pelengkap gambar. Sehingga sebuah
komik kalau penggambarannya “canggih”, bisa saja tanpa kata-kata. (Toni
Masdiono, 1998: 9).
22
Scott McCloud dalam MS Gumelar (2011: 6) memaparkan definisi “komik
adalah gambar yang berjajar dalam urutan yang disengaja dimaksudkan untuk
menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik dari pembaca”. Dalam
bukunya yang berjudul Understanding Comics (1993: 6), Scott McCloud juga
menjelaskan bahwa komik adalah wadah yang dapat menampung berbagai macam
gagasan dan gambar.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005: 64) memberikan definisi yang senada
bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan
memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar
untuk memberikan hiburan kepada para pembacanya. Dengan berbagai definisi
yang berasal dari para tokoh tersebut tidak heran jika predikat menghibur dan
menyenangkan telah melekat pada komik semenjak awal kemunculannya pada
tahun 1980-an.
2. Sejarah Komik
Perkembangan komik di Indonesia telah dimulai sejak zaman sebelum
kemerdekaan. Dalam setiap generasi, perkembangan komik memiliki karakteristik
masing-masing.
a. Generasi 1930
Pada awal kelahirannya komik Indonesia dapat di bagi menjadi dua
kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran komik-komik di
Indonesia pada tahun 1930-an dapat ditemukan pada media Belanda seperti
De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti “Flippie
Flink and Flash Gordon”. “Put On”, seorang peranakan Tionghoa adalah
karakter komik Indonesia yang pertama karya Kho Wan Gie yang terbit rutin
23
di surat kabar Sin Po. “Put On” menginspirasi banyak komik strip lainnya
sejak tahun 30-an sampai 60-an seperti pada Majalah Star (1939- 1942) yang
kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di Solo, Nasroen A.S.
membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjcari Poetri Hidjaoe
melalui mingguan Ratu Timur.
b. Generasi 1940-1950
Sekitar akhir tahun 1940-an, banyak komik-komik dari Amerika yang
disisipkan sebagai suplemen mingguan surat kabar. Diantaranya adalah
komik seperti Tarzan, Rip Kirby, Phantom and Johnny Hazard. Kemudian
penerbit seperti Gapura dan Keng po dari Jakarta, dan Perfects dari Malang,
mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengah-tengah
membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salah seorang
komikus terdepan yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam
menggambar yang mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komik
adapatasinya dari legenda pahlawan Tiongkok “Sie Djin Koei”. Komik ini
berhasil melampaui popularitas Tarzan di kalangan pembaca lokal.