Top Banner
10 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Perencanaan Karir 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2006) menguraikan sejarah perkembangan bimbingan jabatan dan proses lahirnya konseling jabatan yang berpegang pada teori Trait-Factor. Frank Parsons menunjukkan tiga langkah yang harus diikuti dalam memilih suatu pekerjaan yang sesuai yaitu : (1) pemahaman diri yang jelas mengenai kemampuan otak, bakat, minat, berbagai kelebihan dan kelemahan serta ciri-ciri lainnya. (2) pengetahuan tentang keseluruhan tentang persyaratan yang harus dipenuhi sepaya dapat mencapai sukses dalam berbagai pekerjaan, serta tentang balas kerja dan kesempatan untuk maju dalam berbagai bidang pekerjaan. (3) berfikir secara rasional mengenai hubungan antara kedua kelompok fakta di atas. Jadi, langkah yang pertama menggunakan analisis diri, langkah kedua memanfaatkan informasi jabatan (vocational information), langkah yang ketiga menerapkan kemampuan untuk berfikir rasional guna menemukan kecocokan antara ciri-ciri kepribadian yang memiliki relevansi terhadap kesuksesan atau kegagalan dalam suatu pekerjaan atau jabatan dengan tuntutan kualifikasi dan kesempatan yang terkandung dalam suatu pekerjaan atau jabatan.
34

BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

Mar 30, 2019

Download

Documents

doanthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

10

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Perencanaan Karir

2.1.1 Teori Perencanaan Karir

Williamson (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2006) menguraikan

sejarah perkembangan bimbingan jabatan dan proses lahirnya konseling

jabatan yang berpegang pada teori Trait-Factor. Frank Parsons

menunjukkan tiga langkah yang harus diikuti dalam memilih suatu

pekerjaan yang sesuai yaitu : (1) pemahaman diri yang jelas mengenai

kemampuan otak, bakat, minat, berbagai kelebihan dan kelemahan serta

ciri-ciri lainnya. (2) pengetahuan tentang keseluruhan tentang persyaratan

yang harus dipenuhi sepaya dapat mencapai sukses dalam berbagai

pekerjaan, serta tentang balas kerja dan kesempatan untuk maju dalam

berbagai bidang pekerjaan. (3) berfikir secara rasional mengenai hubungan

antara kedua kelompok fakta di atas. Jadi, langkah yang pertama

menggunakan analisis diri, langkah kedua memanfaatkan informasi jabatan

(vocational information), langkah yang ketiga menerapkan kemampuan

untuk berfikir rasional guna menemukan kecocokan antara ciri-ciri

kepribadian yang memiliki relevansi terhadap kesuksesan atau kegagalan

dalam suatu pekerjaan atau jabatan dengan tuntutan kualifikasi dan

kesempatan yang terkandung dalam suatu pekerjaan atau jabatan.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

11

Williamson (dalam Winkel dan Hastuti, 2006) merumuskan pula

sejumlah asumsi yang mendasari Trait-Factor Counseling : (a) setiap

individu memiliki sejumlah kemampuan dan potensi, seperti taraf

intelegensi umum, bakat khusus, taraf kretifitas, wujud minat serta

keterampilan yang bersama-sama membentuk suatu pola yang khas untuk

individu itu. Kemampuan dan variasi potensi itu merupakan ciri-ciri

kepribadian (traits), yang telah agak stabil sesudah masa remaja lewat dan

dapat diidentifikasikan melalui tes-tes psikologis. Data hasil testing

memberikan gambaran deskriptif tentang individualitas seseorang yang

lebih dapat diandalkan daripada intropeksi atau refleksi terhadap diri

sendiri. (b) pola kemampuan dan potensi yang tampak pada seseorang

menunjukkan hubungan yang berlainan dengan kemampuan dan

ketrampilan yang dituntut pada sorang pekerja di berbagai bidang

pekerjaan. Juga wujud minat yang dimiliki seseorang menunjukkan

hubungan yang berlain-lainan denagn pola minat yang ditemukan pada

orang berkarir diberbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian dibutuhkan

informasi pekerjaan (vocatianal information), yang tidak hanya

mendeskripsikan tugas-tugas yang dilakukan, tetapi menggambarkan pula

pola kualifikasi dalam kepribadian pekerja, yang harus dipenuhi supaya

mencapai sukses dalam suatu bidang pekerjaan. (c) sesuai dengan pola

berfikir pada butir b, kurikulum suatu program studi menurut sejumlah

kualifikasi tertentu. Siswa akan belajar lebih mudah dan dengan hasil yang

lebih memuaskan, kalau pola kemampuan dan minatnya sesuai dengan pola

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

12

kualifikasi tertentu yang dituntut dari seseorang (maha) siswa yang

mengikuti program studi tertentu. Dengan demikian informasi pendidikan

(educatian information) yang dibutuhkan bukan hanya mendeskripsikan isi

dari suatu program studi, tetapi juga menggambarkan pola kualifikasi

(human capacities) yang dituntut. (d) setiap individu mampu, derkeinginan

dan berkecenderungan untuk mengenal diri sendiri serta memanfaatkan

pemahaman diri itu dengan berfikir baik-baik, sehingga dia akan

menggunakan keseluruhan kemampuannya semaksimal mungkin dan

dengan demikian mengatur kehidupannya sendiri secara memuaskan.

Winkel dan Hastuti (2006) menyatakan bahwa, tujuan dari

perencanaan karir ini adalah supaya siswa menempatkan diri dalam

program studi akademik dan lingkup non akademik, yang menunjang

perkembangannya dan semakin merealisasikan rencana masa depannya,

atau melibatkan diri dalam lingkup suatu jabatan yang diharapkan cocok

baginya dan memberikan kepuasan kepadanya. Jika kegiatan layanan

penempatan jauh lebih kompleks dan mencakup unsur-unsur (1)

perencanaan masa depan, (2) pengambilan keputusan, (3) pemasukan

kesalah satu jalur akademik maupun non akademik, program

ekstrakulikuler, program persiapan jabatan, (4) pemantapan, (5)

pengumpulan data.

Semua aspek tersebut mencakup satu hal yaitu penempatan

(placement) yang merupakan salah satu komponen bimbingan. Ragam

bimbingan karir adalah suatu saluran realisasi komponen bimbingan ini dan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

13

sesuai dengan perluasan bimbingan karir mencakup semua aspek

perkembangan jabatan. Winkel dan Hastuti (2006) menyatakan bahwa

penempatan adalah saling keterkaitan antara perencanaan jalur pendidikan

(formal dan non formal), perkembangan pribadi, pilihan jabatan dan gaya

hidup.

2.1.2 Jenis Perencanaan Karir

Menurut Winkel & Hastuti (2006) perencanaan yang matang

menurut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam

jangka panjang (long range goals) dan semua tujuan yang hendak dicapai

dalam jangka pendek (short rang goal). Secara idea, tujuan yang terakhir

ini menjadi tujuan intermediary yang semakin mendekatkan siswa kepada

tujuan jangka panjang. Gaya hidup (life style) yang ingin dicapai temasuk

tujuan jangka panjang misalanya, nilai-nilai kehidupan (values) yang ingin

direalisasikan dalam hidup. Sertifikat, ijasah, dan kemampuan yang

dipersiapkan untuk memegang suatu rencana pekerjaan dimasa depan,

termasuk tujuan dalam jangka pendek.

Winkel & Hastuti (2006) mengemukakan kegunaan dari

paerencanaan karir diamsa depan adalah untuk meminimalkan

kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih alternati-

alternatif yang ada. Seandainya siswa hanya memikirkan tujuan jangka

pendek saja, tanpa jelas menghubungkan dengan suatu tujuan jangka

panjang (karir dimasa depan) terdapat kemungkinan bahwa suatu tujuan

jangka pendek yang telah dicapai tenyata tidak salaras dengan tujuan

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

14

jangka panjang. Kematangan perencanaan karir untuk jangka panjang juga

tergantung dari corak pendidikan yang diterima dari dalam keluarga.

Winkel & Hastuti (2006) menyatakan hasil dari perencanaan ialah

suatu keputusan yang dipilih secara sadar, bisanya dari antara jumlah

tingkat pertama, lain juga disekolah lanjut tingkat atas dan lain pula

dijenjang perguruan tinggi dan pendidikan non formal. Namun

kebanyakan pilihan itu menyangkut tujuan jangka pendek, yang

merupakan tujuan penunjang dari tujuan jangka panjang. Setelah membuat

keputusan siswa mendaftarkan diri untuk diterima dalam suatu program

akademik, suatu pendidikan latihan prajabatan atau suatu program

ekstrakulikuler. Siswa tersebut diterima atau tidak dalam program yang

dipilih , bukan keputusan siswa tersebut melainkan keputusan dari instansi

atau pejabat yang berwenang. Keputusan ini akan semakin dimdahkan bila

instansi yakin bahwa pilihan siswa telah berfikir secara matang dan

merupakan suatu hasil perencanaan, bukan sekedar langkah yang

mengawang-awang atau hanya mancoba saja.

2.1.3 Panduan Operasional Pelaksanaan

Pengembangan kompetensi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan

di sekolah yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata

pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga layanan khusus

yang lebih bersifat psikopedagogik, yakni melalui bimbingan dan

konseling. Berbagai aktivitas bimbingan dan konseling dapat diupayakan

untuk mengembangkan potensi dan kompetensi hidup peserta

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

15

didik/konseli yang efektif serta memfasilitasi mereka secara sistematik,

terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik/konseli betul-betul

mencapai kompetensi perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan.

Dalam implementasi Kurikulum 2013 terdapat muatan peminatan yang

merupakan bagian dari struktur kurikulum pada satuan pendidikan.

Muatan peminatan meliputi peminatan akademik, kejuruan, dan muatan

pilihan lintas minat/pendalaman minat. Peminatan peserta didik/konseli

merupakan suatu proses pemilihan dan pengambilan keputusan oleh

peserta didik/konseli yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan

peluang yang ada.

Dalam konteks tersebut bimbingan dan konseling membantu

peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,

mengambil keputusan, dan merealisasikan

keputusan dirinya secara bertanggungjawab. Di samping itu, bimbingan

dan konseling membantu peserta didik/konseli dalam memilih, meraih dan

mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan

sejahtera lahir batin.

Dalam mewujudkan maksud di atas, pada satuan pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMA) diupayakan memfasilitasinya

melalui tiga komponen pendidikan, yaitu: (1) Panduan Operasional

Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan.

2 kepemimpinan yang melaksanakan manajemen pendidikan secara

proaktif dan fasilitatif, terutama diselenggarakan oleh Kepala Sekolah

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

16

beserta staff; (2) pembelajaran yang mendidik yang diselenggarakan oleh

guru mata pelajaran/bidang studi; dan (3) bimbingan dan konseling yang

memandirikan yang diselenggarakan guru bimbingan dan konseling atau

konselor. Ini berarti bimbingan dan konseling merupakan bagian integral

dari program pendidikan di SMA.

Guru bimbingan dan konseling atau konselor bekerja dalam tim

bersama guru mata pelajaran, ketua atau koordinator kelompok guru

(normatif, adaptif, keahlian/produktif), kepala sekolah, dunia usaha dan

industri, orangtua, dan masyarakat untuk menciptakaan kondisi belajar

yang kondusif, yang akan membantu semua peserta didik/konseli

mencapai perkembangan optimal dan berhasil dalam kehidupan masa

depannya. Saat ini, peserta didik/konseli berhadapan dengan tantangan-

tantangan yang unik dan bervariasi, yang berdampak terhadap

perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir mereka. Untuk membantu

peserta didik/konseli menjadi generasi yang siap menghadapi kondisi

tersebut dibutuhkan dukungan berbagai pihak secara sinergis, termasuk di

dalamnya guru bimbingan dan konseling atau konselor. Setiap peserta

didik/konseli di SMA harus terpenuhi berbagai kebutuhannya, sejalan

dengan perkembangan dan tantangan yang pesat dalam menjalani

kehidupannya.

Masa bersekolah di SMA merupakan waktu yang terbaik bagi

peserta didik/konseli untuk mengembangkan jatidiri (identitas) sebagai

pribadi yang unik dan efektif, pembelajar sepanjang hayat, insan yang

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

17

produktif, dan manusia yang hidup harmonis dalam keragaman.

Pengembangan jatidiri tersebut dapat diupayakan dalam program

bimbingan dan konseling melalui layanan bimbingan dan konseling

pribadi, belajar, karir, dan sosial. Program bimbingan dan konseling

memberikan layanan yang terintegrasi dengan program pengembangan

semua aspek hidup peserta didik/konseli di sekolah. Bimbingan dan

konseling di SMA diupayakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bidang

pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan aktivitas esensial dalam

menghadapi rintangan dalam mencapai prestasi sesuai potensi masing-

masing peserta didik/konseli. Oleh karena itu, panduan Operasional

Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah

Kejuruan. 3 pemenuhan kebutuhan pribadi, sosial, belajar, dan karir

merupakan kunci keberhasilan bagi keberhasilan hidup peserta

didik/konseli selanjutnya. Kebutuhan kehidupan saat ini menghendaki

adanya peranan layanan bimbingan dan konseling yang komprehensif pada

satuan pendidikan SMA, mengingat kompleksitas dan keragaman program

pendidikannya. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik/konseli

SMA, kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling semakin

mendesak.

Ekspektasi kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor di SMA

berbeda dengan guru bimbingan dan konseling atau konselor di satuan

pendidikan sekolah menengah lainnya. Dengan kata lain, guru bimbingan

dan konseling atau konselor juga perlu berperan-serta secara produktif di

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

18

SMA. Penyiapan panduan penyelengggaraan bimbingan dan konseling di

SMA merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan demikian, sejak

awal satuan pendidikan memiliki arah yang jelas yang akan diikuti oleh

setiap penyelenggara layanan bimbingan dan konseling di SMA.

Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan efektif mengintegrasikan

tiga komponen sistem pendidikan yang meliputi komponen manajemen

dan kepemimpinan, komponen pembelajaran yang mendidik, serta

komponen bimbingan dan konseling yang memandirikan. Ketiga

komponen tersebut memiliki wilayah garapan sendiri-sendiri yang saling

melengkapi dalam upaya tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Kejelasan wilayah garapan antara guru mata pelajaran dengan guru

bimbingan dan konseling atau konselor dapat dilihat pada tabel 1 berikut

ini.

Tabel 2.1.

Keunikan dan Keterkaitan Pelayanan Guru Mata Pelajaran dengan

Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor

NO DIMENSI Guru Mata Pelajaran Guru Bimbingan dan

Konseling atau Konselor

1 Wilayah Gerak

Jenjang pendidikan dasar

dan pendidikan

menengah

Jenjang pendidikan dasar

dan pendidikan menengah

2 Tujuan Umum Pencapaian tujuan

pendidikan nasional

Pencapaian tujuan

pendidikan nasional

3 Konteks Tugas

Pembelajaran yang

mendidik melalui mata

pelajaran dengan skenario

guru

Pelayanan yang

memandirikan dengan

skenario konseli dan

konselor.

a. Fokus

kegiatan

Pengembangan

kemampuan penguasaan

bidang studi dan

Pengembangan potensi diri

bidang pribadi, sosial,

belajar, karir, dan masalah-

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

19

masalah-masalahnya. masalahnya.

b. Hubungan

kerja Alih tangan (referal) Alih tangan (referal)

4 Target Intervensi

a. Individual Minim Utama

b. Kelompok Pilihan strategis Pilihan strategis

c. Klasikal Utama Minim

5 Ekspektasi Kinerja

a. Ukuran

keberhasilan

1) Pencapaian Standar

2) Kompetensi Lulusan

3) Lebih bersifat

kuantitatif

- Kemandirian dalam

kehidupan

- Lebih bersifat kualitatif

yang unsur

- unsurnya saling terkait

(ipsatif)

b. Pendekatan

umum

Pemanfaatan dampak

pembelajaran dan

dampak penyerta melalui

pembelajaran yang

mendidik.

Pengenalan diri dan

lingkungan oleh konseli

dalam rangka pengatasan

masalah pribadi, sosial,

belajar, dan karir. Skenario

tindakan merupakan hasil

transaksi yang merupakan

keputusan konseli.

c. Perencanaan

tindakan

intervensi

Kebutuhan belajar

ditetapkan terlebih dahulu

untuk ditawarkan kepada

peserta didik/konseli.

Kebutuhan pengembangan

diri ditetapkan dalam proses

transaksional oleh konseli

difasilitasi oleh konselor

d. Pelaksanaan

tindakan

intervensi

Penyesuaian proses

berdasarkan respons

ideosinkratik peserta

didik/konseli yang lebih

terstruktur.

Penyesuaian proses

berdasarkan respons unik

konseli dalam transaksi

makna yang lebih lentur dan

terbuka.

Sumber: Disain Induk Pengelenggaraan Bimbingan dan Konseling (2016).

2.1.4 Teori Perkembangan Karir Donald Super

Donald Super (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2006) mencanangkan

sutu pendangan tentang perkembangan karir yang berlingkup luas, karena

perkembangan karir siswa itu mencakup beberapa faktor. Faktor tersebut

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

20

sebagian terdapat pada diri individu sendiri dan sebagian terdapat dari

lingkungan hidupnya, yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan

bersama-sama membentuk proses perkembangan karir seseorang.

Perencanaan karir merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor

pada individu seperti kebutuhan, sifat-sifat kepribadian serta kemampuan

intelektualdan banyak faktor dari luar individu., seperti taraf kehidupan

sosial ekonomi keluarga, variasi tuntutan dan lingkungan kebudayaan dan

kesempatan/kelonggaran yang muncul. Akan tetapi, faktor yang paling

terpenting adalah dariindividu sendiri. Unsur dasar dalam pandangan

Donald Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan

pekerjaan yang akan dilakukan (perencaan karir) dan jabatan yang akan

dilakukan. Gambaran diri menumbuhkan dorongan internal yang

mengarahkan seseorang kepada suatu bidang pekerjaan yang

memungkinkan untuk mencapai kepuasan atau sukses. Dengan demikian,

individu mewujudkan diri dalam gambaran suatu bidang pekerjaan yang

paling memungkinkan untuk mengekprsikan dirinya sendiri, misal

seseorang siswa memandang diringa sebagai orang yang berkemampuan

tinggi dan rela mengorbankan dirinya, serta dibesarkan dalam keluarga

yang telah mencetak beberapa dokter, akhirnya membentuk gambaran diri

yang membenyangkan dirinya sendiri sebagai dokter yang ulung dan ulet.

Donal Super membagi tahap perkembangan karir menjadi lima,

tahapan perkembangan karir dibagi berdasarkan usia seseorang yaitu dari

seseorang lahir sampai dengan masa pensiunnya. Berikut ini adalah proses

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

21

perkembangan karir Donald Super dibagi menjadi lima tahap (Winkel &

Sri Hastuti, 2006) yaiyu :

1) Pertumbuhan (Growth), yaitu dari saat lahir sampai umur kurang lebih

15 tahun, dimana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan

khas, sikap, minat dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam

struktur gambaran diri.

2) Fase Eksplorasi (Exploration) dari umur 15 tahun sampai dengan umur

24 tahun, dimana seseorang memikirkan berbagai alternatif karir tetapi

belum mengambil keputusan yang mengikat.

3) Fase pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai dengan 44

tahun, dimana seseorang berusaha untuk memantapkan diri melalui

seluk beluk pengalaman yang telah diperoleh.

4) Fase pembinaan (Maintenance) dari umur 45 sampai 64 tahun, dimana

seseorang sudah dewasa menyesuwaikan diri dalam bentuk

penghayatan jabatannya.

5) Fase kemunduran (Decline) bila seseorang memasuki masa pensiun

dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan

jabatannya.

Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-

sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu karir yang

tampak dalam tugas-tugas perkembangan karir. Pada masa tertentu dalam

hidupnya individu dihadapkan pada tugas perkembangan karir tertentu.

Perencanaan karir garis besar masa depan (crystalization) 14-18 tahun

yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi

kehudupannya. Penentu (specification) antara tahun 18-24 tahun, yang

bercirikan mengarah diri kepada bidang pekerjaan tertentu dan

menemuinya. Pemantapan (estabilishment) antara umur 24-35 tahun, yang

bercirikan mampu memegang suatu pekerjaan tertentu. Pengakaran

(consilidation) sesudah umur 35 tahun sampai masa pensiun, yang

bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

22

Donald Super dalam (Winkel & Sri Hastuti, 2006)

mengembangkan konsep kematangan vokasional (career, maturity,

vocational maturity) yang menunjukkan pada keberhasilan seseorang

menyelesaikan tugas perkembangannnya. Indikasi yang relevan dalam

kematangan vokasional adalah :

1) Kemampuan membuat rencana

2) Kerelaan memikul tanggung jawab

3) Serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang

dipertimbangkan dalam membuat suatu perencanaan.

Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan

karir dan konseling karir yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang

gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pengangan bagi

seorang tenaga pendiri bila meracangkan pendidikan karir dan bimbingan

karir, yang membawa siswa kepemahaman diri dan pengolahan informasi

tentang dunia kerja, selaras dengan tahap perkembangan karir tertentu.

Dengan demikian program pendidikan karir di SD, SMP, dan SMA harus

bertujuan secara berangsur-angsur mengangkat siswa kepemahaman diri

dan pengolahan informasi yang lebih tinggi dan matang.

2.1.5 Aspek-aspek Perencanaan Karir

Kunci bagi perencanaan yang matang dan keputusan yang

bijaksana terletak pada pengolahan informasi tentang diri dan pemahaman

tentang lingkungan hidupnya. Dengan kata lain siswa memiliki gambaran

tentang informasi yang relevan dan menafsirkan makna bagi dirinya

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

23

sendiri dan membuat pilihan-piliahan yang dapat dipertanggung jawabkan.

Oleh karena itu kanselor harus membantu siswa dalam memperoleh

informasi yang relevan dan memberikan informasi kepada siswa baik

melalui kegiatan bimbingan karir dalam bentuk kelompok maupun

individual.

Donald Super (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2006) mengemukakan

beberapa faktor yang diperlukan dalam membuat perancanaan karir siswa :

a) Informasi tentang diri sendiri yaitu meliputi data tentang : (1)

kemampuan intelektual, (2) bakat khusus dibidang studi akademik, (3)

minat-minat baik yang besifat luas maupun lebih khusus, (4) hasil

belajar dari berbagai bidang studi inti, (5) sifat-sifat kepribadian yang

mempunyai relefansi terhadap suatu program studi akademik, suatu

program latihan prajabatan dan suatu bidang jabatan, seperti berani

berbicara dan bbertindak, kooperatif, sopan dan dapat diandalakan,

bijaksana, rajin, berpotensi, rapi tekun, toleran, tahan dalam situasi

yang penuh ketegangan, terbuka, jujur, dan berwatak baik, (6)

perangkat kemahiran kognitif, seperti kemampuan mengatur arus

pikiran sendiri dalam menghadapi suatu permasalahan, kemampuan

menguraikan secara lisan dan tertulis, kemampuan mengatur dirinya

sendiri, memampuan memahami dan berbicara asing dan kemampuan

menghadap orang lain, (7) nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa

depan, (8) bekal berupa keterampilan khusus yang dimiliki dalam

bidang administrasi/tata usaha, kesenian, olahraga, mekanik, serta

koordinasi motorik, yang senuanya sangat relefan bagi program

perencanaan karir yang diinginkan, (9) kesehatan fisik serta mental,

(10) kematangan vokasional.

b) Data tentang keadaan keluarga dekat juga dimasukan dalam lingkup

informasi tentang gambaran diri sendiri yang sebenarnya termasuk

data sosial. Namun, keadaan keluarga sebagai lingkungan hidup yang

palng bermakna bagi individu yang sehari-hari bersama keluarga ikut

berpengarug besar terhadap pembentukan gambaran diri. Keadaan

keluarga dekat ini meliputi tentang : (1) posisi anak dalam keluarga,

(2) pandangan keluarga tentang peranan kewajiban anak laiki-laki dan

perempuan, (3) harapan keluarga untuk masa depan anak, (4) taraf

sosial ekonomi kehiduapan keluarga, (5) gaya hidup dan suasana

keluarga, (6) taraf pendidikan orang tua, (7) sumber konflik orang tua

dan anak, (8) status perkawinan, (9) siapa yang tinggal dirumah selain

orang tua sendiri dan kakak adik.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

24

Konsep diri merupakan benang merah dalam menciptakan satu

kesatuan yang terpadu dan seluruh proses perkembangan karir,

termasuk perencanaan karir dan pengambilan keputusan. Penilaian

siswa terhadap diri sendiri tentang kemampuan intelektual, bakat

khusus dibidang studi akademik dan berbagai keterampilan khusus

mempunyai relevansi terhadap perencanaan karir siswa, karena jika

siswa telah menilai gambaran tentang dirinya sendiri maka siswa

cenderung berperilaku sesuai dengan persepsinya.

c) Informasi tentang lingkunya hidup yang relevansi bagi perencanaan

karir, khususnya informasi pendidikan (education information) dan

informasi jabatan (vocational information), yang bersama-sama

dikenal dengan informasi karir (career information). Pemberian

informasi ini bertujuan agar siswa mempunyai pemehaman tentang

jenis-jenis pekerjaan yang ada didalam masyarakat, mengenai

informasi-informasi jenis-jenis pendidikan kelanjutan studi dan

mengenai prospek informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat

dimasa depan.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori trait-factor konseling oleh Donald Super (dalam Winkel & Sri

Hastuti, 2006) yang didalamnya terdapat aspek-aspek perencanaan karir

yang semuanya mendukung didalam penelitian penulis.

2.1.6 Langkah-langkah Dalam Perencanaan Karir

Konselor dalam membantu siswa membuat perencanaan karir

siswa tidaklah mudah, karena konselor harus mempertimbangkan beberapa

aspek yang ada didalam diri siswa. Winkel dan Hastuti (2006) menyatakan

beberapa tantangan konselor dalam membantu perencanaan karir siswa

yaitu :

1) Harus mempertimbangkan taraf vokasional siswa.

2) Harus menghindari bahaya yang terkandung dalam memberikan saran

tentang pilihan yang dibuat, karena sebaiknya mungkin tidak

dimengerti oleh siswa dan hanya mengikuti saran saja.

3) Harus menghindari ramalan yang bersifat dogmatik tentang

kemungkinan konseli akan berhasil atau gagal dalam mengambil suatu

jalur. Setelah siswa mendapat penjelasan tentang makna data yang

tersedia tentang diri sendiri dan tentang lingkungan hidupnya, dia tetap

bebas memilih.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

25

4) Harus dihindari memberikan kesan hanya terdapat satu karir yang

cocok bagi konseli dan akan memuaskan baginaya. Maka dapat

dianggap bijaksana jika seorang siswa membuat beberapa alternative

dalam urutan prioritas : pilihan pertama, kedua dan seterusnya.

5) Harus dijaga apabila siswa membuat pilihan hanya atas dasar

keinginan saja. Alternatif yang tersedia selain ditinjau dari sudut

pandang yang diinginkan, juga harus ditinjau dari sudut pandang

apakah dimungkinkan, dan dapat membaa hasil yang diharapkan

seandainya dipilih.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori trait-factor konseling oleh Donald Super (dalam Winkel & Sri

Hastuti, 2006) yang didalamnya terdapat langkah-langkah perencanaan

karir yang semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

2.2 Film Dokumenter

2.2.1 Pengertian Media BK

Kata media berasal dari bahasa Latin medius, merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar. Menurut AECT ( The Association for Educational

Comunications and Technology, dalam Azhar Arsyadi, 2011) media

adalah sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses

penyaluran pesan. Miarso menyatakan media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Gagne (

dalam Sadiman, dkk 2002 ) menyatakan bahwa media adalah berbagai

jenis kompenen dalam lingkungan siswa dapat merangsangnya untuk

belajar. Briggs (dalam Sadiman dkk, 2003) berpendapat bahwa media

adalah sebagai alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang

siswa untuk belajar. Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad, 2011)

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

26

mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media

adalah peralatan yang dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang

perkembangan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, kreatifitas dan bahasa

anak sehingga ia mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar

pada diri anak.

Arti media bagi konselor yang mempunyai tugas spesial yaitu

memberikan layanan bimbingan dan konseling? Pengertian media dalam

bimbingan konseling sebagai hal yang digunakan menjadi perantara atau

pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan program BK, misalnya

konselor ketika melaksanakan konseling individu memerlukan ruang

konseling, media konseling yang bisa berupa media elektronik maupun

non elektronik. Bimbingan dan konseling sebagai suatu proses pemberian

bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam

layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang,

tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga

bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori AECT ( The Association for Educational Comunications and

Technology, dalam Azhar Arsyad, 2011) yang di dalamnya terdapat aspek-

aspek tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling yang salah

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

27

satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya mendukung dalam

penelitian penulis.

2.2.2. Fungsi Media

Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2011) mengemukakan bahwa

pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan & minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar & bahkan membawa pengaruh psikologis

terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi

pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran &

penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping

membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat

membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan

menarik & terpercaya, memudahkan penafsiran data & memadatkan

informasi.

Media pengajaran, menurut Kemp dan Dayton (dalam Azhar Arsyad,

2011) dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk

perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya,

yaitu:

1. Memotivasi minat atau tindakan

Untuk memotivasi minat atau tindakan siswa, media pengajaran

dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang

diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau

pendengar untuk bertindak.

2. Menyajikan informasi

Media pengajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian

informasi dihadapkan sekelompok siswa. Isi dan penyajian bersifat

umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau

pengetahuan latar belakang.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

28

3. Memberi instruksi

Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang

terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau

mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga

pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih

sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar

dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan,

media pengajaran harus dapat memberikan pengalaman yang

menyenangkan & memahami kebutuhan perorangan siswa.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori AECT ( The Association for Educational Comunications and

Technology, dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya terdapat

fungsi tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling yang salah

satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya mendukung dalam

penelitian penulis.

2.2.3. Manfaat Media

Sudjana dan Rival (dalam Azhar Arsyad, 2011) mengemukakan

manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai

tujuan pengajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak

bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar

pada setiap jam pelajaran.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

29

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori Sudjana dan Rival (dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya

terdapat manfaat tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling

yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya

mendukung dalam penelitian penulis.

Encyclopedia of Education Research (dalam Azhar Arsyad, 2011)

merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu

mengurangi verbalisme.

2. Memperbesar perhatian siswa.

3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri di kalangan siswa.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama melalui

gambar hidup.

6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan

kemampuan berbahasa.

7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain,

dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam

belajar.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori Encyclopedia of Education Research (dalam Azhar Arsyadi, 2011)

yang di dalamnya terdapat manfaat tentang media pembelajaran

bimbingan dan konseling yang salah satunya meliputi film dokumenter

dimana semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

30

2.2.4. Peran Media Elektronik Dalam Bimbingan dan Konseling

Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong

konselor perlu mengembangkan pemahaman, dan penerapannya dalam

perilaku serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk

membantu siswa memenuhi kebutuhan yang serupa. Layanan bimbingan

dan konseling menjadi sangat penting karena langsung berhubungan

langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin berkembang

pada hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang

tua/keluarga, dan teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana

pengaruhnya dengan pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman,

saudara baik di sekolah dan di rumah. Dan tentu saja dengan prestasinya di

bidang akademik dan non akademik.

Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari tersedianya data yang

akurat yang sepertinya untuk saat ini sangat tepat apabila data tersebut

didapatkan dari sistem komputasi. Agar bisa bertahan dan diterima oleh

masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam

bentuk yang efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT

(Information and Communications Technology) atau dengan kata lain harus

melibatkan teknologi informasi, khususnya teknologi informasi dalam

bimbingan dan konseling. Penggunaan ICT dalam konseling mengarah pada

pengembangan media konseling. Selain dapat dilakukan melalui tatap muka,

konseling dapat dilakukan secara jarak jauh. Beberapa diantaranya sebagai

berikut;

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

31

1. Konseling melalui telepon

2. Konseling berbantuan komputer

3. Konseling melalui internet

Pada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru

BK di sekolah memberikan pelayanan berkaitan pengembangan diri, sesuai

minat dan bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangan

peserta didik dalam lingkup sekolah, mengingat adanya keberagaman

individu (individual deferencies). Melihat kebutuhan diatas maka bimbingan

dan konseling dalam melakukan proses pelayanannya menggunakan

berbagai pelayanan dengan berbagai pertimbangan melihat dari sudut

kebutuhan konseli. Mengikuti perkembangan zaman maka dalam

melakukan pelayanan atau proses konseling bimbingan dan konseling pun

menggunakan sistem teknologi informasi dalam melakukan proses

konseling, agar mempermudah komunikasi.

Tujuan bimbingan dan konseling menggunakan teknologi informasi

kedalam melakukan pelayanannya, yaitu;

1. Easy to use (mudah digunakan)

2. Easy to manage (mudah di atur)

3. Simple (tidak rumit)

4. Dynamic (dinamis)

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

32

2.2.5. Media Elektronik Dalam Bimbingan dan Konseling

Adapun bentuk-bentuk media elektronik yang dapat di jadikan media

dalam bimbingan dan konseling, yaitu;

1) Surat magnetik (disket ke disket)

Meskipun pelayanan konseling dengan menggunakan fasilitas ini

sudah dianggap sebagai fasilitas komunikasi “ tradisional”, tetapi

fasilitas ini adalah awal mula terciptanya gagasan penggunaan

teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling. Dalam

penggunaan fasilitas ini, konseli dan konselor saling berkomunikasi

dengan berkirim surat atau berkomunikasi melalui buku catatan yang

bertujuan untuk membantu anak agar lebih dapat mengekspresikan diri

melalui tulisan (bagian dari konseling biblio), meskipun fasilitas ini

pada zamannya tidak begitu populer, namun sering dilakukan oleh

beberapa guru pembimbing atau konselor.

2) Telepon

Kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk

memenuhi kebutuhan para konseli yang menuntut pemberian layanan

bimbingan dan konseling yang cepat, luas, dan mudah diakses oleh

konseli. Konseling melalui telepon biasanya disebut konseling telepon.

Di bawah ini dikemukakan etika dalam penggunaan teknologi telepon

dalam layanan konseling. Adapun etika pelayanan konseling

menggunakan telepon;

a. Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien

b. Gunakan suara yang lembut, volume yang rendah dan intonasi yang

bersahabat

c. Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata

klien apalagi pada tahap awal pembicaraan.

d. Mengembangkan perasaan senang dan berfikir positif tentang

siapapun yang menelepon

e. Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian

f. Memfokuskan pembicaraan guna menefektifkan penggunaan media

komunikasi

g. Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan

hubungan komunikasi selanjutnya

3) Komputer

Proses konseling menggunakan bantuan komputer atau Computer

Assisted Counseling (CAC) merupakan konseling mandiri, juga disebut

konseling komputer pasif atau biasa juga disebut dengan standalone.

Konseli mencari pemecahan masalah atau kebutuhannya melalui

program interaktif konseling (software) dalam bentuk CD yang

dirancang khusus agar konseli tersebut dapat mengeksplorasi

permasalahannya, mencari informasi yang dibutuhkan dari sejumlah

informasi yang disediakan, dan menentukan alternatif pemecahan

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

33

masalah yang ditawarkan. Dalam penggunaan fasilitas ini, konseli

dimungkin untuk tidak perlu bertemu dengan konselor. CAC ini juga

dapat dilakukan secara blended, memperdalam materi-materi yang

terdapat dalam program konseling, dan memilih tindakan selanjutnya.

Kelebihannya:

1) Sebagai peranan supervisi dan meringankan beban pendidik

terhadap berbagai tanggug jawab managerial yang memakan

waktu.

2) Memungkinkan siswa untuk belajar lebih lama dan dapat

mengungkapkan berbagai kebutuhan khusus siswa

3) Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima

pelajaran karena ia dapat memberikan iklim yang lebih efektif

dengan cara yang lebih individual tidak pernah lupa, tidak pernah

bosan sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang

diinginkan program yang digunakan.

4) Komuter dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan

melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi. hal ini karena

tersedianya animasi grafik warna dan musik dalam komputer

sehingga dapat menambah realisme.

5) Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan

belajara siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.

6) Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti

compact disc video tape dan lain-lain

Kekurangannya:

1) Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin

menurun (murah) namun pengembangan perangkat lunaknya masih

relatif mahal

2) Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan

keterampilan khusus tentang komputer.

3) Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan

program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok

dengan model yang lainnya.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori AECT ( The Association for Educational Comunications and

Technology, dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya terdapat

media elektronik tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling

yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya

mendukung dalam penelitian penulis.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

34

2.2.6. Presentasi Multimedia

Mayer (2009) mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi

dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar yang dimaksud

dengan kata disini adalah materinya disajikan dengan verbal form atau

bentuk verbal. Pada awalnya istilah multimedia itu bukan dari komputer

melainkan dari teater. Pertunjukan yang menampilkan lebih dari satu

medium disebut dengan pertunjukan multimedia. Namun dengan seiring

berjalannya waktu, multimedia pun menggunakan komputer untuk

mendapatkan output yang jauh lebih kaya. Manfaat multimedia pun

beragam karena memang multimedia ini sangat bermanfaat. Multimedia

merupakan kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan

video yang diterima oleh pengguna melalui komputer. Multimedia dapat

diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk

menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio,

animasi dan video

Adapun kelebihan dan kekurangan pada presentasi multimedia ini

menurut Mayer (2009), sebagai berikut :

Kelebihan :

1) Cukup menyampaikan materi satu kali saja. Hal ini karena dalam satu

kali presentasi, peserta didik secara menyeluruh akan mudah

memperhatikan.

2) Bahan materi yang disampaikan bisa digunakan lain waktu. Misal guru

yang mempresentasikan materi bisa mengguakannya untuk di kelas

lain.

3) Lebih menarik. Hal ini karena teknologi dan media yang digunakan

dalam presentasi dapat menyajikan materi secara beragam.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

35

4) Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Selain yang presentasi si

peserta didik kepada teman-temannya sehinngga siswa aktif, juga dapat

merangsang diskusi secara aktif antara penyaji dengan audience.

Kelemahan:

1) Sulit diterapkan untuk beberapa siswa. Tidak semua peserta didik

mampu dan berani mempresentasikan di depan dengan baik. Selain itu,

tidak semua peserta didik mampu berdiskusi setelah presentasi

disampaikan.

2) Berpotensi membosankan bagi beberapa siswa. Bagi siswa yang kurang

mampu berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran ini, akan terasa

sangat membosankan.

3) Membutuhkan persiapan lebih. Penyaji harus mempersiapkan secara

lebih untuk menampilkan materi yang baik untuk di sampaikan.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori Mayer (dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya terdapat

presentasi multimedia tentang media pembelajaran bimbingan dan

konseling yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya

mendukung dalam penelitian penulis.

2.2.7. Rekaman video

Azhar Arsyad (2011) menyatakan bahwa rekaman video merupakan

gambar- gambar dalam frame, di mana frame demi frame diproyeksikan

melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar

hidup. Video merupakan salah satu jenis media audio-visual yang dapat

menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara

alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar

hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan

informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit,

mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

36

mempengaruhi sikap. Dalam layanan bimbingan dan konseling, media

rekaman video biasa digunakan untuk kegiatan psikodrama, sosiodrama,

simulasi bimbingan pribadi-sosial, belajar dan karir.

2.2.8. Film

Menurut Marcel Danesi (2010) film adalah teks yang memuat

serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan

tindakan dalam kehidupan nyata. Sedangkan menurut Himawan Pratista

(2008) sebuah film terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur naratif dan unsur

sinematik. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film.

Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif dan setiap cerita

pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu,

serta lainnya- lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif

secara keseluruhan. Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu

merupakan elemen-elemen pokok pembentuk suatu narasi. Setiap film

bersifat menarik dan menghibur, serta membuat para audiens berpikir.

Setiap hasil karya yang ada bersifat unik dan menarik sehingga ada banyak

cara yang dapat digunakan dalam suatu film dokumenter untuk

menyampaikan ide-ide tentang dunia nyata.

Manfaat atau kelebihan lain dari media video atau film dalam media

proses pembelajaran menurut Himawan Pratista (2008), di antaranya adalah

1. Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan

2. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat

3. Mengembangkan imajinasi

4. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih

realistik

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

37

5. Video memungkinkan siswa untuk mengamati peristiwa yang mungkin

membahayakan ketika dilihat secara lamgsung. Misalnya gerhana

matahari, letusan gunung merapii atau peperangan

Kelemahan dari media video atau film dalam media proses

pembelajaran diantaranya adalah

1. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya untuk menampilkan

gambar dari sebuah video di butuhkan alat pendukung lainnya

2. Memerlukan tenaga listrik

3. Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya

4. Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif

melalui telepon/sms)

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori Marcel Danesi (dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya

terdapat aspek-aspek film tentang media pembelajaran bimbingan dan

konseling yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya

mendukung dalam penelitian penulis.

2.2.9 Media berbasis IT

Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan

perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan konseli

tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga

dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam

bentuk “cybercounseling”. Layanan bimbingan dan konseling ini

merupakan salah satu model pelayanan konseling yang inovatif dalam upaya

menunjukkan pelayanan yang praktis dan bisa dilakukan dimana saja

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

38

asalkan ada koneksi atau terhubung dengan internet. Dari beberapa

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Cybercounseling

adalah salah satu strategi bimbingan dan konseling yang bersifat virtual atau

konseling yang berlangsung melalui bantuan koneksi internet. Adapun

beberapa model strategi layanan bimbingan dan konseling dalam bentuk

cybercounseling yaitu:

Film dokumenter berbeda dengan film fiksi, Film yang berisi

rekaman peristiwa ini tentu diambil dari kejadian yang benar-benar terjadi.

Dan yang menarik, sudut pandang yang unik terhadap sebuah fakta

peristiwa dan penyajiannya yang kreatif jadi hal yang menarik untuk

mengindikasi kualitas para sineas dalam membesut karya dokumentrnya.

Teks Non-Fiksi yang menggunakan footage–footage yang aktual, di mana

termasuk di dalamnya perekaman langsung dari peristiwa yang akan

disajikan dan materi-materi riset yang berhubungan dengan peristiwa itu,

misalnya hasil wawancara, statistik, dlsb. Teks-teks seperti ini biasanya

disuguhkan dari sudut pandang tertentu dan memusatkan perhatiannya pada

sebuah isu-isu sosial tertentu yang sangat memungkinkan untuk dapat

menarik perhatian penontonnya (Paul Wells)

Steve Blandford, Barry Keith Grant dan Jim Hillier (The Film

Studies Dictionary) menyatakan, pembuatan film yang subyeknya adalah

masyarakat, peristiwa atau suatu situasi yang benar-benar terjadi di dunia

realita dan di luar dunia sinema. Selain itu, menurut para ahli, kekuatan

film documenter dalam menyakinkan penontonya agar setuju atau

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

39

setidaknya berpikir terhadap sebuah fakta yang ditampilkan juga menjadi

tanda film

Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-

fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan

definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka

merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada

dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film

dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.

2.2.10 Langkah-langkah pembuatan film documenter

Dalam pembuatan film dokumenter ada langkah-langkah dan kiat

bagaimana film dokumenter yang kita produksi akan disenangi oleh

penonton dan tentunya tidak memakan biaya yang besar saat

memproduksinya. Langkah yang harus kita tempuh dalam membuat film

dokumenter menurut Moh.Surya (2006) sebagai berikut:

1. menentukan ide.

Ide dalam membuat film dokumenter tidaklah harus pergi jauh-jauh dan

memusingkan karena ide ini bisa timbul dimana saja seperti di

sekeliling kita, di pinggir jalan, dan kadang ide yang kita anggap biasa

ini yang menjadi sebuah ide yang menarik dan bagus diproduksi. Jadi

mulailah kita untuk bepfikir supaya peka terhadap kejadian yang

terjadi.

2. menuliskan film statement.

Film statement yaitu penulisan ide yang sudah ke kertas, sebagai

panduan kita dilapangan saat pengambilan Angel. Jadi pada langkah

kedua ini kita harus menyelesaikan skenario film dan memperbanyak

referensi sehingga film yang kita buat telah kita kuasai seluk-beluknya.

3. membuat treatment atau outline.

Outline disebut juga script dalam bahasa teknisnya. Script adalah cerita

rekaan tentang film yang kita buat. script juga suatu gambar kerja

keseluruhan kita dalam memproduksi film, jadi kerja kita akan lebih

terarah.

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

40

Ada beberapa fungsi script :

script adalah alat struktural dan organizing yang dapat dijadikan

referensi dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi, dengan

script kamu dapat mengkomunikasikan ide film ke seluruh crew

produksi. Oleh karena itu script harus jelas dan imajinatif.

script penting untuk kerja kameramen karena dengan membaca

script kameramen akan menangkap mood peristiwa ataupun

masalah teknis yang berhubungan dengan kerjanya kameramen.

script juga menjadi dasar kerja bagian produksi, karena dengan

membaca script dapat diketahui kebutuhan dan yang kita butuhkan

untuk memproduksi film.

script juga menjadi guide bagi editor karena dengan script kita bisa

memperlihatkan struktur flim kita yang kita buat. Kelima, dengan

script kita akan tahu siapa saja yang akan kita wawancarai dan kita

butuhkan sebagai narasumber.

4. mencatat shooting.

Dalam langkah keempat ini ada dua yang harus kita catat yaitu shooting

list dan shooting schedule. Shooting list yaitu catatan yang berisi

perkiraan apa saja gambar yang dibutuhkan untuk flim yang kita buat.

jadi saat merekam kita tidak akan membuang pita kaset dengan gambar

yang tidak bermanfaat untuk film kita. Sedangkan shooting schedule

adalah mencatat atau merencanakan terlebih dahulu jadwal shooting

yang akan kita lakukan dalam pembuatan film.

5. editing script.

Langkah kelima ini sangat penting dalam pembuatan film. Biasa orang

menyebutnya dengan pasca produksi dan ada juga yang bilang film ini

terjadinya di meja editor. Dalam melakukan pengeditan kita harus

menyiapkan tiga hal adalah menbuat transkip wawancara, membuat

logging gambar, dan membuat editing script. Dalam membuat

transkipsi wawancara kita harus menuliskan secara mendetail dan

terperinci data wawancara kita dengan subjek dengan jelas.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori Moh. Surya yang diadopsi oleh Azhar Arsyadi yang di dalamnya

terdapat langkah-langkah pembuatan film dokumenter tentang media

pembelajaran bimbingan dan konseling yang salah satunya meliputi film

dokumenter dimana semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

41

2.2.11 Kelebihan dan kekurangan film documenter

Menurut Moh. Surya (2006), adapun kelebihan dan kekurangan

film dokumenter sebagai berikut :

A) Kelebihan film dokumetnter

1. Dapat menggambarkan suatu proses.

2. Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus meihat

penampiannya

3. Kalau film atau video tersebut berwarna akan dapat menambah

realita objek yang diperagakan

4. Dapat menggambarkan teori sain dan animasi

5. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari

rangsangan lain

6. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang

7. Guru dapat mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan

gambar tersebut jika diperlukan

B) Kekurangan Film Dokumenter

1. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan

yang diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan

mengganggu konsentrasi audien

2. Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau fim diputar

terlalu cepat

3. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali

secara keseluruhan

4. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal

5. Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi

dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain

6. Kurang mampu menampikan detail dari obyek yang disajikan

secara sempurna

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori Moh. Surya yang diadopsi oleh Azhar Arsyadi yang di dalamnya

terdapat kelebihan dan kekurangan pembuatan film dokumenter tentang

media pembelajaran bimbingan dan konseling yang salah satunya meliputi

film dokumenter dimana semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

42

2.3 Penelitian yang Relevan

Berkaitan dengan penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh

Afifah (2005) tarhadap siswa kelas III SMA Negeri 2 Magelang

(Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007,

menemukan bahwa peserta didik kelas III SMA Negeri 2 Magelang

(Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007 termasuk

dalam kategori efektif dengan persentase keberhasilan 81,99%. Ada

Pengaruh yang signifikan antara metode Film Dokumenter terhadap

perencanaan karir pada siswa kelas III SMA Negeri 2 Magelang

(Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007 yang

dibuktikan dengan hasil uji Z = -3,152 dan nilai sig = 0,001 sehingga

hipotesis diterima.

Penelitian Listiana (2006) meneliti Tentang Keefektifan Metode

Film Dokumenter dan perencanaan karir SMA Negeri 1 Kudus

menemukan bahwa metode Film Dokumenter efektif untuk perencanaan

karir peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai Z=4,264 > nilai sig =

0,002 dengan demikian hipotesa diterima.

Berdasarkan penelitian Luqman Adi Prasetya (2014), didapatkan

hasil bahwa penggunaan metode Group Investigation pada siswa sekolah

sepakbola Gendut Donny Training Camp (GDTC) Salatiga dapat

meningkatkan perencanaan karir dari output Rank dapat dilihat bahwa nilai

mean untuk post test kelompok eksperimen lebih besar dari nilai mean

untuk pre test kelompok eksperimen (12,50>4,50). Dari nilai uji Mann-

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14390/2/T1_132010036_BAB II...2.1 Perencanaan Karir . 2.1.1 Teori Perencanaan Karir Williamson (dalam

43

Whitney U, dapat dilihat nilai statistik uji Z yaitu -3,376 dan nilai sig (2-

tailed) adalah 0,001<0,05. Dengan demikian terdapat peningkatan secara

signifikan perencanaan karir siswa dengan menggunakan metode Group

Investigation sehingga hipotesis diterima.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan

sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H1 =Terdapat peningkatan perencanaan karir siswa dengan

menggunakan metode film dokumenter.

H0 =Tidak terdapat peningkatan perencanaan karir siswa dengan

menggunakan metode film dokumenter.