9 BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Pengertian perancangan menurut Al-Bahara bin Ladjamudin adalah “Tahapan yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dan diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik” (Ladjamudin, 2005: 39). Perancangan menurut Kusrini adalah “Proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem” (Kusrini, 2007: 79). Berdasarkan kedua pengertian perancangan tersebut penulis menyimpulkan perancangan sebagai suatu proses yang bertujuan untuk mendesain atau mengembangkan sistem baru dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. B. Game 1. Definisi Game Kata Game dalam bahasa Inggris berarti permainan. Permainan itu sendiri adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu, memiliki tujuan yang ingin dicapai, dan pada akhirnya menghasilkan menang dan kalah. Dalam penggunaannya, saat ini kata game lebih mengacu kepada video game yang sebenarnya mengarah kepada sebuah alat, komputer yang membuat tampilan video untuk televisi, tapi kata video game sekarang sudah mencakup banyak istilah, seperti permainan yang dimainkan di komputer, mobile phone, console, dan lain sebagainya (Chandler Heather, Chandler Rafael, 2011: 1-2).
18
Embed
BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan · Game Design Document (GDD) berperan sebagai panduan bagi seluruh elemen di dalam tim pengembangan game, baik programmer, artist, animator, composer,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9"
BAB II KAJIAN TEORI
A. Perancangan
Pengertian perancangan menurut Al-Bahara bin Ladjamudin adalah
“Tahapan yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dan diperoleh dari
pemilihan alternatif sistem yang terbaik” (Ladjamudin, 2005: 39).
Perancangan menurut Kusrini adalah “Proses pengembangan spesifikasi
sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem” (Kusrini, 2007: 79).
Berdasarkan kedua pengertian perancangan tersebut penulis menyimpulkan
perancangan sebagai suatu proses yang bertujuan untuk mendesain atau
mengembangkan sistem baru dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.
B. Game
1. Definisi Game
Kata Game dalam bahasa Inggris berarti permainan. Permainan itu
sendiri adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu, memiliki
tujuan yang ingin dicapai, dan pada akhirnya menghasilkan menang dan kalah.
Dalam penggunaannya, saat ini kata game lebih mengacu kepada video game
yang sebenarnya mengarah kepada sebuah alat, komputer yang membuat tampilan
video untuk televisi, tapi kata video game sekarang sudah mencakup banyak
istilah, seperti permainan yang dimainkan di komputer, mobile phone, console,
dan lain sebagainya (Chandler Heather, Chandler Rafael, 2011: 1-2).
" 10"
2. Perancangan Game
Desain game merupakan fondasi untuk menciptakan game%play. Desain
game yang akan menentukan pilihan-pilihan untuk pemain, apa saja yang bisa
pemain lakukan di dalam sebuah game, dan bagaimana pilihan-pilhan tersebut
mampu mempengaruhi kelanjutan cerita game. Desain game juga menentukan
bentuk kemenangan dan kekalahan yang dapat diperoleh pemain, termasuk
bagaimana pemain dapat mengendalikan game, informasi apa yang bisa mereka
peroleh dan bagaiman cara mereka berkomunikasi dengan permainan tersebut,
hingga tingkat kesulitan sebuah game. Menurut buku Game Design yang ditulis
oleh Bob Bates ada 9 unsur dalam perancangan game yaitu (Bob Bates, 2006: 17-
26) :
a. Empati Pemain (Player Empathy)
Bagian ini sangat krusial. Sebuah game harus bisa membuat pemain
memiliki rasa keterarikan untuk terus bermain terus menerus, permainan
yang dimainkan juga harus seimbang dengan kemampunan pemainnya.
b. Tanggapan Pemain (Feedback)
Dasar interaksi antara pemain dan permainannya adalah pemain dapat
melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan di dunia nyata dan permainan
tersebut pun harus bisa memberikan reaksi. Tanpa interaksi dalam game
pemain hanya menonton film atau cuplikan pada setiap tingkatnya.
c. Dasar Permainan (Grounding the Player)
Mengenalkan atau memberitahukan kepada pemain dimana dia, apa, serta
kemana dia berkelana di dalam game merupakan hal yang sangat penting
untuk dicantumkan. Sehingga pemain bisa memiliki goal dalam sebuah
" 11"
game, baik goal jangka pendek hingga jangka panjangnya.
d. Pengalaman yang Berkesan (The Moment to Moment Experience)
Ketika bermain suatu permainan maka pemain memiliki pilihan
untuk menghentikan atau melanjutkan sebuah permainan. Setiap kejadian
atau pengalaman menarik yang terjadi dalam permainan dapat menahan
pemain secara konstan dan menghibur para pemain, sehingga pemain
memiliki keinginan untuk melanjutkan permainan tersebut.
e. Larut di dalam Permainan (Immersion)
Setiap pengalaman dalam sebuah permainan yang sukses mampu mengajak
pemain masuk ke dalam dunia fantasi permainan. Menimbulkan rasa ingin
terus bermain di dalam benak pemain hingga menyelesaikan game tersebut.
f. Penulisan (Writing)
Penulisan kalimat yang baik dalam sebuah game pasti akan terlihat jelas,
begitu pula dengan yang buruk. Penulisan yang buruk tentu akan
menjauhkan pemain untuk larut ke dalam game. Setiap permainan pasti
memiliki kata-kata, baik yang tampil dalam layar hingga yang diutarakan
dalam dialog. Setiap kalimat dalam game juga harus dipikirkan dengan
seksama agar pemain dapat dengan mudah memahami isi game.
g. Batasan Desain (Design Within Limits)
Seorang game designer harus ingat bahwa game yang mereka rancang
merupakan sebuah projek pengembangan software. Kesuksesan sebuah
game tidak hanya ditentukan oleh gameplay yang baik, tapi ketepatan waktu
dalam menghadirkan game, biaya, tampilan teknis, hingga konsol yang tepat
untuk pemain juga harus menjadi pertimbangan penting.
" 12"
h. Menghilangkan Gangguan (Removing Impediments)
Salah satu cara untuk membangun game yang tidak terlupakan di benak
pemain adalah dengan menghilangkan masalah teknis yang dapat
mengurangi kesenangan pemain. Tentu saja tidak ada pemain yang
mengharapkan waktu loading yang lama, interupsi dalam game,
penyimpanan game yang minim, tampilan game yang buruk hingga masalah
bug. Permasalahan tersebut harus sebisa mungkin dihilangkan untuk
menghasilkan game yang dinikmati pemain.
i. Tampilan Game (Game Interface)
Menciptakan tampilan yang baik adalah salah satu hal vital dalam
merancang sebuah game. Designer harus mampu membayangkan bentuk
visual yang baik untuk ditampilkan pada layar pemain, bagaimana bentuk
informasi ditampilkan, hingga bagaimana respon game terhadap alat-alat
yang digunakan pemain. Bian Moriarty, seorang game designer pernah
berkata bahwa tampilan game sangat disarankan “desperately simple” atau
sangat sederhana demi mempermudah pemain memahami game. Noah
Falstein, seorang game designer juga sependapat dengan pernyataannya dan
mengutip dari quote Albert Einstein, “Make things as simple as possible, but
not simpler.” Artinya buatlah tampilan game sesederhana mungkin tapi
jangan sampai terlalu sederhana yang bahkan tidak memiliki daya tarik.
Informasi penting dalam game harus mudah ditemukan, untuk
mempermudah pemain.
" 13"
3. Elemen Dasar Game
Menurut Jesse Schell dalam bukunya The Art of Game Design, terdapat 4
elemen dasar yang saling berkaitan satu sama lain dalam pembuatan game yaitu:
a. Mechanics
Merupakan prosedur atau aturan-aturan dari sebuah game. Elemen
mechanics menjelaskan goal atau tujuan dari game, bagaimana pemain
mampu ataupun tidak mampu mendapatkan goal tersebut. Elemen ini tidak
akan ditemui dalam media entertainment lain seperti televisi, buku dan
media lainnya. Elemen mechaninc merupakan elemen yang paling
membedakan game dengan media lainnya.
b. Story
Cerita (story) merupakan poin yang penting dalam sebuah perancangan
game. Cerita dalam game bisa beraneka ragam, dan ketika designer sudah
menentukan cerita yang akan mereka rangkai, maka elemen mechanic juga
harus dikembangkan.
c. Aesthetics
Elemen ini terdiri dari tampilan visual game, suara, hingga feel yang ingin
diciptakan dalam game. Aesthetics memiliki hubungan yang paling
mendalam dengan pemain karena menyangkut pengalaman bermain game
mereka. Ketika seorang designer sudah menentukan elemen aesthetic dalam
game, maka teknologi pembuatan game juga harus dipertimbangkan untuk
menghadirkan game yang mampu membangun pengalaman tidak terlupakan
bagi pemain.
" 14"
d. Technology
Teknologi yang dimaksud dalam elemen ini tidak hanya menyangkut
teknologi tinggi (high technology) saja, tetapi setiap material dan interaksi
yang mampu membangun game bisa disebut sebagai elemen teknologi.
Elemen teknologi pada dasarnya merupakan media berlangsungnya estetika
dan mekanika melalui cerita yang disampaikan dalam game (Jesse Schell,
2008: 41-42).
4. Workflow Perancangan Game
Gambar 2. Alur Kerja Perancangan Game
Sumber: http://www.tinkerworlds.com
Berdasarkan bagan alur kerja di atas, workflow perancangan game dapat
dibagi ke dalam 7 tahap yaitu:
" 15"
a. Ideation
Tahap pembuatan game tentunya selalu diawali dengan tahap
mengumpulkan ide. Seorang game designer bisa mendapatkan ide dari
berbagai macam hal termasuk kejadian sehari-hari mereka. Ide pembuatan
game lebih baik dilandaskan oleh interest dari game designer serta
memperimbangkan kemampuan dari game designer sendiri.
b. Brainstorming
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting terutama ketika merancang
game dalam sebuah tim. Ide yang telah diperoleh harus didiskusikan
terlebih dahulu untuk menghasilkan keseimbangan dan kesepakatan pada
setiap anggota tim. Komunikasi merupakan kunci penting dalam proses
pembuatan game dalam sebuah tim.
c. GDD Making
Game Design Document (GDD) berperan sebagai panduan bagi seluruh
elemen di dalam tim pengembangan game, baik programmer, artist,
animator, composer, dan anggota lainnya dalam proses pembuatan game.
Waktu pembuatan game yang cenderung cukup panjang membuat peran
GDD sangat penting untuk tetap mengarahkan semua anggota tim dalam
menyelesaikan sebuah game sesuai ekspektasi bersama.
d. Development Process
Pada tahap ini game mulai dikerjakan berdasarkan GDD yang telah dibuat,
baik pembuatan artworks hingga penyusunan coding. Dalam tahap ini pula
tim artist, tim programmer, dan tim composer akan melakukan rapat secara
berkala untuk mengetahui proses dari masing-masing tim, sehingga
" 16"
pengembangan game akan tetap berjalan sesuai keinginan semua anggota
tim developer.
e. Marketing Process
Tahap ini meliputi penyebaran isu game kepada konsumen untuk
meningkatkan awareness mereka, sehingga konsumen bisa mengetahui
eksistensi game bahkan sebelum launching game. Proses marketing
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesepakatan anggota tim.
f. Launching
Game diluncurkan sesuai dengan waktu yang telah diumumkan dalam tahap
marketing. Pada tahap ini pula konsumen sudah mulai bisa menikmati
game.
g. Evaluation and Maintenance
Game yang telah diluncurkan tidak menutup kemungkinan dapat mengalami
beberapa kendala ketika sudah sampai ke tangan konsumen. Pada tahap ini
feedback dari pemain akan dievaluasi oleh tim game developer. Tahap akhir
ini juga mencakup updating game, maupun pembenahan game setelah
memperoleh respon adanya bug dari pemain.
5. Game sebagai Media Edukasi
Game edukasi merupakan sebuah game yang memiliki tujuan utama
untuk memberi pendidikan atau edukasi kepada pemain, sering kali disebut
sebagai edutainment. Pada umumnya game ini ditujukan untuk pemain anak-anak
dan bukan merupakan game komersial. Desainer game ini juga sering kali bekerja
sama dengan para ahli yang mampu membantu mereka dalam memecahkan
permasalahan ataupun mengenal objek game lebih dalam (Bob Bates, 2006: 11).
" 17"
Menurut Randel (1991), game sangat berpotensi untuk menumbuhkan
kembali motivasi belajar anak yang mengalami penurunan. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Randel pada tahun 1991 tercatat bahwa pemakaian
game sangat bermanfaat pada materi-materi yang berhubungan dengan
matematika, fisika, kemampuan berbahasa, hingga studi sosial seperti biologi dan
logika (Ardian, 2015: 8-10).
Menurut Smaldino penggunaan permainan atau game sebagai media edukasi
memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Permainan menyediakan kerangka yang menarik untuk kegiatan
pembelajaran, karena dalam permainan terdapat unsur-unsur kesenangan.
b. Permainan memberikan sesuaru yang baru dibandingkan dengan rutinitas di
dalam kelas pada umumnya.
c. Suasana yang santai dan menyenangkan yang dihadirkan dalam sebuah
permainan bisa sangat membantu mereka yang sulit menerima
pembelajaran.
d. Permainan bisa menjaga pembelajaran agar bisa tetap tertarik pada tugas
yang diulang-ulang. Materi yang disampaikan melalui permainan mampu
menghindari rasa bosan (Smaldino, 2000: 30-31).
6. Prinsip Game Edukasi
Menurut Foremen ada 8 prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah
game edukasi yaitu (Foreman, 2004: 53-54) :
" 18"
a. Individualization
Materi pembelajaran (pengetahuan) dibuat sesuai dengan kebutuhan
individual dari pembelajar, sedangkan game mengadopsi level individual
dari pemain.
b. Feedback Active
Adanya feedback yang sesuai dan cepat untuk memperbaiki kesalahan
dalam pembelajaran dapat mengurangi ketidaktahuan murid terhadap materi
yang disampaikan.
c. Active Learning
Adanya kesempatan untuk menyertakan pelajar secara aktif dalam
menemukan pengetahuan baru yang membangun, game menyediakan suatu
lingkungan yang membantu terjadinya penemuan baru tersebut.
d. Motivation
Pelajar termotivasi dengan reward yang diberikan dalam aktivitas
permainan. Game mampu melibatkan pengguna untuk mencapai hadiah
tersebut.
e. Social
Pengetahuan merupakan suatu proses partisipasi sosial, sedangkan game
dapat dimainkan dengan orang lain (seperti game multiplayer) melibatkan
orang-orang di sekitar, hingga melibatkan komunitas dari pecinta game
yang sama.
f. Scaffolding
Pelajar secara bertahap ditantang dengan tingkat kesulitan yang makin
tinggi dan dapat melangkah lebih maju untuk mencapai kemenangan dari
" 19"
permainan.
g. Transfer
Game mampu membuat pemain mencerap informasi dari satu konteks ke
konteks yang lain.
h. Assessment
Setiap individu memiliki kesempatan menilai pelajaran mereka sendiri atau
membandingkannya dengan orang lain.
C. Visual Novel
1. Pengertian Visual Novel
Gambar 3. Visual Novel Wand of Fortune II karya Idea Factory Sumber: http://wing4215.blog19.fc2.com/blog-entry-162.html
Visual novel adalah salah satu jenis adventure game yang difokuskan di
bagian penceritaan yang interaktif. Game ini biasanya dihadirkan dalam platform
PC namun sekarang juga sudah mulai berkembang dan hadir untuk smartphone.
Visual novel menampilkan gambar statis beserta teks dan suara yang biasanya
memiliki karakter visual anime style. Visual novel memang berbeda dari game
" 20"
pada umumnya karena merupakan tipe game dengan minimal gameplay. Pemain
dihadapkan dengan berbagai pilihan yang dimana pilihan-pilihan tersebut akan
mempengaruhi jalan cerita game yang dimainkan bahkan bisa mempengaruhi
akhir ceritanya. Visual novel memang memiliki konsep choose your own
adventure atau memberikan kebebasan kepada player untuk memilih jalan cerita
mereka sendiri, sehingga tidak jarang sebuah visual novel memiliki banyak
cabang cerita.
Gambar 4. Computer Graphic Artwork Starry Sky
Sumber: https://koorinokokoro.wordpress.com
Unggul dalam bidang storytelling serta dinilai sebagai game dengan
storytelling terbaik membuat game ini cukup populer di Jepang dan kerap
dijadikan game edukatif untuk menyampaikan cerita bersejarah karena
kemampuan game yang mampu menyampaikan cerita secara kronologis. Tidak
jarang pula game ini menampilkan unsur budaya lokal. Banyak orang memainkan
" 21"
visual novel dengan mengincar plot cerita yang menarik, pengembangan karakter,
serta penyajian visual yang baik.
Dalam sebuah visual novel, desain karakter dan pengembangannya
menjadi salah satu variabel penting. Melalui karakter-karakter inilah cerita dan
gameplay menjadi hidup karena genre visual novel mengutamakan interaksi yang
kuat antara player dengan karakter sehingga desain karakter diharapkan mampu