Top Banner
12 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengembangan dan Media Penegmbangan adalah proses memvalidasi atau pengembangan dan inovasi pada suatu produk pendidikan. Penegmbangan berfokus pada bidang desain media belajar pada umumnya memiliki perubahan (evolusi) yang memiliki proses atau tahapan. (Setyosari 2012: 218) dalam bidang dunia pendidikan dan pemebelajaran harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam menciptakan dan juga mengembangkan produk yang akan digunakan pada saat proses pemebelajaran mengajar oleh guru. Menurut (Sukmadinata 2016 : 164). Perbaikan secara umum adalah suatu usaha mendidik, baik formal maupun nonformal, yang dilakukan dengan sengaja, teratur, terkoordinasi, konsisten, dan penuh perhatian dalam rangka menyajikan, mengembangkan, mengarahkan, membina sifat dasar yang disesuaikan, sempurna dalam kesesuaian, informasi, kemampuan sesuai dengan karunia, keinginan dan kapasitas. sebagai wadah untuk mempersiapkan diri untuk menambah, meningkatkan, membina diri menuju pencapaian nilai kebanggaan dan kapasitas manusia yang ideal dan individu yang mandiri (Iskandar dalam Afrilianasari: 2014). Dari penilaian para ahli di atas, dapat diduga bahwa kemajuan bisnis dilakukan dengan sengaja, diatur dan dikoordinasikan untuk membuat dan mengembangkan lebih lanjut sesuatu yang sangat menarik dan berharga untuk
17

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

Apr 08, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pengembangan dan Media

Penegmbangan adalah proses memvalidasi atau pengembangan dan inovasi

pada suatu produk pendidikan. Penegmbangan berfokus pada bidang desain media

belajar pada umumnya memiliki perubahan (evolusi) yang memiliki proses atau

tahapan. (Setyosari 2012: 218) dalam bidang dunia pendidikan dan pemebelajaran

harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam menciptakan dan juga

mengembangkan produk yang akan digunakan pada saat proses pemebelajaran

mengajar oleh guru. Menurut (Sukmadinata 2016 : 164).

Perbaikan secara umum adalah suatu usaha mendidik, baik formal maupun

nonformal, yang dilakukan dengan sengaja, teratur, terkoordinasi, konsisten, dan

penuh perhatian dalam rangka menyajikan, mengembangkan, mengarahkan,

membina sifat dasar yang disesuaikan, sempurna dalam kesesuaian, informasi,

kemampuan sesuai dengan karunia, keinginan dan kapasitas. sebagai wadah untuk

mempersiapkan diri untuk menambah, meningkatkan, membina diri menuju

pencapaian nilai kebanggaan dan kapasitas manusia yang ideal dan individu yang

mandiri (Iskandar dalam Afrilianasari: 2014).

Dari penilaian para ahli di atas, dapat diduga bahwa kemajuan bisnis

dilakukan dengan sengaja, diatur dan dikoordinasikan untuk membuat dan

mengembangkan lebih lanjut sesuatu yang sangat menarik dan berharga untuk

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

13

dikerjakan secara kualitas dan kuantitas sebagai dorongan untuk membuat sekolah

yang lebih berkualitas.

2. Media Pembelajaran

a. Definisi Media

Dalam arti sebenarnya atau awal, orang tengah. Sebagaimana ditunjukkan

oleh (Ari, 2014: 47) menyampaikan suatu media pembelajaran adalah yang dapat

dimanfaatkan sebagai menyalurkan pesan yang menyegarkan fikiran dan juga

menmaut keinginann dan pertimbangan siswa. Kaitannya dengan pembelajaran

dicirikan sebagai perangkat yang mengambil bagian penting sebagai bahasa

pengajar, baik berupa verbal maupun non-verbal. Kata-kata verbal berarti semua

korespondensi yang terjadi dengan menggunakan setidaknya satu kata, sedangkan

kata-kata non-verbal adalah semua penyampaian materi tanpa menggunakan

kalimat tetapi menggunakan mata, benda atau arti yang berbeda (Munadi, 2010: 9)

Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh (Arsyad, 2012: 3) Media

memiliki arti penting dalam hal dilihat secara komprehensif bahwa media adalah

orang, mempresentasikan dan menyebarkan materi secara memadai dan

membangun iklim yang lebih menguntungkan siswa dapat mempertahankan

perspektif, informasi dan Selanjutnya kemampuan sejauh buku, pesan dan

pekerjaan pengajar dan iklim sekolah merupakan media. Sesuai Critos yang

dikutip oleh (Daryanto, 2016: 4-5).

Media dicirikan jadi kurir dari kelompok kepada penerima yang digunakan

sebagai perlengkapan buat menyampaikan. Dalam penilaian yang berbeda dari

beberapa sumber menyusun diatas cenderung dianggap bahwa media adalah

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

14

artikel atau semua bagian yang digunakan buat penyampaian pesan dari pengirim

kepada penerima untuk membuat penerima begitu tertarik dengan materi yang

akan disampaikan sehingga dapat merangsang kontemplasi, pertimbangan,

premium dalam melakukan tindakan pengajaran dan pembelajaran dalam iklim.

b. Fungsi Media

Menurut (Suprihatininggrum, 2017: 320 ) sebagai berikut media

pemebelajaran adalah :

1. Dimanfaatkan sebagai alat untuk membangkitkan mindfulness bagi siswa

untuk berkonsentrasi keras sebagai inspirasi.

2. Mempertahankan pertimbangan siswa dengan menunjukan suatu yang luar

biasa, inventif dan imajinatif dari media adalah kapasitas pertimbangan.

3. Mengukur kemampuan siswa dalam melakukan latihan pembelajaran,

mengevaluasi reaksi siswa, merupakan pekerjaan penilaian.

4. Memiliki kapasitas perasaan yang penuh, media digunakan sebagai alat untuk

merangsang perhatian dan pandangan siswa yang bersemangat pada materi

dalam memperoleh dan selanjutnya dari penyampaian orang lain.

5. Kemampuan psikomotor, meminta siswa buat melakukan suatu gerakan

secara motorik.

6. Selanjutnya, yang terakhir mempunyai karya kompensasi digunakan buat

membantu siswa kurang memahami latihan yang disampaikan oleh pendidik

secara lisan dan teks.

c. Prinsip Pemilihan Media.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

15

Sebagai guru tidak bisa sembarangan dalam pemilihan media guna akan

dipakai saat pemebelajaran yang sudah sesuai materi yang akann di jelaskan untuk

peserta didik. Adapun prinsip yang digunakan untuk pemilihan media sebagai

berikut :

1. Media yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebab

tidak semua materi bisa cocok dengan media yang akan di gunakan.

2. Media memiliki konsep yang jelas, dan juga harus menjadi bagian intergal

didalam pembelajaran, bukan hanya sebagai hiburan dan selingan saja.

3. Pemilihan media harus sesuai kemampuan siswa .

4. Media harus sesuai dengan kemampuan guru dan gaya belajar siswa.

5. Penggunaan media juga memperhatikan kondisi lingkungan, waktu dan

fasilitas yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.

d. Jenis-jenis Media.Pembelajara

Saat tindakan perancangan, media memiliki dua jenis iaah dari media yang

baisa maupun media yang sangat bagus. Media yang dirancang (by design), suatu

media yang dirancang khusu oleh peneliti sebagai fasilitas belajar. Media yang

dimanfaatkan (by utilazation) merupakan suatu media atau sumber belajar yang

sengaja di desain untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat

ditemukan, diterapkan dan di manfaatkan dimana saja untuk proses pembelajaran.

e. Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

Media ULTACER ialah suatu media yang terinspirasi dari salah satu buku

cerpen dimana yang didalamanya terdapat unsure-unsur cerita rakyat daerah

sebagai media penghibur. Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) merupakan

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

16

singkatan dari (ular tangga cerpen) peniliti menggunakan nama ULTACER

karena bentuk media ini berupa ular tangga berisi kuis yang dimainkan

menggunakan dadu karena anak-anak sangat menyukai belajar dengan bermain

sehingga terciptalah media tersebut. Peneliti juga melakukan inovasi baru agar

media mudah dipahami oleh siswa di Sekolah Dasar.

Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) sengaj adibuat peneliti untuk

mebantu belajar siswa agar tidak monoton, terarah, mandiri, memabantu minat

belajar siswa semakin maju, rancangan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

sendiri bertujuan khusus untuk membantu siswa mengetahui cerita rakyat daerah

di dalam Tema 8 sub tema 1 materi cerpen. cara penggunaan media ULTACER

(Ular Tangga Cerpen) juga tidak beda jauh dengan membaca cerpen pada

umumnya, dimana didalam media ular tangga cerpen tersebut terdapat kuis-kuis

yang telah disiapkan untuk mainkan oleh perwakilan kelompok masing-masing

menggunakan lempar dadu dan kun kecil sebagai alat geraknya.

Anggota kelompok mencatat pertanyaan yang di dapat oleh perwakilan

kelompok yang maju dan mendiskusikan jawaban.

Berikut langkah-langkah penggunaan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen :

1. Siswa mendengarkan arahan dari guru cara menggunakan media ULTACER

(Ular Tangga Cerpen)

2. Setelah itu siswa dibentuk kelompok oleh guru mealui berhitung

3. Masing-masing kelompok diberi teks cerpen

4. Perwakilan kelompok disuruh maju kedepan untuk memiankan media

ULTACER (Ular Tangga Cerpen).

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

17

5. Perwakilan kelompok melakukan hom pimpa siapa dulu yang berjalan.

6. Perwakilan kelompok yang mendapatkan giliran main melemparkan dadu dan

mendapat angka berapa untuk berjalan di media ULTACER (Ular Tangga

Cerpen).

7. Misal jika perwakilan kelompok mendapat angka 6 maka mengambil kertas

pertanyaan angka 6.

8. Anggota kelompok mencatat dan mendiskusikan jawabannya.

9. Skor jika benar 100, mendekati benar 80, tidak bisa menajawab 0.

10. Kelompok yang sampai diatas terlebih dahulu itu sebaai pemenang permainan

media ULTACER (Ular Tangga Cerpen).

11. Media Ultacer juga di rancang oleh peniliti melatih kemampuan kognitif dan

juga kemampuan psikomotorik pada anak.

3. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pengertian Pembelajaran Tematik Sebagaimana ditunjukkan oleh (Rusman,

2012:250) Pembelajaran tematik adalah kerangka pembelajaran yang dapat

menjadikan siswa secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, menyelidiki data,

dinamis dalam mencari informasi, menyelidiki, menyelidiki, dan dapat

memberikan banyak keterlibatan secara luas, siap untuk menemukan ide dan

standar. standar dengan cara yang valid, komprehensif dan dapat dipelihara.

Pembelajaran pada umumnya mengandung dua implikasi, khususnya

pembelajaran dan latihan peragaan, dimana pihak yang menunjukkan adalah

pendidik dan pihak pembelajaran adalah siswa yang diatur untuk latihan mengajar

dan pembelajaran dalam rangka menciptakan perspektif siswa, kemampuan dan

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

18

informasi sebagai fokus. dalam latihan belajar. Selama waktu yang digunakan

untuk latihan yang berbeda, interaksi pembelajaran akan menggabungkan bagian

yang berbeda termasuk media, kantor pembelajaran dan program pendidikan.

Pada tahun 2013 otoritas publik membuat rencana lain dan melaksanakan

program pendidikan 2013 yang digunakan untuk lebih mengembangkan kerangka

sekolah di Indonesia. Program pendidikan 2013 yang menspesifikasikan

pemahaman topikal, sesuai (Trinto, 2015: 147) Model pembelajaran terpadu

sebagai gagasan yang secara teratur dibandingkan dengan pengajaran dan

pembelajaran terpadu, pendekatan rencana pendidikan terkoordinasi, pendekatan

program pendidikan yang koheren. (Depdiknas, 2006:5). Pembelajaran topikal

adalah model terpadu yang menghubungkan beberapa mata pelajaran dalam mata

pelajaran yang berbeda sehingga siswa bisa mendapatkan banyak pengalaman

penting dalam setiap latihan.

Sangat mungkin beralasan bahwa pembelajaran topikal adalah semacam

model pembelajaran yang menggabungkan/menggabungkan satu latihan dengan

latihan lain menggunakan kerangka topik. Adaptasi topikal ini benar-benar

mengacu pada siswa dan menggabungkan latihan dengan keadaan asli dari iklim

umum dengan siswa, untuk membuat komunikasi langsung. (Rusman, 2011)

dalam buku harian (Firi Indriani) pendidik harus fokus.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik Diantaranya :

1. Suatu pembelajaran kebanyakan berpusat pada siswa, siswa sebagai subyek

belajar, sedangkan guru berperan lebih banyak menjadi fasilitator.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

19

2. Memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa saat kegiatan belajar

mengajar, pembelajaran tematik dapat memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berinteraksi langsung kepada lingkungan (direct experiences) siswa di

hadapkan dengan suatu yang nyata (konkret ) agar siswa dapat memahami

langsung hal-hal abstrak yang ada di dalam materi.

3. Penguraian mata pelajaran tidak begitu terlihat yakni fokus pada tema yang

berkaitan dengan kehidupan nyata.

4. Membuat konsep dari berbagai mata pelajaran yakni bertujuan agar siswa

mampu memahami konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran secara utuh

untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang di hadapi

dalam kehidupan sehari-hari.

5. Memiliki sifat fleksibel guru lebih mudah menyampaikan materi karena

tematik dapat mengaitkan maateri dari satu mata pelajaran dengan mata

pelajara lainnya.

6. Menerapkan prinsip maupun model belajar yang begitu menyenangkan.

c. Cerita Rakyat Di Tuban

Bahasa Indonesia

Sedihnya Romansa Sri Huning Sang Mustika Tuban

Sri Huning adalah seorang putri di Kadipaten Tuban. Memiliki dua orang

kakak, Raden Wiratmoyo dan Raden Wiratmoko. Nah, Sri Huning dan R

Wiratmoyo ini sebenarnya saling mencintai, namun berusaha mengabaikan

perasaan tersebut karena mereka tahu kalau mereka itu adik dan kakak . Akan

tetapi, pada suatu hari Ibunda Wiratmoyo menceritakan pada putranya, bahwa

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

20

sebenarnya Sri Huning itu anak angkat, ayah Sri Huning adalah pejuang kadipaten

yang gugur bersama Adipati Ranggalawe (yang notabene adalah kakek dari

Wiratmoyo) pada saat terjadi pertikaian politik nan berdarah di kalangan interen

Majapahit..

Sehingga Sri Huning cilik yang belum mengerti apa-apa lantas diasuh oleh

keluarga kadipaten. Wiratmoyo pastinya amat sangat bahagia mendengar cerita

tersebut, dan menceritakannya kembali pada Sri Huning. Mereka lantas bergegas

menemui ayahanda mereka, sang Adipati Tuban. Namun, sayang sekali mereka

terlambat. Adipati yang belum mengetahui perasaan mereka terlanjur meminang

putri Kadipaten Bojonegoro untuk diperistri Wiratmoyo..

Lamaran tidak bisa dibatalkan, karena sudah keburu disetujui oleh Adipati

Bojonegoro. Boleh dibilang, Kadipaten Tuban beruntung berhasil meminang sang

putri yang bernama Kumoloretno, karena nyaris keduluan oleh Kadipaten

Lamongan yang lamarannya ditolak karena terlambat. Akhirnya, berangkatlah

sang mempelai pria diiringi keluarga, termasuk Sri Huning, pergi mengikuti acara

pernikahan di Bojonegoro. Ketika pernikahan berlangsung, tiba tiba datanglah

pasukan dari Lamongan . Rupanya si Adipati Lamongan ndak terima pinangannya

ditolak, jadi berniat untuk menginvasi Bojonegoro dan memboyong paksa

Kumoloreetno.

Prajurit Tuban yang mengiringi keluarga kadipaten Tuban segera ikut

membantu prajurit Bojonegoro, dan, Sri Huning ikut di dalamnya! Dia tidak akan

membiarkan ada yang mengacau pernikahan orang yang dicintainya! Inilah

kekuatan cinta yang menggelora! Akhirnya Sri Huning berhadap-hadapan dengan

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

21

Adipati Lamongan. Dan Sri Huning kalah dalam peperangan itu dan tewas.

Mendengar berita bahwa Sri Huning terbunuh oleh Adipati Lamongan,

Wiratmoyo segera bergegas untuk berduel dengannya! Pertarungan demi cinta!

Wiratmoyo juga gugur di tangan Adipati Lamongan.. Jadi dapat dibayangkan

murkanya sang Adipati Tuban kala mendengar putra & putrinya gugur di palagan!

Adipati Tuban menyerang Adipati Lamongan! Dan akhirnya Adipati Tuban

berhasil mengalahkan Adipati Lamongan.

Dan gugurnya pimpinan mereka, prajurit penyerang jadi kehilangan moril dan

semangat hidup. Akhirnya, jasad Wiratmoyo & Sri Huning dimakamkan dengan

layak, dan diharapkan bahagia hidup bersama di kehidupan yang lain. Sementara

Kumoloretno kemudian dinikahkan dengan Wiratmoko,adik Wiratmoyo. (mitos-

cerita-legenda.blogspot.com)

SBdP Pengertian Tangga Nada

Nada Diatonis Mayor

Tangga nada mayor, adalah tangga nada diatonis yang susunan nada-nadanya

berjarak 1–1–1/2–1–1–1–1/2. (seni musik wahyu Purnomo)

Contoh:

Tangga Nada Minor

Tangga nada minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nadanadanya

berjarak 1–1/2–1–1–1/2–1–1. Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis,

yaitu sebagai berikut.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

22

1. Tangga Nada Minor Asli

Tangga nada minor asli hanya memiliki nada-nada pokok dan belum

mendapat nada sisipan. Musik Gregorian merupakan bentuk khas yang

menggunakan tangga nada ini. Berikut ini, tangga nada minor asli.

2. Tangga Nada Minor Harmonis

Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada minor yang nada ke tujuhnya

dinaikkan setengah laras. Dalam tangga nada ini, deretan naik dan turun tetap

sama. Berikut ini, tangga nada minor harmonis.

3. Tangga Nada Minor Melodis

Tangga nada minor melodis adalah tanga nada minor asli yang nada ke-6 dan

ke-7 dinaikkan setengah laras. Pada saat turun, nada ke-6 dan ke-7 tersebut

diturunkan ½ laras. Berikut ini, tangga nada minor melodis.

(radarsemarang.jawapos.com)

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

23

Contoh :

“ Sri Huning “

4. Pengembangan Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) Tema 8 Daerah

Tempat Tinggalku Subtema 1 Lingkugan Tempat Tinggalku Kelas IV

Sekolah Dasar.

a. Pengembangan Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

Media ini merupakan suatu desain yang peneliti perkembagkan dari jenis

media-media yang lainnya. Media ini sebuah pengembangan media belajar yang

dibuat dengan cara di desain menyerupai permainan ular tangga yang didalamnya

memuat cerita, struktur cerita, ciri-ciri cerita fiksi dan dikolaborasikan beberapa

soal yang ditunjukan kepada siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Media ini di desain semenarik itu dan dapat memeberikan tekad kepda siswa

agar tidak cepat bosan dalam mengikuti pemebelajaran tematik. Adapun beberapa

hal lain dari media pembelajaran yaitu, media ini dapat dibawa dengan mudah,

tidak bahaya saat dioprasikan , dan sangat praktis dalam prosess pengaplikasian.

Sri Huning mustiko Tuban, Labuh tresno lan saboyo pati

Marang Raden Wiratmoyo, Ingkang pranyoto anandur branti

Sri Huning datan graito, Kang tinerko kadange pribadi

Wiratmoyo putro niro, Surolawe adipati Tuban

Sri Huning putraning abdi, Wongso pati naliko inguni

Kapupuh ing madyo logo, Duk prang agung klawan Minak Jinggo

Katresnane Wiratmoyo, Tinampi dening Roro Sri Huning

Sanadyan pungkasaniro, Tekeng leno alabuh negarii

(agungsasonoputro.blogspot.com)

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

24

b. Tujuan Dan Manfaat Penggunaan Media ULTACER (Ular Tangga

Cerpen)

Media ini adalah media yang berbasis tiga dimensi. Tujuan pengembangan

media ULTACER ( Ular Tangga Cerpen) ini agar mempermudah penyampaian

materi tema 8 subtema 1 pemebelajaran II kels IV sekolah dasar, dan

meningkatkan efisien dalam waktu pembelajaran, dan membuat pembelajaran

lebih menarik. Adapun manfaat bagi peserta didik menurut Sumanto (dalam

Haryono, 2014: 50-51), yaitu :

1. Untuk membangkitkan minat siswa.

2. Memperjelas materi yang disampaikan.

3. Memeberi semangat belajar.

4. Merangsang kinerja memahami materi.

5. Membangkitkan penampilan siswa yang relevan.

6. Memberikan pendapat yang valid kepada siswa.

7. Mengarahkan ingatan, mentransfer pengetahuan tentang keterampilan serta

sikap yang dipelajari. Dalam penggunaannya, media ini juga bermanfaat bagi

guru kelas IV dan siswa kelas IV.

8. Dengan media ini menjadikan kegiatan belajar menjadi lebih baik dan

menciptakan pengalaman bagi siswa.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

25

c. Kompetensi Inti

Terdapat Kompetensi Dasar dan Materi yang digunakan dalam Media

ULTACER (Ular Tangga Cerpen) Tema 8 Subtema 1

Pembelajaran tematik pada media ini memuat kompetensi inti dan kompetensi

dasar sesuai yang tercantum pada tema 8 “daerah tempat tinggalku” subtema 1 “

lingkungan tempat tinggalku” berikut kompetens inti dan kompetensi dasar :

Tabel 2. 1 Kompetensi Inti

Sumber : Buku Guru Tema 8

Kompetensi Inti Kelas IV

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, perduli, dan percaya diri

dalam beinteraksi dalam keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar, melihat,

membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan

Tuhan dan kegiatan, dan benda –benda yang dijumpainya dirumah, sekolah dan tempat

bermain.

4. Menyajikan penyajian faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

yang mencerminkan perilaku anak meriman dan berakhlak mulia

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

26

Tabel 2. 2 KD dan Indikator Pengembangan Media ULTACER

Kompetensi Dasar Indikator Tahapan Kegiatan

1.9 Mencermati

tokoh-totoh yang

terdapat pada teks

fiksi

3.9.1 Menjelaskan

tokoh-tokoh yang

terdapat pada teks fiksi

cerita pendek

3.9.2 Menyebutkan

tokoh-tokoh yang

terdapat pada teks fiksi

daerah

1. Guru menyiapkan

media ULTACER

(Ular Tangga

Cerpen)

2. Guru membuat

kelompok yang

berisi 4 orang

Setiap kelompok

membaca teks cerita

yang diberikan oleh

guru

4.9 Menyampaikan

hasil identifikasi

tokoh-tokoh yang

terdapat pada teks

fiksi secara lisan,tulis

dan visual

4.9.1Mengidentifikasi

tokoh-tokoh yang ada

pada teks fiksi cerita

pendek secara tulis

4.9.2 Menyajikan

tokoh-tokoh yang ada

pada teks fiksi cerita

pendek secara tertulis

1.Guru

menyampaikan

materi tentang

cerita pendek

2. Peserta didik

mendengarkan

penjelasan guru

3. Guru memberikan

contoh cerita

pendek

Setelah membaca

guru memulai

pemebelajaran

menggunakan media

ULTACER

3.2 Mengetahui tanda

tempo dan tinggi

rendah nada

3.2.1 Menerapkan

tanda tempo pada lagu

daerah

3.2.2Menjelaskan

tanda tempo pada lagu

daerah

6. Setiap kelompok

menuliskan jawaban

yang ada

dipertanyaan

Peserta didik

mengidentifikasi

tentang jawaban

yang ada

dipertanyaan media

ULTACER

4.2 Menyanyikan

lagu dengan

memperhatikan

tinggi rendah nada

4.2.1 Mengidentifikasi

lagu daerah dengan

memperhatikan tinggi

rendah nada

4.2.2 Menyajikan lagu

daerah dengan

memperhatikan tinggi

rendah nada

7. Setiap kelompok

mempraktikan tempo

rendah lagu

8. Guru

menyimpulkan

pembelajaran

Setelah itu peserta

didik menuliskan

jawaban yang tepat

Setiap kelompok

maju untuk

menyanyikan lagu

daerah

Sumber : Buku Guru Tema 8 dan Olahan Peneliti

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

27

B. Kajian Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menerapkan media ULTACER

(Ular Tangga Cerpen). Penelitian ini direncanakan oleh peneliti harus mempunyai

keterkaitan penelitian terdahulu , akan tetapi peneliti harus menjaga

keoriganilitasan dalam pengembangan media. Berikut ini adalah :

Tabel 2 3 Penelitian Relevan

No. Judul penelitian

terdahulu

Persamaan Perbedaan

1. Nisfatul firiah (2019) penerapan

metode dongeng dan papan flannel

untuk meningkatkan hasil belajar

tema 8 materi menentukan tokoh

cerita fiksi pada siswa kelas IV MI

Darussalam Sumowono

Pada penelitian terdahulu

terdapat kesamaan

pembahasan materi

tentang cerita fiksi pada

pembahasan tema 8 kelas

IV

Perbedaan dalam

penelitian terdahulu

berbeda pada media

yang akan digunakan

2. Zulfirah Akbar (2020)

pengembangan media monopoli

tematik pada tema daerah tempat

tinggalku untuk siswa kelas IV

Mdrasah Ibtidaiyyah Rahmatuallah

Kota Jambi

Pada penelitian terdahulu

persamaan pembahasan

cerita daerah temapat

tinggal.

Perbedaan media yang

digunakan d yaitu

menggunakan puzzle

dan bank soal.

3. Musnar Indra Dualy (2018)

Developing comics- based history

learning media for the fifth grade in

Pekanbaru City

In prevesius studies have

similar discussions abaut

regional stories

Memiliki persamaan yang

membahas tentang cerita

daerah

The difference between

previous and

presentresearchers lies

in the class included in

the discussion

Perbedaan peneliti yang

terdahulu dan sekarang

terletak pada kelasyang

termuat dalam

pembahasan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media

28

C. Kerangka Pikir

Gambar 2. 1 kerangka pikir

Kondisi ideal :

Guru diwajibkan bisa membangun potensi

siswa dengan suatu pembelajaran yang

bermakna dilingkungan sekitar agar

terserap dengan mudah materi yang

disampaikan

Kondisi sekolah :

1. Minimnya suatu media belajar ubtuk

kegiatan pemebelajaran.

2. Media yang digunakan oleh guru

belum memberi kesan yang bermakna

untuk siswa.

Wawaancara

Dilakukan peneliti untuk mengetahui

kekurangan dalam tercapainya

pemebelajaran

Observasi

Dilakukan oleh peneliti untuk mencatat

dan mengamati secara asistematis

Analisis Kebutuhan :

Perlu adanya produk media yang inovatif

Model penelitian pengembangan

ADDIE

Analysis :

Mengumpulkan

data permasalahan

atau kelemahan

yang akan

dijadikan

bahanpengemban

g.

Design :

merumuskan

alternatif

pemecahan

masalah denegan

mendesain

produk dengan

detail dan

menarik.

Implementation :

Dilakukan

dengan uji

kelompok skala

kecil

menggunakan

media.

Development :

Pembuatan

produk

berdasarkan

desain rancangan

yang telah dibuat

sedemikian untuk

hasil yang bagus.

Evaluation :

Evaluasi produk pengembangan media Evaluasi dapat

lima tahap komponen ADDIE

Pengembangan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) untuk meningkatkan

kemampuan mengenal cerita rakyat daerah Tuban pada tema 8 subtem 1 kelas

IV Sekolah Dasar