12 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengembangan dan Media Penegmbangan adalah proses memvalidasi atau pengembangan dan inovasi pada suatu produk pendidikan. Penegmbangan berfokus pada bidang desain media belajar pada umumnya memiliki perubahan (evolusi) yang memiliki proses atau tahapan. (Setyosari 2012: 218) dalam bidang dunia pendidikan dan pemebelajaran harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam menciptakan dan juga mengembangkan produk yang akan digunakan pada saat proses pemebelajaran mengajar oleh guru. Menurut (Sukmadinata 2016 : 164). Perbaikan secara umum adalah suatu usaha mendidik, baik formal maupun nonformal, yang dilakukan dengan sengaja, teratur, terkoordinasi, konsisten, dan penuh perhatian dalam rangka menyajikan, mengembangkan, mengarahkan, membina sifat dasar yang disesuaikan, sempurna dalam kesesuaian, informasi, kemampuan sesuai dengan karunia, keinginan dan kapasitas. sebagai wadah untuk mempersiapkan diri untuk menambah, meningkatkan, membina diri menuju pencapaian nilai kebanggaan dan kapasitas manusia yang ideal dan individu yang mandiri (Iskandar dalam Afrilianasari: 2014). Dari penilaian para ahli di atas, dapat diduga bahwa kemajuan bisnis dilakukan dengan sengaja, diatur dan dikoordinasikan untuk membuat dan mengembangkan lebih lanjut sesuatu yang sangat menarik dan berharga untuk
17
Embed
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan dan Media
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengembangan dan Media
Penegmbangan adalah proses memvalidasi atau pengembangan dan inovasi
pada suatu produk pendidikan. Penegmbangan berfokus pada bidang desain media
belajar pada umumnya memiliki perubahan (evolusi) yang memiliki proses atau
tahapan. (Setyosari 2012: 218) dalam bidang dunia pendidikan dan pemebelajaran
harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam menciptakan dan juga
mengembangkan produk yang akan digunakan pada saat proses pemebelajaran
mengajar oleh guru. Menurut (Sukmadinata 2016 : 164).
Perbaikan secara umum adalah suatu usaha mendidik, baik formal maupun
nonformal, yang dilakukan dengan sengaja, teratur, terkoordinasi, konsisten, dan
penuh perhatian dalam rangka menyajikan, mengembangkan, mengarahkan,
membina sifat dasar yang disesuaikan, sempurna dalam kesesuaian, informasi,
kemampuan sesuai dengan karunia, keinginan dan kapasitas. sebagai wadah untuk
mempersiapkan diri untuk menambah, meningkatkan, membina diri menuju
pencapaian nilai kebanggaan dan kapasitas manusia yang ideal dan individu yang
mandiri (Iskandar dalam Afrilianasari: 2014).
Dari penilaian para ahli di atas, dapat diduga bahwa kemajuan bisnis
dilakukan dengan sengaja, diatur dan dikoordinasikan untuk membuat dan
mengembangkan lebih lanjut sesuatu yang sangat menarik dan berharga untuk
13
dikerjakan secara kualitas dan kuantitas sebagai dorongan untuk membuat sekolah
yang lebih berkualitas.
2. Media Pembelajaran
a. Definisi Media
Dalam arti sebenarnya atau awal, orang tengah. Sebagaimana ditunjukkan
oleh (Ari, 2014: 47) menyampaikan suatu media pembelajaran adalah yang dapat
dimanfaatkan sebagai menyalurkan pesan yang menyegarkan fikiran dan juga
menmaut keinginann dan pertimbangan siswa. Kaitannya dengan pembelajaran
dicirikan sebagai perangkat yang mengambil bagian penting sebagai bahasa
pengajar, baik berupa verbal maupun non-verbal. Kata-kata verbal berarti semua
korespondensi yang terjadi dengan menggunakan setidaknya satu kata, sedangkan
kata-kata non-verbal adalah semua penyampaian materi tanpa menggunakan
kalimat tetapi menggunakan mata, benda atau arti yang berbeda (Munadi, 2010: 9)
Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh (Arsyad, 2012: 3) Media
memiliki arti penting dalam hal dilihat secara komprehensif bahwa media adalah
orang, mempresentasikan dan menyebarkan materi secara memadai dan
membangun iklim yang lebih menguntungkan siswa dapat mempertahankan
perspektif, informasi dan Selanjutnya kemampuan sejauh buku, pesan dan
pekerjaan pengajar dan iklim sekolah merupakan media. Sesuai Critos yang
dikutip oleh (Daryanto, 2016: 4-5).
Media dicirikan jadi kurir dari kelompok kepada penerima yang digunakan
sebagai perlengkapan buat menyampaikan. Dalam penilaian yang berbeda dari
beberapa sumber menyusun diatas cenderung dianggap bahwa media adalah
14
artikel atau semua bagian yang digunakan buat penyampaian pesan dari pengirim
kepada penerima untuk membuat penerima begitu tertarik dengan materi yang
akan disampaikan sehingga dapat merangsang kontemplasi, pertimbangan,
premium dalam melakukan tindakan pengajaran dan pembelajaran dalam iklim.
b. Fungsi Media
Menurut (Suprihatininggrum, 2017: 320 ) sebagai berikut media
pemebelajaran adalah :
1. Dimanfaatkan sebagai alat untuk membangkitkan mindfulness bagi siswa
untuk berkonsentrasi keras sebagai inspirasi.
2. Mempertahankan pertimbangan siswa dengan menunjukan suatu yang luar
biasa, inventif dan imajinatif dari media adalah kapasitas pertimbangan.
3. Mengukur kemampuan siswa dalam melakukan latihan pembelajaran,
mengevaluasi reaksi siswa, merupakan pekerjaan penilaian.
4. Memiliki kapasitas perasaan yang penuh, media digunakan sebagai alat untuk
merangsang perhatian dan pandangan siswa yang bersemangat pada materi
dalam memperoleh dan selanjutnya dari penyampaian orang lain.
5. Kemampuan psikomotor, meminta siswa buat melakukan suatu gerakan
secara motorik.
6. Selanjutnya, yang terakhir mempunyai karya kompensasi digunakan buat
membantu siswa kurang memahami latihan yang disampaikan oleh pendidik
secara lisan dan teks.
c. Prinsip Pemilihan Media.
15
Sebagai guru tidak bisa sembarangan dalam pemilihan media guna akan
dipakai saat pemebelajaran yang sudah sesuai materi yang akann di jelaskan untuk
peserta didik. Adapun prinsip yang digunakan untuk pemilihan media sebagai
berikut :
1. Media yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebab
tidak semua materi bisa cocok dengan media yang akan di gunakan.
2. Media memiliki konsep yang jelas, dan juga harus menjadi bagian intergal
didalam pembelajaran, bukan hanya sebagai hiburan dan selingan saja.
3. Pemilihan media harus sesuai kemampuan siswa .
4. Media harus sesuai dengan kemampuan guru dan gaya belajar siswa.
5. Penggunaan media juga memperhatikan kondisi lingkungan, waktu dan
fasilitas yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.
d. Jenis-jenis Media.Pembelajara
Saat tindakan perancangan, media memiliki dua jenis iaah dari media yang
baisa maupun media yang sangat bagus. Media yang dirancang (by design), suatu
media yang dirancang khusu oleh peneliti sebagai fasilitas belajar. Media yang
dimanfaatkan (by utilazation) merupakan suatu media atau sumber belajar yang
sengaja di desain untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat
ditemukan, diterapkan dan di manfaatkan dimana saja untuk proses pembelajaran.
e. Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)
Media ULTACER ialah suatu media yang terinspirasi dari salah satu buku
cerpen dimana yang didalamanya terdapat unsure-unsur cerita rakyat daerah
sebagai media penghibur. Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) merupakan
16
singkatan dari (ular tangga cerpen) peniliti menggunakan nama ULTACER
karena bentuk media ini berupa ular tangga berisi kuis yang dimainkan
menggunakan dadu karena anak-anak sangat menyukai belajar dengan bermain
sehingga terciptalah media tersebut. Peneliti juga melakukan inovasi baru agar
media mudah dipahami oleh siswa di Sekolah Dasar.
Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) sengaj adibuat peneliti untuk
mebantu belajar siswa agar tidak monoton, terarah, mandiri, memabantu minat
belajar siswa semakin maju, rancangan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)
sendiri bertujuan khusus untuk membantu siswa mengetahui cerita rakyat daerah
di dalam Tema 8 sub tema 1 materi cerpen. cara penggunaan media ULTACER
(Ular Tangga Cerpen) juga tidak beda jauh dengan membaca cerpen pada
umumnya, dimana didalam media ular tangga cerpen tersebut terdapat kuis-kuis
yang telah disiapkan untuk mainkan oleh perwakilan kelompok masing-masing
menggunakan lempar dadu dan kun kecil sebagai alat geraknya.
Anggota kelompok mencatat pertanyaan yang di dapat oleh perwakilan
kelompok yang maju dan mendiskusikan jawaban.
Berikut langkah-langkah penggunaan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen :
1. Siswa mendengarkan arahan dari guru cara menggunakan media ULTACER
(Ular Tangga Cerpen)
2. Setelah itu siswa dibentuk kelompok oleh guru mealui berhitung
3. Masing-masing kelompok diberi teks cerpen
4. Perwakilan kelompok disuruh maju kedepan untuk memiankan media
ULTACER (Ular Tangga Cerpen).
17
5. Perwakilan kelompok melakukan hom pimpa siapa dulu yang berjalan.
6. Perwakilan kelompok yang mendapatkan giliran main melemparkan dadu dan
mendapat angka berapa untuk berjalan di media ULTACER (Ular Tangga
Cerpen).
7. Misal jika perwakilan kelompok mendapat angka 6 maka mengambil kertas
pertanyaan angka 6.
8. Anggota kelompok mencatat dan mendiskusikan jawabannya.
9. Skor jika benar 100, mendekati benar 80, tidak bisa menajawab 0.
10. Kelompok yang sampai diatas terlebih dahulu itu sebaai pemenang permainan
media ULTACER (Ular Tangga Cerpen).
11. Media Ultacer juga di rancang oleh peniliti melatih kemampuan kognitif dan
juga kemampuan psikomotorik pada anak.
3. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pengertian Pembelajaran Tematik Sebagaimana ditunjukkan oleh (Rusman,
2012:250) Pembelajaran tematik adalah kerangka pembelajaran yang dapat
menjadikan siswa secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, menyelidiki data,
dinamis dalam mencari informasi, menyelidiki, menyelidiki, dan dapat
memberikan banyak keterlibatan secara luas, siap untuk menemukan ide dan
standar. standar dengan cara yang valid, komprehensif dan dapat dipelihara.
Pembelajaran pada umumnya mengandung dua implikasi, khususnya
pembelajaran dan latihan peragaan, dimana pihak yang menunjukkan adalah
pendidik dan pihak pembelajaran adalah siswa yang diatur untuk latihan mengajar
dan pembelajaran dalam rangka menciptakan perspektif siswa, kemampuan dan
18
informasi sebagai fokus. dalam latihan belajar. Selama waktu yang digunakan
untuk latihan yang berbeda, interaksi pembelajaran akan menggabungkan bagian
yang berbeda termasuk media, kantor pembelajaran dan program pendidikan.
Pada tahun 2013 otoritas publik membuat rencana lain dan melaksanakan
program pendidikan 2013 yang digunakan untuk lebih mengembangkan kerangka
sekolah di Indonesia. Program pendidikan 2013 yang menspesifikasikan
pemahaman topikal, sesuai (Trinto, 2015: 147) Model pembelajaran terpadu
sebagai gagasan yang secara teratur dibandingkan dengan pengajaran dan
pembelajaran terpadu, pendekatan rencana pendidikan terkoordinasi, pendekatan
program pendidikan yang koheren. (Depdiknas, 2006:5). Pembelajaran topikal
adalah model terpadu yang menghubungkan beberapa mata pelajaran dalam mata
pelajaran yang berbeda sehingga siswa bisa mendapatkan banyak pengalaman
penting dalam setiap latihan.
Sangat mungkin beralasan bahwa pembelajaran topikal adalah semacam
model pembelajaran yang menggabungkan/menggabungkan satu latihan dengan
latihan lain menggunakan kerangka topik. Adaptasi topikal ini benar-benar
mengacu pada siswa dan menggabungkan latihan dengan keadaan asli dari iklim
umum dengan siswa, untuk membuat komunikasi langsung. (Rusman, 2011)
dalam buku harian (Firi Indriani) pendidik harus fokus.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik Diantaranya :
1. Suatu pembelajaran kebanyakan berpusat pada siswa, siswa sebagai subyek
belajar, sedangkan guru berperan lebih banyak menjadi fasilitator.
19
2. Memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa saat kegiatan belajar
mengajar, pembelajaran tematik dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berinteraksi langsung kepada lingkungan (direct experiences) siswa di
hadapkan dengan suatu yang nyata (konkret ) agar siswa dapat memahami
langsung hal-hal abstrak yang ada di dalam materi.
3. Penguraian mata pelajaran tidak begitu terlihat yakni fokus pada tema yang
berkaitan dengan kehidupan nyata.
4. Membuat konsep dari berbagai mata pelajaran yakni bertujuan agar siswa
mampu memahami konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran secara utuh
untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang di hadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Memiliki sifat fleksibel guru lebih mudah menyampaikan materi karena
tematik dapat mengaitkan maateri dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajara lainnya.
6. Menerapkan prinsip maupun model belajar yang begitu menyenangkan.
c. Cerita Rakyat Di Tuban
Bahasa Indonesia
Sedihnya Romansa Sri Huning Sang Mustika Tuban
Sri Huning adalah seorang putri di Kadipaten Tuban. Memiliki dua orang
kakak, Raden Wiratmoyo dan Raden Wiratmoko. Nah, Sri Huning dan R
Wiratmoyo ini sebenarnya saling mencintai, namun berusaha mengabaikan
perasaan tersebut karena mereka tahu kalau mereka itu adik dan kakak . Akan
tetapi, pada suatu hari Ibunda Wiratmoyo menceritakan pada putranya, bahwa
20
sebenarnya Sri Huning itu anak angkat, ayah Sri Huning adalah pejuang kadipaten
yang gugur bersama Adipati Ranggalawe (yang notabene adalah kakek dari
Wiratmoyo) pada saat terjadi pertikaian politik nan berdarah di kalangan interen
Majapahit..
Sehingga Sri Huning cilik yang belum mengerti apa-apa lantas diasuh oleh
keluarga kadipaten. Wiratmoyo pastinya amat sangat bahagia mendengar cerita
tersebut, dan menceritakannya kembali pada Sri Huning. Mereka lantas bergegas
menemui ayahanda mereka, sang Adipati Tuban. Namun, sayang sekali mereka
terlambat. Adipati yang belum mengetahui perasaan mereka terlanjur meminang
putri Kadipaten Bojonegoro untuk diperistri Wiratmoyo..
Lamaran tidak bisa dibatalkan, karena sudah keburu disetujui oleh Adipati
Bojonegoro. Boleh dibilang, Kadipaten Tuban beruntung berhasil meminang sang
putri yang bernama Kumoloretno, karena nyaris keduluan oleh Kadipaten
Lamongan yang lamarannya ditolak karena terlambat. Akhirnya, berangkatlah
sang mempelai pria diiringi keluarga, termasuk Sri Huning, pergi mengikuti acara
pernikahan di Bojonegoro. Ketika pernikahan berlangsung, tiba tiba datanglah
pasukan dari Lamongan . Rupanya si Adipati Lamongan ndak terima pinangannya
ditolak, jadi berniat untuk menginvasi Bojonegoro dan memboyong paksa
Kumoloreetno.
Prajurit Tuban yang mengiringi keluarga kadipaten Tuban segera ikut
membantu prajurit Bojonegoro, dan, Sri Huning ikut di dalamnya! Dia tidak akan
membiarkan ada yang mengacau pernikahan orang yang dicintainya! Inilah
kekuatan cinta yang menggelora! Akhirnya Sri Huning berhadap-hadapan dengan
21
Adipati Lamongan. Dan Sri Huning kalah dalam peperangan itu dan tewas.
Mendengar berita bahwa Sri Huning terbunuh oleh Adipati Lamongan,
Wiratmoyo segera bergegas untuk berduel dengannya! Pertarungan demi cinta!
Wiratmoyo juga gugur di tangan Adipati Lamongan.. Jadi dapat dibayangkan
murkanya sang Adipati Tuban kala mendengar putra & putrinya gugur di palagan!
Adipati Tuban menyerang Adipati Lamongan! Dan akhirnya Adipati Tuban
berhasil mengalahkan Adipati Lamongan.
Dan gugurnya pimpinan mereka, prajurit penyerang jadi kehilangan moril dan
semangat hidup. Akhirnya, jasad Wiratmoyo & Sri Huning dimakamkan dengan
layak, dan diharapkan bahagia hidup bersama di kehidupan yang lain. Sementara
Kumoloretno kemudian dinikahkan dengan Wiratmoko,adik Wiratmoyo. (mitos-
cerita-legenda.blogspot.com)
SBdP Pengertian Tangga Nada
Nada Diatonis Mayor
Tangga nada mayor, adalah tangga nada diatonis yang susunan nada-nadanya
berjarak 1–1–1/2–1–1–1–1/2. (seni musik wahyu Purnomo)
Contoh:
Tangga Nada Minor
Tangga nada minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nadanadanya
berjarak 1–1/2–1–1–1/2–1–1. Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis,