Top Banner
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan bahwa metakognisi merujuk pada kesadaran pengetahuan seseorang yang berkaitan dengan proses kognitifnya. Pendapat lain dari Flavell (1979) yang dikutip dari Hacker (2009) tentang definisi metakognisi yang menyatakan bahwa “konsep dasar metakognisi adalah sebuah pemikiran tentang pikirannya sendiri, berfikir bisa menjadi apa yang diketahui (pengetahuan metakognitif), apa yang sedang dilakukannya (keterampilan metakognitif), atau apa yang membedakan pemikiran seseorang tentang proses berfikirnya”. Oleh karena itu, metakognisi dapat dikatakan sebagai berfikir tentang berfikir, pengetahuan tentang pengetahuan atau bagaimana menggunakannya. Yahaya (2005) mengemukakan bahwa, “metakognisi menjelaskan mengapa seseorang dalam berbagai tingkatan umur menyelesaikan tugas mereka dalam berbagai cara”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap individu mempunyai cara dan kemampuan berfikir yang berbeda-beda dalam menyelesaikan sebuah tugas. Pemikiran seseorang dalam menyelesaikan masalah dapat membantu mereka dalam mengontrol setiap aktivitas penyelesaian tugas. Pendapat lain dari Mitchell yang dikutip dalam 9 Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016
15

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

Jul 03, 2019

Download

Documents

duongdan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Konseptual

1. Metakognitif

Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan

bahwa metakognisi merujuk pada kesadaran pengetahuan seseorang yang

berkaitan dengan proses kognitifnya. Pendapat lain dari Flavell (1979) yang

dikutip dari Hacker (2009) tentang definisi metakognisi yang menyatakan

bahwa “konsep dasar metakognisi adalah sebuah pemikiran tentang

pikirannya sendiri, berfikir bisa menjadi apa yang diketahui (pengetahuan

metakognitif), apa yang sedang dilakukannya (keterampilan metakognitif),

atau apa yang membedakan pemikiran seseorang tentang proses

berfikirnya”. Oleh karena itu, metakognisi dapat dikatakan sebagai berfikir

tentang berfikir, pengetahuan tentang pengetahuan atau bagaimana

menggunakannya.

Yahaya (2005) mengemukakan bahwa, “metakognisi menjelaskan

mengapa seseorang dalam berbagai tingkatan umur menyelesaikan tugas

mereka dalam berbagai cara”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap

individu mempunyai cara dan kemampuan berfikir yang berbeda-beda

dalam menyelesaikan sebuah tugas. Pemikiran seseorang dalam

menyelesaikan masalah dapat membantu mereka dalam mengontrol setiap

aktivitas penyelesaian tugas. Pendapat lain dari Mitchell yang dikutip dalam

9

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

10

Lynch Dan Knight (2011), mengatakan bahwa metakognisi berkaitan

dengan pembelajaran seseorang yang dapat membuat apa yang seseorang

pelajari, bagaimana seseorang belajar dan mengapa seseorang belajar akan

menjadi masuk akal. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Desmita (2009)

yang menjelaskan bahwa metakognitif merupakan suatu kemampuan

dimana individu dapat berdiri di luar kepalanya dan mencoba untuk

memamahami cara berfikirnya yang dilakukan dengan melibatkan

komponen-komponen perencanaan (fungsional planning), pengontrolan

(self- monitoring), dan evaluasi (self-evaluation).

Mevarech (2012) mengatakan bahwa definisi metakognisi dari para

ahli menjelaskan tentang komponen-komponen dari metakognisi yang dapat

dilihat dari beberapa model utama metakognisi berikut.

a. Flavell’s model of cognitive monitoring

Pada model ini terdapat 4 komponen yaitu pengetahuan

metakognitif (metacognitive knowledge), pengalaman metakognitif

(metacognitive experiences), tujuan (goals or tasks), dan pengembangan

tindakan atau strategi (action or strategies). Pengetahuan metakognitif

(metacognitive knowledge) didefinisikan oleh Flavell sebagai salah satu

pengetahuan atau kemampuan tentang faktor yang berkaitan dengan

aktivitas kognitif. Terdapat tiga kategori pengetahuan metakognitif yaitu

individu, tugas dan strategi.

Komponen kedua yaitu pengalaman metakognitif (metacognitive

experiences). Pengalaman metakognitif (metacognitive experiences)

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

11

mengacu pada proses sadar atau tidak sadar yang menyertai setiap

keberhasilan maupun kegagalan dalam belajar atau aktivitas kognitif.

Komponen ketiga adalah tujuan kognitif, komponen ini merujuk pada

tujuan yang sebenarnya dari sebuah usaha kognitif. Komponen yang

terakhir pengembangan tindakan atau strategi (action or strategies),

komponen ini mengacu pada penggunaan teknik-teknik khusus yang

dapat membantu dalam mencapai tujuan-tujuan tindakan. Keempat

komponen di atas saling berpengaruh satu sama lain secara langsung atau

tidak langsung yang dapat memantau dan mengontrol fungsi kognitif

seseorang.

b. Brown’s model of metacognitive knowledge and regulation

Brown (1987) membagi metakognisi menjadi dua kategori yaitu:

pengetahuan kognitif (knowledge of cognition) dan regulasi kognitif

(regulation of cognition). Pengetahuan kognitif (knowledge of cognition)

didefinikan sebagai aktivitas yang melibatkan refleksi sadar pada

kemampuan kognitif seseorang. Pengetahuan kognitif juga menunjukkan

informasi tentang seseorang yang berkaitan dengan proses kognitif

mereka sendiri. Regulasi kognitif (regulation of cognition) terdiri dari

kegiatan yang digunakan untuk mengatur dan mengawasi sebuah

pembelajaran, proses-proses ini meliputi kegiatan perencanaan,

pemantauan selama kegiatan dan memeriksa solusi dengan mengevaluasi

hasil dari tindakan. Dalam hal ini regulasi kognitif (regulation of

cognition) sering dikenal dengan keterampilan metakognitif.

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

12

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa metakognitif

adalah sebuah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi, atau

pengetahuan tentang pikiran dan cara kerjanya. Metakognitif merupakan

suatu proses yang dapat menggugah rasa ingin tahu karena kita

menggunakan proses kognisi kita untuk merenungkan proses kognisi kita

sendiri (Desmita, 2009). Oleh karena itu, kemampuan metakognitif ini

mempunyai peran penting terhadap setiap aktivitas kognisi kita, karena

pengetahuan tentang proses kognitif kita sendiri dapat memandu kita dalam

menata suasana dan menyeleksi strategi untuk meningkatkan kemampuan

kognitif kita.

Baker (Desmita, 2009), menyatakan bahwa bahwa aktivitas kognisi

merupakan suatu aspek yang mencakup usaha-usaha siswa memonitor,

mengontrol atau menyesuaikan proses kognitifnya dan merespon tuntutan

sebuah tugas. Aktivitas kognisi juga dapat dikatakan sebagai upaya untuk

meregulasi proses kognisi yang mencakup perencanaan (planning) tentang

bagaimana menyeleksi suatu tugas, menyeleksi strategi kognitif yang akan

digunakan, memonitor keefektifan strategi yang telah dipilih, dan mengubah

strategi yang telah dipilih ketika menemui masalah (Pintrich 2000, dikutip

dalam Desmita 2009). Jika siswa sudah mempunyai kesadaran akan setiap

aktivitas kognisinya dapat dikatakan siswa tersebut memiliki keterampilan

metakognitif.

Belakangan ini, perbedaan paling umum dari metakognisi adalah

memisahkan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowladge) dengan

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

13

keterampilan metakognitif (metacognitive skillful). Dimana pengetahuan

metakognitif (metacognitive knowladge) mengacu pada pengetahuan

deklaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan kondisional seseorang

dalam memecahkan masalah. Sedangkan keterampilan metakognitif

mengacu pada keterampilan perencanaan (planning skills), keterampilan

monitoring (monitoring skills), keterampilan evaluasi (evaluation skills) dan

keterampilan prediksi (prediction skills) (Urena, 2008).

Dalam Zohar (2012), keterampilan metakognitif merupakan sebuah

keterampilan yang berkaitan dengan kemampuan yang diperoleh dari

kegiatan pemantauan, membimbing, mengontrol, dan mengendalikan

proses belajar serta perilaku seseorang dalam memecahkan sebuah masalah.

Pendapat tersebut sejalan dengan salah satu ide dalam Yzerbyt (1998) yang

menyatakan bahwa keterampilan metakognitif dapat memantau dan

mengontrol atau mengendalikan sebuah kegiatan kognitif lainnya.

Keterampilan metakognitif dapat dilihat dari cara seseorang dalam

melaksanakan sebuah tugas atau kegiatan yang meliputi kegiatan pada awal

pengerjaan tugas, selama pengerjaan tugas dan pada akhir pengerjaan tugas.

Pada awal pengerjaan tugas, salah satu kegiatan yang mungkin dilakukan

adalah menemukan kegiatan seperti memahami dan menganalisis tugas atau

masalah, mengaktifkan pengetahuan sebelumnya, menetapkan tujuan, dan

membuat sebuah perencanaan. Keterampilan metakognitif yang muncul

selama pengerjaan tugas adalah melakukan kegiatan pemantauan atau

pengecekan, pencatatan, serta memanajemen waktu dan sumber daya yang

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

14

dibutuhkan, dimana pada kegiatan ini bertujuan untuk membimbing dan

mengontrol sebuah pelaksanaan pengerjaan tugas. Sedangkan pada akhir

kegiatan pengerjaan tugas ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu

meliputi mengevaluasi kinerja berdasarkan tujuan, rekapitulasi dan refleksi

pada proses pembelajaran yang diamati. Fungsi dari kegiatan ini adalah

untuk mengevaluasi dan menafsirkan hasil, dan belajar dari pengalaman

tindakan untuk kegiatan selanjutnya.

A Nort Central Regional Educational Laboratory (NCREL, 1995)

yang dikutip dari Lynch Dan Knight (2011), menyatakan bahwa dalam

sebuah keterampilan metakognitif terdiri dari tiga unsur yaitu

mengembangkan rencana aksi atau merencanakan penyelesaian, menjaga

dan memantau rencana penyelesaian, serta mengevaluasi rencana

penyelesaian.

a. Mengembangkan rencana aksi atau merencanakan penyelesaian.

Pada tahap ini siswa didorong untuk bertanya pada diri sendiri tentang

pengetahuan apa yang sudah diperoleh sebelumnya yang dapat

digunakan untuk membantu dalam menyelesaikan suatu tugas atau

masalah tertentu, mengarahkan pemikiran sendiri untuk membawa pada

penyelesaian tugas.

b. Menjaga dan memantau rencana penyelesaian

Pada tahap ini siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dalam

pikirannya seperti:

- apakah cara yang digunakan benar?

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

15

- informasi apa yang penting untuk diingat?

- apa yang harus saya lakukan jika saya tidak mengerti?

c. Mengevaluasi rencana penyelesaian

Pada tahap ini, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dalam

pikirannya tentang seberapa baik langkah yang telah dilakukan, cara lain

yang dapat dilakukan secara berbeda.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa

keterampilan metakognitif adalah sebuah keterampilan seseorang dalam

belajarnya yang mencakup bagaimana sebaiknya belajar dilakukan, apa

yang sudah dan belum diketahui, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu

perencanaan, pemantauan dalam proses belajar yang sedang dia lakukan,

serta evaluasi terhadap apa yang telah direncanakan, dilakukan, serta hasil

dari proses tersebut. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan melihat

gambaran keterampilan metakognitif siswa yang terdiri dari tiga tahapan

yaitu:

a. Perencanaan

b. Pemantauan

c. Evaluasi.

Pernyataan di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut.

Gambar 2.1

Keterampilan Metakognitif

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

16

2. Pemecahan Masalah Matematika

Masalah pada umumnya merupakan sesuatu yang harus diselesaikan

atau dipecahkan. Namun, tidak semua persoalan yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari dapat dikatakan sebagai sebuah masalah. Menurut

Shadiq (2004), sebuah pertanyaan akan menjadi sebuah masalah hanya jika

pertanyaan tersebut menunjukkan adanya sebuah tantangan (challenge)

yang tidak dapat dipecahkan atau diselesaikan oleh suatu prosedur rutin

(routine procedure) yang sudah diketahui sebelumnya. Oleh karena itu,

dalam menyelesaikan sebuah masalah diperlukan waktu yang relatif lebih

lama dibandingkan dengan proses pemecahan soal biasa.

Adjie (2007) mengemukakan bahwa permasalahan yang kita hadapi

dapat dikatakan sebagai sebuah masalah jika permasalahan tersebut tidak

dapat diselesaikan atau dijawab secara langsung dikarenakan harus

menyeleksi informasi atau data, dan tentunya jawaban yang diperoleh

bukanlah kategori masalah yang rutin. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

sebuah pertanyaan atau kondisi yang dihadapi seseorang dapat dikatakan

sebagai sebuah masalah jika orang tersebut tidak bisa menemukan secara

langsung prosedur atau langkah untuk mendapatkan jawaban atas masalah

tersebut.

Setiap masalah tentu menuntut adanya suatu solusi. Untuk mencapai

solusi dari sebuah masalah diperlukan adanya proses pemecahan masalah.

Polya (1985) dan Santrock (2010), mengartikan pemecahan masalah

sebagai suatu usaha mencari jalan keluar untuk mencapai suatu tujuan yang

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

17

tidak dapat segera dicapai. Sedangkan Lenchner (Wardhani, 2010)

menyatakan bahwa memecahkan masalah matematika adalah sebuah proses

penerapan pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke

dalam situasi yang belum dikenal.

Menurut Polya (1973) langkah-langkah dalam pemecahan masalah

matematika terdiri dari empat langkah, yaitu:

a. Memahami masalah (Understanding the Problem)

Memahami masalah dilakukan dengan meminta siswa untuk

menjelaskan bagian terpenting dari pertanyaan tersebut meliputi: apa

yang ditanyakan, apa yang diketahui, bagaimana syaratnya, dan sudah

cukup untuk menentukan hal-hal yang belum diketahui.

b. Merencanakan penyelesaian (Devising a Plan)

Merencanakan penyelesaian ditandai dengan siswa mencoba mencari

hubungan antara hal-hal yang diketahui dengan hal-hal yang ditanyakan.

Soal yang pernah diselesaikan, konsep dan prinsip yang sudah pernah

dimiliki sangat besar manfaatnya dalam menentukan hubungan yang

terjadi antara yang diketahui dengan yang ditanyakan. Dengan hubungan

tersebut maka disusunlah hal-hal atau rencana apa yang akan dilakukan

untuk menyelesaikan masalah atau soal tersebut.

c. Menyelesaikan rencana (Carrying Out the Plan)

Rencana pemecahan diselesaikan sesuai dengan rencana atau langkah-

langkah yang telah dibuat dengan membuktikannya secara jelas.

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

18

d. Melihat kembali (Looking Back)

Melihat kembali jawaban/ hasil yang diperoleh dapat menguatkan

pengetahuan dan mengembangkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal, siswa harus mempunyai alasan yang tepat dan yakin

jawabannya benar dan kesalahan akan mungkin terjadi sehingga

pemeriksaan kembali diperlukan.

Dari beberapa pengertian pemecahan masalah di atas, dapat

disimpulkan bahwa pemecahan masalah merupakan usaha nyata dalam

rangka mencari jalan keluar atau suatu ide yang berkenaan dengan tujuan

yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan tahapan

proses pemecahan masalah matematika sebagai berikut.

a. Memahami masalah

b. Membuat rencana penyelesaian

c. Menyelesaikan masalah sesuai rencana

d. Memeriksa kembali hasil.

B. Alat Ukur Keterampilan Metakognitif dalam Memecahkan Masalah

Matematika

Untuk mengetahui keterampilan metakognitif yang dimiliki siswa dalam

memecahkan masalah matematika, peneliti menggunakan soal tes pemecahan

masalah matematika yang diberikan kepada subyek penelitian. Tes pemecahan

masalah matematika ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keterampilan

metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

19

tahapan pada proses pemecahan masalah menurut Polya. Untuk mengetahui

keterampilan metakognitif siswa, dari hasil tes pemecahan masalah akan

dianalisis berdasarkan indikator keterampilan metakognitif pada setiap tahapan

proses pemecahan masalah.

Berdasarkan deskripsi tentang keterampilan metakognitif dan

pemecahan masalah matematika, peneliti menyimpulkan indikator yang akan

digunakan dalam penelitian untuk mengetahui gambaran keterampilan

metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematika pada setiap

tahapan proses pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1

Indikator Keterampilan Metakognitif Siswa dalam Memecahkan

Masalah Matematika pada setiap Tahapan Proses Pemecahan Masalah

Tahapan Proses

Pemecahan

Masalah

Aktivitas

Keterampilan

Metakognitif

Langkah Penyelesaian

Memahami

Masalah

Perencanaan - Menjelaskan apa yang diketahui.

- Menjelaskan apa yang ditanyakan.

Membuat

Rencana

Penyelesaian

Perencanaan

- Memikirkan dan membuat rencana alur

pemecahan masalah dengan cara

menentukan rumus yang akan digunakan

dalam memecahkan masalah.

Pemantauan - Memeriksa kesesuaian rumus yang akan

digunakan dalam memecahan masalah.

Menyelesaikan

Masalah Sesuai

Rencana

Perencanaan

- Memikirkan dan mengungkapkan/

menuliskan dari apa yang dipikirkan

ketika melaksanakan pemecahan masalah

dengan membuat langkah penyelesaian

sesuai dengan rencana penyelesaian..

Pemantauan - Memeriksa pelaksanaan pemecahan

masalah.

Memeriksa

Kembali Hasil

Perencanaan - Memikirkan dan mengungkapkan/

menuliskan cara yang digunakan untuk

memeriksa kebenaran hasil.

Pemantauan - Mengecek apakah yang dilakukan dalam

memeriksa kebenaran hasil sudah benar.

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

20

Evaluasi - Membuat kesimpulan sesuai dengan

tujuan masalah.

C. Materi

Pokok bahasan yang akan diamati dalam penelitian ini adalah materi

lingkaran pada kelas VIII. Silabus yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada silabus yang digunakan di SMP Negeri 1 Bukateja, yaitu dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 2.2

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

4. Menentukan

unsur, bagian

lingkaran serta

ukurannya.

4.2 Menghitung

keliling dan

luas

lingkaran.

1.2.1 Menyelesaikan permasalah yang

berkaitan dengan keliling

lingkaran.

1.2.2 Menyelesaikan permasalah yang

berkaitan dengan luas lingkaran.

D. Penelitian Relevan

Di bawah ini adalah beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan

dengan masalah yang diteliti:

Sudia (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Profil Metakognisi

Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Open-Ended Ditinjau dari Tingkat

Kemampuan Siswa”, menyimpulkan bahwa pada saat memecahkan masalah

matematika subyek yang memiliki kemampuan matematis tinggi melibatkan

ketiga aktivitas metakognisinya (perencanaan, monitoring dan evaluasi) untuk

setiap pertahapan pemecahan masalah menurut Polya. Subyek yang memiliki

tingkat kemampuan matematika sedang, hanya melibatkan dua aktivitas

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

21

metakognisinya yaitu aktivitas perencanaan dan evaluasi. Sedangkan siswa

dengan kemampuan matematika rendah, hanya melibatkan satu aktivitas

metakognisinya yaitu aktivitas perencanaan untuk setiap pertahapan

pemecahan masalah menurut Polya.

Putri (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Keterampilan

Metakognitif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis

Polya Subpokok Bahasan Garis Singgung dan Sudut Kelas VII-C di SMP

Negeri 1 Genteng Banyuwangi”, menyimpulkan bahwa keterampilan

metakognitif siswa dengan kemampuan matematika tinggi mampu memenuhi

hampir semua indikator pada keterampilan perencanaan, pemantauan, dan

evaluasi. Siswa hanya kurang mampu dalam memprediksi waktu yang

digunakan dengan baik pada soal. Siswa dengan kemampuan matematika

sedang mampu memenuhi semua indikator keterampilan perencanaan,

pemantauan, dan evaluasi. Siswa tersebut kurang mampu menguasai indikator

memikirkan penyelesaian dengan cara lain, memprediksi konsep yang

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, dan melaksanakan dengan cara

lain. Dan pada siswa berkemampuan matematika rendah belum dapat

memenuhi sebagian besar indikator pada semua keterampilan.

E. Kerangka Pikir

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang tak lepas dari

sebuah masalah. Untuk dapat memecahkan sebuah masalah matematika,

seorang siswa akan menggunakan pengetahuan-pengetahuan yang sudah

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

22

pernah diperoleh sebelumnya yang dapat digunakan untuk membantu mereka

dalam memecahkan masalah matematika. Siswa akan memikirkan cara yang

tepat, langkah, dan juga strategi apa yang harus dilakukan dalam memecahkan

masalah matematika. Setelah selesai memecahkan masalah, siswa masih perlu

memikirkan tentang seberapa baik langkah yang telah digunakan, serta

memikirkan apakah jawaban yang diperoleh sudah benar atau belum.

Aktivitas-aktivitas tersebut menggambarkan sebuah aktivitas dari keterampilan

metakognitif.

Flavell (Hacker, 2009) menyatakan bahwa konsep dasar metakognisi

adalah sebuah pemikiran tentang pikirannya sendiri, berfikir bisa menjadi apa

yang diketahui (pengetahuan metakognitif), apa yang sedang dilakukannya

(keterampilan metakognitif), atau apa yang membedakan pemikiran seseorang

tentang proses berfikirnya. Oleh karena itu, metakognisi dapat dikatakan

sebagai berfikir tentang berfikir, pengetahuan tentang pengetahuan atau

bagaimana menggunakannya. Pengetahuan metakognitif mengacu pada

pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan kondisional

seseorang dalam memecahkan masalah. Sedangkan keterampilan metakognitif

dapat dilihat dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dalam memecahkan

masalah matematika yang tercantum di atas.

Berdasarkan uraian tersebut, mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian terhadap keterampilan metakognitif yang dimiliki siswa dalam

memecahkan masalah matematika. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan gambaran keterampilan metakognitif siswa dalam

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1.repository.ump.ac.id/1173/3/BAB II_DYAH RATNA P._MATEMATIKA'16.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976)

23

memecahkan masalah matematika. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP

Negeri 1 Bukateja pada siswa kelas VIII H. Sebelum melakukan penelitian,

terlebih dahulu peneliti mengelompokkan siswa menjadi 3 kelompok

kemampuan berdasarkan prestasi, yaitu kelompok kemampuan prestasi tinggi,

kelompok prestasi sedang, dan kelompok prestasi rendah yang diperoleh dari

nilai UAS pada semester gasal tahun ajaran 2015/ 2016.

Selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan atau pengambilan data

dengan pemberian tes pemecahan masalah matematika kepada seluruh siswa

kelas VIII H yang berjumlah 34 siswa. Kemudian akan dilanjutkan dengan

dilaksanakannya wawancara dari hasil tes pemecahan masalah matematika

untuk mengetahui gambaran keterampilan metakognitif siswa dalam

memecahkan masalah matematika. Wawancara hanya dilaksanakan kepada 6

siswa yang dipilih sebagai responden atau sampel penelitian. Keenam siswa

tersebut dipilih berdasarkan nilai UAS matematika semester gasal tahun ajaran

2015/ 2016 dan jawaban tes pemecahan masalah matematika yang diantaranya

2 siswa dari kelompok prestasi tinggi, 2 siswa dari kelompok prestasi tinggi

sedang, dan 2 siswa dari kelompok prestasi tinggi rendah. Setelah data

terkumpul, kemudian data tersebut direduksi, dalam proses reduksi data akan

dipilih mana data yang akan digunakan dan mana data yang tidak digunakan.

Kemudian setelah itu disimpulkan bagaimana deskripsi keterampilan

metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematika.

Deskripsi Keterampilan Metakognitif …, Dyah Ratna Purnandari, FKIP UMP, 2016