6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar (Drs, Tri Rama K).Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia .Kata cerita adalah tuturan yang membentangkan terjadinya suatu hal, karangan yang menyatakan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang. Sedangkan gambar artinya adalah dihiasi dengan gambar. Buku cerita bergambar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Buku yang mempunyai gambar kartun yang berisikan kisah atau cerita yang berkisahkan kisah atau cerita dimuat secara bersambung. Sedangkan menurut (Murti Bunata,2010) buku cerita bergambar atau cergam dapat menjadi suatu media dalam menyampaikan pesan melalui cerita dengan disertai ilustrasi gambar. Buku itu sendiri merupakan suatu media dalam menyampaikan informasi dan pesan. Menurut (Sri Kartini,2009) Buku cerita bergambar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Bersifaat rekaan atau fiksi yang artinya salah satu cerita itu bersifat tidak nyata atau karangan. 2. Bersifat Naratif artinya suatu karangan itu menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. 3. Mempunyai tema, alur seting, penokohan. 4. Bersifat fantasi atau khayalan. Dengan macam-macam buku cerita bergambar sebagai berikut: a. Legenda yaitu cerita asal usul suatu tempat atau daerah. b. Fabel atau cerita yang diperankan oleh binatang,tentang binatang. c. Mite yaitu cerita tentang legenda namun lebih menceritakan tentang dewa – dewi.
25
Embed
BAB II KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar€¦ · 2.1.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar (Drs, Tri Rama K).Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia .Kata cerita adalah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar
(Drs, Tri Rama K).Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia .Kata
cerita adalah tuturan yang membentangkan terjadinya suatu hal, karangan yang
menyatakan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang. Sedangkan gambar
artinya adalah dihiasi dengan gambar. Buku cerita bergambar menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah Buku yang mempunyai gambar kartun yang
berisikan kisah atau cerita yang berkisahkan kisah atau cerita dimuat secara
bersambung.
Sedangkan menurut (Murti Bunata,2010) buku cerita bergambar atau
cergam dapat menjadi suatu media dalam menyampaikan pesan melalui cerita
dengan disertai ilustrasi gambar. Buku itu sendiri merupakan suatu media dalam
menyampaikan informasi dan pesan.
Menurut (Sri Kartini,2009) Buku cerita bergambar mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Bersifaat rekaan atau fiksi yang artinya salah satu cerita itu bersifat tidak
nyata atau karangan.
2. Bersifat Naratif artinya suatu karangan itu menceritakan suatu kejadian
atau peristiwa.
3. Mempunyai tema, alur seting, penokohan.
4. Bersifat fantasi atau khayalan. Dengan macam-macam buku cerita
bergambar sebagai berikut:
a. Legenda yaitu cerita asal usul suatu tempat atau daerah.
b. Fabel atau cerita yang diperankan oleh binatang,tentang binatang.
c. Mite yaitu cerita tentang legenda namun lebih menceritakan
tentang dewa – dewi.
7
d. Sage adalah cerita lama yang banyak menceritakan kejadian
mistik.
Uraian diatas dapat dikaji bahwa buku cerita bergambar dapat dijadikan
seperti sumber belajar bagi siswa dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar
yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun cerita
buku bergambar dapat diamplikasikan dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar
bagi peserta didik.
Dapat diambil kesimpulan bahwa buku cerita bergambar adalah Gambar
kartun yang berkisahkan kisah atau cerita dimuat secara bersambung yang dapat
menjadi sumber penyampaian informasi atau pesan dengan ciri-ciri tertentu dapat
di golongkan menjadi beberapa jenis,sehingga buku cerita bergambar sangat
cocok diamplikasikan untuk media belajar membaca bagi peserta didik.
Teknik yang dapat digunakan dalam asesmen pembelajaran untuk
mengukur kemampuan membaca siswa dengan menggunakan teknik tes dan non
tes, antara lain:
1. Non Tes
Teknik non tes sangat penting dalam mengakses siswa pada ranah afektif
dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan pada aspek
kognitif. Ada beberapa macam teknik non tes (Endang Poerwanti, 2008), yaitu:
1. Observasi
Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar dapat
dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen
yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan belajar
siswa, maupun observasi informal yang dapat dilakukan oleh pendidik tanpa
menggunakan instrumen.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang
diberikan secara lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek
kepribadian siswa.
8
3. Task Analysis (Analisis Tugas)
Dipergunakan untuk menentukan komponen utama dari suatu tugas dan
menyusun skills dengan urutan yang sesuai dan hasilnya berupa daftar
komponen tugas dan daftar skills yang diperlukan.
4. Komposisi dan Presentasi
Siswa menulis dan menyajikan karyanya.
5. Proyek Individu dan Kelompok
Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta dapat digunakan
untuk individu maupun kelompok
Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui melalui teknik atau cara
pengukuran yang sistematis melalui tes, observasi, skala sikap. Alat yang
dipergunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dinamakan
dengan instrumen. Instrumen sendiri terdiri atas instrumen butir-butir soal apabila
cara pengukuran dilakukan dengan menggunakan tes, dan apabila pengukuran
dilakukan dengan cara mengamati atau mengobservasi dapat menggunakan
instrumen lembar pengamatan atau observasi, pengukuran dengan teknik skala
sikap dapat menggunakan instrumen butir-butir pernyataan. Instrumen sebagai
alat yang digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran maupun
kompetensi yang dimiliki siswa haruslah valid, maksudnya adalah instrumen
tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya skor
siswa yang diperoleh dari skor tes, menyimak, diskusi,kerja lapangan dan
presentasi.
Tabel 2.1
Instrumen Penilaian Proses Membaca
No Nama Siswa Intonasi Lafal Kenyaringan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
9
Kriteria:
1. = Kurang
2. = Cukup
3. = Baik
4. =Baik Sekali
Keterangan = Jumlah perolehan sekor X 100
= 12 x100
12
Jumlah Sekor Maksimal
= 100
Keteranggan
No Aspek Penilaian Rentan Sekor
1. Intonasi
a. Baik sekali
Nada kalimat jelas
b. Baik
Tinggi rendahnya nada
kalimat jelas
c. Cukup
Nada kalimat kurang jelas
d. Kurang
Tinggi rendahnya nada
kalimat kurang jelas
4
3
2
1
10
2 Lafal
a. Baik sekali
Bunyi bahasa lebih jelas
b. Baik
Bunyi bahasa terlihat dengan
jelas
c. Cukup
Bunyi bahasa terlihat kurang
jelas
d. Kurang
Bunyi bahasa tidak jelas
4
3
2
1
3 Kenyaringan
a. Baik sekali
Mempergunaan penekanan
kata lebih jelas
b. Baik
Mempergunakan penekanan
kata elas
c. Cukup
Mempergunakan penekanan
kata kurang jelas
d. Kurang
Mempergunakan kata tidak
jelas
4
3
2
1
11
2.1.2 Manfaat Buku Cerita Bergambar
Guru di sekolah dasar mempunyai tugas yang kompleks. Tugas tersebut
antara lain adalah memahami dengan baik materi yang akan diajarkan,
memahami dan memanfaatkan dengan baik cara peserta didik belajar,memahami
cara mengajarkan Bahasa Indonesia yang efektif,merupakan cara memanfatkan
alat bantu belajar yang diperlukan,menerapkan metode pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan mampu menentukan sistim pembelajaran yang baik.
(Dwi Hastuti,2010) Kenalkan anak-anak dengan buku cerita.dengan buku
cerita tresebut ternyata memiliki potensi yang besar untuk menumbuhkan minat
baca pada anak.Menumbuhkan sikap gemar membaca anak tidak hanya menjadi
tanggng jawab sekolah.Membangkitkan kegemaran akan membaca untuk usia
adik-adik sangatlah penting. Dengan membaca maka anak-ank dapat melihat
dunia dan dapat memperluas pengetahuan.
Berdasarkan dengan buku cerita bergambar berbagai sumber pembelajaran
Bahasa Indonesia ada banyak manfaat yang akan siswa dapatkan:
a. Sebagai penghibur atau pelipur lara.
b. Sebagai penambah wawasan.
c. Menambah Kecerdasan.
d. Sebagai bahan ajar untuk membaca.
e. Membuat anak menjadi kreatif menerka isi cerita.
Cerita bagi anak sangat mempengaruhi pola pikir dan kecerdasan
anak,untuk menyimak dan merekam isi dan tujuan isi cerita Sri Kartini
2009).
Berdasarkan uraian diatas dapat dikaji bahwa buku cerita bergambar
memiliki banyak manfaat untuk siswa misalnya sebagai penambah wawasan
menambah kecerdasan, sebagai bahan ajar yang tepat untuk membaca.
12
Guru perlu memahami dengan baik cara peserta didik belajar,memahami
cara mengajarkan Bahasa Indonesia yang efektif, menerapkan cara memanfaatkan
alat bantu belajar yang diperlukan.Pemanfaatan buku cerita bergambar sangat
tepat untuk meningkatkan ketrampilan membaca pada siswa.
2.1.3.Penggunaan Buku Cerita Bergambar
Trimo (2006) Buku cerita bergambar di perpustakaan sekolah dapat digunakan
sebagai sumber pembelajaran yang menarik bagi siswa. Adapun langkah-langkah
penggunaan buku cerita bergambar diperpustakaan sekolah sebagai sumber
pembelajaran sebagai berikut:
a. Membuat tugas yang relevan sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
b. Menyiapkan ruangan Perpustatakaan.
c. Memastikan bahwa diperpustakaan ada buku cerita bergambar.
d. Menjelaskan materi yang akan diajarkan .
e. Menjelaskan langkah- langkah dalam mengerjakan tugas di perpustakaan.
f. Membuat kelompok belajar.
g. Memberi pengarahan tentang tata cara mencari buku cerita bergambar di
perpustakaan.
h. Menyuruh siswa membaca buku bergambar yang dipilihnya.
i. Memberi evaluasi.
Langkah – Langkah penggunaan buku cerita bergambar menurut Sri Kartini
2009:
a. Memastikan ada buku cerita bergambar di perpustakaan.
b. Menyiapkan materi bahan ajar.
c. Diskusi dalam kelompok belajar 3-4 orang.
d. Kelompok memajangkan hasil diskusi.
e. Praktik membacakan membacakan buku cerita bergambar yang
dipilihnya
f. Memberi evaluasi.
13
Langkah – langkah pengunaan buku cerita bergambar menurut
Lindo,Maysake,2008:
a. Menyiapkan ruang perpustakaan.
b. Menyampaikan tata cara di ruang perpustakaan.
c. Membacakan materi yang akan diajarkan.
d. Membuat kelompok belajar.
e. Memilih buku cerita bergambar yang akan dibaca.
f. Evaluasi.
Kelebihan menggunakan buku cerita bergambar menurut Sudjana,2007:68
a. Peran pokok dari buku cerita bergambar dalam introksional adalah
kemampuanya dalam menciptakan minat peserta didik.
b. Membimbing minat membaca yang menarik pada perserta didik.
c. Melalui bimbingan guru buku cerita bergambar dapat berfungsi sebagai
jembatan untuk menambah minat baca.
d. Buku cerita bergamabar menambah persaudaraan kata-kata pembacanya.
e. Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak.
f. Dapat mengembangkan minat baca anak.
Kelemahan menggunakan buku cerita bergambar menurut
Sudjana,2007:68 :
a. Guru harus menggunakan motivasi potensional dari buku cerita bergambar
apabila minat baca telah dibangkitkan dan buku cerita bergambar harus
dilengkapi.
b. Kemudahan orang membaca buku cerita bergambar.
c. Banyak aksi- aksi yanb menonjolkan kekerasan atau tingkah laku yang
kurang baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikaji bahwa penggunaan buku cerita
bergambar sangat beragam,misalnya penggunaan buku cerita bergambar sebagai
penghantar tidur,sebagai bahan untuk belajar membaca, menggunakan buku cerita
bergambar untuk pembelajaran bahasa bagi anak- anak maupun orang dewasa,dan
14
pengunaan buku cerita bergambar di perpustakaan sekolah sebagai sumber
pembelanjaran yang menarik dengan langkah langkah pembelajaran yang
sesuai.sebagian guru dapat memanfaatkan buku cerita bergambar sebagai sumber
belajar yang menarik agar dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Dapat diambil kesimpulan bahwa banyak cara untuk mengunakn buku cerita
bergambar sesuai kebutuhan,namun bagi seorang guru yang terpenting dari uraian
diatas adalah pemanfaatan buku cerita bergambar diperpustakaan sekolah bagi
sumber pembelajaran yang menarik untuk pembelajaran siswa dengan langkah –
lanmgkah sebagai berikut:
a. Membuat tugas yang relevan sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
b. Menyiapkan ruangan Perpustatakaan.
c. Memastikan bahwa diperpustakaan ada buku cerita bergambar.
d. Menjelaskan materi yang akan diajarkan .
e. Menjelaskan langkah- langkah dalam mengerjakan tugas di perpustakaan.
f. Membuat kelompok belajar.
g. Memberi pengarahan tentang tata cara mencari buku cerita bergambar di
perpustakaan.
h. Menyuruh siswa membaca buku bergambar yang dipilihnya.
i. Memberi evaluasi.
2.1.4. Pengertian Kemampuan Membaca
Farida Rahim (Burns dkk, 1996) mengartikan Kemampuan membaca
merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun anaknak
yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk
belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus menerus, dan anak anak
yang melihat tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan pribadinya akan
lebih giat belajar di bandingkan dengan anak anak yang tidak menemukan
keuntuntungan dari kegiatan membaca.
15
(Liando, Maysake, 2008 Penggunaan Buku Cerita Bergambar dalam
pembelajaran membaca permulaan merupakan salah satu alternatif untuk
pemecahan masalah pembelajaran membaca di Sekolah Dasar.
Masalah yang berhubungan dengan pengaruh struktur kalimat terhadap
proses membaca ada dalam bidang yang sangat khusus, yakni keterbacaan
(Harjasujana dan Damaianti (2003:4). Berbicara tentang keterbacaan, setiap
penyusun wacana atau buku bacaan, baik fiksi maupun nonfiksi, harus
mendasarkan diri pada orientasi teoretis, yakni masalah struktur kalimat dan
kosakata. Seperti dikemukakan oleh Sakri (1993:135), keterbacaan (readability)
bergantung pada kosakata dan bangun kalimat yang dipilih oleh pengarang untuk
tulisannya. Tulisan yang banyak mengandung kata yang tidak umum lebih sulit
dipahami daripada yang menggunakan kosakata sehari-hari. Tentang hal ini telah
dijelaskan pada penjelasan tentang kosakata baca. Demikian pula, bangun kalimat
yang panjang dan kompleks akan menyulitkan pembaca yang tingkat
perkembangan usianya berbeda.
Kemampuan berbahasa ada emapt yaitu kemampuan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan membaca dapat dilihat sebagai
suatu proses dan sebagai hasil.untuk memperoleh pemahaman bacaan seorang
pembaca memerlukan pengetahuan baik kebiasaan maupun non kebiasaan.Sebab
pembaca harus mengenal konsep,dan kosa kata,serta latar yang tepat dari bacaan.
Proses pemahaman bottom up dilakukan dengan memahami kata, fasa, kalimat,
paragraf, dan wacana. Proses pemahaman bottom down dilakukan pemahaman
wawancara secara utuh yang bersifat prediktif kemudiaan ditelaah makna
paragraf, kalimat, fras, dan kata.Sementara proses pemahaman interaktif
merupakan campuran dari proses tersebut. Bum (dalam Haryadi dan
Zamzami,1996).
Guru perlu memahami dengan baik materi yang akan diajarkan,memahami
dan menggunakan dengan baik cara peserta didik belajar,memahami cara
mengajarkan Bahasa Indonesia yang efektif,menerapkan cara menggunakan alat
16
bantu belajar yang diperlukan.menggunakan buku cerita bergambar sangat tepat
untuk meningkatkan ketrampilan membaca.
Dari uraian diatas dapat dikaji bahwa kemampuan membaca adalah berupa
keterampilan penyediaan kembali dan penafsiran sandi.kegiatan dimulai dari
pengenalan huruf,kata,ungkapan,frasa,kalimat,dan wacana serta menghubungkan
dengan bunyi dan maknanya.maka kemampuan membaca sangatlah penting untuk
menunjukkan keberhasilan belajar pada peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah ketrampilan
mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang lambang grafis
dan perubahanya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman membaca
secara diam-diam atau keras-keras.
2.1.5. Tahap Kemampuan Membaca
Pada era globalisasi seperti sekarang ini telah terjadi kemajuan yang
sangat pesat pada bidang teknologi dan informasi,Kemajuan ini menuntut
dukungan budaya baca tulis yaitu :Perwujudan perilaku, yang mencakup
kemampuan, kebiasaan ,kegemaraan, dan kebutuhan baca tulis. Namun hingga
saat ini budaya baca tulis belum sepenuhnya berkembang dimasyarakat Indonesia
itu karena Bangsa Indonesia akan berhasil dalam pembangunan dimassa
depan.pengembangan budaya baca tulis mutlak diperlukan.
Pendidikan di Sekolah Dasar,Bertujuan memberi bekal kemampuan dasar
„‟baca tulis”, Pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa
sesuai tingkat perkembanganya.Rofi‟uddin,A (2001).
Dikaitkan dengan teori combas (Dalam Rofi‟udin,A,2001)yang
mengatakan,memilah kemampuan membaca menjadi 3 tahap yaitu tahap
persiapan,tahap perkembangan dan tahap transisi.
17
a. Dalam tahap persiapan ,anak mulai menyadari tentang fungsi
barang cetak,konsep tentang cara kerja barang cetak,konsep
tentang huruf.
b. Dalam tahap perkembangan,anak mulai memahami pola bahasa
yang terdapat dalam brang cetak.Anak mulai belajar memasangkan
suatu kata dengan yang lain.
c. Dan dalam tahap transisi,anak mulai mengubah kebiasan membaca
yang bersuara menjadi membaca dalam hati.Anak dapat melakukan
kegiatan membaca dalam hati.
Tale dan Sulaby (Rofi‟udin,A 2001)) mengambarkan potret atau sosok
anak kecil sebagai pelajar keberwacaanan dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Anak sudah mulai belajar membaca dan menulis sejak dini.
2. Anak kecil mempelajari fungsi keberwacaaan melalui observasi
dan peran serta dalam kehidupan nyata yang menggunakan
membaca dan menulis.
3. Kemampuan membaca dan menulis anak berkembang bersamaan
dan berhubungan melalui pengalamanya dalam membaca dan
menulis.
4. Anak belajar melalui perlibatan aktif dan materi,materi wacana
dengan membangun pengertian mereka tentang membaca dan
menulis.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikaji bahwa kemampuan membaca
mempunyai tahpan –tahapan tertentu sesuai usia perkembangan anak.Anak mulai
belajar membaca sejak usia dini, mereka belajar melalui observasi berkembang
bersamaan melalui pengalaman belajar formal sejak kelas 1 SD.Maka dari itu
sekolah dasar memiliki peran penting dalam menunjang kemampuan membaca
oleh anak.
18
Dapat disimpulkan bahwa pemberian bekal kemampuan membaca
sangatlah penting bagi anak-anak.Pengembangan kemampuan membaca dapat
dilaksanakan mulai pemanfaatan sastra anak-anak sebagai sumber pembelajaran
membaca dan menulis.
2.1.6 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Banyak factor yang mempengaruhi kemampuan membaca. Umumnya,
kemampuan membaca yang dimaksud ditujukan oleh pemahaman seseorang pada
bacaan yang dibacanya dan tingkat kecepatan yang dimiliki.( Lamb dan Arnold)