-
7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Metode Pembelajaran Take and Give
1. Metode Pembelajaran
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra
(2008) berpendapat bahawa metode pembelajaran adalah
serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar pada
siswa. Berbeda lagi menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas,
yang mengartikan pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori
belajar
merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia
belajar,
sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang
kompleks dari
belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud
metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh
guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
dapat
dicapai.
Dapat juga disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah
strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media
untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini
mendorong
seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam
penyampaian
materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar
secara
efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan
metode
mengajar.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses
7
-
8
pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori
belajar
merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia
belajar,
sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang
kompleks dari
belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud
metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh
guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
dapat
dicapai.
2. Metode Pembelajaran Take and Give
Take and give secara bahasa mempunyai arti yaitu mengambil
dan
memberi, maksud dari Take and Give dalam metode pembelajaran ini
adalah
dimana siswa mengambil dan memberi materi pelajaran pada siswa
yang
lainnya. Metode pembelajaran ini juga mengajarkan siswa untuk
lebih aktif
dalam memberikan materi, mengajarkan siswa untuk lebih
menghargai satu
dengan yang lainnya dan juga siswa lebih mampu untuk memahami
materi.
Jadi metode pembelajaran Take and Give adalah metode
pembelajaran yang
memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran
yang
diberikan guru dan teman sebayanya (siswa lain) dan mampu
menyampaikan
isi materi pelajaran kepada teman sebaya (siswa lain) dengan
jelas.
Kekurangan dan kelebihan metode Take and Give
Kelebihan dari metode pembelajaran Take and Give ini yaitu:
a. Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan
informasi
karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain.
b. Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan
siswa
akan informasi.
c. Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan
orang
lain.
d. Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman
sekelas.
Memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu
yang di bagikan.
-
9
e. Meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masing-masing
siswa
dibebani tanggung jawab atas kartunya masing-masing.
Sedangkan kekurangan dari metode pembelajaran Take and Give ini
yaitu:
a. Bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah)
maka
informasi yang diterima siswa lain pun akan kurang tepat.
b. Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.
c. Ketidaksesuaian skill antara siswa yang memiliki
kemampuan
akademik yang baik dan siswa yang kurang memiliki kemampuan
akademik.
d. Kecenderungan terjadinya free riders dalam setiap
kelompok,
utamanya siswa-siswa yang akrab satu sama lain.
Alasan pemilihan materi yang sesuai untuk metode pembelajaran
take
and give adalah materi yang mengandung informasi yang singkat,
jelas dan
padat. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran ini lebih
menekankan pada
unsur ingatan dengan materi yang ringan dan mudah serta
membutuhkan
pemahaman yang cepat. Pembelajaran metode ini pun tidak
memerlukan
pemahaman materi dengan teknik pelajaran praktek maupun
diskusi.
Sintak metode pembelajaran Take and Give
Sintak metode pembelajaran Take and Give yaitu:
a. Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
b. Guru mendesain kelas sebagaimana mestinya.
c. Guru menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
d. Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi
masing-masing
satu kartu untuk dipelajari atau di hafal.
e. Semua siswa berdiri dan mencari pasangan untuk saling
memberi
informasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada
kartu
yang dipegangnya.
f. Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi
dan
menerima materi masing-masing.
-
10
g. Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru memberikan
pertanyaan
yang tidak sesuai dengan kartu
h. Guru menutup pembelajaran.
2.2 Hasil Belajar Peserta Didik
Menurut Slameto (Haling, 2006:1) mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu proses yang dilakukan seorang untuk memperoleh
suatu
perubahan tingkah yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hamalik (dalam
Haling 2006:2)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perkembangan diri
seseorang yang
dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan
latihan, belajar itu perubahan-perubahan yang psikis. Sedangkan
menurut
Dimyati da Mudjiono (2009:7) belajar merupakan tindakan tindakan
dan
perilaku peserta didik yang komplek. Jadi pengertian belajar
adalah suatu
proses untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh pengetahuan
dan
keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Belajar
pada
hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang
setelah
melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada hakikatnya tidak
semua
perubahan termasuk kategori belajar dan dapat di artikan bahwa
belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
antara individu
dengan lingkungannya.
Nawawi dalam K. Brahim (2007 : 39) yang menyatakan bahwa
hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari
materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari
hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Sedangkan
menurut
Fathurrohman dan Sutikno (2007:180) hasil belajar adalah
kemampuan yang
dimiliki peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar.
Kemampuan yang
dimiliki antara peserta didik yang satu dengan yang lain berbeda
karena
pengalaman belajar yang dialami antara peserta didik yang satu
dengan yang
lain juga berbeda-beda. Di sekolah, hasil belajar ini dapat
dilihat dari
penguasaan peserta didik terhadap mata pelajaran yang
ditempuhnya. Selain
-
11
penguasaan materi juga dapat dilihat dari perubahan tingkah laku
siswa.
Perubahan tingkah laku yang dialami siswa setelah mengalami
aktivitas belajar
akan lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan, menurut Suprijono
(2012:7) hasil
belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
salah satu
aspek potensi kemanusaiaan saja. Perubahan perilaku siswa dapat
berupa
perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Perubahan
pengetahuan siswa
biasanya akan menjadi lebih baik dari pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya
misalnya siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang
tidak mengerti
menjadi mengerti dan lain sebagainya. Perubahan pengetahuan
siswa biasanya
dilihat dari nilai siswa setelah mengerjakan soal evaluasi.
Perubahan sikap
siswa dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya misalnya dari
yang tidak sopan
menjadi sopan. Perubahan keterampilan juga dapat lebih baik dari
sebelumnya
misalnya dari yang tidak bisa melakukan sesuatu menjadi bisa
melakukan
sesuatu.
Menurut Bloom dalam (Suprijono, 2012:6) hasil belajar
mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif
adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan,
meringkas, contoh), aplication (menerapkan), analysis
(menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain
afektif adalah
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),
valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisasi).
Psikomotor juga
mencakup kererampilan produktif, teknik, fisik, sosial,
manajerial dan
intelektual.
Melihat pada pemikiran Gagne (Suprijono, 2012:5), hasil belajar
berupa:
1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan
lambang.
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas
kognitifnya sendiri.
-
12
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak
jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan
penilaian terhadapat objek tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas hasil belajar adalah
kemampuan
yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengalami aktivitas
belajar berupa
perubahan perilaku siswa yang mencakup kemampuan kognitif,
psikomotor
dan afektif. Perubahan kemampuan kognitif berhubungan dengan
pengetahuan,
peribahan psikomotor berhubungan dengan keterampilan dan
perubahan afektif
berhubungan dengan sikap. Perubahan perilaku siswa setelah
mengalami
proses pembelajaran akan lebih baik dari sebelumnya misalnya
perubahan
dalam hal pengetahuan misalnya dari yang tidak tahu menjadi
tahu, dari yang
tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya, perubahan dalam
hal
keterampilam misalnya dari yang tidak bisa melakukan sesuatu
menjadi bisa
melakukan sesuatu dan sebagainya serta perubahan dalam hal sikap
dari yang
tidak patuh menjadi patuh dan sebagainya.
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Karena
belajar itu sendiri adalah suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dalam
kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru
menetapkan
tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak
yang dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Untuk
mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan
tujuan yang
di harapkan dapat diketahui melalui evaluasi. Selain itu dengan
dilakukannya
evaluasi penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak
lanjut.
-
13
2.3 Keaktifan Belajar Peserta Didik
Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 23) berarti
giat
(bekerja, berusaha). Sementara itu keaktifan adalah kegiatan
yang bersifat fisik
maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu
rangkaian yang tidak
dapat dipisahkan (Sardiman, 2009: 98). keaktifan siswa dalam
belajar
merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik
siswa dalam
proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat
menciptakan
suasana kelas menjadi kondusif.
Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan
oleh
guru, agar proses belajar mengajar yang ditempuh mendapatkan
hasil yang
maksimal. Maka guru perlu mencari cara untuk meningkatkan
keaktifan siswa.
Menurut Sardiman (2009: 100–101) keaktifan siswa dalam belajar
dapat
diklasifikasikan, yaitu:
1. Visual activities meliputi membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati
eksperimen, demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja.
2. Oral activities meliputi mengemukakan suatu fakta atau
prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi
saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
3. Listening activities meliputi mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan
percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan musik,
pidato.
4. Writing activities meliputi menulis cerita, menulis laporan,
karangan,
angket, menyalin.
5. Drawing activities meliputi menggambar, membuat grafik,
diagram, peta.
6. Motor activities meliputi melakukan percobaan, memilih
alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
permainan,
menari dan berkebun.
7. Mental activities meliputi merenung, mengingat, memecahkan
masalah,
menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan
membuat
keputusan.
8. Emotional activities meliputi minat, membedakan, berani,
tenang dan lain-
lain.
-
14
Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh
mana
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana
Sudjana (2004:
61) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:(1) turut
serta dalam
melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan
masalah; (3)
Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang
dihadapinya; (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang
diperlukan untuk
pemecahan masalah;(5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai
dengan
petunjuk guru;(6)Menilai kemampuan dirinya dan hasil–hasil
yang
diperolehnya; (7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau
masalah yang
sejenis; (8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang
diperoleh
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat
merangsang
dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga
dapat berlatih
untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan
permasalahan-permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat
merekayasa
sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang
keaktifan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Keaktifan dipengaruhi oleh
beberapa faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah
1)
Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik,
sehingga mereka
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran; 2) Menjelaskan
tujuan
instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik); 3)
Mengingatkan
kompetensi belajar kepada peserta didik; 4) Memberikan stimulus
(masalah,
topik, dan konsep yang akan dipelajari); 5) Memberikan petunjuk
kepada
peserta didik cara mempelajari; 6) Memunculkan aktifitas,
partisipasipeserta
didik dalam kegiatan pembelajaran, 7) Memberikan umpan balik
(feedback); 8)
Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes
sehingga
kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur; 9)
Menyimpulkan
setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.
Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan
siswa
pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh.
Uzer Usman
(2009:26-27) cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa
diantaranya yaitu
-
15
abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar
mengajar, tingkatkan
partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan belajar
mengajar, serta
berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan
mengajar yang
akan dicapai. Selain memperbaiki keterliban siswa juga
dijelaskan cara
meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam
belajar. Cara
meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar
adalah
mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan
menyelidiki
penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan
keaktifan
siswa, sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan
individual siswa.
Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan
siswa untuk
berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar.
Dengan demikian bisa kita lihat bahwa keaktifan siswa sangat
bervariasi, peran gurulah untuk menjamin setiap siswa untuk
memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan dalam kondisi yang ada. Guru juga
harus selalu
memberi kesempatan bagi siswa untuk bersikap aktif mencari,
memperoleh,
dan mengolah hasil belajarnya.
2.4 PKn SD
PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting
untuk diajarkan pada jenjang sekolah dasar. Ruminiati (2007:
1.15)
menyatakan bahwa pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran
yang
berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung
pada
pendidikan afektif. Tetapi di dalam pelaksanaan pembelajaran,
tidak sedikit
yang salah menafsirkan bahwa PKN dengan PKn merupakan hal yang
sama.
Padahal keduanya memiliki definisi dan fungsi yang berbeda
dalam
pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan pendapat Soemantri bahwa PKN adalah
pendidikan kewargaan negara, yang merupakan mata pelajaran
sosial yang
bertujuan membentuk warga negara yang baik yaitu warga negara
yang
tahu, mau, dan mampu berbuat baik, sedangkan PKn adalah
pendidikan
kewarganegaraan, pendidikan yang menyangkut status formal
warga
-
16
negara yang berisi tentang diri kewarganegaraan, peraturan
naturalisasi
atau pemero lehan status sebagai WNI (Ruminiati, 2007: 1 -
25).
Pengertian PKn juga dijelaskan di dalam Permendikbud No. 64
Tahun
2013 tentang standar isi. Di dalam Permendikbud No. 64 Tahun
2013
tentang standar isi tertulis bahwa pendidikan kewarganegaraan
adalah mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara
yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
PKn merupakan pendidikan untuk memberikan bekal awal dalam
bela
negara yang dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air,
kesadaran
berbangsa dan bernegara, berkeyakinan atas kebenaran idiologi
pancasila
dan UUD 1945 serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa
dan
negara (Ittihad, 2007: 1.37).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan
bahwa
PKn merupakan mata pelajaran yang berkaitan erat dengan
pendidikan
afektif yang berpengetahuan bela negara. PKn juga dikatakan
sebagai
pendidikan awal bela negara, Idiologi pancasila dan UUD
1945,
naturalisasi, dan pemerolehan status warga negara.
1. Tujuan PKn
Melalui mata pelajaran PKn, diharapkan kegiatan pembelajaran
dapat mencapai tujuan yang diharapkan sebagaimana tercantum
pada
Permendikbud No. 64 tahun 2013 tentang standar isi meliputi:
a. Berpikir secara kritis dan rasional dalam menghadapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindak
secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
serta
anti korupsi.
-
17
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri
berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama
dengan bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia baik
secara
langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan ilmu dan
teknologi.
2. Ruang Lingkup PKn
Mata pelajaran PKn memiliki klasifikasi materi yang
dirangkum
dalam ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi
mata
pelajaran PKn sesuai Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang
standar isi,
meliputi:
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan,
cinta lingkungan, kebanggan sebagai bangsa Indonesia, sumpah
pemuda,
keutuhan NKRI, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap
positif
terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum, dan peraturan, meliputi: tertib dalam
kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku
dimasyarakat,
peraturan daerah (Perda), norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan
bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan
peradilan
internasional.
c. Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban
anggota masyarakat, instrunmen nasional dan internasional
HAM,
pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong royong, harga
diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,
kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi
diri,
persamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia,
hubungan dasar negara dengan konstitusi.
-
18
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: pemerintah desa dan
kecamatan,
pemerintah daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan
sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani,
sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila, meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara
dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar
negara,
pengamalan nila-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
pancasila
sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik
luar negeri
Indonesia di era globalisasi, damak globalisasi, hubungan
internasional
dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa materi
pembelajaran pada mata pelajaran PKn terangkum dalam ruang
lingkup
mata pelajaran PKn yang terdiri dari beberapa aspek, meliputi:
ruang lingkup
persatuan dan kesatuan bangsa, ruang lingkup norma, hukum, dan
peraturan,
ruang lingkup HAM (Hak Asasi Manusia), ruang lingkup kebutuhan
dan
konstitusi negara, ruang lingkup kekuasaan dan politik, ruang
lingkup
pancasila, serta ruang lingkup globalisasi.
2.5 Penerapan Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV SD
Mata
Pelajaran PKn
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dikemas
berdasarkan prosedur yang sesuai. Sebelum kegiatan
pembelajaran
dilaksanakan langkah awal yang dilakukan yaitu dengan membuat
RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Setiap guru dalam satuan
pendidikan
wajib membuat RPP secara lengkap dan sistematis. Agar
pembelajaran
berlangsung secara interaktif, menyenangkan, dan memotivasi
peserta didik
untuk berperan aktif. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
disusun untuk
setiap KD yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih. Guru
-
19
merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan
jadwal yang tersedia (Permendikbud No. 65 Tahun 2013).
Sesuai dengan peraturan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 bahwa
pelaksanaan pembelajaran meliputi 3 tahapan yaitu pendahuluan,
inti dan
penutup.
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam
proses pembelajaran.
2. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD.
Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui
proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
3. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman
atau
kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak
lanjut.
Dari pendapat di atas ada tiga tahapan dalam pelaksanaan
pembelajaran
di kelas yang pertama yaitu kegiatan pendahuluan yang berisi
motivasi untuk
memfokuskan perhatian siswa. Sehingga, siswa akan lebih siap dan
aktif dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Kedua yaitu kegiatan inti yang
dilakukan
secara sistematis melalui proses eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Kegiatan
inti dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan dan
menantang.
Ketiga, kegiatan penutup berisi kesimpulan atau rangkuman
pembelajaran dan
mengakhiri aktivitas pembelajaran. Apabila pelaksanaan
pembelajaran
disesuaikan dengan standar proses tersebut maka diharapkan
pembelajaran di
dalam kelas akan lebih bermakna sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar
siswa.
-
20
Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan
Permendikbud
No.65 Tahun 2013.
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti
proses pembelajaran
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari.
b. Elaborasi
1. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun
tertulis
2. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan
kolaboratif
3. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun
kelompok
4. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual
maupun kelompok
c. Konfirmasi
1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan,tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta
didik,
2. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
3. Kegiatan Penutup
a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
-
21
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
Dari pendapat di atas ada tiga tahapan dalam pelaksanaan
pembelajaran
di kelas yang pertama yaitu kegiatan pendahuluan yang berisi
motivasi untuk
memfokuskan perhatian siswa. Sehingga, siswa akan lebih siap dan
aktif dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Selain memberikan motivasi
juga
menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Kedua
yaitu
kegiatan inti yang dilakukan secara sistematis melalui proses
eksplorasi yang
berisi tentang penggalian pengetahuan siswa terhadap materi yang
akan
dipelajari, elaborasi berisi tentang pemberian tugas yang
diberikan guru untuk
dilesaikan dan kemudian dipresentasikan serta konfirmasi berisi
umpan balik
positif dan refleksi. Kegiatan inti dilakukan secara interaktif,
inspiratif,
menyenangkan dan menantang. Ketiga, kegiatan penutup berisi
kesimpulan
atau rangkuman pembelajaran dan mengakhiri aktivitas
pembelajaran. Apabila
pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan standar proses
tersebut maka
diharapkan pembelajaran di dalam kelas akan lebih bermakna yang
nantinya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan metode
pembelajaran juga
menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran
dalam
kelas harus disesuaikan kondisi dan materi yang akan dipelajari.
Apabila dalam
pemilihan metode pembelajaran tepat maka siswa dalam
mengikuti
pembelajaran akan lebih aktif dan termotivasi. Salah satu metode
pembelajaran
yang dapat membangkitkan motivasi siswa yaitu metode
pembelajaran Take
and Give karena metode ini menekankan siswa untuk aktif
bekerjasama dalam
kelompok tiap pasangannya, aktif mencari pasangan, dan melatih
siswa untuk
berfikir. Siswa tidak akan merasa bosan dalam mengikuti
pembelajaran karena
mereka tidak hanya duduk mendengarkan saja tetapi juga melakukan
aktivitas
dalam pembelajaran. Apabila siswa lebih tertarik dan termotivasi
dalam belajar
maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kelas.
Sintak metode pembelajaran Take and Give pada mata pelajaran
PKn
yang disesuaikan dengan standar proses.
-
22
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa di dalam
proses
pembelajaran.
b. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa
setelah
melakukan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya jawab.
Guru menyampaikan materi pembelajaran.
b. Elaborasi
Guru membagikan masing-masing kartu kepada setiap siswa.
Guru memberikan waktu 5 menit untuk mengahafal dan memahami
materi yang mereka dapat di dalam kartu.
Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari
pasangan mereka untuk bertukar informasi (memberi dan
menerima).
Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang
dipegangnya.
Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi
dan
menerima materi masing-masing.
Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu
sudah
habis.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang berani maju
kedepan untuk presentasi apa yang telah mereka dapat.
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang telah maju.
Pertanyaan yang diberikan tidak sesuai dengan materi yang
siswa
dapatkan dalam kartu.
Guru memberikan reward kepada siswa yang telah berani maju
kedepan.
c. Konfirmasi
-
23
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal
yang
belum dipahami.
Guru memberikan penguatan kepada siswa atas materi yang
mereka
kerjakan.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
b. Guru bersama siswa melakukan refleksi.
c. Guru melakukan evaluasi tentang pembelajaran.
d. Guru menutup pelajaran dengan salam.
2.6 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini didasarkan dari penelitian yang pernah dilakukan
oleh
beberapa penelitian yang menggunakan metode pembelajaran take
and give
dalam menyelesaiakn masalah pembelajaran PKn yang hampir sama
dengan
penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian-penelitian
tersebut antara lain :
Putri Anjani ,Suparno 2013 dengan judul : Penggunaan Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe Take And Give untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas 4 Semester II SD
Negeri
Salatiga 02 Tahun Pelajaran 2012/2013
Menyimpulkan bahwa : Penggunaan model pembelajaran
kooperatif
tipe take and give dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa.
Peningkatan hasil belajar dapat terlihat pada besarnya
ketuntasan dari kondisi
awal prasiklus (awal) sebesar 21 atau 48,8% siswa, siklus I
sebesar 41 atau
95,3% siswa, dan pada siklus II sebesar 43 atau 100% siswa.
Dilihat dari skor
minimal prasiklus sebesar 45, siklus I sebesar 60, dan pada
siklus II sebesar 70.
Sedangkan skor maksimal prasiklus sebesar 90, siklus I sebesar
100 dan pada
siklus II sebesar 100. Berdasarkan hasil belajar pada prasiklus,
siklus I, dan
siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar klasikal sudah
memenuhi target
indikator yang telah ditetapkan yakni ≥ 80% dari keseluruhan
jumlah siswa
mengalami ketuntasan belajar. Sedangkan peningkatan keaktifan
siswa dapat
terlihat dari besarnya persentase keaktifan siswa prasiklus
sebesar 48,25%,
-
24
siklus I sebesar 80,8%, dan pada siklus II sebesar 91%. Hal ini
menunjukkan
bahwa keaktifan siswa secara klasikal sudah memenuhi target
indikator yang
ditetapkan yakni ≥ 80% dari jumlah seluruh siswa. Berdasarkan
pada hasil
penelitian, penulis menyarankan agar model pembelajaran
kooperatif tipe Take
and Give dapat diterapkan pada pembelajaran IPA guna
meningkatkan
keaktifan siswa serta memaksimalkan hasil belajar siswa.
2.7 KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan kajian teori yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa
penerapan metode pembelajaran Take and Give pada mata pelajaran
PKn
diharapkan siswa akan mampu meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar yang
semula rendah akan menjadi tinggi. Kemudian, siswa juga sadar
akan
pentingnya tujuan pembelajaran yang akan dicapai, bukan hanya
sadar namun
juga harus termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di
kelas.
Selanjutnya melalui metode Take and Give ini peserta didik
diharapkan
dapat berfikir secara kritis dan bekerjasama dengan pasangannya
karena
diberikan tanggung jawab mengenai materi yang menjadi tugasnya.
Dalam
pembelajaran Take and Give siswa terlibat aktif dalam memecahkan
masalah
dan mencari informasi melalui kegiatan berdiskusi.
-
25
2.1 Skema Kerangka Berpikir
Identifikasi masalah : Hasil
dan keaktifan belajar siswa
rendah
Perencanaan I : menggunakan
metode Take and Give dalam
pembelajaran
Perencanaan II : menggunakan
metode Take and Give dalam
pembelajaran hasil refleksi siklus I
Siklus I
Siklus II
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan
Hasil refleksi Siklus II
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan
Hasil refleksi Siklus I
Keterangan: : Kegiatan : Hasil Kegiatan : Kegiatan berlangsung
bersamaan : urutan kegiatan
-
26
2.8 HIPOTESIS TINDAKAN
1. Peningkatan keaktifan siswa diduga dapat diupayakan melalui
metode
pembelajaran Take and Give pada kelas IV SD Negeri 1 Buntu
Kecamatan
Kejajar Kabupaten Wonosobo semester 2 tahun pelajaran
2016/2017.
2. Peningkatan hasil belajar PKn diduga dapat diupayakan melalui
metode
pembelajaran Take and Give pada kelas IV SD Negeri 1 Buntu
Kecamatan
Kejajar Kabupaten Wonosobo semester 2 tahun pelajaran
2016/2017.