6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD 2.1.1.1 Hakikat IPA IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA mempelajari tentang peristiwa atau fenomena-fenomena yang terjadi dialam atau disebut juga dengan ilmu tentang alam.Susanto (2013:167) mengemukakan bahwa “Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan”. Gagne (dalam Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati 2014:24) mengungkapkan bahwa “IPA harus dipandang sebagai cara berfiki r dalam pencarian tentang pengertian rahasia alam, sebagai cara penyelidikan terhadap gejala alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri”. Selanjutnya menurut Carin dan Sund(dalam Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati 2014:24) mengatakan “IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan dan data hasil observasi dan eksperimen. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah Ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan-pengetahuan tentang alam yang ada disekitar kita dan dapat diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari (nyata). Pada hakikatnya didalam IPA terdapat sebuah proses ilmiah, produk ilmiah dan sikap ilmiah. Sutrisno (dalam Ahmad Susanto 2013:167) menambahkan bahwa IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Tapi secara umum IPA pada hakikatnya merupakan produk, proses dan sikap. IPA sebagai produk, diartikan sebagai kumpulan hasil penelitian yang isinya berbentuk fakta, prinsip, hukum dan teori-teori IPA. IPA sebagai proses digunakan untuk
15
Embed
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD
2.1.1.1 Hakikat IPA
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang
sudah ada pada jenjang SD (sekolah dasar), IPA mempelajari tentang peristiwa
atau fenomena-fenomena yang terjadi dialam atau disebut juga dengan ilmu
tentang alam.Susanto (2013:167) mengemukakan bahwa “Sains atau IPA adalah
usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat
pada sasaran serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan”.
Gagne (dalam Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati 2014:24)
mengungkapkan bahwa “IPA harus dipandang sebagai cara berfikir dalam
pencarian tentang pengertian rahasia alam, sebagai cara penyelidikan terhadap
gejala alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri”.
Selanjutnya menurut Carin dan Sund(dalam Asih Widi Wisudawati dan Eka
Sulistyowati 2014:24) mengatakan “IPA merupakan pengetahuan yang sistematis
dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan dan
data hasil observasi dan eksperimen.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
IPA adalah Ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan-pengetahuan tentang
alam yang ada disekitar kita dan dapat diterapkan langsung dalam kehidupan
sehari-hari (nyata).
Pada hakikatnya didalam IPA terdapat sebuah proses ilmiah, produk
ilmiah dan sikap ilmiah. Sutrisno (dalam Ahmad Susanto 2013:167)
menambahkan bahwa IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Tapi
secara umum IPA pada hakikatnya merupakan produk, proses dan sikap. IPA
sebagai produk, diartikan sebagai kumpulan hasil penelitian yang isinya berbentuk
fakta, prinsip, hukum dan teori-teori IPA. IPA sebagai proses digunakan untuk
7
menggali semua fakta dan konsep yang ada dialam. IPA sebagai sikap, seorang
peneliti harus memiliki sikap seorang ilmuan dalam melaksanakan penelitian dan
mengkomunikasikan hasi-hasil penelitiannya. Menurut Sulistyorini (dalam
Ahmad Susanto 2013:169) ada sembilan aspek yang dikembangkan dalam sikap
ilmiah yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja
sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab,
berfikir bebas, dan kedisiplinan diri.
IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya.
Menurut Jacobson & Bergman (dalam Ahmad Susanto 2013:170), sebagai
berikut:
1. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori.
2. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena
alam, termasuk juga penerapannya.
3. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap
rahasia alam.
4. IPA tidak dapat dibuktikan semua akan tetapi hanya sebagian dan
beberapa saja.
5. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat
objektif.
2.1.1.2 Pembelajaran IPA SD
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari manusia, jika alam tidak digunakan dengan bijaksana maka
akan berdampak buruk bagi lingkungan. Maka dari itu pembejaran IPA di SD
diharapkan mampu menumbuhkan rasa perduli terhadap lingkungan alam sejak
dini.
Adapun tujuan pembelajaran IPA di SD dalam BSNP 2006 (dalam Ahmad
Susanto 2013:171-172)seperti berikut: (1) memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
8
sehari-hari. (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat. (4) mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5)
meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam. (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai
alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (7) memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP.
Jadi Pembelajaran IPA SD merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan untuk meningkatkan rasa keperdulian siswa terhadap pelestarian alam
atau lingkungan yang ada dalam kehidupan nyata atau sehari-hari.
Secara umum IPA memiliki fungsi dan tujuan yang berdasarkan kurikulum
berbasis kompetensi Depdiknas 2003:2 (dalam Trianto 2011:138), seperti berikut:
1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.
3. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan
teknologi.
4. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup dimasyarakat dan melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Berikut adalah materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
bentuk energi dan cara penggunaanya sedangkan SK dan KD nya seperti berikut
dapat dilihat pada tabel 2.1, yaitu:
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA
Kelas VI Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
8. Memahami berbagai bentuk energi
dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari
8.1 Mendeskripsikan energi panas dan
bunyi yang terdapat di lingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya
9
2.1.2 Belajar dan Hasil Belajar
Kita pasti sering mendengar kata “belajar” tetapi masih banyak sekali
orang yang tidak tahu apa sebenarnya arti belajar itu, belajar merupakan suatu
usaha seseorang untuk mengubah perilaku atau kebiasaannya. Purwanto (2009:43)
mengatakan bahwa “belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri
mahasiswa dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan
perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik”.
Slameto (2010:2) merumuskan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.
Kingskey (dalam Syaiful Bahri Djamarah 2008:13) mengatakan bahwa
“belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau
diubah melalui praktek atau latihan”.
Dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku seseorang melalui latihan dan pengalaman yang ada
didalam lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang dimaksud yaitu seperti
meningkatnya sikap, minat dan rasa percaya diri untuk mencari hal yang
sebelumnya tidak tahu menjadi tahu.
Hasil belajar biasanya digunakan untuk mengukur seberapa paham
seseorang menguasai materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Suprijono
(2009:5-6) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”.
Sementara Bloom (Suprijono, 2002:6) mengatakan bahwa “hasil belajar
mencangkup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor”.
Menurut Lindgren (Suprijono, 2009:7) Mengemukakan bahwa “hasil
belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek
potensi kemanusiaan saja”. M. Thobroni (2015:20-22).
Jadi hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
10
2.1.3 Model Pembelajaran Cooperative Learning
Model pembelajan Cooperative Learning merupakan model yang sangat
efektif digunakan guru selama proses pembelajaran karena mengutamakan
keaktifan siswa didalam sebuah kelompok.Suprijono (2009:47) mengatakan
bahwa “Cooperative Learning adalah suatu cara pendekatan atau serangkaian
strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik
agar bekerja sama selama proses pembelajaran”. Kemudian dilanjutkan kembali
oleh Suprijono (2009:47) “Cooperative Learning adalahpembelajaran
menggunakan kelompok kecil bekerja sama untuk memaksimalkan hasil”.
Selanjutkan menurut Slavin dan kagan(dalam Agus Suprijono 2009:49)
mengatakan bahwa “Cooperative Learning bukan hanya sekedar belajar
berkelompok, Cooperative Learning lebih menunjukan pada fenomena groupness
yaitu kelompok sebagai suatu kesatuan yang bukan semata-mata kumpulan orang
yang saling berdekatan melainkan kesatuan yang bulat di antara anggota-
anggotanya”.
Jadi pembelajaran Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran
yang menggunakan interaksi langsung dan kerja sama antar siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
2.1.3.1 Model Group Investigation
Model pembelajaran Cooperative tipe GI ini merupakan salah satu model
yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan kerja sama antarsiswa dalam
sebuah kelompok diskusi, model Group Investigation ini juga dapat digunakan
untuk semua tingkatan kelas dan mata pelajaran yang ada di SD. Sharan (dalam
Miftahul Huda 2011:123) mengemukakan “bahwa model pembelajaran GI lebih
menekankan dimanasiswa diberi kontrol dan pilihan penuh untuk merencanakan
apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasikan”.
Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005:21) mengatakan bahwa “ GI
adalah strategi pembelajaran Cooperativeyang menempatkan siswa ke dalam
kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik”. http://www.kajian