Top Banner
5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan yang diperoleh tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Keberhasilan seseorang dalam proses belajar mengajar paling banyak di ukur dengan alat ukur tes belajar, yang diberikan di akhir pembelajaran atau di akhir semester. Hasil belajar yang dapat dihasilkan oleh siswa tergantung pada proses belajarnya. Hasil belajar adalah kemampuan atau prestasi siswa yang siswa capai setelah melalui proses belajar mengajar. Sudjana (2011:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan suatu bukti bahwa seseorang telah belajar, yang dilihat dari perubahan tingkah laku pada orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik 2014:30). Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang yang menerima pembelajaran, dari kondisi tidak tahu dan tidak mengerti akan sesuatu, karena ia belajar sehingga menghasilkan pengetahuan dan mengerti tentang hal yang ia pelajari. Menurut Susanto (2015:5) mengatakan bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional. Menurut Nawawi dalam K. Brahim pada 2007:39 (dalam Susanto 2015:5) mengatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
12

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

Mar 12, 2019

Download

Documents

phamhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

5

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami

aktivitas belajar. Perubahan yang diperoleh tersebut tergantung pada apa yang

dipelajari oleh siswa. Keberhasilan seseorang dalam proses belajar mengajar

paling banyak di ukur dengan alat ukur tes belajar, yang diberikan di akhir

pembelajaran atau di akhir semester. Hasil belajar yang dapat dihasilkan oleh

siswa tergantung pada proses belajarnya. Hasil belajar adalah kemampuan atau

prestasi siswa yang siswa capai setelah melalui proses belajar mengajar. Sudjana

(2011:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar merupakan suatu bukti bahwa seseorang telah belajar, yang

dilihat dari perubahan tingkah laku pada orang tersebut dari tidak tahu menjadi

tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik 2014:30). Hasil belajar

merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang yang menerima

pembelajaran, dari kondisi tidak tahu dan tidak mengerti akan sesuatu, karena ia

belajar sehingga menghasilkan pengetahuan dan mengerti tentang hal yang ia

pelajari.

Menurut Susanto (2015:5) mengatakan bahwa hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar

itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam

kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan

tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.

Menurut Nawawi dalam K. Brahim pada 2007:39 (dalam Susanto 2015:5)

mengatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

6

Menurut Purwanto (2014:44) hasil belajar dapat dijelaskan dengan

memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian

hasil (product) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu

aktivitas atau proses yang mangakibatkan berubahnya input secara fungsional.

Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan

mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods).

Baik atau buruknya hasil belajar tergantung pada individu siswa yang

belajar dan guru yang mengajar, karena hasil belajar diperoleh dari siswa yang

mengalami proses pembelajaran dan guru yang mengajarnya. Seberapa baik siswa

menerima pelajaran dalam proses belajar mengajar dan seberapa baik guru

membuat pembelajaran menjadi menarik untuk siswa terima adalah salah satu

faktor penentu hasil belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar juga mempengaruhi

hasil belajar siswa. Berikut dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,

menurut Slameto (2003:54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor interen adalah faktor yang ada di dalam

individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di

luar individu. Dalam faktor interen terdapat faktor jasmaniah yang meliputi

kesehatan, cacat tubuh. Kemudian faktor psikologis yang meliputi inteligensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dan yang terakhir adalah

faktor kelelahan. Selain faktor intern juga terdapat faktor ekstern diantaranya

adalah faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar

belakang kebudayaan. Di samping itu, terdapat juga faktor sekolah yang meliputi

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,

keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah, dan yang terakhir adalah faktor

masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan

bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang hasil belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhi siswa dalam belajar maka penelitian ini mengacu pada teori

Nawawi dalam K. Brahim pada 2007:39 (dalam Susanto 2015:5) yang

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

7

mengatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

2.2 Hakikat Matematika

Menurut Shadiq (2014:5) matematika berasal dari bahasa latin manthanein

atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedangkan dalam

bahasa Belanda disebut wiskunde atau “ilmu pasti”. Jadi berdasarkan kata asal

matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berfikir. Matematika

lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio, bukan menekankan dari hasil

eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran

manusia, yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.

Johnson dan Rising pada 1972 (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014:28)

mengatakan sebagai berikut: 1). Matematika adalah pengetahuan terstruktur,

dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang

didefenisikan atau tidak didefenisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori

yang telah dibuktikan kebenarannya; 2). Matematika adalah bahasa simbol

tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefenisikan

secara cermat, jelas, dan akurat; 3). Matematika adalah seni, dimana

keindahannya terdapat dalam keterurutan dan keharmonisan.

Berth & Piaget pada 1956 (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014:28)

mengatakan bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah pengetahuan yang

berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur tersebut

sehingga terogranisasi dengan baik.

Kline pada 1972 (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014:28) mengatakan

bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna

karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu

manusia dalam memahami dan mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan

alam. Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berfikir, oleh karena itu

logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika.

Reys, dkk pada 1985 (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014:28) mengatakan

bahwa matematika itu adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

8

dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk

memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.

Dari pendapat-pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi

hitung saja, melainkan matematika arti dari matematika selalu berhubungan

dengan tujuan pembelajaran matematika itu sendiri, seiring dengan

berkembangnya tujuan pembelajaran matematika maka berkembang pula arti

matematika. Maka matematika memiliki arti yang luas dan selalu berkembang

sesuai zaman dan matematika juga merupakan ilmu yang berkaitan erat dengan

aktivitas manusia sehari-hari.

2.3 Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)

2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran STAD

Model pembelajaran STAD merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk

permulaan bagi guru yang baru menggunakan pembelajaran kooperatif. Model

pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang mudah

diaplikasikan dalam proses pembelajaran, model pembelajaran ini telah digunakan

mulai dari kelas dua Sekolah Dasar (SD) sampai kelas sebelas Sekolah Menengah

Atas (SMA) pada mata pelajaran Matematika, Seni Budaya, Ilmu Sosial, dan Ilmu

Pengetahuan Alam.

Menurut Slavin (2015:143-147) STAD terdiri atas lima komponen utama

yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.

1. Presentasi Kelas. Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam

presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering

kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga

memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran

biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit

STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-

benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian

akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka

sangat menentukan tim mereka.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

9

2. Tim. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari

kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama

dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan

lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa

mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim

berkumpul untuk mempelajari lembar-kegiatan atau materi lainnya. Yang paling

sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama,

membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila

anggota tim ada yang membuat kesalahan. Tim adalah fitur yang paling penting

dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim

melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik

untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi

kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan

perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan

seperti hubungan antarkelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-

siswa mainstream.

3. Kius. Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi

dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis

individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam

mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual

untuk memahami materinya.

4. Skor Kemajuan Individual. Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah

untuk memberikan kepada setiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai

apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik

daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang

maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat

melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa

diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut

sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan

mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikkan skor kuis

mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

10

5. Rekognisi Tim. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan

yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa

dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

2.3.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD

Persiapan yang harus dilakukan oleh guru sebelum memulai pembelajaran

STAD adalah menyiapkan materi yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, materi pembelajaran bisa di ambil dari buku teks atau sumber-

sumber terbitan lainnya atau bisa juga dengan materi yang guru buat sendiri.

Selain materi guru juga mempersiapkan lembar kegiatan, lembar jawaban dan kuis

serta kunci jawaban untuk setiap kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan.

Selanjutnya, guru mengelompokkan siswa dalam tim secara heterogen. Setelah

itu, guru harus menentukan skor awal pertama. Skor awal mewakili skor rata-rata

siswa pada kuis–kuis sebelumnya. Apabila guru memulai menggunakan STAD

setelah tiga kali atau lebih kuis, gunakan rata-rata skor siswa sebagai skor awal

atau jika tidak, gunakan hasil nilai terakhir siswa pada tahun lalu. Terakhir adalah

membangun tim, sebelum memulai kegiatan pembelajaran akan lebih baik jika

memulai dengan satu atau lebih latihan pembentukan tim sekedar untuk memberi

kesempatan kepada anggota tim untuk melakukan sesuatu yang mengasyikkan dan

untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya (Slavin, 2015:147–151).

Membangun tim atau membagi siswa kedalam tim dapat dilakukan dengan

melihat tabel 2.1 dibawah ini:

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

11

Tabel 2.1 Membagi Siswa Kedalam Tim

Peringkat Nama Tim

Siswa berprestasi tinggi 1

2

3

4

5

6

7

8

A

B

C

D

E

F

G

H

Siswa berprestasi sedang 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

H

G

F

E

D

C

B

A

A

B

C

D

E

F

G

H

Siswa berprestasi rendah 27

28

29

30

31

32

33

34

H

G

F

E

D

C

B

A

Sumber: Slavin (2015:152)

Langkah-langkah atau tahapan model pembelajaran STAD menurut

Suprijono (2013): a) Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara

heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain); b)

Guru menyajikan pelajaran; c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk

dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti

dapat menjelaskan pada anggota-anggota lainnya sampai semua anggota dalam

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

12

kelompok itu mengerti; d) Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh

siswa; e) Memberi evaluasi; f) Kesimpilan.

2.3.3 Tahapan Menghitung Skor Individu dan Tim

Skor individu dan skor tim dapat di hitung setelah siswa melakukan aktivitas

kuis secara individu. Kuis dilakukan guna untuk mengumpulkan poin tim mereka

berdasarkan tingkat di mana skor kuis siswa melampaui skor awal. Hitung skor

kemajuan individu terlebih dahulu untuk dapat menghitung dan skor tim.

Pedoman untuk menghitung skor individu dapat di lihat pada tabel 2.2 dibawah

ini:

Tabel 2.2 Skor Kemajuan Individu

Skor Kuis Poin Kemajuan

Lebih dari 10 poin dibawah skor awal

10-1 poin dibawah skor awal

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal

Lebih dari 10 poin di atas skor awal

Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30

5

10

20

30

Sumber: Slavin (2015: 158)

Skor tim adalah jumlah skor kemajuan setiap anggota tim. Untuk

menghitung skor tim, catatlah tiap poin kemajuan semua anggota tim pada lembar

rangkuman tim dan bagilah jumlah total poin kemajuan seluruh anggota tim

dengan jumlah anggota tim yang mengikuti kuis. Skor tim lebih tergantung pada

skor kuis dari pada skor awal. Pedoman untuk menghitung skor tim dapat di lihat

pada tabel 2.3 dibawah ini:

Tabel 2.3 Skor Tim

Kriteria (Rata-rata Tim) Penghargaan

15

16

17

TIM BAIK

TIM SANGAT BAIK

TIM SUPER

Sumber: Slavin (2015: 160)

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

13

2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran STAD

Model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Kelebihan model pembelajaran STAD adalah siswa dapat meningkatkan

kemampuan individu, kerja sama kelompok, dan seluruh siswa dapat lebih siap

mengikuti pembelajaran.

Kekuangan model pembelajaran STAD adalah siswa cenderung tidak mau

apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai apabila ia sendiri yang

pandai dan yang kurang pandai pun merasa minder apabila digabungkan dengan

temannya yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan

sendirinya (Ibrahim, 2010: 72).

2.4 Model Pembelajaran Example Non Example

2.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Example Non Example

Model pembelajaran Example Non Example merupakan model pembelajaran

yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi

pembelajaran. Media gambar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

bertujuan untuk mendorong siswa belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan

permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan oleh

guru. Model pembelajaran Example Non Example juga mengajarkan siswa untuk

belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep.

2.4.2 Langkah-langkah Model Example Non Example

Dalam Miftahul Huda (2013) Example Non Example langkah-langkah

penerapan model pembelajaran Example Non Example dapat dilakukan sebagai

berikut: a). Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran; b). Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat

OHP; c). Guru menempelkan kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri

dari 2-3 siswa; d). Guru memberi petunjuk dan memberi kesempataan kepada

setiap kelompok untuk memperhatikan dan/atau menganalisis gambar: e).

Mencatat hasil diskusi dari analisis gambar pada kertas; f). Memberi kesempatan

bagi setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya. g). Berdasarkan

komentar atau hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang

ingin dicapai; h). Penutup.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

14

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Example Non

Example

Model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Menurut Miftahul Huda (2013) mengungkapkan bahwa model

pembelajaran Example Non Example memiliki kelebihan, antara lain: a) Siswa

lebih kritis dalam menganalisis gambar; b) Siswa mengetahui aplikasi dari materi

berupa contoh gambar; dan c) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan

pendapatnya. Memiliki kekurangan yaitu: a) Tidak semua materi dapat disajikan

dalam bentuk gambar; b) Membutuhkan waktu lama dalam mempersiapkan

pelajaran.

2.5 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang terdahulu dilakukan oleh Hendra (2012) dengan judul

penelitian “Perbedaan Hasil Belajar Matematika yang Diajar Dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan

Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) pada Materi

Kubus dan Balok Kelas IV SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Geta”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai hasil belajar matematika yang diperoleh

siswa pada kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 81,95

dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 67, sedangkan nilai hasil belajar

matematika yang diperoleh siswa pada kelompok kontrol memperoleh nilai rata-

rata sebesar 70,90 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 53. Berdasarkan

hasil penelitian dapat dikatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Shofiana (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Example Non Example Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas IX SMP Negeri 2 Tuntang” menyatakan bahwa model pembelajaran

Example Non Example berpengaruh baik terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas IX SMP Negeri 2 Tuntang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Example Non

Example terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP N 2 Tuntang

semester ganjil Tahun ajaran 2014/2015 yang dibuktikan dengan adanya

perbedaan hasil belajar antara kedua kelas. Hal ini dibuktikan hasil belajar

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

15

diperoleh nilai signifikan 0,046 < 0,05. Rata-rata hasil belajar kelas konvensional

(kontrol) sebesar 68,5413 sedangkan rata-rata hasil belajar kelas yang diajarkan

dengan model pembelajaran Example Non Example (eksperimen) sebesar

79,1663. Hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa penerapan model

pembelajaran Example Non Example juga dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa.

2.6 Kerangka Berpikir

Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

adalah model yang digunakan guru pada saat mengajar. Faktor tersebut sangat

menunjang keberhasilan siswa dalam belajar.

Penelitian ini ingin mengetahui perbedaan hasil belajar metematika siswa

yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) dengan model pembelajaran Example Non Example pada materi Bangun

ruang kubus dan balok kelas IV di SD Kristen Satya Wacana Kecamatan Siderejo

Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Penelitian akan dimulai dengan memberikan pretest terhadap kedua

kelompok dengan soal yang sama dan hari yang sama pada jam yang berbeda,

untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan.

Setelah didapatkan hasil pretest, kemudian akan ditentukan kelas eksperimen dan

kelas kontrol, dengan perbedaan bahwa pada kelas eksperimen penelitian

dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan kelas kontrol

menggunakan model pembelajaran Example Non Example. Kemudian setelah

adanya treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, akan diadakan posttest

pada siswa di kedua kelas tersebut, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

penggunaan model pembelajaran STAD dengan Example Non Example terhadap

hasil belajar matematika siswa. Dimana skema kerangka berpikir untuk

pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar

2.1 berikut:

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan

16

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir yang akan diterapkan dalam penelitian pada siswa kelas

IV SD Kristen Satya Wacana Salatiga

2.7 Hipotesis

Berdasarkan uraian dari kerangka berpikir, peneliti mengemukakan bahwa

akan ada perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara penggunaan

model pembelajaran STAD dengan Example Non Example pada materi bangun

ruang kubus dan balok di kelas IV semester II SD Kristen Satya Wacana Salatiga

tahun ajaran 2015/2016.

Memilih model pembelajaran STAD dan Example Non Example

Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol

Memberi pretest

Kelas eksperimen di beri

perlakuan model

pembelajaran kooperatif

tipe STAD

Kelas kontrol di beri

perlakuan model

pembelajaran Example

Non Example

Memberi posttest Memberi posttest

Hasil belajar Hasil belajar

Membandingkan hasil