5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan yang diperoleh tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Keberhasilan seseorang dalam proses belajar mengajar paling banyak di ukur dengan alat ukur tes belajar, yang diberikan di akhir pembelajaran atau di akhir semester. Hasil belajar yang dapat dihasilkan oleh siswa tergantung pada proses belajarnya. Hasil belajar adalah kemampuan atau prestasi siswa yang siswa capai setelah melalui proses belajar mengajar. Sudjana (2011:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan suatu bukti bahwa seseorang telah belajar, yang dilihat dari perubahan tingkah laku pada orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik 2014:30). Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang yang menerima pembelajaran, dari kondisi tidak tahu dan tidak mengerti akan sesuatu, karena ia belajar sehingga menghasilkan pengetahuan dan mengerti tentang hal yang ia pelajari. Menurut Susanto (2015:5) mengatakan bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional. Menurut Nawawi dalam K. Brahim pada 2007:39 (dalam Susanto 2015:5) mengatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
12
Embed
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11148/2/T1_292012590_BAB II... · 2.1 Hasil Belajar . Hasil belajar merupakan perubahan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami
aktivitas belajar. Perubahan yang diperoleh tersebut tergantung pada apa yang
dipelajari oleh siswa. Keberhasilan seseorang dalam proses belajar mengajar
paling banyak di ukur dengan alat ukur tes belajar, yang diberikan di akhir
pembelajaran atau di akhir semester. Hasil belajar yang dapat dihasilkan oleh
siswa tergantung pada proses belajarnya. Hasil belajar adalah kemampuan atau
prestasi siswa yang siswa capai setelah melalui proses belajar mengajar. Sudjana
(2011:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar merupakan suatu bukti bahwa seseorang telah belajar, yang
dilihat dari perubahan tingkah laku pada orang tersebut dari tidak tahu menjadi
tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik 2014:30). Hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang yang menerima
pembelajaran, dari kondisi tidak tahu dan tidak mengerti akan sesuatu, karena ia
belajar sehingga menghasilkan pengetahuan dan mengerti tentang hal yang ia
pelajari.
Menurut Susanto (2015:5) mengatakan bahwa hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar
itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam
kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan
tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.
Menurut Nawawi dalam K. Brahim pada 2007:39 (dalam Susanto 2015:5)
mengatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
6
Menurut Purwanto (2014:44) hasil belajar dapat dijelaskan dengan
memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian
hasil (product) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktivitas atau proses yang mangakibatkan berubahnya input secara fungsional.
Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan
mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods).
Baik atau buruknya hasil belajar tergantung pada individu siswa yang
belajar dan guru yang mengajar, karena hasil belajar diperoleh dari siswa yang
mengalami proses pembelajaran dan guru yang mengajarnya. Seberapa baik siswa
menerima pelajaran dalam proses belajar mengajar dan seberapa baik guru
membuat pembelajaran menjadi menarik untuk siswa terima adalah salah satu
faktor penentu hasil belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar juga mempengaruhi
hasil belajar siswa. Berikut dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,
menurut Slameto (2003:54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor interen adalah faktor yang ada di dalam
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di
luar individu. Dalam faktor interen terdapat faktor jasmaniah yang meliputi
kesehatan, cacat tubuh. Kemudian faktor psikologis yang meliputi inteligensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dan yang terakhir adalah
faktor kelelahan. Selain faktor intern juga terdapat faktor ekstern diantaranya
adalah faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan. Di samping itu, terdapat juga faktor sekolah yang meliputi
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah, dan yang terakhir adalah faktor
masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli tentang hasil belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhi siswa dalam belajar maka penelitian ini mengacu pada teori
Nawawi dalam K. Brahim pada 2007:39 (dalam Susanto 2015:5) yang
7
mengatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
2.2 Hakikat Matematika
Menurut Shadiq (2014:5) matematika berasal dari bahasa latin manthanein
atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedangkan dalam
bahasa Belanda disebut wiskunde atau “ilmu pasti”. Jadi berdasarkan kata asal
matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berfikir. Matematika
lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio, bukan menekankan dari hasil
eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran
manusia, yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.
Johnson dan Rising pada 1972 (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014:28)
mengatakan sebagai berikut: 1). Matematika adalah pengetahuan terstruktur,
dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang
didefenisikan atau tidak didefenisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori
yang telah dibuktikan kebenarannya; 2). Matematika adalah bahasa simbol
tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefenisikan
secara cermat, jelas, dan akurat; 3). Matematika adalah seni, dimana
keindahannya terdapat dalam keterurutan dan keharmonisan.
Berth & Piaget pada 1956 (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014:28)
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah pengetahuan yang
berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur tersebut
sehingga terogranisasi dengan baik.
Kline pada 1972 (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014:28) mengatakan
bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna
karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu
manusia dalam memahami dan mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan
alam. Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berfikir, oleh karena itu
logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika.
Reys, dkk pada 1985 (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014:28) mengatakan
bahwa matematika itu adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir
8
dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk
memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.
Dari pendapat-pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi
hitung saja, melainkan matematika arti dari matematika selalu berhubungan
dengan tujuan pembelajaran matematika itu sendiri, seiring dengan
berkembangnya tujuan pembelajaran matematika maka berkembang pula arti
matematika. Maka matematika memiliki arti yang luas dan selalu berkembang
sesuai zaman dan matematika juga merupakan ilmu yang berkaitan erat dengan
aktivitas manusia sehari-hari.
2.3 Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)
2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran STAD
Model pembelajaran STAD merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk
permulaan bagi guru yang baru menggunakan pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang mudah
diaplikasikan dalam proses pembelajaran, model pembelajaran ini telah digunakan
mulai dari kelas dua Sekolah Dasar (SD) sampai kelas sebelas Sekolah Menengah
Atas (SMA) pada mata pelajaran Matematika, Seni Budaya, Ilmu Sosial, dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Menurut Slavin (2015:143-147) STAD terdiri atas lima komponen utama