BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir. Sebuah model biasanya menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan. Model juga dapat dipandang sebagai upaya untuk mengkonkretkan sebuah teori sekaligus juga merupakan sebuah analogi dan representasi dari variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut (Udin, 2001). Banyak pendapat yang mengungkapkan tentang definisi model. Ming dkk. (2005: 167-168) menyatakan bahwa model adalah suatu deskripsi naratif untuk menggambarkan prosedur atau langkah-langkah dalam mencapai satu tujuan khusus, dan langkah-langkah tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan. Model adalah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung sehingga memudahkan untuk dipahami. Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan (Seels & Richey, 1994). Sementara Law dan Kelton (1991:5) dan Sudarman (1998:22) mengemukakan bahwa model adalah representasi suatu sistem yang dipandang dapat mewakili sistem yang sesungguhnya.
19
Embed
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16467/2/T2_942014067_BAB II... · Untuk dapat menerapkan pembelajaran online dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Hakikat Model
Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya
pola berpikir. Sebuah model biasanya menggambarkan
keseluruhan konsep yang saling berkaitan. Model juga dapat
dipandang sebagai upaya untuk mengkonkretkan sebuah teori
sekaligus juga merupakan sebuah analogi dan representasi
dari variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut
(Udin, 2001).
Banyak pendapat yang mengungkapkan tentang definisi
model. Ming dkk. (2005: 167-168) menyatakan bahwa model
adalah suatu deskripsi naratif untuk menggambarkan
prosedur atau langkah-langkah dalam mencapai satu tujuan
khusus, dan langkah-langkah tersebut dapat dipergunakan
untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam
mencapai tujuan. Model adalah suatu abstraksi yang dapat
digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak
bisa dilihat atau dialami secara langsung sehingga
memudahkan untuk dipahami. Model adalah representasi
realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan
urutan (Seels & Richey, 1994). Sementara Law dan Kelton
(1991:5) dan Sudarman (1998:22) mengemukakan bahwa
model adalah representasi suatu sistem yang dipandang dapat
mewakili sistem yang sesungguhnya.
Model bisa menjadi sarana untuk men-terjemahkan
teori ke dalam dunia kongkret untuk aplikasi ke dalam
praktek. Bisa juga model menjadi sarana memformulasikan
teori berdasarkan temuan praktek. Model merupakan salah
satu tool untuk teorisasi. Arti teorisasi adalah proses empirik
dan rasional yang menggunakan bermacam alat, seperti
prosedur penelitian, model, logika dan alasan. Tujuannya
adalah memberikan penjelasan penuh mengapa suatu
peristiwa terjadi sehingga bisa memandu untuk memprediksi
hasil (Sudrajat, 2010).
Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang
lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model mikromorf dan
paramorf. Mikromorf adalah model yang visual, nyata secara
fisik, contohya adalah planetarium dan simulasi komputer,
flow chart suatu proses. Paramorf adalah model simbolik yang
biasanya menggunakan deskripsi verbal. Model paramorf
dibagi menjadi 3 macam, yakni (1) model konseptual, (2)
model prosedural, dan (3) model matematik. Model konseptual
sering sekali disamakan dengan teori, model ini merupakan
deskripsi verbal sebuah pandangan atas realitas. Model ini
tidak memberikan penjelasan penuh, tetapi komponen yang
relevan untuk disajikan dan didefinisikan secara penuh.
Model konseptual bersifat deskriptif yang mendeskripsikan
peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari logika atau
analisis dan juga kesimpulan dari observasi. Salah satu
fungsinya yang penting adalah memberikan landasan untuk
penelitian yang bisa menciptakan teori induktif.
Model prosedural mendeskripsikan langkah-langkah
untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam ilmu pembelajaran,
langkah-langkah ini biasanya berdasarkan pengetahuan yang
memberikan ke-suksesan produk. Model matematik
mendeskripsikan hubungan bermacam-macam komponen
dalam suatu situasi. Model ini menjadi abstrak dibandingkan
model lainnya. Intinya model ini adalah kuantifikasi dari
komponen-komponen yang mempengaruhi produk suatu
peristiwa. Dengan memasukkan data dari situasi baru ke
dalam model matematik, bisa didapatkan suatu hasil.
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas
maka dapat dikatakan bahwa suatu model memiliki
karakteristik: (1) merupakan deskriptif naratif; (2) memiliki
prosedur atau langkah-langkah; (3) memiliki tujuan khusus;
(4) digunakan untuk mengukur keberhasilan; dan (5)
merupakan representasi suatu sistem. Dalam penelitian ini
jenis model yang dikembangkan adalah model prosedural
tentang bagaimana pola penyajian hasil belajar berbasis web
dan pola prosedural kegiatan tindak lanjut dari hasil belajar
dalam kelas online.
2.2. Penyajian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan sesuatu
yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan penilaian hasil belajar maka dapat
diketahui seberapa besar keberhasilan peserta didik telah
menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh
guru. Dengan penilaian hasil belajar yang baik akan
memberikan informasi yang bermanfaat dalam perbaikan
kualitas proses belajar mengajar. Sebaliknya, jika terjadi
kesalahan dalam penilaian hasil belajar, maka akan terjadi
salah informasi tentang kualitas proses belajar mengajar dan
pada akhirnya tujuan pendidikan yang sesungguhnya tidak
akan tercapai. Hasil belajar adalah kompetensi atau
kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun
psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Sudjana (2002)
pada dasarnya “hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar”. Sedangkan
menurut Hamalik (2003) menjelaskan bahwa “hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
dan sikap-sikap serta kemampuan peserta didik”. Lebih lanjut
disebutkan oleh Jamil (2014: 37) menjelaskan bahwa “hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui