Top Banner
BAB II KAJIAN PUSTAKA A Model Pembelajaran Outdoor Activity 1. Pengertian Outdoor Activity Penggunaan setting alam terbuka sebagai sarana kelas memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran secara menyeluruh dan sekaligus membebaskan para peserta didik dari himpitan suasana dan ritme rutinitas belajarar yang biasa mereka alami. Suasana yang segar dan asri, suasana kicauan burung, desir air, atau hembusan angin juga dapat mendorong intensitas keterlibatan peserta didik, baik secara fisik, mental, emosional, bahkan mungkin sampai tingkat spiritual. Riskomar (2004: 7) mengemukakan bahwa, “Kelas alam terbuka merupakan tempat yang ideal, khususnya untuk melakukan proses pembelajaran berdasarkan pengalaman/ experential learning. Kombinasi aspek lingkungan alam terbuka dan berbagai permainan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengubah berbagai pola tingkah laku dan kebiasaan aktivitas sehari-hari melalui proses yang menyenangkan dan penuh kegembiraan”. Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam, perintis gerakan ini antara lain adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan ‘’heimatkunde” (pengajaran alam sekitar), dan J. Ligthart (1859-1916) di Belanda dengan Het Volle Leven” (kehidupan senyatanya). Beberapa prinsip gerakan ‘’heimatkunde” adalah:(1) dengan pengajaran alam sekitar itu, guru dapat memeragakan secara langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar 11 Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016
33

BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

Mar 02, 2019

Download

Documents

vohanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Model Pembelajaran Outdoor Activity

1. Pengertian Outdoor Activity

Penggunaan setting alam terbuka sebagai sarana kelas memberikan

dukungan terhadap proses pembelajaran secara menyeluruh dan sekaligus

membebaskan para peserta didik dari himpitan suasana dan ritme rutinitas

belajarar yang biasa mereka alami. Suasana yang segar dan asri, suasana

kicauan burung, desir air, atau hembusan angin juga dapat mendorong

intensitas keterlibatan peserta didik, baik secara fisik, mental, emosional,

bahkan mungkin sampai tingkat spiritual. Riskomar (2004: 7)

mengemukakan bahwa,

“Kelas alam terbuka merupakan tempat yang ideal, khususnya untuk

melakukan proses pembelajaran berdasarkan pengalaman/ experential

learning. Kombinasi aspek lingkungan alam terbuka dan berbagai

permainan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengubah

berbagai pola tingkah laku dan kebiasaan aktivitas sehari-hari melalui

proses yang menyenangkan dan penuh kegembiraan”.

Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam

sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam, perintis gerakan ini antara lain

adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan ‘’heimatkunde”

(pengajaran alam sekitar), dan J. Ligthart (1859-1916) di Belanda dengan

“Het Volle Leven” (kehidupan senyatanya). Beberapa prinsip gerakan

‘’heimatkunde” adalah:(1) dengan pengajaran alam sekitar itu, guru dapat

memeragakan secara langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar

11

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

12

pengajaran;(2) pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan

sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar,

dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

memberikan pengajaran totalitas, yaitu suatu bentuk dengan ciri-ciri: (a)

suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata pengajaran dalam

daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengajaran dan

mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan, (b) suatu pengajaran yang

menarik minat, karena segala sesuatu di pusatkan atas suatu bahan

pengajaran yang menarik perhatian anak dan diambilkan dari alam

sekitarnya, dan (c) suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan

pengajaran itu berhubungan satu sama lain seerat-eratnya secara teratur;

(4) pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi

inteketual yang kukuh dan tidak verbalitas; dan (5) pengajar alam sekitar

memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai ikatan

emosional dengan anak (Sagala, 2012: 180)

Pembelajaran alam sekitar dan pembelajaran alam terbuka

merupakan istilah lain dari outdoor. Istilah outdoor activity dikenal juga

dengan istilah outdoor learning, outdoor study. Istilah outdoor menurut

John.M.Echol dalam kamus bahasa Inggris berarti di luar, sedangkan

activity berarti kegiatan. Jadi outdoor activity dalam konteks ini adalah

kegiatan pembelajaran di luar kelas. Kegiatan outdoor activity pada era

sekarang ini sedang mengemuka di dunia pendidikan, karena diyakini

mampu memberikan paradigma baru dalam pembelajaran. Eliot etc.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

13

(Dryden, Gordon & Jeannete, dalam Agus, 2011: 7) menekankan

pentingnya mengubah citra sekolah tradisional dan ruang kelas tradisional.

Hal ini didasari pada asumsi bahwa kegiatan di luar kelas dapat membantu

tercapainya tujuan pembelajaran, sebab siswa merasa mendapat kegiatan

yang menyenangkan. Konsep outdoor ini sejalan dengan pendapat John

Eliot (Dryden, Gordon & Jeannete, dalam Agus, 2011: 7) yang

menyarankan melibatkan orang tua , kakek/ nenek, dan masyarakat dalam

proses belajar. Peran serta masyarakat dan orang-orang sekitar sekolah

dalam proses pembelajaran di sekolah dapat mengatasi keterbatasan guru

dalam memperoleh informasi terkini. Selain itu, dengan memanfaatkan

sumber belajar di luar ruang kelas, siswa dapat memperoleh suasana baru

yang dapat membuat mereka lebih fun, sehingga pembelajaran akan

berlangsung dengan dinamis, dan efektif.

Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran outdoor activity adalah model yang digunkan oleh guru

dalam kegaitan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kegiatan outdoor dapat

dilakukan dengan jalan mengunjungi objek – objek tertentu, seperti:

tempat rekreasi alam ( gunung, sungai, danau, bendungan, dan lautan ),

tempat hiburan, tempat perkebunan atau pertanian dan lain sebagainya.

Pembelajaran bahasa Indoneia dengan model outdoor activity memiliki

beberapa keunggulan :

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

14

a. Siswa dapat melihat langsung suatu objek yang dikunjunginya,

sehingga mereka dapat mencatat apa yang dilihatnya yang nantinya

dapat dideskripsikan dalam bentuk karangan.

b. Siswa dapat bertanya jawab langsung kepada nara sumber, sehingga

mereka memperoleh berbagai pengetahuan dan pengalaman yang

terintegrasi

c. Siswa dapat mencookkan teori yang diperoleh selama pembelajaran ke

dalam objek.

2. Peningkatan Ketrampilan Menulis Melalui Model Pembelajaran

Autdoor Activity

Para siswa SD pada umumnya masih mengalami kesulitan dalam

meingkatkan ketrampilan menulis. Oleh karena itu, agar kesulitan ini

dapat diatasi sangat perlu disajikan suatu teknik atau model pembelajaran

yang mampu menuntun dan mengarahkan siswa. Salah satu model yang

dapat dipergunakan adalah model pembelajaran outdoor activity

Model pembelajaran outdoor activity digunakan dalam

pembelajaran puisi, karena dengan model pembelajaran outdoor activity

akan memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk mempraktikkan

keterampilan menulisnya melalui kontak langsung dengan objek yang ada

di lingkungannya. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berekspresi,

berimajinasi, dan menuangkan ide atau gagasannya dalam bentuk tulisan

khsusnya puisi.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

15

3. Proses Penggunaan Model Pembelajaran Outdoor Activity

Dalam pelaksanannya, teknik pembelajaran outdoor activity ini,

menggunakan prosedur sebagai berikut :

a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan

empat orang;

b. Peserta didik bersama kelompoknya diberi tugas mencari objek atau

pemandangan alam yang lokasinya berada di lingkungan sekolah;

c. Guru memberikan penjelasan model pelaksanaan kegiatan outdoor

activity;

d. Peserta didik melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang

ada;

e. Peserta didik mendata kata – kata yang berkaitan dengan objek yang

diamati;

f. Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan hasil

pengamatannya untuk dijadikan bahan menulis puisi;

g. Peserta didik secara berkelompok merangkai kata – kata untuk

dijadikan puisi;

h. Peserta didik bergiliran, setiap kelompok menampilkan /

merepresentasikan puisi yang telah dibuat;

i. Peserta didik dan guru mengamati penampilan dari kelompok yang

ditunjuk;

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

16

j. Setelah presentasi selesai, masing-masing siswa diberi kesempatan

untuk memberikan kritik dan saran berkaitan dengan puisi yang

dibuat;

k. Kelompok penyaji menanggapi saran dan kritik yang telah

disampaikan kelompok lain;

l. Masing – masing kelompok memberikan kesimpulan secara umum.

Dari hasil presentasi yang dilakukan tiap – tiap kelompok, dapat

diketahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kemampuan berekspresi,

berimajinasi, dan menuangkan ide atau gagasan sesuai dengan pengamatan

yang dilakukan di lingkungan peserta didik. Sehingga sejauh mana penguasaan

peserta didik terhadap keterampilan menulis khususnya puisi dapat diketahui.

Menurut Oemar Hamalik dalam (Mawantusih, 2015) prosedur yang

digunakan dalam mengimplementasikan model pembelajaran outdoor activity

adalah sebagai berikut:

a. Guru merumuskan dengan teliti pengalaman belajar untuk

memperoleh hasil yang potensial atau memiliki alternatif;

b. Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakai, kegiatan outdoor

activity ini dapat divariasi sendiri oleh guru. Misalnya: dalam materi

dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti dalam tema yang

lain seperti lingkungan;

c. Guru berusaha menyajikan pengalaman yang bersifat menantang

dan memotivasi;

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

17

d. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan. Kegiatan outdoor activity

ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran atau dapat juga

dilaksanakan di luar jam pelajaran;

e. Menentukan rute perjalanan outdoor activity, dapat dilakukan satu

kelas bersama-sama. Outdoor activity ini dapat menggunakan rute

sekitar sekolah atau di lingkungan warga sekitar;

f. Peserta didik dapat bekerja secara individu dan dapat bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil;

g. Para peserta didik secara aktif berperan serta dalam pembentukan

pengalaman;

h. Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya

pelaksanaan kegiatan outdoor activity yaitu guru menjelaskan

tentang aturan dalam pembelajaran dengan outdoor activity.

4. Manfaat Model Pembelajaran Outdoor Activity

Model pembelajaran outdoor activity dapat diterapkan pada anak-anak

usia sekolah dan orang dewasa sekaligus. Berikut manfaat model

pembelajaran outdoor activity sebagai berikut:

a. Menurut Suyadi dalam Mawantusih (2015) manfaat outdoor

activity antara lain, 1) pikiran lebih; 2) pembelajaran akan terasa

menyenangkan; 3) pembelajaran lebih variatif; 4) belajar lebih

rekreatif; 5) belajar lebih riil; 6) anak lebih mengenal pada dunia

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

18

nyata dan luas; 7) tertanam image bahwa dunia sebagai kelas; 8)

wahana belajar akan lebih luas; 9) kerja otak lebih rileks.

b. Menurut Sujana dan Rivai (dalam Mawantusih, 2015) menjelaskan

keuntungkan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan

dalam proses belajar antara lain:

1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan peserta

didik, dan motivasi peserta didik akan lebih tinggi.

2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab peserta didik

dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau

bersifat alami.

3) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih faktual sehingga

kebenarannya akurat.

4) Kegiatan belajar peserta didik lebih komprehensif dan lebih

aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti

mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau

mendemontrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.

5) Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat

dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial,

lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.

6) Peserta didik dapat memahami dan menghayati aspek-aspek

kehidudupan yang ada di lingkungan sekitarnya.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

19

B Motivasi Belajar Siswa

1. Pengertian Motivasi Belajar

Sudah menjadi hal yang umum, orang menyebut dengan motif

untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu, Apa motifnya

si Andi melakukan kekerasan, apa motifnya si Olan membuat

kekacauan, apa motifnya si Bagas itu rajin membaca, apa motifnya

pak Zamzami memberikan insentif kepada para pegawainga, dan

begitu seterusnya kalau demikian, apa yang dimaksud dengan motif?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 593),

motif artinya sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang

atau dasar pikiran/pendapat satu yang menjadi pokok (dalam cerita,

gambaran, dsb.). Sardiman (2007: 20) mengungkapkan bahwa,

“Kata „motif‟ , diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dilakukan sebagai

daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai sesuatu tujuan. Bahkan

motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).

Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada

saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

sangat dirasakan/ mendesak” .

Berbeda dengan Sardiman yang memberikan definisi motivasi

adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc. Donald

dalam Sardiman (2007: 21), motivasi adalah perubahan energi dalam

diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian

yang di kemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

20

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada

diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan

membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem

“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena

menyangkut perubahan enenrgi manusia (walaupun motivasi itu

muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan

menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa, ”feeling”, afeksi

seseorang. Dalam hal ini, motivasi relefan dengan personalan-

personalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan

tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi

dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni

tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi

kemunculannya karena terangsang/ terdorong oleh adanya unsur

lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal

kebutuhan.

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa

motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan

terjadinya sesuatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga

akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,

untuk kemudian bertindak atau melakukan suatu. Semua ini didorong

karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

21

Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa,

misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu

diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam,

mungkin ia tidak senang, mugkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan

lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi,

tidak terangsang afeksinya utuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki

tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya

upaya yang dapat menemukan sebab musababnya kemudian seorang siswa

itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar.

Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi. Selanjutnya

Sardiman (2007: 23) mengungkapkan bahwa,

“Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan

sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan

atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.”

Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi

motivasi itu adalah tumbuh dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar,

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dihendaki oleh subyek belajar itu

dapat tercapai. Dikatakan „keseluruhan‟, karena pada umumnya ada

beberapa motiv yang bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

22

Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan

minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

seseorang melihat ciri-ciri yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan

atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat

seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang

dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini

menunjukan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang

kepada seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu

merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.

Menurut Bernard dalam Sardiman (2007: 24) minat timbul tidak

secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi,

pengalaman, kebiasaan, pada waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa

soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh

karena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar

siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar.

Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Motif artinya sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang

atau dasar pikiran/pendapat satu yang menjadi pokok (dalam cerita,

gambaran, dsb)

b. Motif masih bersifat potensial, dan aktualisasinya dinamakan motivasi,

serta pada umumnya diwujudkan dalam bentuk perbuatan nyata.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

23

c. Motivasi ialah suatu daya yang terdapat pada diri manusia yang

menimbulkan, mengarahkan, mendorong dan mengorganisasikan

tidakan tingkah lakunya dalam mencapai tujuan.

d. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu

adalah tumbuh dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dihendaki oleh subyek belajar

itu dapat tercapai.

e. Peserta didik yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai energi

untuk melakukan kegiatan belajar

f. Motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intristik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi intristik artinya sebagai motivasi yang bersumber

dari dalam diri sendiri sedangkan motivasi ekstrinsik diartikan sebagai

motivasi yang muncul atau datang dari luar diri seseorang.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-

intelektual. Perananya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,

merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi

kuat, akan mempunyai energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya

seseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik

pada materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi

mencatat isi ceramah tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi kecuali

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

24

karena perasaan atau sekadar seremonial. Seorang siswa yang memiliki

intelegensia cukup tinggi, mentak (boleh jadi) gagal karena kekurangan

motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.

Bergayut dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja

mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil

dalam memeberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan

kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana

mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.

Belajar menurut R. Gagne dalam Susanto (2013: 1) belajar dapat

didefisinikan sebagai suau proses dimana suatu organisasi berubah

perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar dapat dimaknai

sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan ,

keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

Sedangkan menurut E.R.Hilgard dalam Susanto (2013: 3) belajar

adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan

kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku,

dan diperoleh melalui latihan. Kingsley dalam Susanto (2013: 3) membagi

hasil belajar dalam tiga macam, yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan; (2)

pengetahuan dan pengertia; dan (3) sikap dan cita-cita.

Berdasarkan deskripsi di atas, dapat ditarik pengertian bahwa

belajar merupakan proses aktifitas yang memiliki keterukuran yang jelas.

Ukuran keberhasilan belajar adalah penguasaan suatu bahan ajar dan

memiliki perubahan tingkah laku yang sesuai tujuan pembelajaran.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

25

Disebut pembelajar efektif jika siswa menjadi senang, mudah memahami,

dan berhasil dengan apa yang dipelajarinya.

Pengertian motivasi belajar berdasarkan deskripsi di atas, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a. Motivasi belajar adalah suatu proses yang didorong oleh faktor internal

dan eksternal untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru

sebagai hasil dari proses belajar;

b. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan memberikan stimulus

kepada siswa agar tertarik dalam mengikuti pembelajaran;

c. Motivasi belajar memiliki peranan yang penting terhadap proses

pembelajaran. Semakin tinggi peserta didik mempunyai motivasi

belajar, maka semakin tinggi pula peserta didik berkesempatan untuk

berhasil dalam belajar;

Salah satu fungsi pendidik adalah memberikan motivasi belajar

kepada anak didik agar proses dan hasil kegiatan belajar mengajarnya

efektif serta produktif. Berdasarkan hal tersebut maka guru perlu

memperhatikan prinsip-prinsip motivasi sebagaimana dijelaskan oleh

Sukartini et al dalam Dasiman (2015), sebagai berikut:

a. Konsep kompetensi, perlu ditumbuhkan persaingan secara sehat inter

maupun antar pribadi. Kompetensi pribadi terjadi dalam diri pribadi

dari tindakan atau unjuk kerja dalam dimensi tempat dan waktu.

Kompetensi antar pribadi adalah persaingan antar individu agar

bertindak dan berbuat yang lebih baik.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

26

b. Prinsip pemacu, dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan

terjadi apabila ada pemacu tertentu. Pemacu ini dapat berupa

informasi, nasihat, amanat, peringatan atau percobaan.

c. Prinsip ganjaran dan hukuman ( reward and punishment), ganjaran

dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan tindakan yang

menimbulkan ganjaran itu. Sebaiknya hukuman dapat memberikan

efek untuk tidak lagi melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman

itu.

d. Prinsip kejelasan dan kedekatan tujuan, makin jelas dan makin dekat

suatu tujuan maka akan medorong seseorang untuk melakukan

tindakan.

e. Prinsip pemahaman hasil, hasil yang dicapai akan memberikan balikan

dari upaya yang dilakukan dan memberikan motivasi untuk melakukan

tindakan berikutnya.

f. Prinsip pengembangan minat, motivasi seseorang akan meningkat

apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam

melakukan tindakannya.

g. Prinsip lingkungan yang kondusif, lingkungan belajar yang kondusif

baik fisik, sosial, maupun psikologis dapat menumbuhkan motivasi

untuk bekerja lebih baik dan produktif.

h. Prinsip keteladanan, perilaku pengajar langsung atau tidak langsung

mempunyai pengaruh terhadap perilaku siswa, baik yang bersifat

positif maupun negatif.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

27

Keberhasilan peserta didik dalam belajar dipengaruhi oleh

berbagai faktor, salah satu faktor yang sangat penting adalah motivasi

belajar. Motivasi belajar berfungsi menggerakkan faktor-faktor yang lain,

sehingga motivasi belajar dianggap sebagai mesin untuk menggerakkan

komponen yang lain. Dalam proses penelitian ini, untuk mengetahui ada

tidaknya motivasi belajar pada peserta didik perlu diketahui indikator-

indikator adanya motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Menurut

Asrori dalam Dasiman (2015), terdapat sejumlah indikator untuk

mengetahui adanya motivasi siswa dalam proses pembelajaran

diantaranya: memiliki gairah yang tinggi, penuh semngat, memiliki rasa

penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki rasa percaya diri,

memiliki daya konsentrasi yang tinggi, kesulitan dianggap sebagai

tantangan yang harus di atasi, dan memiliki kesabaran dan daya juang

yang tinggi.

Untuk menumbuhkan motivasi peserta didik agar mampu mencapai

tujuan perlu diupayakan secara kongkret dari seorang guru. Upaya itu

diantaranya, memperbaiki metode dan teknik pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik materinya, ataupun dengan kegiatan ekstrakurikuler,

ataupun kegiatan yang lainnya.

Secara spesifik adanya motivasi belajar dapat di lihat dari

karakteristik tingkah laku siswa seperti: a) keantusiasan dalam belajar; b)

minat atau perhatian pada pembelajaran; c) keterlibatan dalam

pembelajaran; d) rasa ingin tahu dalam pembelajaran; e) ketekunan dalam

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

28

belajar; f) selalu berusaha mencoba, dan g) aktif mengatasi tantangan

dalam pembelajaran.

2. Fungsi Motivasi

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing pihak

selalu dilatarbelakangi oleh motiivasi. Motivasi inilah yang mendorong

mereka untuk melakukan sesuatu kegiatan/pekerjaan.

Begitu juga dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi.

Sardiman (2007: 84) mengatakan bahwa, “Motivation is on essential

condition of leraning”. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada

motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula

pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha

belajar bagi para siswa.

Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan sesuatu tujuan,

dan dengan demikian motivasi mempengaruhi adanya kegiatan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Sardiman (2007: 85)

mengungkapkan bahwa ada tiga fungsi motivasi.

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor pengerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

29

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian

dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar

dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau

membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

C Kemampuan Menulis Puisi

1. Pengertian Menulis

Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan

secara tertulis pada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis

sebagai penyampai pesan, isi pesan, media tulisan, dan pembaca sebagai

penerima pesan.

Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan

kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun

dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam

formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya. Di balik

kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat untuk meningkatkan

keterampilan sesuatu dengan bahasa yang lebih tepat, meningkatkan

kebiasaan pemakaian diksi, atau pilihan kata yang tepat, meningkatkan

ketajaman keruntutan berpikir, menghidupkan imaji atau citraan yang

tepat. Selain itu, jugabermanfaat sebagai pemberi informasi, hiburan,

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

30

untuk dokumentasi, laporan, pengungkapan tokoh dan penokohan,

pengungkapan keruntutan berpikir, penceritaan latar, penyaluran hobi dan

masih banyak lainnya ( Sukirno, 2010: 6)

Menurut Tarigan (1982: 21) menulis adalah menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafiks yang melambangkan suatu bahasa

yang dipahami oleh seseorang , sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan

gambar grafik tersebut. Pengertian tersebut memberikan pemahaman

bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan menuangkan lambang-lambang

grafik dan menyusunnya sebagai kesatuan bahasa Indonesia. Wardoyo

(2013: 9) juga mendefisinikan menulis bahwa,

“menulis merupakan aktivitas produktif yang membutuhkan prasyarat-

prasyarat tertentu yang harus dimiliki seseorang yang menjadi penulis.

Prasyarat tersebut akan mempengaruhi sesorang dalam berkarya (membuat

tulisan-tulisan yang akan dihasilkannya). Prasyarat tersebut meliputi: (1)

motivasi diri untuk menjadi penulis, (2) menumbuhkan kebiasaan

membaca, (3) menumbuhkan rasa cinta pada menulis, dan (4) berlatih

,menulis dengan melakukan tahapan-tahapan menulis secara konsisten”.

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa pengertian menulis adalah suatu keterampilan

berbahasa yang digunakan untuk menyampaikan atau mengungkapkan

suatu informasi, pendapat, pikiran, dan isi hati dengan lambang grafik atau

tulisan yang terdiri atas rangkaian kata-kata atau kalimat secara efektif,

jelas, jujur, teratur dan tidak emosional. Dengan berbekal bahasa yang

baik dan benar peserta didik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

menulisnya.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

31

2. Fungsi Menulis

Ada beberapa manfaat menulis bagi peserta didik menurut Tarigan

(1982: 22) adalah sebagai berikut: satu menulis memudahkan pelajar untuk

berpikir kreatif, dua menulis memudahkan untuk merasakan dan menikmati

hubungan kemanusiaan, yaitu sistem tempat penulis dan pembaca bersatu

berbagai pengetahuan, nilai-nilai perspektif dalam suatu masyarakat, tiga

menulis memperdalam daya tangkap, empat menulis memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi, dan lima menyusun berbagai pengalaman.

Wardoyo (2013: 5) menyampaikan bahwa manfaat menulis ada

enam hal, (1) Sebagai sarana pengungkapan diri, pengungkapan diri dalam

menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan. (2)

Sarana memahami sesuatu. Kegiatan menulis adalah proses kegiatan

berpikir, mencoba memahami setiap plihan kata yang disusun dan

menyesuaikan ide atau gagasan tulisan sehingga proses tersebut merupakan

proses pemahaman terhadap sesuatu, (3) mengembangkan kepuasan

pribadi, kepercayaan diri, dan sebuah kebanggaan. Kegiatan menulis adalah

upaya untuk menghasilkan karya tulis, setiap proses dalam menulis adalah

upaya dan kerja keras yang dilakukan penulis. Hasil menulis itu akan

membuat kepuasan diri, bangga dan tumbuh rasa puas. (4) Kegiatan

menulis merupakan sarana melibatkan diri dalam lingkungan. (5)

Mengembangkan pemahaman dan kemampuan berbahasa.

Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis

mencakup tiga manfaat, yaitu, (a) mengembangkan kemampuan berpikir

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

32

logis dan kreatif, (b) mengembangkan kemampuan berbahasa seseorang,

dan (c) meningkatkan kepercayaan diri seseorang.

3. Menulis Puisi

a. Pengertian Puisi

Sejak zaman dahulu puisi sudah tumbuh di tengah-tengah

masyarakat, bahkan menjadi bagian kehidupan yang tak bisa dipisahkan.

Pada zaman tradisonal puisi telah berkembang berupa puisi lisan, seperti

mantra dan pantun. Pada zaman sekarang puisi berkembang begitu

pesatnya, kita bisa memperolehnya di surat kabar, majalah, radio, televisi

atau media yang lain dengan berbagai bentuk dan ragamnya. Puisi begitu

banyak ragamnya sehingga banyak yang memberikan defisi puisi

bermacam-macam.

Salah satu penyair bernama Waluyo dalam Wardoyo, (2013: 16)

berpendapat bahwa, “Pusisi adalah bentuk karya sastra yang

mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan

disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan

mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya”.Selanjutnya

Luxemberg dalam Wardoyo (2013: 19) mengungkapkan bahwa puisi

adalah ciptaan kreatif sebuah karya seni.

Selanjutnya Pradopo (1999: 6) menjelaskan beberapa pendapat

para pakar puisi tentang definisi puisi. Samuel Taylor Coleridge

mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang indah dari susunan

terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

33

sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara unsur yang satu

dengan unsur yang lain erat sekali hubungannya. Carlyle berkata, puisi

merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Wordsworth mempunyai

gagasan bahwa puisi adalah perasaan pernyataan yang imajinatif, yaitu

perasaan yang direkakan atau diangankan.

Dari pengertian puisi yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa puisi adalah pengalaman, imajinasi, dan sesuatu yang

berkesan yang ditulis sebagai ekspresi seorang dengan menggunakan

bahasa.

b. Unsur-unsur Pembentuk Puisi

Wardoyo (2013: 23) menyampaikan bahwa unsur pembentuk puisi

terdiri dari dua macam, yaitu unsur fisik dan unsur batin.

Unsur fisik pembangun puisi meliputi: diksi, bahasa figuratif

(bahasa kiasan), kata kongkret, citraan (pengimajian), versifikasi, dan

wujud visual puisi (tata wajah puisi). Sedangkan unsur batin puisi terdiri

dari: tema, nada, suasana, dan amanat ( Wardoyo, 2013: 23)

1) Unsur Fisik Puisi

Wardoyo (2013: 23-32) menjelaskan unsur unsur fisik puisi

a) Diksi

Diksi atau pilihan kata merupakan unsur yang sangat esensial

dalam Puisi yang baik adalah puisi yang dibangun dari banyak unsur.

Waluyo dalam Wardoyo, (2013: 23) mengungkapkan bahwa puisi

tercipta dari bangunan (baca:struktur) yang memiliki kepaduan

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

34

anatara unsur-unsurnya. Unsur-unsur pembangun puisi tidak bisa

dipisahkan karena antara unsur yang satu dengan lainnya memiliki

keterkaitan. Puisi tidak semata-mata diatur oleh unsur bunyi, suku

kata, dan baris, namun juga diatur oleh aturan makna tersendiri.

Pradopo (1999: 7) menyampaikan penulisan puisi. Diksi dapat

dijadikan tolok ukur apakah seorang penulis puisi mempunyai daya

cipta yang asli. Untuk itu, seorang penyair harus hati-hati dalam

memilih kata-kata agar makna komposisi bunyi dalam rima irama

dapat terbangun dengan baik.

Diksi bisa berfungsi sebagai, (1) estetika, berfungsi

memberikan nilai keindahan dalam puisi, dan sebagai sarana untuk

memperoleh efek puitis, (2) kekuatan ekspresi, puisi adalah ekspresi

seorang penyair. Untuk itu, puisi harus mempunyai kekuatan ekspresi

agar apa yang hendak diekspresikan mampu dirasakan dan

menciptakan suasana bagi pembaca.

b) Bahasa Figuratif (bahasa kiasan)

Bahasa figuratif adalah bahasa yang dapat menimbulkan

kepuitisan. Dengan bahasa kiasan puisi menjadi menarik perhatian,

menimbulkan kesegaran, terutama menimbulkan kejelasan gambaran

angan. Bahasa kiasan yang digunakan oleh penyair untuk menyatakan

sesuatu yang lain, agar lebih estetis dan tersamar atau tidak langsung.

Macam-macam bahasa figuratif

(1) Personifikasi

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

35

Personikasi adalah bahasa kiasan yang menganggap benda mati

memiliki sifat-sifat seperti manusia. Dengan kata lain

personifikasi menyebut benda seolah-olah bisa berbuat,

berpikir dan melakukan tindakan seperti pada umumnya

manusia.

Contoh : kabut yang mengepungmu telah runtuh menjadi kata-

kata

(2) Metafora

Metafora adalah kiasan langsung, artinya benda yang dikiaskan

tersebut tidak disebutkan. Metafora merupakan bahasa kiasan

yang digunakan dengan cara melihat sesuatu dengan

perantaraan benda yang lain. Perbandingan yang dimunculkan

dalam majas metafora bersifat implisit. Dengan kata lain, kata-

kata untuk mengungkapkan pengandaian dihilangkan, tetapi

tidak mengurangi kadar keindahan dari ungkapan tersebut.

Contoh : Matamu yang Oase.

(3) Simile

Simile merupakan bahasa kiasan yang juga berusaha

membandingkan antara dua hal yang sebetulnya berlainan.

Dalam simile bentuk perbandingan lebih bersifat eksplisit. Hal

ini dapat ditandai dengan unsur konstruksional semacam kata

seperti, serupa, bagai, laksana, bak, dan ibarat.

Contoh : seperti tanah lempung

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

36

(4) Hiperbola

Hiperbola adalah bahasa kiasan yang berlebih-lebihan yang

digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Biasanya bahasa

kiasan digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan sesuatu

kejadian yang berlebih-lebihan.

Contoh :

Kelaparan adalah burung gagak, yang licik dan hitam, jutaan

burung-burung gagak, bagai awan yang hitam

c) Kata kongkret

Kata kongkret adalah kata-kata yang digunakan oleh

penyair untuk merujuk kepada arti yang menyeluruh . dengan kata

lain, kata kongkret adalah kata-kata yang mampu memberikan

pengimajian kepada pembaca. Kata kongkrit dapat dilakukan oleh

penyair dengan berusaha memberikan efek imaji (penggambaran)

baik secara penglihatan, pendengaran, perasaan, dan lain

sebagainya kepada pembaca dengan tujuan agar pembaca dapat

membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang

dilukiskan oleh penyair.

d) Citraan (pengimajian)

Menurut Wachid dalam wardoyo (2013: 32) citraan

dinyatakan sebagai pengalaman indera dan merupakan bentuk

bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pengalan indera

tersebut. Pradopo (2002: 79) menyatakan citraan adalah gambaran-

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

37

gambaran angan yang dituangkan ke dalam sajak. Dengan

demikian citraan dapat diartikan gambaran angan yang terbentuk

dan diekspresikan melalui medium bahasa, yang merupakan hasil

dari pengalaman indera manusia. Oleh karena itu, citraan yang

terbangun dalam puisi biasanya meliputi citraan dari hasil

penglihatan, pendengaran, perabaan, perasaan, dan penciuman.

e) Versifikasi (Rima dan Irama)

Versifikasi berkaitan dengan bunyi-bunyi yang diciptakan

dari dalam puisi. Bunyi dalam puisi menghasilkan rima

(persajakan) dan rima. Bunyi-buni itulah yang disebut versifikasi.

Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membangun

musikalitas atau orkestrasi. Ritma merupakan merupakan tinggi

rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi.

f) Wujud Visual Puisi (Tata Wajah)

Tata wajah puisi atau wujud visual sebuah puisi adalah

bentuk tampilan puisi yang ditulis penyair. Wujud visual puisi

merupakan salah satu teknik ekspresi seorang penyair dalam

menuangkan gagasan idenya. Fungsi wujud visual puisi adalah

untuk membedakan karya sastra puisi dengan yang lainnya. Wujud

visual puisi berupa, (1) pembaitan, (2) pungtuasi yaitu penggunaan

tanda baca yang digunakan penyair dalam puisinya, (3) tipografi,

merupakan aspek bentuk visual puisi yang berupa tata hubungan

dan tata baris. Tipografi disebut juga susunan baris puisi atau

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

38

ukiran bentuk.(4) enjabemen, adalah peloncatan satuan sintaksis

yang terdapat pada baris tertentu ke dalam baris berikutnya, baik

dalam bait yang sama maupun dalam bait berikutnya.

2) Unsur Batin Puisi

Unsur batin puisi terdiri dari, (1) tema, merupakan gagasan

pokok yang dikemukakan penyair, (2) nada, merupakan bunyi yang

memiliki gerakan teratur tiap diksi, (3) suasana, adalah kondisi

psikologi yang dirasakan oleh pembaca yang tercipta akibat adanya

interaksi antara pembaca dengan puisi yang dibacanya, (4) amanat,

adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang melalui karyanya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur pembentuk

puisi terdiri dari unsur fisik puisi dan unsur batin puisi. Unsur fisik

pembangun puisi meliputi: diksi, bahasa figuratif (bahasa kiasan), kata

kongkret, citraan (pengimajian), versifikasi, dan wujud visual puisi

(tata wajah puisi). Sedangkan unsur batin puisi terdiri dari: tema,

nada, suasana, dan amanat.

D Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan sangatlah penting sebagai bahan acuan dan

pertimbangan. Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian ini, diantaranya:

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

39

1. Mawantusih (2015) Peningkatan Mutu Bahasa Indonesia Melalui

Metode Outdoor Learning dalam Pengajaran Menulis Puisi kelas 8A,

penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Sokaraja ini bertujuan untuk

meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia. Penerapan

metode Outdoor Learning dalam pembelajaran menulis puisi

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus minat

belajar bahasa Indonesia.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas, dengan

subjek penelitian siswa kelas 8A di SMP Negeri 1 Sokaraja. Penelitian

ini difokuskan dengan penerapan metode Outdoor Learning dalam

pengajaran menulis puisi. Prosedur penelitian tindakan kelas ini

melalui: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4)

refleksi dalam setiap siklus. Data yang diperoleh melalui observasi

(pengamatan), angket, wawancara, dokumen serta tes.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan belajar

yang ditunjukkan dengan keaktifan siswa, dan juga ditunjukkan

dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Dari 60,3% menjadi

70,6%. Pada siklus kedua menunjukkan rata-rata meningkat menjadi

76% .

2. Martha (2012) Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model

Pembelajaran Matematika di Luar Kelas (Outdoor Mathematics) Pada

Siswa Kelas III B SD Negeri Gamol Sleman Tahun Ajaran

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

40

2011/2012, bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika

melalui model Outdoor Mathematics.

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan teknik

kolaboratif. Setiap siklus melalui empat tahap yaitu: (1) perencanaan,

(2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Hasil

penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada aspek kognitif yaitu

dari nilai rata- rata kelas pada pratindakan 62,19 dengan ketuntasan

klasikal 31,25% (5 siswa). Pada siklus I nilai rata-rata kelas

menjadi 69,09 dengan ketuntasan klasikal 56,25% (9 siswa) dan

pada siklus II mencapai 85,31 dengan ketuntasan klasikal 87,50%(14

siswa); Peningkatan persentase aspek afektif sebesar 14,69% dari

siklus I ke siklus II (71,40% meningkat menjadi 86,09%) dan;

Peningkatan persentase aspek psikomotor sebesar 13,6 % dari siklus I

ke siklus II (72,96% meningkat menjadi 86,56 %).

3. Hamda Wara (2015) Penerapan Metode Pembelajaran Outdoor

Study Terhadap Hasil Belajar Geografi. Penelitian yang

dilaksanakan di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung siswa kelas

XI XI IPS Tahun Pelajaran 2014/ 2015 ini, bertujuan untuk

mengetahui perbedaaan penggunaan metode pembelajaran outdoor

Study terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan

pretest-posttest control group design. Sampel kelas XI IPS 1 dan

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

41

kelas XI IPS 2. Analisis data menggunakan uji statistik parametrik

dimana uji hipotesis menggunakan uji-t pada program SPSS seri

20 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak ada

perbedaan signifikan antara nilai rata- rata pretest siswa

menggunakan metode outdoor study dengan konvensional, (2) ada

perbedaan signifikan antara nilai rata-rata posttest siswa

menggunakan metode outdoor study dengan konvensional dimana

nilai rerata outdoor study lebih besar dari rata-rata konvensional (3)

ada perbedaan n-Gain hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

metode outdoor study dengan konvensional, dimana n-Gain

outdoor study lebih besar dan termasuk dalam kriteria sedang.

4. Susanto (2016) Implementasi Model Pembelajaran Ourdoor Activity

untuk Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Menulis Pantun Kelas

XI Semester 1. Penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 1

Bumiayu Tahun Pembelajaran 2015/ 2016 ini, bertujuan untuk

meningkatkan motivasi dan keterampilan menulis pantun kelas XI 1

SMA Negeri 1 Bumiayu Tahun Pembelajaran 2015/ 2016.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua siklus. Tiap

siklusnya ada empat tahapan yaitu pratindakan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan

observasi, tes, dan angket. Analisis data menggunakan teknik

deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

42

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

Autdoor Activity dapat meningkatkan motivasi belajar dan

keterampilan menulis pantun. Motivasi pada tahap pratindakan 74,68

(cukup), siklus I motivasi siswa meningkat menjadi 81,69 (baik), dan

siklus II menjadi 90 (amat baik). Sedangkan keterampilan menulis

pantun pada tahap pratindakan rata-rata nilainya 67,68 (cukup), pada

siklus I menjadi 89 (baik), dan pada siklus II menjadi 93 (sangat

baik).

Keempat penelitian di atas, menunjukkan bahwa implementasi

metode Outdoor Learning/ Outdoor Activity dapat meningkatkan motivasi

belajar dan meningkatkan prestasi peserta didik. Penelitian ini berbeda

dengan penelitian sebelum-sebelumnya. Perbedaannya terletak pada objek

dan variabelnya. Objek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD

Negeri 3 Karangklesem, sedangkan variabelnya adalah model

pembelajaran Outdoor Activity, motivasi belajar peserta didik, kemampuan

menulis puisi.

E Asumsi-asumsi Dasar

Berdasarkan kajian teoretis dapat dirumuskan anggapan-anggapan dasar

sebagai berikut:

1. Motivasi belajar adalah suatu daya yang terdapat pada diri manusia yang

menimbulkan, mengarahkan, mendorong dan mengorganisasikan tindakan

tingkah lakunya dalam meningkatkan menulis puisi.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk

43

2. Kemampuan menulis puisi adalah kemampuan mengemukakan pikiran

yang diwujudkan dalam puisi yang memenuhi beberapa kriteria, pencarian

ide (ilham); pemilihan tema; penentuan jenis puisi; pemilihan diksi (kata

yang padat dan khas); pemilihan permainan bunyi; pembuatan larik yang

menarik (tipografi); pemilihan pengucapan; pemanfaatan gaya bahasa;

pemilihan judul yang menarik

3. Agar siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan menulis

puisi yang baik, guru harus mengajarkannya dengan menggunakan model

pembelajaran yang tepat dan efektif.

4. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam

meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan menulis puisi adalah model

pembelajaran Outdoor Activity.

F Hipotesis

Berdasarkan anggapan dasar yang telah dirumuskan dapat peneliti rumuskan

hipotesis sebagaii berikut:

1. Implementasi model pembelajaran Outdoor Activity dapat meningkatkan

motivasi belajar peserta didik kelas V SD Negeri 3 Karangklesem

2. Implementasi model pembelajaran Outdoor Activity dapat meningkatkan

kemampuan menulis puisi peserta didik kelas V SD Negeri 3

Karangklesem.

Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016