BAB II KAJIAN PUSTAKA A Model Pembelajaran Outdoor Activity 1. Pengertian Outdoor Activity Penggunaan setting alam terbuka sebagai sarana kelas memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran secara menyeluruh dan sekaligus membebaskan para peserta didik dari himpitan suasana dan ritme rutinitas belajarar yang biasa mereka alami. Suasana yang segar dan asri, suasana kicauan burung, desir air, atau hembusan angin juga dapat mendorong intensitas keterlibatan peserta didik, baik secara fisik, mental, emosional, bahkan mungkin sampai tingkat spiritual. Riskomar (2004: 7) mengemukakan bahwa, “Kelas alam terbuka merupakan tempat yang ideal, khususnya untuk melakukan proses pembelajaran berdasarkan pengalaman/ experential learning. Kombinasi aspek lingkungan alam terbuka dan berbagai permainan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengubah berbagai pola tingkah laku dan kebiasaan aktivitas sehari-hari melalui proses yang menyenangkan dan penuh kegembiraan”. Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam, perintis gerakan ini antara lain adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan ‘’heimatkunde” (pengajaran alam sekitar), dan J. Ligthart (1859-1916) di Belanda dengan “Het Volle Leven” (kehidupan senyatanya). Beberapa prinsip gerakan ‘’heimatkunde” adalah:(1) dengan pengajaran alam sekitar itu, guru dapat memeragakan secara langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar 11 Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016
33
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Outdoor Activityrepository.ump.ac.id/2243/3/NUNUNG ESTININGRUM BAB II.pdf · dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Model Pembelajaran Outdoor Activity
1. Pengertian Outdoor Activity
Penggunaan setting alam terbuka sebagai sarana kelas memberikan
dukungan terhadap proses pembelajaran secara menyeluruh dan sekaligus
membebaskan para peserta didik dari himpitan suasana dan ritme rutinitas
belajarar yang biasa mereka alami. Suasana yang segar dan asri, suasana
kicauan burung, desir air, atau hembusan angin juga dapat mendorong
intensitas keterlibatan peserta didik, baik secara fisik, mental, emosional,
bahkan mungkin sampai tingkat spiritual. Riskomar (2004: 7)
mengemukakan bahwa,
“Kelas alam terbuka merupakan tempat yang ideal, khususnya untuk
melakukan proses pembelajaran berdasarkan pengalaman/ experential
learning. Kombinasi aspek lingkungan alam terbuka dan berbagai
permainan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengubah
berbagai pola tingkah laku dan kebiasaan aktivitas sehari-hari melalui
proses yang menyenangkan dan penuh kegembiraan”.
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam
sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam, perintis gerakan ini antara lain
adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan ‘’heimatkunde”
(pengajaran alam sekitar), dan J. Ligthart (1859-1916) di Belanda dengan
“Het Volle Leven” (kehidupan senyatanya). Beberapa prinsip gerakan
‘’heimatkunde” adalah:(1) dengan pengajaran alam sekitar itu, guru dapat
memeragakan secara langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar
11
Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016
12
pengajaran;(2) pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan
sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar,
dan cat saja; dan (3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk
memberikan pengajaran totalitas, yaitu suatu bentuk dengan ciri-ciri: (a)
suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata pengajaran dalam
daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengajaran dan
mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan, (b) suatu pengajaran yang
menarik minat, karena segala sesuatu di pusatkan atas suatu bahan
pengajaran yang menarik perhatian anak dan diambilkan dari alam
sekitarnya, dan (c) suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan
pengajaran itu berhubungan satu sama lain seerat-eratnya secara teratur;
(4) pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi
inteketual yang kukuh dan tidak verbalitas; dan (5) pengajar alam sekitar
memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai ikatan
emosional dengan anak (Sagala, 2012: 180)
Pembelajaran alam sekitar dan pembelajaran alam terbuka
merupakan istilah lain dari outdoor. Istilah outdoor activity dikenal juga
dengan istilah outdoor learning, outdoor study. Istilah outdoor menurut
John.M.Echol dalam kamus bahasa Inggris berarti di luar, sedangkan
activity berarti kegiatan. Jadi outdoor activity dalam konteks ini adalah
kegiatan pembelajaran di luar kelas. Kegiatan outdoor activity pada era
sekarang ini sedang mengemuka di dunia pendidikan, karena diyakini
mampu memberikan paradigma baru dalam pembelajaran. Eliot etc.
Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016
13
(Dryden, Gordon & Jeannete, dalam Agus, 2011: 7) menekankan
pentingnya mengubah citra sekolah tradisional dan ruang kelas tradisional.
Hal ini didasari pada asumsi bahwa kegiatan di luar kelas dapat membantu
tercapainya tujuan pembelajaran, sebab siswa merasa mendapat kegiatan
yang menyenangkan. Konsep outdoor ini sejalan dengan pendapat John
Eliot (Dryden, Gordon & Jeannete, dalam Agus, 2011: 7) yang
menyarankan melibatkan orang tua , kakek/ nenek, dan masyarakat dalam
proses belajar. Peran serta masyarakat dan orang-orang sekitar sekolah
dalam proses pembelajaran di sekolah dapat mengatasi keterbatasan guru
dalam memperoleh informasi terkini. Selain itu, dengan memanfaatkan
sumber belajar di luar ruang kelas, siswa dapat memperoleh suasana baru
yang dapat membuat mereka lebih fun, sehingga pembelajaran akan
berlangsung dengan dinamis, dan efektif.
Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran outdoor activity adalah model yang digunkan oleh guru
dalam kegaitan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kegiatan outdoor dapat
dilakukan dengan jalan mengunjungi objek – objek tertentu, seperti:
tempat rekreasi alam ( gunung, sungai, danau, bendungan, dan lautan ),
tempat hiburan, tempat perkebunan atau pertanian dan lain sebagainya.
Pembelajaran bahasa Indoneia dengan model outdoor activity memiliki
beberapa keunggulan :
Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016
14
a. Siswa dapat melihat langsung suatu objek yang dikunjunginya,
sehingga mereka dapat mencatat apa yang dilihatnya yang nantinya
dapat dideskripsikan dalam bentuk karangan.
b. Siswa dapat bertanya jawab langsung kepada nara sumber, sehingga
mereka memperoleh berbagai pengetahuan dan pengalaman yang
terintegrasi
c. Siswa dapat mencookkan teori yang diperoleh selama pembelajaran ke
dalam objek.
2. Peningkatan Ketrampilan Menulis Melalui Model Pembelajaran
Autdoor Activity
Para siswa SD pada umumnya masih mengalami kesulitan dalam
meingkatkan ketrampilan menulis. Oleh karena itu, agar kesulitan ini
dapat diatasi sangat perlu disajikan suatu teknik atau model pembelajaran
yang mampu menuntun dan mengarahkan siswa. Salah satu model yang
dapat dipergunakan adalah model pembelajaran outdoor activity
Model pembelajaran outdoor activity digunakan dalam
pembelajaran puisi, karena dengan model pembelajaran outdoor activity
akan memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk mempraktikkan
keterampilan menulisnya melalui kontak langsung dengan objek yang ada
di lingkungannya. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berekspresi,
berimajinasi, dan menuangkan ide atau gagasannya dalam bentuk tulisan
khsusnya puisi.
Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016
15
3. Proses Penggunaan Model Pembelajaran Outdoor Activity
Dalam pelaksanannya, teknik pembelajaran outdoor activity ini,
menggunakan prosedur sebagai berikut :
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan
empat orang;
b. Peserta didik bersama kelompoknya diberi tugas mencari objek atau
pemandangan alam yang lokasinya berada di lingkungan sekolah;
c. Guru memberikan penjelasan model pelaksanaan kegiatan outdoor
activity;
d. Peserta didik melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang
ada;
e. Peserta didik mendata kata – kata yang berkaitan dengan objek yang
diamati;
f. Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan hasil
pengamatannya untuk dijadikan bahan menulis puisi;
g. Peserta didik secara berkelompok merangkai kata – kata untuk
dijadikan puisi;
h. Peserta didik bergiliran, setiap kelompok menampilkan /
merepresentasikan puisi yang telah dibuat;
i. Peserta didik dan guru mengamati penampilan dari kelompok yang
ditunjuk;
Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016
16
j. Setelah presentasi selesai, masing-masing siswa diberi kesempatan
untuk memberikan kritik dan saran berkaitan dengan puisi yang
dibuat;
k. Kelompok penyaji menanggapi saran dan kritik yang telah
disampaikan kelompok lain;
l. Masing – masing kelompok memberikan kesimpulan secara umum.
Dari hasil presentasi yang dilakukan tiap – tiap kelompok, dapat
diketahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kemampuan berekspresi,
berimajinasi, dan menuangkan ide atau gagasan sesuai dengan pengamatan
yang dilakukan di lingkungan peserta didik. Sehingga sejauh mana penguasaan
peserta didik terhadap keterampilan menulis khususnya puisi dapat diketahui.
Menurut Oemar Hamalik dalam (Mawantusih, 2015) prosedur yang
digunakan dalam mengimplementasikan model pembelajaran outdoor activity
adalah sebagai berikut:
a. Guru merumuskan dengan teliti pengalaman belajar untuk
memperoleh hasil yang potensial atau memiliki alternatif;
b. Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakai, kegiatan outdoor
activity ini dapat divariasi sendiri oleh guru. Misalnya: dalam materi
dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti dalam tema yang
lain seperti lingkungan;
c. Guru berusaha menyajikan pengalaman yang bersifat menantang
dan memotivasi;
Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016
17
d. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan. Kegiatan outdoor activity
ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran atau dapat juga
dilaksanakan di luar jam pelajaran;
e. Menentukan rute perjalanan outdoor activity, dapat dilakukan satu
kelas bersama-sama. Outdoor activity ini dapat menggunakan rute
sekitar sekolah atau di lingkungan warga sekitar;
f. Peserta didik dapat bekerja secara individu dan dapat bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil;
g. Para peserta didik secara aktif berperan serta dalam pembentukan
pengalaman;
h. Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya
pelaksanaan kegiatan outdoor activity yaitu guru menjelaskan
tentang aturan dalam pembelajaran dengan outdoor activity.
4. Manfaat Model Pembelajaran Outdoor Activity
Model pembelajaran outdoor activity dapat diterapkan pada anak-anak
usia sekolah dan orang dewasa sekaligus. Berikut manfaat model
pembelajaran outdoor activity sebagai berikut:
a. Menurut Suyadi dalam Mawantusih (2015) manfaat outdoor
activity antara lain, 1) pikiran lebih; 2) pembelajaran akan terasa
menyenangkan; 3) pembelajaran lebih variatif; 4) belajar lebih
rekreatif; 5) belajar lebih riil; 6) anak lebih mengenal pada dunia
Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016
18
nyata dan luas; 7) tertanam image bahwa dunia sebagai kelas; 8)
wahana belajar akan lebih luas; 9) kerja otak lebih rileks.
b. Menurut Sujana dan Rivai (dalam Mawantusih, 2015) menjelaskan
keuntungkan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan
dalam proses belajar antara lain:
1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan peserta
didik, dan motivasi peserta didik akan lebih tinggi.
2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab peserta didik
dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau
bersifat alami.
3) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih faktual sehingga
kebenarannya akurat.
4) Kegiatan belajar peserta didik lebih komprehensif dan lebih
aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau
mendemontrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
5) Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat
dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial,
lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.
6) Peserta didik dapat memahami dan menghayati aspek-aspek
kehidudupan yang ada di lingkungan sekitarnya.
Implementasi Model Pembelajaran..., Nunung Estiningrum, Program Pascasarjana UMP, 2016
19
B Motivasi Belajar Siswa
1. Pengertian Motivasi Belajar
Sudah menjadi hal yang umum, orang menyebut dengan motif
untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu, Apa motifnya
si Andi melakukan kekerasan, apa motifnya si Olan membuat
kekacauan, apa motifnya si Bagas itu rajin membaca, apa motifnya
pak Zamzami memberikan insentif kepada para pegawainga, dan
begitu seterusnya kalau demikian, apa yang dimaksud dengan motif?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 593),
motif artinya sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang
atau dasar pikiran/pendapat satu yang menjadi pokok (dalam cerita,