Belinda Suryani Agustine, 2014 STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha Koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) Koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Koperasi diartikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Sementara dalam UU No. 17 Tahun 2012, Koperasi merupakan badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum Koperasi dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. R.S. Soeriaatmadja mendefinisikan Koperasi sebagai suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atau tanggungan bersama (Hendrojogi, 2004 : 22). Sejalan dengan hal tersebut, menurut Syamsuri dalam Anita Purnamasari (2010), menyatakan: “Koperasi adalah organisasi ekonomi swadaya berdasarkan Pancasila beranggotakan orang-orang atau badan hukum Koperasi yang bekerjasama menjalankan satu atau lebih kegiatan ekonomi dan secara terus menerus melaksanakan pendidikan anggota, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya”.
16
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.upi.edurepository.upi.edu/15373/4/S_PE_1005761_Chapter2.pdf · Koperasi mempunyai ciri khusus yang membedakannya dari bentuk- bentuk ... yang menyangkut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Belinda Suryani Agustine, 2014 STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum
yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan
usaha Koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan
adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) Koperasi berkedudukan sebagai
soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam sistem perekonomian nasional.
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Koperasi diartikan sebagai badan usaha
yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Sementara dalam
UU No. 17 Tahun 2012, Koperasi merupakan badan hukum yang didirikan oleh
perseorangan atau badan hukum Koperasi dengan pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip Koperasi.
R.S. Soeriaatmadja mendefinisikan Koperasi sebagai suatu perkumpulan
dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia dengan tidak
memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar
memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atau tanggungan bersama
(Hendrojogi, 2004 : 22).
Sejalan dengan hal tersebut, menurut Syamsuri dalam Anita Purnamasari
(2010), menyatakan:
“Koperasi adalah organisasi ekonomi swadaya berdasarkan Pancasila beranggotakan orang-orang atau badan hukum Koperasi yang bekerjasama menjalankan satu atau lebih kegiatan ekonomi dan secara terus menerus
melaksanakan pendidikan anggota, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya”.
9
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi merupakan
suatu perkumpulan orang-orang yang memiliki kemampuan terbatas yang
memperjuangakan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Seperti yang menjadi
fungsi dan tujuan Koperasi bahwa Koperasi memberikan manfaat bagi
anggotanya terutama adalah bidang ekonomi dan sosialnya.
Koperasi mempunyai ciri khusus yang membedakannya dari bentuk-
bentuk badan usaha lain bukan koperasi. menurut Dulfer (Amir Machmud,
2001:3) mengatakan ciri umum koperasi sebagai organisasi sosial adalah adanya:
a. Cooperative group, yaitu sekelompok orang yang terikat sekurang-kurangnya satu kepentingan dan tujuan yang sama.
b. Self help, artinya menolong diri sendiri dalam kelompok. c. Cooperative enterprise, artinya untuk mencapai tujuan kelompok dengan
membentuk usaha bersama, yang dimiliki, dimodali dan dikelola bersama. d. Member promotion, yaitu sasaran utama dari usaha bersama ini adalah
memajukan ekonomi anggota.
Hubungan-hubungan utama antara berbagai unsur di dalam organisasi
koperasi, yaitu anggota perorangan, kegiatan ekonomi anggota, kelompok
koperasi, perusahaan koperasi dan organisasi koperasi sebagai suatu sistem sosial
ekonomi dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut.
Belinda Suryani Agustine, 2014 STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
10
6 7 8 5
9
Gambar 1.1 Struktur Umum Organisasi Koperasi
Keterangan :
(1) Individu anggota (untuk koperasi sekunder berarti badan hukum)
(2) Kepentingan ekonomi anggota (yang sama) (3) Kelompok koperasi (diaktualisasikan dalam forum rapat anggota) (4) Perusahaan koperasi (sebagai alat anggota untuk mencapai kepentingan-
kepentingan ekonomi anggota) (5) Pelayanan perusahaan koperasi yang menunjang
(6) Peningkatan kondisi ekonomi sosial rumah tangga (7) Pelaksana koperasi (pengurus dan badan pengawas) (8) Pasar (barang, tenaga kerja, uang atau modal)
(9) Lingkungan (dimana koperasi berada)
Dari gambaran struktur umum organisasi koperasi jelas terlihat bahwa
perusahaan koperasi hanyalah satu komponen dari organisasi koperasi. Artinya,
organisasi koperasi tidak identik dengan perusahaan koperasi. Organisasi
1 2
A
B
C
D
Perusahaan Koperasi
( 4 )
A D C B
X
X
X
X
Pasar
Lingkungan
Kehidupan
3
11
koperasi akan meliputi seluruh individu anggota koperasi yang dalam kehidupan
sehari-hari merupakan subyek hukum yang berdiri sendiri, tetapi di dalam rapat
anggota mereka bergabung menjadi satu dan mengambil keputusan-keputusan
yang menyangkut kehidupan perusahaan koperasi, dimana perusahaan koperasi
dapat merupakan subyek hukum yang berdiri sendiri pula.
Koperasi mempunyai prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam kegiatan
oleh berbagai Koperasi di dunia adalah merupakan prinsip Koperasi Rochdale.
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Kenggotaan yang bersifat terbuka (open membership and voluntary). b. Pegawasan secara demokratis (democratis control).
c. Bunga yang terbatas atas modal (limited interes of capital). d. Pembagian SHU yang sesuai dengan jasa anggota (proportional distribution
of surplus). e. Penjualan dilakukan sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara tunai
(trading in cash).
f. Tidak ada diskriminasi berdasarkan ras, suku, agama dan politik (political, rasional, religious, netrality).
g. Pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan (promotion of education).
(Ropke, 2003:17)
Koperasi Indonesia selalu berdasarkan kepada prinsip-prinsip koperasi,
sebagaimana yang tertuang dalam pasal 5 Undang-undang No. 25 Tahun 1992,
yaitu:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3. Pembagian Sisa Hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil dan sebanding
dengan besarnya balas jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. Kemandirian
Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip
koperasi sebagai berikut:
6. pendidikan perkoperasian 7. kerjasama antar koperasi.
Sejalan dengan perubahan pada UU No. 25 Tahun 1992 menjadi UU
Perkoperasian No 17 Tahun 2012, Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi yang
meliputi:
12
1. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka. 2. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis.
3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi. 4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen. 5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota,
pengawas, pengurus dan karyawannya serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi.
6. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional dan internasional, dan
7. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakanya melalui kebijakan yang disepakati anggota.
Prinsip-prinsip Koperasi secara kumulatif adalah darah kehidupan gerakan
Koperasi, diperoleh dari nilai-nilai yang mengisi gerakan Koperasi sejak semula,
prinsip-prinsip ini membentuk struktur-struktur dan menentukan sikap hidup yang
memberikan perspektif yang khas pada gerakan Koperasi. Dalam UU No. 17
tahun 2012, Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya sekaligus sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.
Pengertian Koperasi yang tercantum baik dalam UU No.25 Tahun 1992
maupun UU No. 17 Tahun 2012 disusun tidak hanya berdasar pada konsep
Koperasi sebagai organisasi ekonomi dan sosial namun secara lengkap telah
mencerminkan norma-norma atau kaidah-kaidah yang berlaku bagi bangsa
Indonesia. Norma-norma atau kaidah-kaidah tersebut tercermin dari fungsi dan
peranan Koperasi sebagai berikut:
a. alat untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Alat untuk mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Alat untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional, dan d. Alat untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi. (Hendar Kusnadi dalam Anita Purnamasari).
Pernyataan tersebut senada seperti yang tertuang dalam Pasal 4 UU No. 25
Tahun 1992 yaitu:
13
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.
Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian).
2.2 Koperasi Mahasiswa
Benih-benih Koperasi Mahasiswa pertama kali muncul di lingkungan
mahasiswa IKIP Bandung yaitu dari mahasiswa ekonomi FKIS (Jurusan
Pendidikan Ekonomi FPIPS, sekarang FPEB). Pada bulan Juni 1975 berdirilah
secara resmi Koperasi Mahasiswa FKIS IKIP Bandung yang diikuti oleh
pemberian status Badan Hukum Koperasi dari Departemen Perdagangan dan
Koperasi Kodya Bandung dengan Nomor. 6528/BH/DK.10/1 tahun 1976. Dengan
pengakuan pemberian badan hukum tersebut sekaligus Koperasi Mahasiswa FKIS
IKIP Bandung dinyatakan sebagai “Koperasi Mahasiswa Pertama di Indonesia
yang berbadan hukum” dengan memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga sendiri. Pada tanggal 28 Agustus 1985 resmi terbentuk Koperasi
Mahasiswa dan alumni IKIP Bandung yang tidak bersifat lokal fakultas tapi di
tingkat institut.
Peran Koperasi dalam perekonomian nasional harus terus ditingkatkan
sehingga dapat meningkatkan kegairahan berusaha dikalangan masyarakat,
dengan cara pembinaan yang intensif agar dapat tumbuh berkembang dengan baik
sehingga Koperasi benar-benar mampu menjalankan perannya menjadi kekuatan
ekonomi nasional, begitu pula dengan Koperasi di kalangan generasi muda.
Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai ekonomi yang
dimilikinya kepada masyarakat untuk membantu pelaksanaan pembangunan
14
khususnya pembangunan di bidang ekonomi dan koperasi. Dalam Musyawarah
Nasional Koperasi Mahasiswa Indonesia yang pertama telah dirumuskan
landasan, arah, gerak, dan fungsi koperasi mahasiswa dalam gerakan koperasi
nasional yaitu:
1. Koperasi mahasiswa adalah lembaga ekonomi yang berwatak sosial yang
merupakan wadah tranformasi nilai-nilai koperasi dalam usaha
mensejahterakan anggota dan kehidupan bangsa.
2. Koperasi mahasiswa merupakan lembaga pengkaderan yang profesional, ideal,
kreatif, dan konstruktif.
3. Koperasi mahasiswa merupakan lembaga yang memperjuangkan nilai-nilai
ekonomi dan merupakan katalisator dalam iklim yang kondusif.
4. Koperasi mahasiswa merupakan suatu lembaga ekonomi yang berwatak sosial
bertujuan meningkatkan perekonomian bangsa dan kesejahteraan anggota.
Hampir di semua universitas atau perguruan tinggi terdapat Koperasi
Mahasiswa atau KOPMA. KOPMA lebih tepat disebut sebagai “Koperasi
Pendidikan” karena kegiatan dan partisipasi anggotanya tidak hanya dalam
kegiatan perekonomian tetapi lebih sering dalam kegiatan pendidikan dan
pengembangan anggotanya. KOPMA pada umunya menjual dan menyediakan
kebutuhan mahasiswa sehingga jika terdesak mahasiswa akan lebih mudah dan
tidak perlu ke luar kampus untuk membeli kebutuhannya. KOPMA adalah tempat
proses pembelajaran yang nantinya mampu memberikan pengalaman bagi
mahasiwa itu sendiri. Sebagai lembaga usaha yang berbadan hukum, KOPMA
harus dikelola dengan profesional dan sistematis.
Keberadaan KOPMA mempunyai peran dan fungsinya tersendiri.
Sebagaimana yang dikemukan oleh Dewi Fadhilah Soemanagara (Kompasiana,
2010) bahwa pada era moderenisasi saat ini keberadaan KOPMA seperti lampu
yang meredup di baliho dunia perekonomian. KOPMA sebagai bagian dari
koperasi mestinya dapat terus berkembang, turut memperkokoh perekonomian
bangsa. Kebanyakan di perguruan tinggi, keberadaan KOPMA hanya sebagai
toserba yang menjual berbagai keperluan mahasiswa, seperti makanan, alat tulis,
15
serta jasa rental komputer dan semacamnya. KOPMA hanya sebatas “Koperasi
Mahasiswa” yang dikelola oleh, dari dan untuk mahasiswa. Selain itu, mahasiswa
juga dapat belajar berbisnis atau berwirausaha. Di KOPMA, mereka belajar
tentang manajeman dan pengelolaan uang, pemasaran dan promosi suatu produk.
KOPMA mempunyai jati diri yang menjadi ciri khas tersendiri dan
berbeda dengan koperasi lainnya. Terkait pengembangan diri mahasiswa,
menurut Fajar Kurniawan (Kompasiana, 2010) mengatakan bahwa Koperasi
Mahasiswa selama ini hanya dipandang sebelah mata oleh khalayak umum.
Dalam paradigma publik, Koperasi Mahasiswa hanya dipahami sebagai badan
usaha yang menjalankan transaksi jual beli untuk mencapai kesejahteraan
anggotanya. Dangkalnya paradigma tersebut menjadikan KOPMA kurang akrab
di mata mahasiswa. Padahal KOPMA mampu menjadi kawah candradimuka bagi
mahasiswa untuk menguatkan fondasi moralitas, mengingat dalam dunia KOPMA
banyak nilai-nilai moral yang bisa menginspirasi intelektual muda seperti
mahasiswa.
Secara sederhana, ada tiga hal pokok yang termasuk dalam jati diri
Koperasi, yakni pengertian, prinsip, dan nilai Koperasi. Prinsip dan nilai Koperasi
sangat berkarakter moralitas. Dalam nilai Koperasi terdapat beberapa hal penting,
yakni persamaan, demokratis, keadilan dan solidaritas, kejujuran, keterbukaan,
tanggung jawab sosial, dan kepedulian. Nilai-nilai tersebut tidak cukup hanya
dibaca ataupun dihapal, tetapi perlu untuk dipahami dan dilaksanakan. Jika nilai
Koperasi dapat dipahami dan dilaksanakan oleh para intelektual muda yang cerdas
dan bermoral. Cerdas saja tidak cukup. Mahasiswa yang cerdas tanpa moral akan
menjadi provokator yang menjadi sumber masalah.
Dapat dipahami bahwa eksistensi KOPMA ditengah pusaran globalisai
sangat efektif untuk dijadikan kawah candradimuka bagi para intelektual muda
untuk menguatkan fondasi moralitas. Kimura Patar tamba, mahasiswa jurusan
Matematika Universitas Negeri Medan, menyatakan bahwa “KOPMA bisa
digunakan mahasiswa sebagai tempat untuk berlatih wirausaha. Banyak usaha
yang dapat dikelola mahasiswa melalui kopma. Terlebih saat ini jiwa
16
kewirausahaan harus terus dikembangkan dalam diri para mahasiswa melalui
berbagai program yang kreatif”.
Diharapkan, setelah menyelesaikan pendidikan perkuliahan dan
memahami nilai-nilai KOPMA, mahasiswa dapat menjadi lebih mandiri dan
memiliki semangat berwirausaha.
2.3 Modal
Pada umumnya yang dimaksud modal kerja adalah sejumlah uang yang
digunakan untuk menjalankan usaha. Apabila seseorang bermaksud menjalankan
usaha, maka seseorang memerlukan sejumlah uang untuk membeli barang-barang
yang akan dipergunakan dalam usahanya itu.
Koperasi sebagai bentuk badan usaha tentunya dalam melakukan kegiatan
usahanya tidak terlepas dari masalah permodalan. Modal Koperasi penting karena
dengan adanya modal yang cukup maka Koperasi mampu untuk bersaing dengan
usaha-usaha lain di luar Koperasi. Dalam memulai suatu usaha, modal merupakan
salah satu faktor penting disamping faktor lainnya, sehingga suatu usaha bisa
tidak berjalan apabila tidak tersedia modal. Artinya suatu usaha tidak akan pernah
ada atau tidak dapat berjalan tanpa modal.
Menurut Agnes Sumawair (Vera Rachmawaty, 2012), “Modal kerja adalah
keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan
sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-
hari. Kedudukan modal dalam suatu usaha dikatakan oleh Suryadi Prawirosentono
(Neti Budiwati dan Lizza Suzanti, 2010:36), “modal adalah salah satu faktor
penting diantara berbagai faktor produksi yang diperlukan. Bahkan modal
merupakan faktor produksi penting untuk pengadaan faktor produksi seperti
tanah, bahan baku, dan mesin”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja
dibagi menjadi dua macam yaitu modal kerja bersih dan modal kotor. Modal kerja
merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek dan aktiva lancar.
Secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari modal kerja didefinisikan sebagai
17
harta lancar dikurangi kewajiba lancar, atau aktiva dikurangi pasiva lancar dan
definisi ini dikenal dengan modal kerja bersih.
Modal kerja sangat penting bagi suatu usaha, sejalan dengan Bambang
Riyanto (1985:61) sebagai berikut:
“Modal kerja sangat berpengaruh terhadap berjalannya operasi suatu perusahaan sehingga modal kerja harus senantiasa tersedia dan terus menerus diperlukan bagi kelancaran usaha, dengan modal yang cukup akan dapat
diproduksi optimal dan apabila dilakukan penambahan modal maka produksi akan meningkat lebih besar lagi”.
Menurut Bambang Riyanto (2008:57) ada tiga konsep modal kerja yang
umum digunakan, yaitu:
1. Konsep kuantitatif
Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar
(gross working capital).
2. Konsep Kualitatif
Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi-operasinya
perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan
aktiva lancar di atas hutang lancarnya (net working capital).
3. Konsep fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam
perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.
Modal bila ditinjau dari bentuknya dapat dibedakan menjadi dua yakni:
1. Modal aktif
Modal aktif ialah modal yang tertera di sebelah debet dari neraca, yang
menggambarkan bentuk-bentuk dimana seluruh dana yang diperoleh
perusahaan ditanamkan.
Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, modal aktif atau kekayaan suatu
perusahaan dapat dibedakan, antara lain:
18
a. Aktiva lancar, yaitu aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses
produksi, proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek
(umumnya kurang dari satu tahun).
b. Aktiva tetap, yaitu aktiva yang tahan lama yang tidak habis dalam satu kali
proses produksi atau yang secara berangsur-angsur habis dalam proses
produksi.
Sedangkan berdasarkan fungsi bekerjanya aktiva dalam perusahaan, modal
dapat dibedakan menjadi:
a. Modal kerja atau disebut juga modal lancar yaitu keseluruhan dari jumlah
aktiva lancar. Modal lancar bekerja untuk menunjang proses usaha dalam
menilai tujuannya yakni laba.
b. Modal tetap yaitu modal yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur-
angsur habis turut serta dalam proses produksi. Modal tetap merupakan
kekayaan yang dimiliki oeh perusahaan yang fisiknya nampak (konkrit), juga
harus dapat digunakan dalam operasi yang bersifat permanen. Artinya modal
tersebut harus mempunyai periode akuntansi yang dapat dimasukkan dalam
kelompok modal tetap, berupa benda-benda tetap dalam bentuk tanah, gedung,
peralatan dan inventaris lainnya yang dapat digunakan oleh
koperasi/perusahaan dalam menciptakan produk atau jasanya untuk dijual
kepada anggota dan umum sebagai konsumen.
2. Modal pasif
Modal pasif ialah yang tertera di sebelah kredit dan neraca yang
menggambarkan sumber-sumber darimana dana diperoleh.
Ditinjau dari lamanya penggunaan, modal pasif dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Modal kerja jangka panjang yaitu modal yang tertanam dalam perusahaan
untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.
2. Modal jangka pendek yaitu modal yang tertanam dalam perusahaan untuk
janka waktu kurang dari satu tahun.
19
2.4 Permodalan Koperasi
Dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang mengatakan
bahwa modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri di dalamnya Koperasi terdiri dari: simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela, dana cadangan, hibah dari anggota maupun dari
masyarakat,sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota Koperasi,
Koperasi lainnya dan/atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya,
penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah.
1. Modal sendiri
Yang dimaksud dengan modal sendiri dalam penjelasan pasal 1 ayat (2) UU
No. 25 Tahun 1992 adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal
ekuiti.
a. Simpanan Pokok
Simpanan pokok ialah sejumah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk
diserahkan kepada Koperasi pada waktu seseorang masuk menjadi anggota
Koperasi tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota. Simpanan pokok
ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota. Simpanan pokok ini ikut menanggung kerugian.
b. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah simpanan tertentu untuk diwajibkan kepada anggota
untuk membayarnya kepada Koperasi pada waktu-waktu tertentu, misalnya
ditarik pada waktu penjualan barang-barang atau ditarik pada waktu anggota
menerima kredit dan sebagainya.
c. Simpanan Sukarela
Simpanan sukarela ini diadakan oleh anggota atas dasar sukarela atau
berdasarkan perjanjian-perjanjian atau peraturan-peraturan khusus. Simpanan
sukarela tersebut bisa saja diadakan misalnya dalam rangka Hari Raya/Lebaran
atau bisa saja simpanan tersebut disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu, di
mana kepada pemiliknya dapat diberikan suatu imbalan jasa.
20
d. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil
usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup
kerugian Koperasi bila diperlukan. Dana cadangan koperasi tidak boleh
dibagikan kepada anggota, meskipun terjadi pembubaran Koperasi. Dana ini,
pada masa pembubaran oleh penyelesaian pembubaran dipakai utuk