17 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kualitas Sistem Informasi 2.1.1.1 Pengertian Kualitas Menurut Tjiptono dan Chandra (2005) dalam Baridwan dan Hanum (2007), kualitas adalah:“…suatu kondisi dimana produk memenuhi kebutuhan orang yang menggunakannya”. Menurut Hutabaran dan Huseini (2006:109) kualitas mempunyai pengertian yang terus berkembang serta mengalami penggeseran makna dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan pelanggan dan perkembangan zaman. Pada awalnya kualitas adalah kesesuaian dengan suatu standar yang ditetepkan. Setelah itu tuntutan akan kualitas meningkat lagi menjadi kesesuaian dengan penggunaan, dalam arti walaupun sudah sesuai dengan suatu standar tetapi pada akhirnya yang diukur adalah apakah produk tersebut dapat digunakan atau tidak. Berdasarkan pengertian di atas maka kualitas adalah produk yang telah memenuhi kebutuhan orang yang menggunakan dan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan.
45
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESISrepository.unpas.ac.id/11633/19/BAB II.pdf · Pemprosesan data merupakan aplikasi sistem informasi akuntansi yang paling mendasar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kualitas Sistem Informasi
2.1.1.1 Pengertian Kualitas
Menurut Tjiptono dan Chandra (2005) dalam Baridwan dan Hanum (2007),
kualitas adalah:“…suatu kondisi dimana produk memenuhi kebutuhan orang yang
menggunakannya”.
Menurut Hutabaran dan Huseini (2006:109) kualitas mempunyai
pengertian yang terus berkembang serta mengalami penggeseran makna dari
waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan pelanggan dan perkembangan zaman.
Pada awalnya kualitas adalah kesesuaian dengan suatu standar yang ditetepkan.
Setelah itu tuntutan akan kualitas meningkat lagi menjadi kesesuaian dengan
penggunaan, dalam arti walaupun sudah sesuai dengan suatu standar tetapi pada
akhirnya yang diukur adalah apakah produk tersebut dapat digunakan atau tidak.
Berdasarkan pengertian di atas maka kualitas adalah produk yang telah
memenuhi kebutuhan orang yang menggunakan dan sudah sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
18
2.1.1.2 Pengertian Sistem Informasi
Pengertian Sistem Informasi menurut Azhar Susanto (2013:53)
bahwa:“Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik
maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama dan bekerja sama secara
hamonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah menjadi informasi yang
berarti dan berguna”.
Menurut Laudon dalam Azhar Susanto (2013:52) sistem informasi
adalah:“…komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama
untuk menumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, dan untuk
memberikan gambaran aktivitas di dalam perusahaan”.
Begitu pula definisi sistem informasi yang dikemukakan oleh McKeown
dalam Azhar Susanto (2013:52), yaitu:“…gabungan dari komputer dan user yang
mengelola perubahan data menjadi informasi serta menyimpan data dan informasi
tersebut”.
Lebih lanjut Bunhar dan Hopwood (2006:6) dialihbahasakan oleh Julianto
dan Lilis sistem informasi adalah:“…menyiratkan pengguna teknologi komputer
dalam suatu organisasi untuk menyediakan informasi bagi penggua. Sistem
informasi berbasis komputer merupakan satu rangkaian perangkat keras dan
perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data menjadi
informasi yang berguna”.
19
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
merupakan beberapa komponen yang saling berhubungan satu sama dan bekerja
sama secara harmonis antara komputer dan user dalam mengelola perubahan data
menjadi informasi yang berarti dan berguna untuk mendukung pengambilan
keputusan, koordinasi dan pengendalian.
2.1.1.3 Pengertian Kualitas Sistem Informasi
Kualitas sistem informasi merupakan karakteristik dari informasi yang
melekat mengenai sistem itu sendiri (DeLone dan McLean, 1992 dalam
Istianingsih dan Hari Setyo Wijanto, 2008). Kualitas sistem informasi juga
didefinisikan Davis et al., (1989) dan juga Chin dan Todd (1995) dalam
Istianingsih dan Utami (2009) sebagai perceived ease of use yang merupakan
seberapa besar teknologi computer dirasakan relative mudah untuk dipahami dan
digunakan.
Kualitas sistem informasi juga didefinisikan oleh Devis et al., dan juga
Chin dan Todd dalam Istianingsih dan Utami (2008) sebagai berbagai:”Kualitas
sistem informasi didefinisikan sebagai perceived ease of use yang merupakan
sebarapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan
digunakan”.
Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut
dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam
20
menggunakan sistem informasi tersebut. Venis Agustines Tananjaya (2012)
menyatakan bahwa:”Kualitas sistem informasi merupakan kualitas suatu produk
atau pelayanan yang pada umumnya diukur berdasarkan kecocokan pemakai
dengan sistem informasi tersebut, dimana sistem informasi mampu diaplikasikan
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemakai”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa kualitas sistem informasi
adalah persepsi pemakai terhadap sistem informasi yang digunakan dengan
kecenderungan tinggi rendahnya tingkat kepuasan pengguna akhir terhadap sistem
informasi tersebut. Apabila kualitas sistem informasi baik menurut persepsi
pemekaiannya, maka mereka akan cenderung merasa puas dalam menggunakan
sistem tersebut.
2.1.1.4 Fungsi Sistem Informasi
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006:13) dialihbahasakan oleh Julianto
dan Lilis setiap organisasi yang menggunakan computer untuk memproses data
transaksi memiliki fungsi sistem informasi. Fungsi sistem informasi
bertanggungjaawab atas pemrosesan data. Pemprosesan data merupakan aplikasi
sistem informasi akuntansi yang paling mendasar di setiap organisasi. Fungsi
sistem informasi dalam organisasi telah mengalami evolusi. Dulu, fungsi ini
diawali dengan struktur organisasi yang sederhana, yang hanya melibatkan
beberapa orang. Sekarang fungsi tersebut telah berkembang menjadi struktur yang
kompleks yang melibatkan banyak spesialis.
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi sistem informasi
adalah bertanggung jawab dalam pemrosesan data. Dalam perkembangannya
fungsi sistem informasi dalam organisasi telah mengalami evolusi, dulu hanya
melibatkan beberapa orang sekarang melibatkan banyak spesialis.
2.1.1.5 Alat pengolahan dalam Sistem Informasi
Sistem informasi yang pertama kali muncul di dunia adalah sistem
informasi ciptaan Tuhan (sering kita menyebutnya alamiah). Sistem informasi ini
(hamper pasti) terjadi disemua mahluk ciptaan Tuhan sepeti burung mengeluarkan
suara tertentu sebagai nada memanggil lawan jenisnya, hewan lainnya mungkin
mengeluarkan bau tertentu. Pada kehidupan manusia pun sebelumnya sudah ada
sistem informasi yang berpusat diotak manusia yang dikenal sebagai ‘kognisi’
(Cognitive). Materi ini dibahas lebih mendetail di bidang psikologi dan
kecerdasan buatan (Artificial intelegence). Karena itu di dalam menyusun urutan
daftar alat pengolahan suatu sistem informasi, susunannya diawali dengan otak
sebagai alat pengolahan pertama yang digunakan oleh manusia, seperti yang
dilihat pada gambar 2.1.
22
Gambar 2.1 Alat-alat pengolahan dalam sistem informasi
Sumber: Azhar Susanto (2013:53)
Alat pengolah dalam sistem informasi menurut Azhar Susanto (2013:53)
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Otak
Winograd dan Flores dalam Azhar Susanto (2013:53) menyatakan
bahwa bekerja itu pada dasarnya adalah melakukan sesuatu
berdasarkan informasi yang masuk dan persepsi yang dimiliki tentang
informasi tersebut. Jadi dalam setiap aktifitas manusia mengambil
keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu tergantung
kepada informasi yang mampu diterima oleh otaknya (tidak semua
peristiwa mampu diterima olah manusia) dan persepsi yang muncul
tentang informasi tersebut berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
2. Manual
Kebutuhan umat manusia dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya di dalam suatu lingkungan tertentu menurut umat manusia
untuk mampu mengingat lebih dari kemampuan otaknya. Karena itu
sejak zaman dahulu umat manusia berusaha mencari alat bantu yang
mampu menambah kemampuannya untuk mengingat. Kemampuan
mengingat pada waktu itu lebih banyak diperlukan untuk mengingat
masalah jumlah. Upaya yang muncul saat itu adalah membuat
lambing-lambang yang mencerminkan jumlah sesuatu yang
dimilikinya seperti abacus (shiphoa), pen dan ink.
3. Mekanik
Seperti halnya alat bantu pengolahan manual, munculnya alat bantu
pengolahan mekanik pun didesak oleh kebutuhan. Kebutuhan yang
muncul saat itu diantaranya adalah perlu adanya alat yang bias
menghasilkan suatu tulisan dengan cepat, lebih rapih. Ada dua macam
Alat pemrosesan/pengolahan data:
Otak (utama)
Manual (bantuan)
Mekanik (bantuan)
Elektrik (bantuan)
Elektronik (bantuan)
Data Proses Informasi
23
alat mekanik yang membantu otak manusia dalam menghasilkan suatu
informasi saat itu yaitu mesin tik dan mesin penjumlahan.
4. Elektrik
Dilihat dari bentuk alatnya peralatan elektrik tidak jauh berbeda
dengan peralatan mekanik yang membedakan antara peralatan mekanik
dan elektrik adalah masalah tenaga penggerakannya. Peralatan
mekanik digerakan oleh manusia sedangkan peralatan elektrik
digerakan oleh listrik.
5. Elektronik
Umat manusia tidak pernah puas dalam hidupnya, perkembangan
peralatannya yang bisa membantu otak mengolah data terus
berkembang. Setelah ditemukan peralatan listrik perkembangan
selanjutnya dalam peradaban umat manusia adalah dengan
ditemukannya peralatan elektronik. Peralatan ini bekerja jauh lebih
cepat dan efisien dibandingkan dengan peralatan elektrik. Pengolahan
data yang menggunakan peralatan elektrik. Pengolahan data yang
menggunakan peralatan elektrik. Pengolahan data yang menggunakan
peralatan elekronik data prosesing.
Berdasarkan alat-alat pengolahan data sistem informasi tersebut di atas
maka pengolahan data sangat membutuhkan peran manusia sebagai alat
pengolahan data akan membantu oleh alat pemproses lainnya yang akan menjadi
satu kesatuan utuh antara kognisi, psikologi dan kecerdasan buatan dari unsur-
unsur otak, manual, mekanik, elektrik dan elektronik.
2.1.1.6 Pengendalian Sistem Informasi
Pengendalian sistem informasi menurut Tata Sutabri (2012:44)
merupakan:”…bagian yang tak dapat terpisahkan dari pengelolaan sistem
informasi bahkan memegang fungsi yang sangat penting karena mengamati setiap
tahapan dalam proses pengelolaan informasi”.
24
Tata Sutabri (2012:45) menyatakan:”…pengendalian bertujuan untuk
menjamin kelancaran pelaksanaan pengolalaan dan produk-produk informasi, baik
segi kualitas, kuantitas maupun ketetapan waktu”.
Pengendalian sistem informasi dilaksanakan melalui pengawasan dan
pembinaan. Pengawasan dilakukan baik secara langsung di tempat
dilaksanakannya sistem informasi itu, maupun secara tidak langsung memalui
laporan-laporan tertulis dan lisan. Pembinaan dilaksanakannya melalui kegiatan
pelatihan, pengkajian, bimbingan teknis dan kerjasama internal dan eksternal.
Dengan demikian pengendalian sistem informasi adalah keseluruhan
kegiatan dalam bentuk mengamati, membina dan mengawasi pelaksanaan
mekanisme pengelolaan sistem informasi, khususnya dalam fungsi-fungsi
perencanaan informasi, transformasi, organisasi dan koordinasi.
2.1.1.7 Penilaian Sistem Informasi
Untuk mengetahui sampai dimana komponen-komponen telah beroprasi
dengan baik bagaimana yang diharapkan, maka komponen penilaian pada
gilirannya menempati kedudukan dan fungsi sangat strategis, sangat menentukan
keberhasilan keseluruhan pengelolaan sistem informasi itu. Penilaian sistem
informasi menurut Tata Sutabri (2012:47) menyatakan:”…fungsi utama dari
penilaian sistem informassi adalah menyediakan informasi sebagai bahan
pertimbangan untuk membuat keputusan”.
25
Penilaian menurut Tata Sutabri (2013:47) merupakan:”…suatu komponen
yang penting dalam pengelolaan sistem informasi”. Semua bentuk keputusan itu
membutuhkan informasi dari hasil penilaian yang telah dipertimbangkan secra
rasional, logis, serta objektif.
Lebih lanjut, menurut Tata Sutabri (2012:47) terdapat tiga strategi
penilaian dalam sistem informasi yaitu:
1. Trategi penilaian masukan yang bertujuan menilai perencanaan informasi
yang disusun berdasarkan kebutuhan informasi yang nyata.
2. Startegi penilaian proses yang bertujuan menilai pelaksanaan transformasi
informasi, mulai dari pengumpulan data, pengolahan, analisis dan
penilaian, penyajian dan penyebarluasan, dokumentasi dan komunikasi
yang secara keseluruhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan.
3. Starategi penilaian produk, yang bertujuan menilai produk-produk
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi.
Dengan demikian, penilaian menjadi satu bagian yang sangat penting
dalam pengelolaan sistem informasi, karena penilaian sistem informasi adalah
menyediakan informasi sebagai bahan perimbangan untuk membuat keputusan.
Penilaian sistem informasi memiliki tiga strategi meliputi sebagai penilaian
masukan. Proses daan produk.
2.1.1.8 Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer
Sistem informasi menurut Azhar Susanto (2013:58)
merupakan:”…kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan satu sama
lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah
data menjadi informasi yang berguna”.
26
Sub-sub sistem menurut Azhar Susanto (2013:58)
merupakan:”…pengelompokan dari beberapa komponen yang lebih kecil,
bagaimana mereka berkelompokan jangan dijadikan masalah, yang penting disini
adalah semua sub komponen yang mereka kelompokkan kalau salah satu unsur
tidak ada maka sistem informasi tersebut mungkin tidak akan terwujud terlepas
dari bagaimana pengelompokkan tersebut dilakukan”. Menurut Azhar Susanto
(2013:58) komponen sistem informasi dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Perangakat Keras (Hardware)
2. Perangkat Lunak (Software)
3. Manusia (Brainware)
4. Prosedur (Prosedure)
5. Basis data (Database)
6. Jaringan Komunikasi (Communication network)
Menurut Azhar Susanto (2013:207-297) adapun penjelasan tentang
komponen sistem informasi adalah sebagai berikut:
1.Perangkat Keras (Hardware)
Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, memasukan, memperoses, menyimpan dan
mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi.
2.Perangkat Lunak (Software)
Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk
menjalankan aplikasi tertentu pada komputer, sedangkan program
merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun
secara sistematis.
3.Manusia (Brainware)
Brainware atau Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian
terpenting dari komponen Sistem Informasi (SI) dalam dunia bisnis yang
dikenal sebagai Sistem Informasi Akuntansi. Komponen SDM ini
merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan komponen lainnya di
dalam suatu SI sebagai hasil dari perencanaan, analisis, perancangan dan
strategi implementasi yang didasarkan kepaa komunikasi diantara
sumber daya manusia yang terlibat dalam suatu organisasi.
4.Prosedur (Procedure)
Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi
27
suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam.
Pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi
dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk
menjalankan suatu fungsi tertentu.
5.Basis Data (Data Base)
Data base merupakan kumpulan data-data yang tersimpan di dalam
media penyimpanan di suatu perusahaan (arti luas) atau di dalam
computer (arti sempit)
6.Jaringan Komunikasi (Communication Network)
Telekomunikasi atau komunikasi data dapat didefinisikan sebagai
pengguna media elektronik atau cahaya untuk memindahkan data atau
informasi dari setu lokasi ke satu atau beberapa lokasi lain yang berbeda.
Berdasarkan pengertian di atas bahwa komponen sistem informasi berbasis
komputer dapat dikelompokan menjadi perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), manusia (brainware), prosedur (procedure), basis data
(database) dan jaringan komunikasi (communication network). Dengan demikian,
semua sub-sub sistem tersebut menjadi satu kesatuan utuh dan bekerja secara
harmonis untuk mencapai tujuan dalam mengelola data menjadi informasi yang
berguna.
2.1.1.9 Kriteria Kualitas Sistem Informasi
Menurut DeLone dan McLean (1992) dalam Yanuar Yunianto (2013)
kriteria kualitas sistem informasi terdiri dari:
1. Ease of use (Kemudahan untuk digunakan)
Sistem informasi yang dapat dikatakan sebagai sistem yang berkualitas
jika dirancang untuk memenuhi kemudahan dalam menggunakan sistem
informasi tersebut. Perhatian dapat diukur berdasarkan penggunaan
dalam menggunakan sistem informasi tersebut yang hanya memerlukan
sedikit waktu untuk mempelajari sistem informasi, hal ini dikarenakan
sistem informasi tersebut sederhana, mudah dipahami dan mudah
pengoprasiannya.
28
2. Response time (Kecepatan akses)
Kecepatan akses merupakan salah satu indicator kualitas sistem
informasi. Jika sistem informasi memiliki kecepatan akses yang optimal
maka layak untuk dikatakan bahwa sistem informasi yang diterapkan
memiliki kualitas yang baik. Kecepatan akses akan meningkatkan
kepuasan pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Response
time juga dapat dilihat dari kecepatan pengguna dalam menelusur akan
informasi yang dibutuhkan.
3. Realiability (Keandalan sistem)
Keandalan sistem informasi adalah ketahanan sistem informasi dari
kerusakan dan kesalahan. Keandalan sistem informasi ini juga dapat
dilihat dari sistem informasi dalam melayani kebutuhan pengguna tanpa
adanya masalah yang dapat menganggu kenyamanan pengguna dalam
menggunakan sistem tersebut.
4. Flexibility (Fleksibilitas sistem)
Fleksibilitas yang dimasud adalah kemampuan sistem informasi dalam
melakukan perubahan-perubahan yang terkait dengan memenuhi
kebutuhan pengguna. Pengguna akan merasa lebih puas menggunakan
sistem informasi jika sistem tersebut fleksibel dalam memenuhi
kebutuhan pengguna.
5. Security (Keamanan sistem)
Keamanan sistem dapat dilihat melalui program yang tidak dapat
diubah-ubah oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab dan juga
program tidak dapat terhapus jika terdapat kesalahan dari pengguna.
Berdasarkan pengertian kriteria kualitas sistem informasi di atas, dapat
disimpulkan bahwa kualitas sistem informasi memiliki kriteria kemudahan untuk
digunakan, kecepatan akses, kenadalan sistem, fleksibilitas sistem dan keamanan
sistem.
2.1.2 Perceived Usefulness
2.1.2.1 Definisi Perceived (Persepsi)
Dalam kehidupan terdapat berbagai kejadian dan keadaan atau kondisi yang
membuat seseorang menginterprestasikan dan menilai berbagai kejadian atau
29
keadaan atau kondisi tersebut berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Masing-
masing individu memiliki persepsinya sendiri mengenai suatu kejadian atau
berbagai hal yang ditangkap oleh inderanya masing-masing. Menurut Mattin
dalam Azhar Susanto (2013:41) menyebutkan bahwa:“Persepsi sebagai sebuah
peroses yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya untuk
mengumpulkan rangsangan (stimulasi) dan memberikan makna/fakta terhadap
rangsangan tersebut”.
Menurut Robbins dalam Azhar Susanto (2013:41) melihat persepsi dari
beberapa sudut seperti pemersepsi (subjek), yaitu:“Target atau objek yang
dipersepsikan serta situasi dimana persepsi tersebut dilakukan”.
Bilson Simamora dalam Rindi Predita (2013:28) mendefinisikan persepsi
sebagai berikut:“Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses, dengan mana
seseorang menyeleksi, mengorganisasikan sebagai suatu proses, dan
menginterprestasikan segala sesuatu yang ditangkap panca indera, seperti produk,
kemasan, merek, iklan, harga, dan lain-lain”.
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah bagaiman individu melihat, memilih, dan menginterprestasi segala
sesuatu yang di tangkap panca indera. Persepsi juga merupakan pengalaman
tentang objek atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
makna dan menafsirkan pesan.
30
2.1.2.2 Definisi Perceived Usefulness
Pemakai sistem informasi akan mempunyai niat menggunakan sistem informasi
jika merasa sistem informasi bermanfaat atau berguna. Perceived usefulness atau
persepsi kegunaan atau persepsi kemanfaatan mempunyai pengaruh pada niat para
pengguna menggunakan sistem informasi.
Perceived Usefulness didefinisikan sebagai “..the degree to which a person
believes that using particular system would enchance his or her job
performance”. (suatu tingkat dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu
sistem tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut) Davis
(2005) dalam Denis Andriani (2012).
Menurut Dishaw dalam Dwi Suhartini dan Wiwik Handayani (2009)
bahwa:“Kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) yaitu derajat dimana
seseorang berpikir bahwa menggunakan sebuah sistem akan meningkatkan