14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Akhlak dalam Islam 1. Pengertian Akhlak Dari segi etimologi kata akhlak dari Arab bentuk jamak dari “ khulq“ yang artinya perangai atau tabiat. 17 Akhlak secara umum dapat diartikan dengan arti kata “budi pekerti“ atau “kesusilaan” atau “sopan santun” dalam bahasa Indosesia tidak berbeda dengan arti kata “moral”. Dalam arti kata tersebut dapat dimaksud agar tingkah laku manusia menyesuaikan dengan tujuan penciptanya, yakni agar memiliki sikap hidup yang baik, berbuat sesuai dengan tuntunan akhlak yang baik. Definisi akhlak menurut Imam Ghazali menggambarkan sebuah akhlak secara umum. Untuk menjadi Islami, maka iman harus mendasarinya. Karena sebuah amal secara umum bisa disebut Islami jika memenuhi dua syarat: dilakukan karena Allah dan tidak bertentangan dengan ajaran Allah. Sebuah akhlak yang Islami berarti juga perilaku yang didorong oleh iman dan keluar dari jiwa seorang mukmin. Dengan kata lain, sebuah akhlak disebut Islami maka harus memenuhi syarat-syarat berikut: kondisi jiwa yang tentanam kuat, melahirkan sikap amal dan tanpa butuh pemikiran dan pertimbangan. 18 17 Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak , (Surabaya: 1984), 13 18 Wahid Ahmad, Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern , (Solo:2004),15
16
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA II.pdf28 Karina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu Malang, “ Vol.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Akhlak dalam Islam
1. Pengertian Akhlak
Dari segi etimologi kata akhlak dari Arab bentuk jamak dari
“khulq“ yang artinya perangai atau tabiat.17 Akhlak secara umum dapat
diartikan dengan arti kata “budi pekerti“ atau “kesusilaan” atau “sopan
santun” dalam bahasa Indosesia tidak berbeda dengan arti kata
“moral”. Dalam arti kata tersebut dapat dimaksud agar tingkah laku
manusia menyesuaikan dengan tujuan penciptanya, yakni agar
memiliki sikap hidup yang baik, berbuat sesuai dengan tuntunan
akhlak yang baik. Definisi akhlak menurut Imam Ghazali
menggambarkan sebuah akhlak secara umum. Untuk menjadi Islami,
maka iman harus mendasarinya. Karena sebuah amal secara umum
bisa disebut Islami jika memenuhi dua syarat: dilakukan karena Allah
dan tidak bertentangan dengan ajaran Allah. Sebuah akhlak yang
Islami berarti juga perilaku yang didorong oleh iman dan keluar dari
jiwa seorang mukmin. Dengan kata lain, sebuah akhlak disebut Islami
maka harus memenuhi syarat-syarat berikut: kondisi jiwa yang
tentanam kuat, melahirkan sikap amal dan tanpa butuh pemikiran dan
pertimbangan.18
17 Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak, (Surabaya: 1984), 13 18 Wahid Ahmad, Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern , (Solo:2004),15
15
2. Kedudukan Akhlak
Kedudukan akhlak dalam kehidupan sangatlah penting,
dikarenakan akhlak merupakan poros atau inti dari tujuan hidup
manusia dan salah satu ajaran pokok agama Islam.19Akidah merupakan
kepercayaan terhadap Allah yang meliputi enam kepercayaan yaitu
rukun iman Rukun iman meliputi iman kepada Allah, iman kepada
malaikat Allah, iman kepada rosul Allah, iman kepada kitab Allah,
iman kepada hari kiamat dan iman kepada Qada’ dan Qadar Allah.20
Akhlak merupakan sifat yang tertanam didalam diri manusia, sehingga
dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara
spontan tanpa adanya pemaksaan. Dapat disimpulkan bahwa
kedudukan akhlak ini sangat penting untuk mengendalikan sifat yang
ada didalam diri manusia, dimana sifat manusia ada dua yaitu sifat
baik dan buruk.
3. Ruang Lingkup Akhlak
Ruang lingkup akhlak adalah sama dengan ruang lingkup
ajaran Islam khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak
diniah (agama/Islami) mencakup berbagai aspek dimulai dari akhlak
terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan dan benda-benda yang tak bernyawa).21 Berbagai
bentuk dan ruang lingkup akhlak Islami sebagai berikut 22:
Strategi berasal dari kata Yunani “strategos”, yang artinya
jenderal. Oleh karena itu kata strategi secara harfiah berarti “Seni dan
Jenderal”. Kata ini mengacu pada sasaran utama yang akan dicapai.29
Strategi dapat diartikan sebagai perencanana yang berisi tentang
serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan.30 Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang
berkaitan dengan gagasan, perencanaan dalam sebuah aktivitas dan
memiliki prinsip-prinsip dan teknik untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai. Berikut merupakan definisi strategi adalah
1. Menurut Alfred Chandler strategi adalah penetapan sasaran,
arahan dan tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.
2. Menurut Kenneth Andrew stretegi adalah pola sasaran, maksud
dan tujuan kebijakan serta rencana. Rencana sangat penting
untuk mencapai tujuan.
Strategi adalah rencana yang menyeluruh yang dibuat untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dengan komitmen dan kesepakatan
upaya keseluruhannya dapat mencapai sasaran yang akan dicapai.
Strategi dapat dikatakan penting karena setiap lembaga memiliki
29Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah,
(Jogjakarta:2012), 45 30 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter,( Jakarta: 2012),85
23
tujuan yang akan dicapai, dengan menggunakan strategi proses
mencapai tujuan dapat berjalan dengan baik.
Pendidikan akhlak adalah proses mengubah sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
dengan memperbaiki moral dan intelektual pada peserta didik. Dalam
pendidikan sangat erat dalam proses pengajaran tidak hanya
mengembangkan kapasitas intelektual, keterampilan, pemahaman
nilai-nilai Islam, latihan moral serta menghasilkan perubahan kearah
yang positif dengan bimbingan untuk melakukan perbuatan baik
dalam kehidupan, kebiasaan bertingkah laku, berpikir dan berbudi
pekerti yang luhur menuju terbentuknya manusia yang berakhlak
mulia.
2. Macam - macam Strategi Pembentukan Akhlak
Dalam proses pembentukan akhlak pada peserta didik mengarah
pada tujuan pendidikan nasional dimana tujuan tersebut merupakan
membina akhlak pada peserta didik. Proses pembentukan akhlak
dilakukan untuk membekali peserta didik dengan mempunyai rasa
hormat tanggungjawab dan sopan santun, dikarenakan fenomena yang
terjadi dikalangan remaja. Dengan proses tersebut guru mempunyai
peran untuk membentuk akhlak yang baik kepada peserta didiknya.
24
Adapun strategi- strategi yang digunakan oleh guru sebagai
berikut melalui
1). Keteladanan
Keteladanan merupakan strategi dalam proses
pembentukkan akhlak pada peserta didik, dimana guru memberi
contoh yang baik dalam hal salat berjama’ah, memberikan kajian-
kajian tentang akhlak yang baik, serta saling menghormati terhadap
sesama pendidik dan tepat waktu. Dengan perilaku guru tersebut
siswa dapat mencontoh perilaku tersebut. Strategi keteladanan ini
menyangkut semua elemen sekolah dalam memberi contoh yang
baik. Beberapa contoh dari tauladan yakni a) berakhlak yang baik,
b) menghormati yang lebih tua, c) mengucapkan kata-kata yang
baik, d) memakai busana muslim.31 Contoh disekolah saat pagi pak
satpam dan para guru menyambut kedatangan siswa dengan
berbaris dan bersalaman kepada semua siswa yang datang, setelah
itu siswa diarahkan untuk berwudhu dan melangsungkan salat duha
berjama’ah.
Kompetensi kepribadian guru yang baik, sangat diperlukan
dalam memberikan contoh tauladan yang baik pada peserta didik.
Dalam penerapan keteladanan disekolah adalah memberikan
keteladanan dengan cara apa yang dilihat dan keteladanan melalui
proses pembelajaran melalui kisah-kisah para nabi mengenai
31 Jawahir, Strategi Kepala Madrasah dan Guru dalam Membina Akhlak Siswa Mts,” Jurnal
Manageria, Vol.2 No.2 (Desember 2020).100
25
keteladanan akhlak.32 Terdapat contoh keteladanan yang ada
disekitar kita adalah seorang pengemis dimana guru berusaha
mengajak untuk memberikan uang, dimana guru mengajarkan
untuk berbagi dengan sesama. Keteladanan dilakukan dengan
memberi contoh kepada orang lain dalam hal yang baik.33
2). Pembiasaan
Pembiasaan merupakan cara yang dilakukan guru untuk
membiasakan anak berpikir, bersikap, bertindak sesuai dengan ajaran
agama Islam.34 Proses yang dilakukan guru dalam membentuk
akhlak, sehingga peserta didik dapat membiasakan dengan perilaku
yang baik. Pembiasaan ini dilakukan dengan cara melakukan
kegiatan-kegiatan yang positif, contohnya membiasakan salat
berjama’ah, salat duha berjama’ah dan mengucapkan salam
merupakan usaha pembiasaan. Ketika dalam proses pembelajaran
dikelas bila terdapat peserta didik yang masuk kelas tidak
mengucapkan salam, guru mengingatkan peserta didik ketika masuk
kelas hendaknya mengucapkan salam terlebih dahulu.35 Adapun
peserta didk untuk melakukan pembiasaan mengambil barang dan
memberi makan serta minum dengan tangan kanan, membaca
basmalah ketika makan dan minum, tidak tergesa-gesa dalam
32 Muhammad Fadilla, Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia
Dini,(Yogyakarta:Ar-Ruzz Media,2013),168 33 Jawahir, Strategi Kepala Madrasah dan Guru dalam Membina Akhlak Siswa Mts,”Jurnal
Manageria, Vol.2 No.2 (Desember 2020).101 34 Armai Arif, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,(Jakarta:2002),123 35 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,(Bandung:2005), 144
26
mengunyah makanan dan mengucapkan salam dengan sopan kepada
orang yang dijumpai.
3). Nasihat
Nasihat merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan
dimana dapat membuka mata anak-anak pada suatu hal, mendorong
dan menghiasi anak dengan akhlak yang mulia, membekali dengan
prinsip-prinsip Islam. Pada umumnya nasihat diberikan kepada
orang yang melanggar peraturan. Metode tersebut bias terjadi, tetapi
juga bias tidak terjadi. Dengan demikian tampaknya lebih
ditunjukkan kepada peserta didik yang melanggar peraturan. Ini
menunjukkan dasar psikologi yang kuat, karena orang pada
umumnya kurang senang dinasehati, apalagi nasihat itu ditunjukkan
kepada pribadi tertentu.36
Firman Allah Swt dalam surah An-Nahl ayat 125:37
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
Nasihat menanamkan kedisiplinan pada peserta didik,
sehingga membentuk suatu kepribadian yang baik. Dimana nasihat
dalam pembentukan akhlak sebaiknya dilakukan dengan perkataan
yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan
36 Jawahir, Strategi Kepala Madrasah dan Guru dalam Membina Akhlak Siswa Mts,”Jurnal
batil.38 Ketika peserta didik mendapat masalah dan membutuhkan
nasihat maka nasihatilah dengan baik, sehingga peserta didik bisa
mendapat solusi dengan baik.
4). Perhatian
Perhatian merupakan mencurahkan, memperhatikan dan
senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam membina akhlak,
spiritual dan sosial.39 Perhatian ini merupakan salah satu strategi
yang digunakan dalam proses pembentukan akhlak pada peserta
didik dan perhatian ini sangat berpengaruh dalam strategi dimana
dapat mendorong peserta didik untuk lebih mandiri dan
bertanggungjawab dalam hal apapun. Perhatian orang tua memiliki
pengaruh terhadap motivasi belajar siswa dalam kegiatannya. Oleh
karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk memberi perhatian
kepada siswa untuk membantu untuk meningkatkan motivasi dan
membangun akhlak yang baik pada anak tersebut.40 Dengan adanya
strategi perhatian ini guru membentuk siswa agar menjadi manusia
yang manusiawi sebagai hubungan manusia pada Allah swt,
38 Jawahir, Strategi Kepala Madrasah dan Guru dalam Membina Akhlak Siswa Mts,
“Jurnal Manageria, Vol.2 No.2 (Desember 2020). 102 39 Zamroni, Strategi Pendidikan Akhlak Pada Anak, “Jurnal SAWWA, Vol 12 No. 2
(April, 2017),257 40 Maptuhah, Pengaruh Perhatian Orang Tua dalam Pembelajaran Daring terhadap
Motivasi Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, “Jurnal Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Volume 4, Issue. 01, 2021. 25-34
28
hubungan pada manusia lainnya sebagai makhluk sosial, serta
hubungan manusia pada lingkungan sekitarnya.41
3. Hambatan Dalam Implementasi Pembentukan Akhlak Peserta Didik
Dalam melaksanakan suatu proses pembentukan akhlak pada
peserta didik terdapat suatu hambatan. Hambatan merupakan segala
sesuatu yang muncul dan menghalangi ketercapaian tujuan.42
Hambatan dalam penerapan pembentukan akhlak adalah segala
sesuatu yang menghalagi proses pembentukan akhlak baik dari dalam
sekolah maupun luar sekolah. Hambatan yang terjadi berasal dari dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor ekternal.43 Faktor internal
merupakan dari peserta didik, guru dan sarana prasarana sedangkan
faktor eksternal berasal dari orang tua dan lingkungan rumah.
Menurut Dimyati (2013: 260) faktor penghambat dapat
digolongkan menjadi faktor yang bersumber dari peserta didik,
lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Sedangkan menurut
Majid (2012: 234) faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
seperti kemampuan ekonomi keluarga dan kurangnya perhatian orang
tua terhadap peserta didik, sedangkan faktor yang besumber dari
lingkungan sekolah adalah guru yang kurang memperhatikan peserta
didik dan strategi yang digunakan kurang maksimal. Dengan ini dapat
41 Muhammad Rafliyanto, Peran Guru dalam Pembentukan Adap pada Peserta Didik
dalam Manajemen Pendidikan Islam, “Jurnal Syntax Admiration, Vol 2 No. 5 (Mei, 2021), 188 42 Halimah, Upaya Guru Dalam Pembentukan Akhlak Anak di Raudlatul Athfal Baipas
Raudlatul Jannah Kota Malang, “Jurnal Dewantara, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2019),4-5 43Mustiningsih, Manajemen Implementasi Kurikulum dan Pembelajaran dalam