6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu adalah kumpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, yang mana penelitian tersebut memiliki kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan pengaruh pengungkapan corporate social responsibility, leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya : 1. Paramita et al. (2018) meneliti tentang Pengaruh Financial Distress, Risiko Litigasi dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh financial distress, risiko litigasi dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa : 1) Financial distress berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba, 2) Risiko Litigasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba, 3) Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba, 4) Variabel financial distress, risiko litigasi dan pengungkapan corporate social responsibility secara simultan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 2. Arief dan Ardiyanto (2014) meneliti tentang Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Manajemen Laba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap praktik manajemen laba. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility tidak berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap manajemen laba. 3. Sodikin (2017) meneliti tentang Pengaruh Dividen, Leverage, Kualitas Audit dan Arus Kas Bebas Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini
17
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu adalah kumpulan dari hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, yang mana
penelitian tersebut memiliki kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan
pengaruh pengungkapan corporate social responsibility, leverage,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba yang
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya :
1. Paramita et al. (2018) meneliti tentang Pengaruh Financial Distress,
Risiko Litigasi dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh financial distress, risiko litigasi dan pengungkapan corporate
social responsibility terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa : 1) Financial distress berpengaruh positif dan
signifikan terhadap manajemen laba, 2) Risiko Litigasi berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap manajemen laba, 3) Pengungkapan
corporate social responsibility berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap manajemen laba, 4) Variabel financial distress, risiko litigasi
dan pengungkapan corporate social responsibility secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2. Arief dan Ardiyanto (2014) meneliti tentang Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Terhadap Manajemen Laba. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengungkapan
corporate social responsibility terhadap praktik manajemen laba. Hasil
analisis menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social
responsibility tidak berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan
positif terhadap manajemen laba.
3. Sodikin (2017) meneliti tentang Pengaruh Dividen, Leverage, Kualitas
Audit dan Arus Kas Bebas Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini
7
4. bertujuan untuk memperoleh bukti mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen laba. Faktor – faktor tersebut terdiri dari
dividen, leverage, kualitas audit dan arus kas bebas. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa dividen berpengaruh signifikan
negatif terhadap manajemen laba, dan leverage berpengaruh signifikan
positif terhadap manajemen laba. Sedangkan kualitas audit dan arus kas
bebas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
5. Elfira (2014) meneliti tentang Pengaruh Kompensasi Bonus Dan
Leverage Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji: 1) Pengaruh kompensasi bonus terhadap manajemen laba, 2)
Pengaruh leverage terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa (1) Kompensasi bonus berpengaruh terhadap
manajemen laba (2) Leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba.
6. Tala dan Karamoy (2017) meneliti tentang Analisis Profitabilitas dan
Leverage Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis profitabilitas dan leverage terhadap manajemen laba.
Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh secara
signifikan, dan leverage tidak berpengaruh signifikan pada manajemen
laba.
7. Astuti (2017) meneliti tentang Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Leverage, Dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, ukuran
perusahaan, leverage, dan kualitas audit terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba, (2) ukuran perusahaan
berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, (3) leverage
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dan (4) kualitas audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba.
8. Lufita dan Suryani (2018) meneliti tentang Pengaruh Kualitas Audit,
Komite Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.
8
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
kualitas audit secara simultan maupun parsial terhadap praktik
manajemen laba yang diproksikan dengan ukuran KAP. Pengaruh
komite audit secara simultan maupun parsial terhadap praktik
manajemen laba yang diproksikan dengan frekuensi rapat komite audit.
Pengaruh ukuran perusahaan secara simultan maupun parsial terhadap
praktik manajemen laba yang diproksikan dengan logaritma total aset.
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa secara simultan
Kualitas Audit, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap Manajemen Laba. Hasil penelitian ini menunjukan
hasil uji parsial, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap Manajemen Laba. Sedangkan Kualitas Audit
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba.
9. Putri dan Titik (2014) meneliti tentang Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen
Laba Pada Perusahaan Food And Beverage. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, leverage, dan ukuran
perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan perusahaan food
and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008- 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan
leverage tidak berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba,
ukuran perusahaan tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap
manajemen laba dan kepemilikan manajerial, leverage, ukuran
perusahaan seecara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitan
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Paramita
et al.
Pengaruh
Financial
Variabel
Independen :
Variabel
Independen : 1) Financial distress
berpengaruh positif dan
9
(2018) Distress,
Risiko
Litigasi dan
Pengungkapa
n Corporate
Social
Responsibilit
y Terhadap
Manajemen
Laba
Pengungkap
an CSR
Variabel
Dependen :
Manajemen
Laba
Financial
Distress,
Risiko Litigasi
signifikan terhadap
manajemen laba, 2) Risiko
Litigasi berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
manajemen laba, 3)
Pengungkapan corporate
social responsibility
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
manajemen laba, 4)
Variabel financial distress,
risiko litigasi dan
pengungkapan corporate
social responsibility secara
simultan berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba.
2. Arief dan
Ardiyanto
(2014)
Pengaruh
Pengungkapa
n Corporate
Social
Responsibilit
y Terhadap
Manajemen
Laba
Variabel
Independen :
Pengungkap
an CSR
Variabel
Dependen :
Manajemen
Laba
Variabel
Independen :
Leverage,
Profitabilitas
dan Ukuran
Perusahaan
pengungkapan corporate
social responsibility tidak
berpengaruh signifikan dan
memiliki hubungan positif
terhadap manajemen laba.
3. Sodikin
(2017)
Pengaruh
Dividen,
Leverage,
Kualitas
Audit dan
Arus Kas
Bebas
Terhadap
Manajemen
Laba
Variabel
Independen :
Leverage
Variabel
Dependen :
Manajemen
Laba
Variabel
Independen :
Dividen,
Kualitas Audit
dan Arus Kas
Bebas
Dividen berpengaruh
signifikan negatif terhadap
manajemen laba, dan
leverage berpengaruh
signifikan positif terhadap
manajemen laba. Sedangkan
kualitas audit dan arus kas
bebas tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba.
4. Elfira
(2014)
Pengaruh
Kompensasi
Bonus Dan
Leverage
Terhadap
Manajemen
Laba
Variabel
Independen :
Leverage
Variabel
Dependen :
Manajemen
Laba
Variabel
Independen :
Kompensasi
Bonus
(1) Kompensasi bonus
berpengaruh terhadap
manajemen laba
(2) Leverage tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba
5. Tala dan Analisis Variabel Variabel
Profitabilitas berpengaruh
10
Karamoy
(2017)
Profitabilitas
dan Leverage
Terhadap
Manajemen
Laba
Independen :
Profitabilitas
dan
Leverage
Variabel
Dependen :
Manajemen
Laba
Independen :
Pengungkapan
CSR dan
Ukuran
Perusahaan
secara signifikan, dan
leverage tidak berpengaruh
signifikan pada manajemen
laba.
6. Astuti
(2017)
Pengaruh
Profitabilitas,
Ukuran
Perusahaan,
Leverage,
Dan Kualitas
Audit
Terhadap
Manajemen
Laba
Variabel
Independen :
Profitabilitas
Ukuran
Perusahaan,
Leverage
Variabel
Dependen :
Manajemen
Laba
Variabel
Independen :
Kualitas Audit
(1) profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba, (2) ukuran
perusahaan berpengaruh
negatif signifikan terhadap
manajemen laba, (3)
leverage tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba,
dan (4) kualitas audit tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba.
7. Lufita dan
Suryani
(2018)
Pengaruh
Kualitas
Audit,
Komite
Audit, dan
Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Manajemen
Laba
Variabel
Independen :
Ukuran
Perusahaan
Variabel
Dependen :
Manajemen
Laba
Variabel
Independen :
Kualitas Audit
dan Komite
Audit
Secara simultan Kualitas
Audit, Komite Audit dan
Ukuran Perusahaan
berpengaruh signifikan
terhadap Manajemen Laba.
Hasil uji parsial, Komite
Audit dan Ukuran
Perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap
Manajemen Laba.
Sedangkan Kualitas Audit
tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap
Manajemen Laba.
8. Putri dan
Titik
(2014)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial,
Leverage
Dan Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Manajemen
Laba Pada
Perusahaan
Variabel
Independen :
Leverage
Dan Ukuran
Perusahaan
Variabel
Dependen :
Manajemen
Laba
Variabel
Independen :
Kepemilikan
Manajerial
Objek :
Perusahaan
Food And
Beverage
Kepemilikan manajerial dan
leverage tidak berpengaruh
positif signifikan terhadap
manajemen laba, ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
manajemen laba dan
kepemilikan manajerial,
leverage, ukuran perusahaan
11
Food And
Beverage
seecara simultan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba.
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Teori Keagenan
Teori keagenan pertama kali dinyatakan oleh Jensen and
Meckling (dalam Anggraeni dan Hadiprajitno, 2013) menyebutkan
manajer suatu perusahaan sebagai “agent” dan pemegang saham
“principal”. Di dalam teori ini menimbulkan konflik kepentingan antara
agent dan principal karena terdapat keyakinan bahwa masing – masing
individu akan lebih cenderung untuk memaksimalkan keuntungan
pribadinya. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk
menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat.
Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan
ekonomi dan psikologisnya. Konflik kepentingan semakin meningkat
terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas agent sehari-
hari untuk memastikan bahwa agent bekerja sesuai dengan keinginan
pemegang saham.
Dalam prakteknya manajer (agent) tentunya mengetahui lebih
banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan
perusahaan secara keseluruhan. Sehingga sebagai pengelola, manajer
memiliki kewajiban memberikan informasi mengenai kondisi
perusahaan. Akan tetapi informasi yang disampaikan oleh manajer
terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent.
Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi
yang dimiliki oleh principal dan agent. Ketidakseimbangan informasi
inilah yang disebut dengan asimetri informasi (Widyaningdyah, 2004).
Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara
principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang
12
tidak sebenarnya kepada principal. Asimetri informasi antara
manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat memberikan
kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba dalam
rangka menyesatkan pemilik (pemegang saham).
2.2.2 Teori Legitimasi
Teori legitimasi dapat diterapkan pada perusahaan yang
melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility. Dampak yang
ditimbulkan dari aktivitas perusahaan, akan sangat berpengaruh
terhadap masyarakat sekitar, sehingga apa yang dilakukan oleh pihak
perusahaan akan kembali lagi kepada masyarakat. Oleh karena itu,
manajemen perusahaan membutuhkan dukungan dari lingkungan
masyarakat agar perusahaan dapat beroperasi dengan tenang. Dengan
kata lain, perusahaan memerlukan legitimasi dari masyarakat
disekitarnya. Hal ini juga sejalan dengan legitimacy theory yang
dinyatakan oleh Tilt (dalam Haniffa dan Cooke, 2005) menyebutkan
bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk
melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana
perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk
melegitimasi tindakan perusahaan.
Dengan teori ini, perusahaan harus memperhatikan kepentingan
dari berbagai pihak, bukan hanya dari pihak perusahaan saja. Semakin
banyak perusahaan melakukan kegiatan sosial yang memberikan
dampak positif bagi pihak lain membuat manfaat dan kemajuan
tersendiri bagi pihak perusahaan. Sebagai suatu sistem yang
mengedepankan keberpihakan kepada society, operasi perusahaan harus
kongruen dengan harapan masyarakat (Retno dan Priantinah, 2012).
2.2.3 Manajemen Laba
Menurut Sulistyanto (2008) manajemen laba merupakan upaya
manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi
informasi-informasi dalam laporan keuangan untuk mengelola laba
13
dengan tujuan untuk keuntungan pribadi sehingga menyulitkan
stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan.
Menurut Schipper dalam Gumanti (2001) earnings management is
disclosure management in the sense of purposeful intervention in
external reporting process, with intent of obtaining some private gain.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen
laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer perusahaan
dengan cara mengelola laba atau informasi akuntansi agar jumlah laba
yang tercatat dalam laporan keuangannya sesuai dengan keinginan
manajer.
2.2.4 Pola Manajemen Laba
Menurut Scott (2000) manajemen laba yang dilakukan oleh
manajer perusahaan terbagi menjadi 4 pola manajemen laba, yaitu :
a. Taking a Bath
Taking a bath adalah pola manajemen laba yang dilakukan
dengan cara menjadikan laba perusahaan pada periode berjalan
menjadi sangat ekstrim rendah atau sangat ekstrim tinggi
dibandingkan dengan laba pada periode sebelumnya atau
sesudahnya. Taking a bath terjadi selama periode adanya
tekanan organisasi atau pada saat terjadinya reorganisasi, seperti
pergantian CEO baru.
Teknik taking a bath mengakui adanya biaya-biaya pada
periode yang akan datang dan kerugian pada periode berjalan
ketika terjadi keadaan buruk yang tidak menguntungkan dan
tidak bisa dihindari pada periode berjalan. Konsekuensinya,
manajemen menghapus beberapa aktiva, membebankan
perkiraan-perkiraan biaya mendatang. Akibatnya laba pada periode
berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya.
14
b. Income Minimization
Income minimization adalah pola manajemen laba yang
dilakukan dengan cara menjadikan laba pada laporan keuangan
periode berjalan lebih rendah daripada laba
sesungguhnya. Income minimization biasanya dilakukan pada saat
profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar
tidak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan yang diambil
dapat berupa penghapusan atas barang modal dan aktiva tak