Top Banner
15 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu, merupakan salah satu landasan penulis, untuk melakukan sebuah penelitian , dengan adanya penelitian terdahulu, penulis dapat membandingkan antara penelitian yang tekah dilakukan , dan yang akan dilakukan. Berikut merupakan penelitian yang berkaitan dengan judul penulis. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama peneliti Judul Hasil Penelitian Relevansi Yanti Sri Rejeki, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Tahun 2011 Objek Wisata Guci Dan Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Pekandangan Kelurahan Rembul Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Perkembangan obyek wisata Guci yang semakin pesat secara otomatis berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Pengaruh sosial ekonomi dengan adanya obyek wisata pemandian air panas Guci terhadap masyarakat sekitar yaitu adanya penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar obyek wisata Guci khususnya masyarakat dukuh Pekandangan Kelurahan Rembul. Bertambahnya lapangan pekerjaan di obyek wisata Guci juga telah menambah pendapatan dari masyarakat sekiar diantaranya yaitu dari hasil berdagang dan pekerjaan- pekerjaan lain yang ada kaitannya dengan obyek wisata Guci Persamaan : penelitian ini sama-sama mengakaji tentang perubahan sosial- ekonomi Perbedaan : Lokasi penelitian ini berbeda dan objek wisata juga berbeda.
27

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

Mar 15, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu, merupakan salah satu landasan penulis, untuk

melakukan sebuah penelitian , dengan adanya penelitian terdahulu, penulis

dapat membandingkan antara penelitian yang tekah dilakukan , dan yang akan

dilakukan. Berikut merupakan penelitian yang berkaitan dengan judul penulis.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama peneliti Judul Hasil Penelitian Relevansi

Yanti Sri Rejeki,

Jurusan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri

Semarang, Tahun

2011

Objek Wisata

Guci Dan

Perubahan

Sosial

Ekonomi

Masyarakat

Pekandangan

Kelurahan

Rembul

Kecamatan

Bojong

Kabupaten

Tegal

Perkembangan

obyek wisata Guci

yang semakin pesat

secara otomatis

berpengaruh

terhadap kehidupan

sosial ekonomi

masyarakat.

Pengaruh sosial

ekonomi dengan

adanya obyek wisata

pemandian air panas

Guci terhadap

masyarakat sekitar

yaitu adanya

penyediaan lapangan

pekerjaan bagi

masyarakat sekitar

obyek wisata Guci

khususnya

masyarakat dukuh

Pekandangan

Kelurahan Rembul.

Bertambahnya

lapangan pekerjaan

di obyek wisata Guci

juga telah menambah

pendapatan dari

masyarakat sekiar

diantaranya yaitu

dari hasil berdagang

dan pekerjaan-

pekerjaan lain yang

ada kaitannya

dengan obyek wisata

Guci

Persamaan :

penelitian ini

sama-sama

mengakaji

tentang

perubahan

sosial-

ekonomi

Perbedaan :

Lokasi

penelitian ini

berbeda dan

objek wisata

juga berbeda.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

16

I Nengah Subadra

Dan Nyoman

Mastiani Nadra,

Jurnal Manajemen

Pariwisata, Tahun

2006

Dampak

Ekonomi,

Sosialbudaya,

Dan

Lingkungan

Pengembangan

Desa Wisata

Di Jatiluwih-

Tabanan

Keindahan alam dan

kebudayaan Bali

yang unik dan

beranekaragam yang

dituntun atau

berpedoman pada

falsafah Hindu dan

keindahan alam

menjadi daya tarik

tersendiri bagi para

wisatawan, baik

wisatawan manca

negara, wisatawan

domestik dan

wisatawan nusantara.

Pembangunan

pariwisata

berkelanjutan

merupakan

pembangunan

pariwisata yang

memperhatikan

usaha-usaha

melestarikan seluruh

kehidupan sosial-

budaya masyarakat

lokal dan lingkungan

hidup yang ada di

daerah tujuan wisata

serta memberikan

manfaat ekonomi

kepada masyarakat

lokal secara

berkelanjutan

sehingga ketiga

aspek (sosial-budaya,

lingkungan hidup

dan ekonomi) dapat

diwariskan ke inter

generasi dan antar

generasi.

Pembanguanan

pariwisata

berkelanjutan di

Desa Wisata

Jatiluwih belum

sepenuhnya

memenuhi aspek-

Persamaan :

penelitian ini

sama-sama

mengakaji

tentang

perubahan

sosial-

ekonomi

Perbedaan :

Lokasi

penelitian ini

berbeda serta

faktor

lingkunganya,

dan juga tidak

mengcakup

budaya.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

17

aspek pola

pembangunan

pariwisata

berkelanjutan. Dua

aspek keberlanjutan

yaitu aspek sosial-

budaya dan

lingkungan telah

terpenuhi.

Kehidupan sosial

budaya khususnya

pertanian, gotong

royong, dan

kegiatan-kegiatan

keagamaan masih

tetap terjaga

kelestarianya

walaupun tempat ini

bnayak dikunjungi

wisatawan

Sedangkan aspek

pemberian manfaat

ekonomi kepada

masyarakat lokal

belum terpenuhi

karena kurangya

peran serta

masyarakat dalam

proses perencanaan,

pembangunan,

pelestarian dan

penilaian terhadap

pembangunan

pariwisata di Desa

Wisata Jatiluwih.

Arif Dwi Pradana,

Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas

Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan

Universitas Jember

2018

Perubahan

Sosial

Ekonomi

Masyarakat Di

Kawasan

Makam Bung

Karno Tahun

1979-2017

Penelitian yang

sudah dijelaskan di

atas memiliki suatu

kesamaan dan

perbedaan. Dalam

hal yang sama,

kesemua penelitian

membahas mengenai

kondisi sosial

ekonomi masyakarat.

Dalam penelitian

Adabi Sholik dan

Sujali (2011) lebih

Persamaan : penelitian ini

sama-sama

mengakaji

tentang

perubahan

sosial-

ekonomi

Perbedaan :

Lokasi

penelitian ini

berbeda, serta

objeknya

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

18

menekankan kepada

taraf hidup

masyarakat pelaku

usaha. Dalam

penelitian ini hanya

berfokus kepada

pedagang yang

berdomisili di sekitar

obyek wisata.

Meskipun setiap

obyek wisata dalam

hal ekonomi tidak

hanya ada pedagang

tetapi masih ada

penjual jasa seperti

transportasi.

Sedangkan dalam

penelitian Listiowati

(2007) mengatakan

bawasannya hanya

pada waktu-waktu

tertentu saja di

sekitar obyek terjadi

kegiatan ekonomi

dari masyarakat

sekitar atau bahkan

luar daerah.

berbeda dan

juga jurusan

peneliti.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

19

Juhannis,Staf

Pengajar Jurusan

Teknik Pwk, Uin Alauddin Makassar,

Tahun 2014

Dampak

Perkembangan

Pariwisata Terhadap

Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Di

Pulau Liukang

Loe Kabupaten Bulukumba

hasil penelitian ini

adalah

perkembangan

pariwisata Pulau

Liukang Loe

Kabupaten

Bulukumba

memberikan dampak

yang berpengaruh

pada kondisi sosial

dan ekonomi yang

indikatornya berupa

tingkat pendapatan,

mata pencaharian,

dan kondisi suku

masyarakat dengan

masing-masing nilai

bobot.Adapun aspek

yang kurang

berpengaruh pada

kondisi sosial dan

ekonomi Pulau

Liukang Loe

Kabupaten

Bulukumba adalah

berupa tingkat

pendidikan dengan

nilai bobot.

Persamaan :

penelitian ini

sama-sama

mengakaji

tentang

perubahan

sosial-

ekonomi

Perbedaan :

Lokasi

penelitian ini

berbeda, dan

juga jurusan

peneliti

berbeda serta

tidak meneliti

tentang

pendidikan

Sri Rahayu

Rahmah Nasir,

Skripsi, Jurusan

Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik

Universitas

Hasanuddin

Makassar 2014

Perubahan

Sosial

Masyarakat

Lokal Akibat

Perkembangan

Pariwisata

Dusun Wakka

Kab. Pinrang

pantai Dusun Wakka

di jadikan sebagai

tempat permandian

dan memancing.

Selain itu, tempat ini

juga biasa di jadikan

sirkuit balapan cross,

dan dengan

bertambahnya

pembangunan seperti

mushollah yang

dulunya tidak ada

sekarang ada, tempat

mandi pengunjung/

WC, dan pondokkan

buat pengunjung

tempati makan ikan

juga sudah

bertambah.

Bertambahnya

Persamaan : penelitian ini

sama-sama

mengakaji

tentang

perubahan

sosial-

ekonomi

Perbedaan :

Lokasi

penelitian ini

berbeda.

Dan juga

objek yang

berbeda.

Serta waktu

penelitian

yang berbeda.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

20

pengunjung yang

datang juga sangat

berpengaruh buat

masyarakat setempat

yang tinggal di

kawasan Dusun

Wakka ini. Seperti

banyaknya

pengunjung

mengakibatkan

keuntungan atau

pemasukan

masyarakat

bertambah juga. Sumber : Data diolah tahun 2019

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Perubahan Sosial Ekomomi

Perubahan sosial , setiap masyarakat mengalami perubahan.

Perubahan bagi masyrakat yang bersangkutan maupun tidak

bersangkutan. Segala perubahan pada lembaga-lembaga Masyarakat

mempenggaruhi system sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap-sikap,

pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat

(Soerjono,2011:261).

Burker (2003) mengatakan istilah perubahan sosial dipandang

sebagai istilah yang taksa (ambigius). Kadang kala istilah ini digunakan

dalam pengertian yang sempit, yang mengacu kepada perubahan-

perubahan struktur sosial, tapi juga kadangkadang digunakan pula dalam

pengertian yang sangat luas yang mencakup organisasi politik,

perekonomian dan kebudayaan (Miswanto, Mat Safaat 2018:48).

a. Ekonomi

Ekonomi secara umum mengkaji mengenai pemenuhan

kebutuhan manusia dan kemakmuran manusia, dua hal pokok dari

permasalahan ekonomi tersebut yaitu kebutuhan dan pencapaian

kemakmuran merupakan salah satu dasar di dalam pelapisan sosial

di dalam masyarakat bila dihubungkan dengan permasalahan mikro

tingkat ekonomi masyarakat, dengan kata lain semakin makmur

seseorang dan semakin mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

21

dengan berbagai tingkatannya maka semakin tinggi pula tingkat

ekonomi seseorang di dalam struktur sosial kemasyarakatan

(Rosyidi, 2009 : 39 ).

b. Pembangunan Ekonomi

Pengertian pembangunan ekonomi adalah upaya

meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah

kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi real dengan

melakukan penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan

pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan

berorganisasi, dan manajemen. (Sadono Sukirno, 2003: 75)

c. Perubahan Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas

ekonomi, pendidikan serta pendapatan. Dalam pembahasannya

sosial dan ekonomi sering menjadi objek pembahasan yang berbeda.

Dalam konsep sosiologi manusia sering disebut dengan makhluk

sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya

bantuan dari orang lain, sehingga arti sosial sering diartikan sebagai

hal yang berkanaan dengan masyarakat (Soerjono Soekanto,

2002:75).

2.2.2 Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial

Perubahan sosial dan budaya dapat dibedakan kedalam beberapa

bentuk, Menurut (Soerjono,2010:269 )

a. Perubahan Lambat (Evolusi)

Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama dan

biasanya merupakan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti

dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya

tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya berusaha

menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang

timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Perubahan ini terjadi

melalui tahapan-tahapan dari yang sederhana menjadi maju.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

22

b. Perubahan Cepat (Revolusi)

Revolusi, perubahan yang terjadi ada yang direncanakan

terlebih dahulu dan ada yang tidak direncanakan. Selain itu ada yang

dijalankan tanpa kekerasan dan dengan kekerasan. Dalam perubahan

cepat, kemungkinan timbulnya sifat anarki dan tindakan kekerasan

sangat besar terjadi. Adapun ukuran kecepatan suatu perubahan

sebenarnya relative karena revolusi pun dapat memakan waktu lama

Pada umumnya, suatu perubahan dianggap sebagai perubahan

cepat karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat,

seperti sistem kekeluargaan, politik, ekonomi, dan hubungan antar

manusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung dengan didahului

suatu pemberontakan. Misalnya revolusi bangsa Indonesia dalam

mencapai kemerdekaannya.

c. Perubahan Kecil

Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada

unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung

atau berarti bagi masyarakat. Misalnya perubahan mode pakaian,

bentuk rumah, dan mainan anak yang tidak akan membawa pengaruh

yang berarti bagi masyarakat dalam keseluruhannya.

d. Perubahan Besar

Perubahan besar adalah suatu perubahan yang berpengaruh

terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam system

kerja, sistem hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi

masyarakat.

e. Perubahan yang Dikehendaki

Perubahan bentuk ini merupakan perubahan-perubahan yang

diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-

pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-

pihak itu disebut sebagai agent of change, yaitu seseorang atau

sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai

pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Misalnya pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, atau mahasiswa.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

23

f. Perubahan yang Tidak Dikehendaki

Perubahan ini terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat

dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak

diharapkan oleh masyarakat. Misalnya rusaknya berbagai fasilitas

umum, serta banyak orang yang kehilangan rumah, keluarga, dan

sanak saudara. Pada umumnya sangat sulit untuk meramalkan tentang

terjadinya perubahan yang tidak dikehendaki ini.

2.2.3 Faktor-Faktor Perubahan Sosial

Faktor-faktor berasal dari dalam masyarakat itu sendiri menurut

(Soerjono,2011:275) :

1. Bertambah atau berkurangnya penduduk

Bertambahnya penduduk yang sangat cepat di dunia

menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat,

terutama yang menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Berkurangnya penduduk mngkin disebabkan karena

pindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain.

Perpindahan penduduk tersebut mengakibatkan kekosongan,

misalnya dalam bidang pembagian kerja, stratifikasi sosial dan

selanjutnya yang mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.

2. Penemuan-penemuan baru

Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar tetapi yang

terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama adalah inovasi.

Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur

kebudayaan baru tersebar ke lain-lain bagian dari masyarakat dan

cara-cara unsur kebudayaan baru diterima, dipelajari dan akhirnya

dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan.

3. Pertentangan

Masyarakat mungkin menjadi pola sebab daripada terjadinya

perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-

pertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan

dengan kelompoknya atau pertentangan antar kelompok-kelompok.

4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

24

Revolusi yang terjadi pada bulan Oktober 1917 di rusia

menyebabkan terjadinya perubahan besar di sana. Negara tersebut

yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan yang absolut, berubah

menjadi diktator proletariat yang di dasarkan pada doktrin Marxisme.

Segenap lembaga-lembaga kemasyarakatan,

Suatu perubahan sosial dan budaya dapat pula bersumber pada

sebab-sebab dari luar masyarakat itu sendiri antara lain :

a. Peperangan.

b. Sebab-sebab dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar

manusia.

c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan

Didalam Masyarakat dimana terjadi suatu proses peubahan

terdapat faktor-faktor yang mendorong proses perubahan Sosialmenurut

(soerjono,2011:283 ) :

1. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan :

a. Kontak dengan kebudayaan lain

Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu

kepada individu lain, dan dari satu masyarakat kemasyarakat lain.

Proses ini merupakan salah satu pendorong perubahan.

b. Sistem pendidikan formal yang maju

Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu dalam

masyarakat, terutama dalam membuka pikiranannya menerima

hal-hal baru dan juga berpikir secara ilmiah.

c. Sikap menghargai hasil karya orang lain

Merupakan pendorong manusia-manusia untuk usaha

penemuan baru. seperti nobel, untuk menciptakan hasil karya

baru.

d. Sistem terbuka lapisan masyarakat(open stratification)

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

25

Memberi kesempatan kepada individu-individu untuk maju

atas kemapuan sendiri, tanpa memanda golongan atas atau

golongan bawah.

e. Penduduk yang heterogen

Masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok yang

latar belakang berbeda, seperti budaya, ras dan ideologi, karena

ini sering terjadi pertentangan yang mengundang goncangan-

goncangan yang mendorong perubahan.

2. Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya perubahan Sosial

a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lambat

Salah satu aspek pendorong terjadinya perubahan sosial

budaya adalah majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (iptek). Majunya perkembangan iptek menjadi

indikator pula majunya taraf perkembangan budaya suatu

masyarakat. Sementara maju dan tingginya taraf peradaban suatu

masyarakat menyebabkan masyarakat tersebut akan cepat atau

mudah mengadakan adaptasi (penyesuaian) terhadap munculnya

perubahan-perubahan yang datang dari luar masyarakat yang

bersangkutan.

b. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

Kehidupan masyarakat yang tertutup, hingga menyebabkan

setiap warganya sulit untuk melakukan kontak atau hubungan

dengan masyarakat lain, menyebabkan warga masyarakat

tersebut terasing dari dunia luar. Jika hal tersebut tetap

berlangsung, maka akan menyebabkan kemunduran bagi

masyarakat yang bersangkutan, faktor ketertutupan atau

kurangnya hubungan dengan masyarakat atau kebudayaan lain,

menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat atau

menghalangi bagi proses perubahan sosial dan budaya di dalam

masyarakat.

c. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

26

Adanya kekhawatiran di kalangan masyarakat akan

terjadinya kegoyahan seandainya terjadi integrasi di antara

berbagai unsur-unsur kebudayaan, juga menjadi salah satu faktor

lain terhambatnya suatu proses perubahan sosial budaya.

Memang harus diakui bahwa tidak mungkin suatu proses

integrasi di antara unsur-unsur kebudayaan itu akan berlangsung

secara damai dan sempurna, sebab biasanya unsur-unsur dari luar

dapat menggoyahkan proses integrasi tersebut, serta dapat

menyebabkan pula terjadinya perubahan-perubahan pada aspek-

aspek tertentu dalam masyarakat.

d. Adat dan kebiasaan

Setiap masyarakat di manapun tempatnya, pasti memiliki

adat serta kebiasaan tertentu yang harus ditaati dan diikuti oleh

seluruh anggotamasyarakat. Adat dan kebiasaan adalah

seperangkat norma-norma (aturan tidak tertulis) yang berfungsi

sebagai pedo-man bertingkah laku bagi seluruh anggota

masyarakat. Adat biasanya berisi pola-pola perilaku yang telah

diyakini dan diterima oleh masyarakat secara turun-temurun,

bersifat kekal (abadi), dan oleh karena itu harus ditaati oleh

seluruh anggota masyarakat, serta bersifat mengikat.maka

kebiasaan menjadi perilaku yang diulang-ulang dari generasi

terdahulu ke generasi berikutnya (secara turun-temurun) sehingga

menjadi semacam aturan (norma) yang harus diikuti oleh setiap

anggota masyarakat. Meskipun tidak sekuat adat, norma

kebiasaan juga memiliki daya pengikat tertentu yang dapat

menyebabkan setiap anggota berperilaku sesuai dengan

kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.

e. Kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat

(vestedinterests)

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

27

Setiap organisasi sosial yang mengenal sistem berlapis-

lapisan, pasti akan ada sekelompok orang-orang yang menikmati

kedudukan dalam suatu proses perubahan. Pada masyarakat-

masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, misalnya saja

dari otoritarianisme ke sistem demokrasi biasanya terdapat

segolongan orang-orang yang merasa dirinya berjasa atas

terjadinya perubahan-perubahan. Hal inilah yang juga dirasa

menjadi salah satu faktor penghalang berikutnya bagi jalannya

suatu proses perubahan.

f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap tertutup

Sebut saja misalnya pada masyarakat-masyarakat yang

dahulunya pernah mengalami proses penjajahan oleh bangsa lain,

seperti bangsa-bangsa di kawasan Asia dan Afrika oleh

penjajahan bangsa Barat. Mereka tidak akan melupakan begitu

saja atas berbagai pengalaman pahit yang pernah diterimanya

pada masa lalu, dan hal tersebut ternyata berdampak pada

munculnya kecurigaan di kalangan bangsa-bangsa yang pernah

dijajah itu terhadap sesuatu atau apa-apa yang datang dari barat.

Selanjutnya, karena secara kebetulan unsur-unsur baru yang

masuk itu juga kebanyakan berasal dari negara-negara barat,

maka prasangka-prasangka (negatif) juga tetap ada, terutama

akibat rasa kekawatiran mereka akan munculnya penjajahan

kembali yang masuk melalui unsur-unsur budaya tersebut.

Dengan demikian munculnya prasangka serta adanya sikap

menolak terhadap kebudayaan asing juga akan menjadi salah satu

faktor penghambat lain bagi jalannya proses perubahan sosial

budaya suatu masyarakat.

g. Nilai bahwa hidup ini buruk dan tidak mungkin dapat diperbaiki

Di kalangan masyarakat terdapat kepercayaan bahwa

hidup di dunia itu tidak perlu ngoyo (terlalu berambisi) sebab baik

buruknya suatu kehidupan (nasib/takdir) itu sudah ada yang

mengatur, oleh karena itu harus dijalaninya secara wajar.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

28

Sementara jika manusia diberikan kehidupan yang jelek, maka

harus diterimanya pula apa adanya (nrimo ing pandum) serta

dengan penuh kepasrahan karena memang nasib yang harus

diterimanya demikian. Adanya pemahaman yang keliru tentang

nasib manusia itulah, sehingga di dalam masyarakat tidak muncul

dinamisasi, yang berarti tidak ada perubahan, atau jika ada

perubahan maka hal tersebut akan berjalan secara lambat.

h. Hambatan yang bersifat ideologis

Adanya faktor penghambat yang bersifat ideologis, karena

biasanya setiap usaha mengadakan perubahan-perubahan pada

unsur-unsur kebudayaan rohaniah, akan diartikan sebagai suatu

usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang

merupakan dasar bagi terciptanya integrasi dari masyarakat yang

bersangkutan. Oleh karena itu faktor-faktor yang bersifat

ideologis akan tetap menjadi perintang bagi jalannya perubahan-

perubahan.

i. Sikap masyarakat yang sangat tradisional

Apabila di dalam masyarakat muncul suatu sikap

mengagung-agungkan akan tradisi masa lampau serta

menganggap bahwa tradisi tersebut secara mutlak tak dapat

dirubah, maka sudah dapat dipastikan `bahwa pada masyarakat

tersebut akan mengalami hambatan-hambatan dalam proses

perubahan sosial budayanya. lebih parah lagi apabila golongan

yang berkuasa dalam masyarakat juga berasal dari golongan yang

bersifat konservatif, yakni suatu golongan yang notabenenya

adalah penentang atau anti terhadap perubahan-perubahan.

2.2.5 Proses Perubahan Sosial

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

29

Perubahan sosial terjadi pada setiap masyarakat.Perubahan sosial

dapat terjadi melalui difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi.

Menurut (Koentjaraningrat, 2010:78 ).

1. Difusi

Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan (ide-

ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya) dari individu

kepada individu lain, dari satu golongan ke golongan lain dalam suatu

masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dari

pengertian tersebut dapat dibedakan dua macam difusi, yaitu difusi

intra masyarakat dan difusi antarmasyarakat :

a. Difusi intramasyarakat ( intrasociety diffusion ), aitu difusi unsur

kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat.

Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut

ini:(1)Adanya suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut

mempunyai banyak kegunaan. (2) Ada tidaknya unsur

kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur yang

lain. (3) Unsur baru yang berlawanan dengan unsur lama

kemungkinan besar tidak akan diterima. (4) Kedudukan dan

peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru

tadi akan dengan mudah diterima atau tidak.(5)Pemimpin atau

penguasa dapat membatasi proses difusi tersebut.

b. Difusi antar masyarakat ( intersociety diffusion ), yaitu difusi

unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.

Faktor-faktor yang memengaruhi difusi antarmasyarakat adalah

sebagai berikut :(1) Adanya kontak antara masyarakat yang satu

dengan masyarakat yang lain. (2) Kemampuan untuk

mendemonstrasikan manfaat penemuan baru tersebut. (3)

Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut. (4) Ada

tidaknya unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur penemuan

baru tersebut.(5) Peranan masyarakat dalam menyebarkan

penemuan baru tersebut. (6) Paksaan untuk menerima unsur baru

tersebut.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

30

Mengenai masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat

dapat terjadi melalui perembesan secara damai, perembesan dengan

kekerasan, dan simbiotik.

1) Perembesan damai ( penetration passifique ), yaitu masuknya unsur

baru ke dalam suatu masyarakat tanpa kekerasan dan paksaan,

namun justru mengakibatkan masyarakat yang menerima semakin

maju. Contohnya masuknya internet ke sekolah-sekolah.

2) Perembesan dengan kekerasan ( penetration violente ), yaitu

masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat yang diwarnai

dengan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan

masyarakat penerima. Contohnya masuknya budaya asing pada

masa penjajahan kolonial Belanda.

3) Simbiotik, yaitu proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau

dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan. Ada tiga macam

proses simbiotik, yaitu mutualistik, komensalistik, dan parasitistik.:

(1) Mutualistik, yaitu simbiose yang saling menguntungkan (2)

Komensalistik, yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan

keuntungan, tetapi pihak lain tidak untung namun juga tidak rugi. (3)

Parasitistik, yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan

keuntungan dan pihak lain menderita kerugian.

2. Akulturasi

Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu

kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan

dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga

unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam

kebudayaannya, tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian

kebudayaan asli.

Proses akulturasi dapat berjalan sangat cepat atau lambat

tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang

masuk. Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi

memakan waktu relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui

proses damai, akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

31

3. Asimilasi

Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila

terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang

kebudayaan yang berbeda-beda, saling berinteraksi dan bergaul secara

langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-

kebudayaan golongan-golongan tadi masingmasing berubah sifatnya

yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda

dengan aslinya.

Asimilasi terjadi sebagai usaha untuk mengurangi perbedaan

antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan

berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut

Koentjaraningrat, proses asimilasi akan timbul apabila ada kelompok-

kelompok yang berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara

langsung dan terusmenerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga

kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling

menyesuaikan diri.

4. Akomodasi

Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang

menunjuk terciptanya keseimbangan dalam hubungan-hubungan

sosial antarindividu dan kelompok-kelompok sehubungan dengan

norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebagai

suatu proses, akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha manusia

untuk meredakan pertentangan-pertentangan atau usaha-usaha untuk

mencapai kestabilan interaksi sosial.

2.2.6 Pariwisata

Pariwisata merupakan sebuah kegiatan perjalanan yang dilakukan

secara berhari-haridan berkali-kali. Tujuan melakukan pariwisata yaitu

dengan mendapatkan kepuasan batindan kesengan yang diinginkan.

Secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari bahasasansekerta yang

terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata”. Pari merupakan

pemaknaan kata yang berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

32

merupakan sebuah perjalanan yang dilakukan lebih dari sehari

(Munsanef, 1996 : 34 ).

Menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 Bab 1 Pasal 1

pariwisata adalahberbagai macam-macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas-fasilitas sertalayanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Hunziker dan Krapf yang

merupakan Bapak Ilmu Pariwisata menyatakan bahwa pendapatnya

tentang pariwisata adalah sebuah hasil dari hubungan dan gejala yang

dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka

tidak menyebabkan timbulnya suatu tempat tinggal dan serta usaha yang

bersifat sementara. Pariwsata juga dapat dilihat dimana adanya hubungan

yang terjalin dari adanyainteraksi antara wisatawan yang datang ke

tempat wisata, serta masyarakat yang memiliki penginapan untuk

menarik para wisatawan untuk menginap ditempat wisata.

Wisata yaitu merupakan sebuah perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang denganlebih satu orang yang mempunyai tujuan atau

keinginan untuk mendapatkan kenikmatantersendiri dan memenuhi

hasrat yang diinginkan. Menurut Robinson, Pariwisata akan berkembang

karenan adanya keinginan manusia yang sangat besar unttuk

mencarisesuatu yang belum mengetahui tempat-tempat yang baru, dan

mempunyai keinginan untuk mendapatkan perjalanan yang baru (Pitana,

2005:40).

1. Tujuan dan manfaat wisata

Adapun tujuan dari pariwisata menurut (Vina, 2018:20) sebagai

berikut :

a. Sebagai pengganti waktu luang atau senggang yang digunakan untuk

berlibur yang berguna untuk memenuhi kepuasan batin,

pengetahuan baru dan kesehatan.

b. Untuk meningkatkan kedekatan antar keluarga karena dalam

berpariwisata yanglebih dari 24 jam akan banyak waktu untuk

berkumpul dengan berkeluarga.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

33

c. Ingin mencari suasana baru yang tidak pernah dirasakan atau

ditemukansebelumnya.

d. Mendapatkan pengalaman baru dari tempat wisata yang dikunjungi

danmendapatkan teman baru.

2. Jenis – Jenis Wisata

Jenis pariwisata menurut ( Vina, 2018: 20) sebagai berikut :

a. Wisata Religi

Wisata Religi adalah merupakan tempat-tempat wisata yang

mengandung unsurreligious dan tempat wisata yang dimana sebagain

besar wisatawan memeprcayaitempat wisata itu harus dikunjungi.

Wisata religi mempunyai tujuan untuk memperkaya wawasan

keagamaan dan memperdalam rasa spiritual. Sebuah gambaran saja

wisatareligi yang ada di wisata Makam Bung Karno, wisata religi

disini yaitu setiappengunjung yang melakukan tabur bunga ikut

melakukan pengajian yang dipimpin olehtokoh agama yang ada di

wisata tersebut, dan juga di wisata Makam Bung Karno

inimengadakan pengajian-pengajian di hari besar kelahiran atau

peringatan Bung Karno.Contoh wisata religi yaitu Wisata Makam

Bung Karno , Ziarah Wali Songo , WisataMakam Gus Dur dll.

b. Wisata Budaya

Wisata budaya adalah merupakan kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseoranguntuk mengunjungi tempat-tempat rekreasi

yang mengjarkan tentang budaya atau memperlihatkan peninggalan

budaya yang harus diletraikan. Contoh wisata budayayaitu Istana

Gebang , Candi Penataran , Candi Borobudr dll

c. Wisata Bahari

Wisata bahari adalah suatu bentuk kegiatan wisata yang

berkaitan dengan air, laut dandanau. Wisata bahari merupakan wisata

yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahun tentang kelautan dan

mengetahui secara langsung kondisi laut itu seperti apa. Contoh dari

wisata bahari ini yaitu, Pantai Tambak Rejo, Pantai Pasir Putih, Pantai

PehPulo, kepulauan Derawan dan Raja Empat.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

34

d. Wisata Cagar Alam

Wisata cagar alam merupakan wisata yang memiliki ciri khas

yaitu wisata yang semuanya mengandung tumbuhan dan ekosistem

yang harus dilindungi dan berkembangnnya berlangsung secra alami.

Dalam wisata cagar alam adanya flora danfauna yang harus dilindungi

dan diperkembangbiakkan. Contoh wisata cagar alam yaitu Kebun

Raya Bogor, Kebun Raya Bon Rojo, Kebun Raya Cibodas dll.

e. Wisata Pertanian (Agrowisata)

Wisata pertanian (agrowisata) merupakan tempat wisata yang

menggunakan lahanpertanian yang betujuan untuk memberikan ilmu

pengetahuan untuk para pengunjung mengenali tumbuhan, cara

merawat tumbuhan dan meikmati tumbuhan yang sudah berkembang.

Wisata ini memang bertujuan untuk mengembangkan alam pada suatu

daerah yang memiliki bidang dalam pertanian. Contoh dari wisata

pertanian (agrowisata) yaitu wisata petik apel , wisata kebun teh,

wisata kebun jeruk dll.

2.2.7 Desa Wisata

Desa Wisata adalah desayang memiliki potensi keunikan dan

daya tarik wisata yang khas, baik berupa karakter fisik lingkungan alam

pedesaan maupun kehidupan sosial budaya kemasyarakatanyang

dikelola dan dikemas secara menarik dan alami dengan pengembangan

fasilitas pendukung wisatanya, dalam suatu tata lingkungan yang

harmonis dan pengelolaan yang baik dan terencana sehingga siap untuk

menerima dan menggerakkan kunjungan wisatawan ke desa

tersebut,serta mampu menggerakkan aktifitas ekonomi pariwisata yang

dapat meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat

setempat (Prasetyo Hadi,2014 : 147).

Salah satu yang menjadi suatu bentuk kegiatan ekowisata pada

kawasan tertentu yang melibatkan masyarakat lokal setempat adalah desa

wisata. Menurut Priasukmana & Mulyadin (2001), Desa Wisata

merupakan suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan

suasana yang mencerminkan keaslian pedesaaan baik dari kehidupan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

35

sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki

arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan

perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk

dikembangkanya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya atraksi,

akomodasi, makanan-minuman, cindera-mata, dan kebutuhan wisata

lainnya ( kurniati, 2015 : 6 ).

Menurut Priasukmana dan Mulyadin (2001), penetapan suatu

desa dijadikan sebagai desa wisata harus memenuhi persyaratan-

persyaratan ( Erdi,2016 : 2 ), antara lain sebagai berikut :

1. Aksesibilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawandengan

menggunakan berbagai jenis alat transportasi.

2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda,

makanan lokal, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek

wisata.

3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan

dukungan yang tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang

datang kedesanya.

4. Keamanan di desa tersebut terjamin.

5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai.

6. Beriklim sejuk atau dingin.

7. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh

masyarakat luas.

Pembangunan desa wisata juga memiliki manfaat ganda bagi

berbagai macam bidang yaitu :

1. Ekonomi, meningkatkan perekonomian nasional, ragional, dan

masyarakat lokal.

2. Sosial, membuka lapangan kerja dan lapangan berusaha bagi

masyarakat di desa.

3. Politik, dari sisi internasional adalah menjembatani perdamaian antar

bangsa didunia dan dari sisi nasional untuk memperkokoh persatuan

bangsa, mengatasi disintegrasi.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

36

4. Pendidikan, keberadaan desa wisata dapat memperluas wawasan dan

cara berpikir orang-orang desa, mendidik cara hidup bersih dan sehat.

5. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), meningkatkan ilmu dan

teknologi bidang kepariwisataan.

6. Sosial budaya, keberadaan desa wisata dapat menggali dan

mengembangkan kesenian serta kebudayaan asli daerah yang hamper

punah untuk dilestarikan kembali.

7. Lingkungan, dapat menggugah sadar lingkungan yaitu menyadarkan

masyarakat akan arti pentingnya memelihara dan melestarikan

lingkungan bagi kehidupan manusia kini dan di masa datang.

2.3 Landasan Teori

Teori perubahan sosial

Sosial change dapat terjadi karena keseimbangan suatu masyarakat

dipengaruhi oleh unsur-unsur didalamnya, misalnya ekonomi, biologis,

geografis, dan lain sebagainya. Adapaun teori perubahan sosial adalah sebagai

berikut :

1. Evolusi

Teori evolusi sosial dam kebudayaan mempunyai empat anggapan

dasaryaitu: (1) umat manusia itu adalah bagian dari pada alam, dan bekerja

sesuai dengan hukum alam pula, (2) hukum alam itu yang menguasai

perkembangan, tidak mengalami perubahan sepanjang zaman (3) proses

alamiah itu bergerak secara progresif dari yang sederhana menuju kearah

yang lebih kompleks, dari yang tidak terorganisasi akan menuju kepada

yang diorganisasikan secara lengkap, (4) manusia di seluruh dunia

mempunyai potensi yang sama akan tetapi berbeda secara fundamental

dalam perkembangan kuantitatif mengenai inteligensi dan

pengalamannya(Jacobos Ranjabar, 2015 : 18).

Pandang evolusi, bahwa masyarakat yang masih sederhana

kebudayaan nya dan masyarakat yang sudah berkebudayaan yang kompleks

tidak berbeda secara kualitatif. hanya berbeda secara gradual, terutama

dalam alam pikirannya. Kaum evolusi ingin menggunakan prinsip-prinsip

ilmu pengetahuan alam dalam menyusun teorinya tentang perkembangan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

37

masyarakat dan kebudayaan. Dengan keberhasilan mereka menyusun psiko-

historik manusia secara kronologi, maka dapatlah diikuti sejarah manusia

yang merupakan lanjutan dari pada sejarah alam. Dengan demikian menurut

anggapan kaum evolusi terdapatlah landasan yang kuat bagi teori tentang

perkembangan masyarakat dan suatu kebudayaan. Semua teori evolusi

menilai bahwa perubahan masyarakat dan kebudayaan melalui urutan

penahapan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal menuju

ke tahap perkembangan terakhir. Teori-teori evolusi menyatakan bahwa

perubahan masyarakat dan kebudayaan memiliki arah tetap yang dilalui

oleh semua masyarakat. dan mana kala tahap terakhir telah dicapai maka

pada saat itu perubahan evolusi pun berakhir (Jacobos Ranjabar, 2015 : 19

).

Teori evolusi masih mengacu pada teori evolusi yang dicetuskan

oleh Darwin dan dipengaruhi pemikiran Herbert Spencer. Menurut teori

evolusi, proses perubahan terjadi secara perlahan dalam waktu yang panjang

dan harus melalui berbagai tahapan hingga titik perubahan yang diharapkan

dapat terwujud.

2. Siklus

Teori siklus adalah cara yang lebih umum dalam menerangkan arah

perubahan umat manusia adalah dengan membayangkan sebagai siklus atau

lingkaran. Para penganut teori siklus melihat apa yang mungkin nampak

sebagai arah perubahan meningkat atau menurun sebenernya hanyalah satu

fase dari satu lingkaran, yang pada akhirnya akan berbalik dengan

sendirinya untuk peralihan selanjutnya Di samping itu, para penganut teori

siklus juga melihat adanya sejumlah tahap yang harus dilalui oleh

masyarakat, tetapi mereka berpandangan bahwa proses peralihan

masyarakat bukannya berakhir pada tahap terakhir yang sempurna,

melainkan berputar kembali kearah awal untuk peralihan selanjutnya

(Jacobos Ranjabar, 2015 : 39 ).

Sorokin menunjukkan kemanfaatan pendekatan historis dalam studi

perubahan sosial, dan Ia Iebih membicarakan perubahan sebagai sesuatu

yang normal ketimbang sebagai sejenis penyimpangan.Pemikiran Sorokin

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

38

menunjukkan bahwa pemikirannya bener benar bersifat siklus. Menurutnya,

sejarah adalah ayunan antara tiap supra sistem sosiokultural (Jacobos

Ranjabar, 2015 : 40 ).

Teori ini disebutkan bahwa perubahan di masyarakat tidak dapat

dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun karena di dalam masyarakat

terdapat siklus yang harus diikuti. Perubahan sosial ini bagaikan roda yang

sedang berputar, artinya perubahan zamam merupakan sesuatu yang tidak

dapat dihindari oleh manusia dan tidak dapat dikendalikan oleh siapapun.

3. Fungsional,

Fungsionalisme, Teori ini dicetuskan pertama kali oleh William

Ogburn. Menurut teori fungsionalis, kecepatan perubahan terjadi tidak sama

meskipun unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lainnya.

Dalam teori ini dijelaskan bahwa perubahan yang terjadi hanya mengambil

hal yang baik, bermanfaat, dan menguntungkan bagi masyarakat.

Teori perubahan sosial dari William F. Ogburn dalam menganalisis

masalah. Menurut William F. Ogburn perubahan sosial adalah perubahan

yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial

yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsurunsur kebudayaan

material terhadap unsur-unsur immaterial. Kebudayaan materiil adalah

sumber utama kemajuan. Aspek kebudayaan non-materiil harus

menyesuaikan diri dengan perkembangan kebudayaan material, dan jurang

pemisah antara keduanya akan menjadi masalah sosial.

Menurut Ogburn, teknologi adalah mekanisme yang mendorong

perubahan, manusia selamnaya berupaya memelihara dan meyesuaikan diri

dengan alam yang senantiasa diperbaharui oleh teknologi. Ogburn

memusatkan perhatian pada perkembangan teknologi dan ia menjadi

terkenal karena mengembangkan ide mengenai ketertinggalan budaya dan

penyesuaian tak terelakkan dari faktor-faktor kebudayaan terhadap

teknologi. Teori Materialis yang disampaikan oleh William F. Ogburn pada

intinya mengemukakan bahwa :

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

39

1. Penyebab dari perubahan adalah adanya ketidak puasan masyarakat

karena kondisi sosial yang berlaku pada masa yang mempengaruhi

pribadi mereka.

2. Meskipun unsur-unsur sosial satu sama lain terdapat hubungan yang

berkesinambungan, namun dalam perubahan ternyata masih ada

sebagian yang mengalami perubahan tetapi sebagian yang lain masih

dalam keadaan tetap (statis).

Hal ini juga disebut dengan istilah cultural lag, ketertinggalan

menjadikan kesenjangan antar unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan

yang berubah lambat. Kesenjangan ini akan menyebabkan kejutan sosial

pada masyarakat. Ketertinggalan budaya menggambarkan bagaimana

beberapa unsur kebudayaan tertinggal di belakang perubahan yang

bersumber pada penciptaan, penemuan dan difusi. Teknologi, menurut

Ogburn, berubah terlebih dahulu, sedangkan kebudayaan berubah paling

akhir. Dengan kata lain kita berusaha mengejar teknologi yang terus

menerus berubah dengan mengadaptasi adat dan cara hidup kita untuk

memenuhi kebutuhan teknologi. Teknologi menyebabkan terjadinya

perubahan sosial cepat yang sekarang melanda dunia.

Perubahan teknologi akan lebih cepat dibanding dengan perubahan

pada perubahan budaya, pemikiran, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma

yang menjadi alat untuk mengatur kehidupan manusia. Oleh karena itu,

perubahan seringkali menghasilkan kejutan sosial yang yang pada

gilirannya akan memunculkan pola-pola perilaku baru, meskipun terjadi

konflik dengan nilai-nilai tradisional.

4. Konflik

Masalah konflik tidak lagi sekompleks integrasi masyarakat

sebagaimana diketahui bahwa untuk mengecilkan kenyataan konflik yang

terjadi antara kelompok-kelompok terhadap suatu prinsip yang umum,

seperti kelas misalnya, seringkali dianggap steril. Ada tipe dan

keanekaragaman konflik sosial, ada perang dan ada konflik antar partai

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

40

politik, yaitu dua jenis perjuangan. Dan kategori tersebut adalah analitik

serta dapat dibedakan dengan tepat. Apapun kriteria yang digunakan untuk

mengklasifikasikannya. isi atau asal struktural dari kelompok-kelompok

yang berkonflik, ataupun bentuk-bentuk konflik, semuanya menghasilkan

tipe-tipe yang jelas (Jacobos Ranjabar, 2015 : 48 ).

Teori konflik juga tidak menggunakan istilah sistem sosial bagi

masyarakat dan satuan-satuannya, melainkan menggunakan himpunan

lndividu yang digabungkan oleh pihak yang berwenang. Masyarakat itu

dipandang sebagai himpunan para individu yang secara paksa ditempatkan

ke dalam suatu orde. Sedangkan konflik adalah situasi yang menyangkut hal

tentang terbaginya status atau kedudukan-kedudukan sosial. (Jacobos

Ranjabar, 2015 : 49 ).

Penganut teori konflik mengikuti pola perubahan evolusioner nya

Marx, namun demikian teori konflik itu sendiri tidak memiliki teori

perubahan tersendiri.Teori konflik menilai bahwa yang konstan adalah

konflik sosial, bukannya perubahan perubahan hanyalah merupakan akibat

dari adanya konflik tersebut. Karena konflik berlangsung secara terus

menerus, maka perubahan pun demikian adanya. perubahan menciptakan

kelompok baru dan kelas sosial baru. Konflik antar kelompok dan antar

kelas sosial melahirkan perubahan berikutnya. Setiap perubahan tertentu

menunjukkan keberhasilan kelompok atau kelas sosial pemenang dalam

memaksakan kehendak nya terhadap kelompok atau kelas sosial lainnya.

Perbedaan antara teori fungsional dengan teori konflik hanya terletak pada

penekanan masalahnya, dan diantara keduanya tidak terdapat pertentangan

yang mendasar (Jacobos Ranjabar, 2015 :49 ).

Teori konflik disebutkan bahwa suatu perubahan dapat terjadi

sebagai akibat adanya pertentangan di dalam masyarakat. Pertentangan ini

diawali perselisihan antara kelompok yang merasa tertindas dengan

kelompok penguasa atau pemerintah sehingga akhirnya menimbulkan

perubahan.

Peneliti juga menggunakan teori fungsionalisme, Teori ini

dicetuskan pertamakali oleh William Ogburn. Menurut teori fungsionalis,

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tabel 2 ...eprints.umm.ac.id/59315/2/BAB II.pdfpertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan

41

kecepatan perubahan terjadi tidak sama meskipun unsur-unsur masyarakat

saling berhubungan satu sama lainnya. Dalam teori ini dijelaskan bahwa

perubahan yang terjadi hanya mengambil hal yang baik, bermanfaat, dan

menguntungkan bagi masyarakat.

Kampung pelangi yang saat ini mengalami perubahan dalam segi

sosial ekonomi dan kebudayaan karena adanya alih fungsi lahan yang

mengakibatkan rumah dan kampung mereka menjadi tempat wisata,

Perubahan sosial berasal dari masyarakat itu sendiri dan berasal dari luar.

Dibalik perubahan yang terjadi di masyarakat pasti ada pelopor perubahan

di dalamnya. Proses-proses perubahan dapat di klasifikasikan sesuai dengan

bidang kehidupan seperti ekonomi, politik, agama, sosial, hukum dan

seterusnya.

Perubahan sosial dalam masyarakat bermula dari kehidupan mereka

yang sederhana dan menuju pada kesejahteraan melalui salah satu

perkembangan wisata di daerahnya sebagai daerah tujuan wisata. bukanya

obyek wisata di daerah mereka ini, masyarakat akan mengalami proses

adaptasi dimana masyarakat harus menyesuaikan dengan kondisi

lingkungannyasaat ini, peneliti tertarik karena ingin mengetahui lebih lanjut

lagi tujuan atau dampak dari wisata ini untuk masyarakat, dan cara

memelihara atau memperbarui pola-pola sistem sosial dimasyarakat itu

sendiri, karna kita tahu bahwa setiap proses ini pasti ada yang namanya

kendala atau tantangan.