BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Investasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengeluaran dana saat ini dimana pengembaliannya terjadi di waktu yang akan datang. Investasi juga dapat diistilahkan sebagai proyek yaitu merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dapat direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber – sumber seperti uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat di masa yang akan datang (Wiagustini, 2010 : 165). Investasi umumnya dibedakan menjadi dua yaitu investasi pada aset – aset finansial (financial aset) dan investasi pada aset – aset riil (real aset). Investasi pada aset – aset finansial dapat berupa sertifikat deposito, commercial paper dan surat berharga pasar uang, sedangkan investasi pada aset – aset riil dapat berupa pembelian aset produktif, pendirian pabrik dan pembukaan pertambangan (Halim, 2005 : 4). Sumber dana untuk melakukan investasi bisa berasal dari aset – aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain ataupun dari tabungan ( Tandelilin, 2010:8). Orang – orang yang melakukan kegiatan investasi disebut dengan investor. Investor dikelompokan menjadi dua yaitu investor individual (individual investor) dan investor institusional (institusional investor). Investor individual terdiri dari individu – individu yang melakukan kegiatan investasi, sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan – perusahaan asuransi, lembaga
21
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II... · stock split, penerbitan saham ... eveny study menganalisis mengenai suatu peristiwa yang ... dipertimbangkan dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Investasi
Investasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengeluaran dana saat ini
dimana pengembaliannya terjadi di waktu yang akan datang. Investasi juga dapat
diistilahkan sebagai proyek yaitu merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dapat
direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber – sumber seperti uang dan
tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat di masa yang akan datang (Wiagustini,
2010 : 165). Investasi umumnya dibedakan menjadi dua yaitu investasi pada aset
– aset finansial (financial aset) dan investasi pada aset – aset riil (real aset).
Investasi pada aset – aset finansial dapat berupa sertifikat deposito, commercial
paper dan surat berharga pasar uang, sedangkan investasi pada aset – aset riil
dapat berupa pembelian aset produktif, pendirian pabrik dan pembukaan
pertambangan (Halim, 2005 : 4). Sumber dana untuk melakukan investasi bisa
berasal dari aset – aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain ataupun
dari tabungan ( Tandelilin, 2010:8).
Orang – orang yang melakukan kegiatan investasi disebut dengan investor.
Investor dikelompokan menjadi dua yaitu investor individual (individual investor)
dan investor institusional (institusional investor). Investor individual terdiri dari
individu – individu yang melakukan kegiatan investasi, sedangkan investor
institusional biasanya terdiri dari perusahaan – perusahaan asuransi, lembaga
penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan pinjam) maupun perusahaan
investasi.
Tujuan investor melakukan investasi yaitu mendapatkan keuntungan di
masa yang akan datang atas dana yang diinvestasikan sekarang. Untuk
mendapatkan keuntungan yang diharapkan investor menghadapi risiko yang
berbeda – beda pada setiap investasi yang dilakukan. Teori portofolio Markowitz
menyatakan bahwa untuk menerima risiko yang lebih besar, investor harus
dikompensasikan dengan kesempatan untuk mendapatkan return yang besar pula
(Zubir, 2011 : 2).
Untuk meminimalisir risiko yang dihadapi, investor perlu melakukan
analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini
adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harga
efek tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah. Terdapat dua pendekatan yang
dapat digunakan , yaitu (Halim, 2005:5) :
1) Pendekatan Fundamental
Pendekatan ini didasarkan pada informasi yang diterbitkan oleh
emiten maupun oleh administrator bursa efek. Kinerja emiten
dipengaruhi oleh kondisi sektor industri dimana perusahaan
tersebut berada dan perekonomian secara makro, maka untuk
memperkirakan prospek harga saham di masa mendatang harus
dikaitkan dengan faktor – faktor fundamental yang mempengaruhi.
2) Pendekatan Teknikal
Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham di
masa mendatang. Para ahli memperkirakan pergesaran penawaran
(supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek, serta
mereka berusaha cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan
laba dalam menentukan barometer penawaran dan permintaan.
Analisis teknikal diaangap lebih mudah dan cepat dari analisis
fundamental, karena dapat secara simultan diterapkan pada
beberapa saham.
2.1.2 Teori Efisiensi Pasar
Pasar modal efisien merupakan pasar yang dimana harga semua sekuritas
telah mencerminkan informasi yan tersedia. Informasi yang dimaksud adalah baik
informasi masa lalu (laba perusahaan tahun lalu), informasi saat ini (rencana
kenaikan dividen tahun ini) dan informasi yang berkembang di pasar bersifat
seperti pendapat atau opini rasional yang bisa mempengaruhi perubahan harga
(jika banyak investor di pasar yang berpendapat harga saham akan naik, maka
informasi tersebut nantinya akan tercermin pada harga saham cenderung naik
juga). Pada pasar efisien terdapat reaksi spontan pada tanggal pengumuman untuk
mengantisipasi komponen informasi sehingga kemuadian tidak terdapat
penyimpangan pada rata – rata abnormal return yang diharapkan (Asamoah &
Kwame, 2010). Pada konsep pasar efisien terjadi suatu proses penyesuaian harga
sekuritas menuju pada titik keseimbangan sebagai respon dari informasi yang baru
masuk ke pasar, oleh sebab itu pasar bisa under adjusted atau over adjusted ketika
bereaksi terhadap informasi yang baru masuk. Keadaan tersebut menyebabkan
harga baru yang terbentuk bisa bukan harga yang mencerminkan nilai
intrinsiknya, sehingga yang paling penting dari mekanisme pasar efisien ini
adalah harga yang terbentuk di pasaran tidak bias atau melenceng jauh dari
estimasi harga keseimbangan (Tandelilin, 2010:219).
Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar pasar dapat dikatakan efisien
antara lain :
1) Ada banyak investor rasional yang berusaha memaksimumkan
profit. Hal ini berarti para investor secara aktif ikut berpartisipasi
dalam pasar untuk melakukan analisis, menilai dan melakukan jual
beli saham.
2) Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang
sama dengan cara yang cukup murah dan mudah.
3) Informasi di pasar bersifat random, yaitu informasi yang ada
sekarang belum tentu sama dengan informasi yang akan datang.
4) Reaksi investor terhadap informasi baru yang ada sangat cepat
sehingga harga sekuritas juga ikut berubah sesuai dengan
perubahan nilai sebagai akibat dari informasi tersebut.
Untuk memudahkan penelitian, pada tahun 1970 Fama mengelompokan
bentuk pasar yang efisien ke dalam 3 Efficient Market Hypothesis, sebagai berikut
(Tandelilin, 2010:223) :
1) Efisien dalam bentuk lemah (weak form)
Pada pasar efisien bentuk lemah, semua harga sekuritas
mencerminkan informasi masa lalu (volume perdagangan, peristiwa masa
lalu). Informasi masa lalu sudah mencerminkan harga sekuritas saat ini,
maka informasi ini tidak dapat digunakan untuk memperkirakan harga
sekuritas di masa yang akan datang.
2) Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong)
Pada pasar setengah kuat, harga sekuritas mencerminkan informasi
dari masa lalu dan informasi yang dipublikasikan saat ini seperti dividen,
stock split, penerbitan saham baru hingga peristiwa lainnya yang
terpublikasi sehingga berdampak pada aliran kas di masa yang akan
datang. Pada pasar efisien bentuk setengah kuat, abnormal return hanya
terjadi disekitar tanggal pengumuman suatu peristiwa, yang dimana hal ini
sebagai hasil dari respon pasar terhadap pengumuman tersebut. Pasar
dapat dikatakan dalam bentuk setengah kuat ketika pasar secara cepat
dapat merespon dan menyerap informasi secara cepat. Apabila terdapat
abnormal return yang berkepanjangan, hal ini berarti respon pasar untuk
menyerap informasi terlambat dan pasar dianggap tidak efisien.
3) Efisien dalam bentuk kuat (strong form)
Pasar pasar efisien bentuk kuat, informasi masa lalu, informasi
yang dipublikasikan saat ini dan informasi yang tidak terpublikasikan
mencerminkan harga sekuritas saat ini. Pada pasar efisien bentuk kuat ini,
tidak akan ada seorang investor pun dapat memperoleh abnormal return di
dalamnya.
Pada tahun 1991 Fama melakukan penyempurnaan pada pengelompokan
bentuk efisiensi pasar ini. Efisiensi bentuk lemah menjadi kelompok pasar untuk
menguji prediktabilitas return. Efisiensi bentuk setengah kuat digunakan untuk
menguji kandungan informasi dalam suatu peristiwa (event studies) dan efisiensi
bentuk kuat dikatakan sebagai pengujian informasi privat (Tandelilin, 2010 : 224).
2.1.3 Event Study
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi
pasar terhadap informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event
study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content)
dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar
bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2014).
Penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap
harga sekuritas disebut dengan event study (Tandelin, 2010:239). Event study
memfokuskan pada dampak dari berbagai jenis pengumuman seperti bonus issue,
right issue, stock split, earning, dividen, merger dan akuisisi, pembelian kembali
saham, dll (Mehndiratta & Shuci,2010). Penelitian event study ini berkaitan
dengan seberapa cepat informasi masuk ke pasar dan bagamaina respon pasar
terhadap informasi tersebut sehingga tercermin pada harga saham. Bentuk
peristiwa yang diinformasikan beragam, baik dari dalam perusahaan atau dari luar
perusahaan yang kemungkinan akan mempengaruhi prospek pertumbuhan
perusahaan seperti dividen, laba, merger dan akuisisi, pembelanjaan modal serta
beberapa peristiwa lainnya.
Selain itu, eveny study menganalisis mengenai suatu peristiwa yang
informasinya dipublikasikan. Peristiwa yang terjadi bisa berupa peristiwa
ekonomi atau peristiwa non ekonomi. Event study juga dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi pada suatu peristiwa. Jika terdapat informasi,
diharapkan pasar dapat bereaksi dan menerima kandungan informasi dari
pengumuman tersebut (Asmita, 2005).
Event Study atau studi peristiwa merupakan salah satu bagian konsep
hipotesis yang diungkapkan oleh Fama pada tahun 1991. Studi peristiwa ini
merupakan suatu bentuk pengujian pada pasar efisien bentuk setengah kuat.
Secara lebih spesifik studi peristiwa menyelidiki tentang respon pasar terhadap
kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu.
Kandungan informasi dapat berupa berita baik (good news) atau berita buruk (bad
news). Hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa terdapat respon positif dari
pasar apabila publikasi memuat berita baik, dan akan menimbulkan respon negatif
apabila suatu publikasi mengandung berita buruk. Respon pasar akan tercermin
dari abnormal return positif (berita baik) dan abnormal return negatif (berita
buruk).
Secara singkat event study bertujuan mendeteksi respon pasar terhadap
suatu peristiwa yang dipublikasikan. Reaksi pasar tergantung pada kandungan
informasi yang melekat pada suatu peristiwa yang dapat berdampak pada aliran
kas di masa yang akan datang. Secara lebih spesifik tujuan event study dibagi
menjadi 3 :
1) Pengujian Teoritis
Pada dasarnya event study digunakan untuk pengujian hipotesis
efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat. Selain teori hipotesis pasar
efisien, pengujian teoritis seringkali menguji peristiwa tertentu yang
berkaitan dengan landasan teori relevan lainnya, seperti event study
tentang pengumuman dividen sering dikaitkan dengan teori signaling atau
event study yang terkait dengan peristiwa stock split seringkali dikaitkan
dengan teori signaling dan teori likuiditas.
2) Pengujian Respon Pasar
Pengujian respons pasar terkait dengan hipotesis efisiensi informasi
(kecepatan respons pasar) dan efisiensi keputusan (ketepatan respons
pasar). Efisiensi informasi (kecepatan respons pasar) relevan dengan
pengujian teori atau hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat,
sedangkan efisiensi keputusan (ketepatan respons pasar) relevan dengan
pengujian teori yang terkait dengan studi peristiwa seperti telah
disinggung pada tujuan pengujian teoretis. Ketepatan respons pasar terkait
dengan apakah pasar bereaksi dengan benar.
3) Return Tidak Normal
Secara empiris bentuk pengujian yang umum digunakan dalam studi
peristiwa adalah bertujuan untuk menguji ada atau tidak return tak normal
(abnormal return) di seputar pengumuman peristiwa. Return Tidak
Normal (RTNi) adalah selisih (positif atau negatif) dari return aktual di
seputar pengumuman (Ri) dengan return harapan E(Ri) (Jogiyanto, 2013 :
610) :
RTNi = Ri – E(Ri) ………………………………. (1)
Bila tidak terdapat peristiwa, return aktual cenderung tidak berbeda
dengan return harapan.
2.1.4 Dividen
Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang
didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham) (Darmadji dan Hendy, 2001:127). Dividen juga dapat
didefinisikan sebagai pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan
banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan
kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik
memang adalah tujuan utama suatu bisnis. Perusahaan yang menjual sahamnya
kepada masyarakat akan menerbitkan laporan keuangan. Pada laporan keuangan,
tertulis beberapa keuntungan perusahaan pada tahun bersangkutan, kemudian
dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) akan diputuskan besarnya dividen
yang akan diterima oleh para pemegang saham.
Kebijakan dividen adalah keputusan keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan ketika selesai beroperasi dan memperoleh laba. Kebijakan dividen
berpengaruh terhadap aliran dana, struktur finansial, likuiditas perusahaan dana
prilaku investor. (Wiagustini, 2010 : 255). Kebijakan dividen ini perlu
dipertimbangkan dengan matang oleh manajemen perusahaan karena ini berkaitan
dengan dividen yang akan diperoleh oleh investor dan laba ditahan yang akan
diperoleh perusahaan. Banyak hal yang dilihat ketika mengambil keputusan
tentang kebijakan dividen mana yang akan digunakan karena jika salah
menentukan kebijakan dividen dapat merugikan pihak perusahaan atau investor.
Berdasarkan bentuk dividen yang dibayarkan, terdapat dua bentuk dividen