Page 1
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sumber Pustaka
1. Rujukan (Konsep Sejenis)
a. Konsep Sejenis
Seniman yang baik selalu manghasilkan karya-karya yang
mempunyai ciri khas dengan simbol-simbol pribadi yang bermakna.
Penggunaan simbol dapat menyiratkan ekspresi yang merujuk pada tema,
interprestasi dan pengalaman hidup pribadi yang berbeda-beda. Sehingga
perbedaan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai gaya individu dalam
setiap penciptaan suatu karya seni (Bahari, 2008: 21-22).
Konsep sejenis yang bertemakan awan juga sudah pernah ada, antara
lain adalah konsep dari Berndnaut Smildeas, yang diambil dari majalah
online yang ditulis oleh Laura Cox For The Daily Mail dan Agam
Bajradaram yang diambil dari tulisannya yang berjudul “Ekspresi Awan
dalam Lima Waktu”.
a.1. Berndnaut Smildeas
Seorang seniman Belanda, Berndnaut Smildeas, berhasil membuat
karya seni, menciptakan awan. Caranya dengan menggunakan mesin asap,
dikombinasikan dengan kelembaban suhu ruangan dan pencahayaan yang
dramatis maka jadilah "Nimbus II 2012", awan di dalam kamar.
Page 2
6
Gambar 1. "Nimbus II 2012"
Sumber. http://www.apakabardunia.com/2012/03/awan-dalam-kamar.html
16/04/2016 01.46 WIB
Smilde, yang tinggal di Amsterdam, mengatakan ia ingin membuat
citra awan hujan di dalam sebuah ruang. "Saya membayangkan berjalan ke
sebuah aula museum klasik dengan hanya dinding kosong, " katanya."Tidak
ada hal lain kecuali awan hujan berkeliaran di dalam ruangan." Sayangnya,
awan ciptaan Smildeas tidak bisa bertahan lama, hanya beberapa saat lalu
menghilang seperti karakteristik awan asli (http://www.dailymail.co.uk
16/04/2016 01.46 WIB).
a.2 Agam Bajradaram
Konsep karya dari Agam Bajradaram adalah “Ekspresi Awan dalam
Lima Waktu”.Konsepnya mengambil perubahan awan dalam fase lima
waktu itu dengan urutan sebagai berikut: Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib,
dan Isya. Foto-foto karya Agam Bajradaram menampilkan keindahan
angkasa yang impresif: langit, awan, dan cahaya matahari dalam warna-
warna mencolok yang memikat. Karya-karya digital print Agam ini menjadi
Page 3
7
berbicara ketika mewakili suasana rasa optimis, gembira, harapan maupun
syukur yang positif.
Gambar. 2 Karya Agam Bajradaram
http://arsip.tembi.net/selft/0001/beritabudaya/01/20120116-1.jpg
Agam memilih obyek ini dengan alasan filosofi keindahan berawal
dari langit, dan keindahan pun berakhir di sana. Karena itu cakrawala
menjadi minat utamanya “dalam sebuah pencarian harmonisasi diri akan
labirin kehidupan.” Menurut Agam, keindahan yang tanpa sengaja tampak
dalam waktu tertentu menjadi sebuah momen estetis (Agam :2013).
b. Pengertian dan Jenis Karakter Awan
“.....Awan adalah massa yang dapat dilihat dari tetesan air atau
kristal beku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau
permukaan planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh
gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar
bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika
awan, suatu cabang meteorologi....”(Yani & Rahmat, 2008: 125).
Page 4
8
Menurut Yani & Rahmat (2008: 125) Pembentukan awan dimulai
dari Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi
titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua
cara:
b.1 Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara
karena air lebih cepat menyengat. Udara panas yang sarat dengan air ini
akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih
rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul
titik air yang tak terhingga banyaknya.
b.2 Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer lembap. Udara makin
lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air (Yani & Rahmat, 2008:
125).
Awan terbagi dalam 4 (empat) golongan dan tiap golongan dibagi
dalam beberapa jenis ialah sebagai berikut:
b.1 Golongan awan tinggi terdapat pada Ketinggian 6.000 meter ke atas
jenis awan tinggi adalah : Cirrus, Cirro Cumulus, Cirro Stratus
b.2 Golongan awan menengah terdapat pada ketinggian antara 2000 meter
dan 6000 meter. Jenis awan menengah adalah: Alto Cumulus. Alto
Stratus.
b.3 Golongan awan rendah terdapat pada ketinggian 2.000 meter kebawa.
Jenis awan rendah adalah : Nimbo stratus, Strato Cumulus (low) Stratus
b.4 Golongan awan yang membubung keatas. Jenis awan yang membubung
keatas adalah :Cumulus Humilis, Cumulus Congestus, Cumulo nimbus.
Page 5
9
c. Kebebasan dan Keindahan Awan dari Sepenggal Cerita Agung Webe
Menurut Agung Webe. “Oh, andaikan manusia bisa bebas seperti
awan, sebuah kebebasan yang dilandasi kesadaran, pastilah akan membawa
keindahan seperti itu, pikir saya saat itu.
“.....Itulah kebebasan tanpa kepentingan. Sebuah kebebasan yang
seimbang dan dilandasi oleh cinta yang penuh dengan pelayanan.
Awan bisa bergerak ke sana kemari dibawa oleh angin. Ia
menentukan tempatnya sendiri tanpa keterkondisikan. Sebuah awan
adalah kemerdekaan jiwanya. Gulungannya yang membentuk
bentangan indah adalah tanpa pamrihnya untuk tidak dipuji. Apa
kepentingan awan kalau dirinya terlihat indah, apakah akan ada uang
yang diberikan ataukah kedudukan yang didapatkannya? Tidak,
awan terlihat indah karena ia memang indah. Ia indah karena dirinya
sendiri. Keindahan itu karena luapan kemerdekaan kebebasan untuk
bergerak....”(Agung Webe, 2009 :102).
Cerita dari Agung Webe ketika di pesawat. “Benarkah ini awan
jelek?” pikir saya. “Adakah awan jelek itu?” dalam kilatan guntur itu saya
melihat gumpalan awan hitam. Gumpalan itu tetap terlihat indah dalam
gelapnya malam. Ia kembali menyapa saya. Dalam gelap itu ia mengajak
saya untuk menari. “mengapa menari dalam gelap?” tanya saya. Awan itu
tertawa dan tetap menari dalam gelap. Saat itu saya baru sadar bahwa awan
sedang mengjajarkan tentang sebuah persepsi kepada saya. Baginya, entah
itu hitam atau terang, malam atau siang, ia tetap bergulung-gulung indah. Ia
tetap menari diiringi angin untuk merayakan kebebasan. Karena bagi awan,
jelek dan baik itu hanyalah sebuah persepsi.
“....Ya, saat itu kami di dalam pesawat mengatakan jelek karena
sangat menganggu keadaan pesawat. Kami memandangnya dari
sudut pandang dalam pesawat terbang. Namun, para petani dibawah,
para orang-orang dibawah yang telah kekeringan, pada saat yang
sama akan mengatakan bahwa itu adalah awan baik. Awan yang
mendatangkan hujan bagi daerahnya. Kebebasan awan adalah juga
kebebasan tanpa penilaian. Ia bergerak, ia berkumpul, bergerak lagi
Page 6
10
dan berkumpul lagi, begitu terus-menerus tanpa penilaian
apapun....” (Agung Webe, 2009 :103).
Keindahan awan timbul karena ia bebas tanpa penilaian. Bagi kita,
apabila segala tindakan itu kita lakukan tanpa penilaian, tanpa asumsi
terlebih dahulu, tidakan kita akan merupakan tindakan tanpa pamrih.
“Kali ini saya melihat awan yang selalu bergerak. Apa yang ia cari?
Tidakkah ia istirahat sebentar? Adakah gumpalan awan yang berhenti?
Tidak ada. Sepanjang yang saya lihat, awan-awan itu selalu bergerak
menari-nari indah. Ia dibawa angin kemana saja berhembus. Awan tidak
pernah menolak dari pinangan angin untuk dibawa kemana saja ia pergi.
Justru itulah yang menjadikan awan terlihat indah. Ia bisa mengarungi langit
yang luas. Ia bisa berada diatas ketinggian. Saat itu, awan mengajarkan
kepada tentang kepasrahan. Kebebasan yang dilandasi oleh kepasrahan.
Tiga hal yang saya dapat dari awan guna memahami diri sebagai
pribadi yang melayani tanpa pamrih adalah pertama, kebebasan tanpa
kepentingan, kedua, kebebasan tanpa penilaian, ketiga, kebebasan dengan
kepasrahan (Agung Webe, 2009 :104).
2. Referensi (Kajian Teoritis Seni Rupa)
a. Seni Keramik
Kata keramik berasal dari bahasa Yunani, Keramos yang berarti periuk
atau belanga yang dibuat dari tanah liat. Sedangkan yang dimaksud dengan
barang yang berbahan keramik merupakan barang yang terbuat dari tanah atau
batuan silikat yang mengalami proses pembakaran pada suhu tinggi (Ambar
Astuti, 2008: 01).
Page 7
11
“....Ceramic berarti material yang dibuat dari bahan tanah liat/ clay, yang
dibentuk dan dibangun dalam kondisi plastis, dikeringkan dan dibakar
untuk dimatangkan dalam temperature 0° hingga 1350°C. Clay adalah
material bumi dihasilkan dari suatu proses yang disebut decomposition
yaitu, proses penguraian atau proses pelapukan alamiah dari material,
mineral feldspar....” (Norton & Reinhold, 1971: 1).
“....Keramik adalah bahan yang paling tahan lama untuk seniman dapat
mengemas ide-idenya. Meskipun keramik komparatif mudah patah
materi itu sendiri hampir tidak mudah dihancurkan. Artikel tembikar,
bahkan tiga ribu tahun atau lebih mereka datang kembali,
mempertahankan kecerahan dan kualitas permukaan sebagai detail asli
mereka....” (Jhon Dickerson, 1974:8).
Ringkasnya, keramik merupakan benda padat yang terbuat dari tanah
liat, yang telah mengalami proses pembentukan, pengeringan, serta pembakaran
pada suhu tinggi. Keramik dapat dibedakan menjadi 2 bagian:
a. 1 Fine ceramic
Keramik yang dibuat dengan tujuan murni sebgai ungkapan
estetis (fine art) seniman. Fine art merupakan sebuah refleksi kebebasan
ekspresi sebagai karya individu dimana karakter dan style pencipta dapat
dilihat pada bentuk dan teknik yang diciptakan pada karya tersebut
(http://id.wikipedia.org/wiki/keramik).
a. 2 Heavy ceramic
Heavy ceramic merupakan benda keramik yang dibuat untuk
tujuan yang bersifat praktis atau fungsional, mulai dari kategori keramik
industri berat hingga industri keramik ringan. Pada prinsipnya keramik
industrial menurut Ambar Astuti dalam buku “keramik: ilmu dan proses
pembuatnya” dapat digolongkan menjadi tujuh golongan:
Page 8
12
a.2.1 Keramik putih atau keramik halus
Barang keramik yang pada jenisnya ini berwarna putih,
maka pada jenis ini barang putih (white-wares), yang sebagian besar
merupakan barang pecah belah. Sedangkan keramik halus, badan
barangnya mempunyai struktur terkontrol yang halus, dapat
bergelasir atau tidak bergelasir (Ambar Astuti, 2008: 03).
“....Fine ceramic (keramik modern atau biasa disebut
keramik taknik, advanced ceramic, engineering ceramic,
techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan
menggunakan oksida-oksida logam atau logam seperti
oksida logam (AI2O3, Z102,MgO,dll). Penggunaannya:
elemen pemanas, semi konduktor, komponen turbin dan pada
bidang medis...”(Joelianingsih, 2004).
a.2.2 Bahan bangunan dari tanah
Bahan yang dibuat dari bahan tunggal tanah liat dan dipakai
sebagai bahan bangunan misalnya bata, genteng, pipa, tegel, alat
kontruksi dalam industri kimia yang lain (Ambar Astuti, 2008: 03).
a.2.3 Gelas
Barang jenis ini adalah barang yang dihasilkan dari
pembakaran bahan mentah sehingga cair, kemudian dalam keadaan
kental dituangkan pada cetakan. Kekerasan dicapai saat bahan mulai
didinginkan kembali (Ambar Astuti, 2008: 03).
a.2.4 Email
Barang email adalah jenis barang logam yang permukannya
dilapisi denagn selaput tipis dari sejenis gelas atau gelas yang
dilebur pada logam. Jadi barang email merupakan perkawinan dari
barang jenis keramik dan logam (Ambar Astuti, 2008: 03).
Page 9
13
a.2.5 Bahan Pelekat Mortel
Jenis bahan ini adalah kapur, semen dan gips yang dibuat
dari bahan pokok tanah atau batuan dan proses pembuatnya
memerlukan pembakaran pada suhu tinggi, oleh karena itu bahan
ini digolongkan sebagai hasil dari keramik (Ambar Astuti, 2008:
04).
a.2.6 Bahan tahan api (refractory)
“....Zat bahan tahan api adalah salah satu benda keramik
yang terbuat dari bahan utamanya silica, dengan proses
pembuatan sama dengan proses pembuatan baru bata pada
umumnya.. zat tahan api ini akan melebur pada suhu tinggi,
pada suhu dimana logam dan gelas akan melebur...”(Ambar
Astuti, 2008: 04).
a.2.7 Abrasives
benda penggosok, pengasah atau pemotong benda keras
seperti logam dan keramik termasuk pada jenis golongan ini.
Bahan yang dipakai adalah pecahan batuan silica carborandum,
oksida aluminium, dll (Ambar Astuti, 2008: 04).
b. Bahan Keramik
“....Bahan dasar yang digunakan dalam proses pembuatan keramik pada
umumnya adalah tanah liat. Tanah liat merupakan suatu zat kimia yang
terbentuk melalui Kristal-kristal mineral yang disebut kaolinit.
Berbentuk lempengan kecil hampir menyerupai bentuk segi enam
dengan permukaan datar. Bentuk kristal tersebut menyebabkan jika
tanah liat dicampur dengan air akan menjadikan sifat plastis pada tanah
tersebut. Karena air merupakan zat pelumas yang membuat kristal
tersebut muluncur di atas kristal satu dengan yang lain yang
menyebabkan tanah menjadi plastis....” (Ambar Astuti, 2008: 12).
Keramik seperti halnya yang dikemukakan Noorton dihasilkan
melalui bahan yang berasal dari bahan alam misalnya, Feldspar, kaolin, dsb
sebagai berikut:
Page 10
14
Clay adalah material bumi dihasilkan dari suatu proses yang disebut
decomposition yaitu, proses penguraian atau proses pelapukan alamiah dari
material, mineral Feldspar ( Noorton & Reinhold, 1971: 1).
“....Feldspar adalah salah satu jenis bahan mineral bumi yang
keberadaannya atau jumlahnya sangat besar, dalam bentuk batuan
granit dan batuan gneiss. Menurut catatan geologi bahwa 2
3 bagian
dari kerak bumi adalah material yang di dalamnya mengandung
60%-90% bagian bahan mineral yang disebut Feldspar. Feldspar
terdekomposisi atau melapuk secara alamiah melalui proses kimia.
Bahan lain substansi dari Feldspar yaitu kwarsa ternyata dalam
proses pelapukan tidak berubah dan tetap original. Material yang
telah melapuk ini biasanya berwarna abu-abu, coklat, yang biasanya
disebut raw kaolin atau kaolin mentah. Kaolin mentah dengan kata
lain adalah mengandung tiga bahan utama yaitu clay, kwarsa dan
felsdpaad yang tidak mengalami proses pelapukan. Selain unsur
tersebut, kaolin terdapat unsur lain berupa logam Titanium, Iron,
Litium dan lainnya pada jumlah yang sangat sedikit. Jika raw kaolin
dapat dipastikan berasal dari proses dekomposisi dari deposit
material Feldspar, maka hasilnya adalah kaolin yang relatif murni
dari kontaminasi bahan lainnya....” (Norton & Reinhold, 1971).
Penulis mengekspresikan karya keramik menggunakan tanah liat
dan tanah yang menjadi uji coba menggunakan tanah dari Nganjuk, tepatnya di
daerah Kauman yang tanah tersebut diambil disekitar pinggir sungai. Tanah
yang berkualitas bagus biasanya terletak sekitar satu meter dari permukaan.
Untuk mendapatkan tanah yang memiliki plastisitas yang bagus maka perlu di
uji dengan metode segitiga triaksial yaitu dengan cara mencampur tanah yang
sudah halus dengan kaolin dan Feldspar. Dengan keterangan bahwa sudut A=
tanah, B= kaolin, C= Feldspar. Campuran tersebut menggunakan takaran yang
sudah diasumsikan dan ditimbang sesuai pada rumus triaksial blend.
Page 11
15
Gambar. 3 Segitiga Triaksial Perbandingan Tanah
Sumber. (Dokumentasi Agung, 2016)
1 A28, B21, C21 = 70 13 A23, B21, C26 = 70 25 A21, B23, C26 = 70
2 A27, B21, C22 = 70 14 A23, B22, C25 = 70 26 A21, B24, C25 = 70
3 A27, B22, C21 = 70 15 A23, B23, C24 = 70 27 A21, B25, C24 = 70
4 A26, B21, C23 = 70 16 A23, B24, C23 = 70 28 A21, B26, C23 = 70
5 A26, B22, C22 = 70 17 A23, B25, C22 = 70 29 A21, B27, C22 = 70
6 A26, B23, C21 = 70 18 A23, B26, C21 = 70 30 A21, B28, C21 = 70
7 A25, B21, C24 = 70 19 A22, B21, C27 = 70 31 A22, B24, C24 = 70
8 A25, B22, C23 = 70 20 A22, B22, C26 = 70 32 A22, B25, C23 = 70
9 A25, B23, C22 = 70 21 A22, B23, C25 = 70 33 A22, B26, C22 = 70
10 A25, B24, C21 = 70 22 A24, B23, C23 = 70 34 A22, B27, C21 = 70
11 A24, B21, C25 = 70 23 A24, B24, C22 = 70 35 A21, B21, C28 = 70
12 A24, B22, C24 = 70 24 A24, B25, C21 = 70 36 A21, B22, C27 = 70
Page 12
16
c. Pembentukan Karya Keramik
Tahap pembentukan merupakan tahap mengubah bongkahan badan
tanah liat plastis menjadi benda-benda keramik murni ataupun benda keramik
fungsional. Ada tiga teknik dalam membentuk benda keramik yaitu,
pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan
teknik cetak (casting).
c.1 Tahap pembentukan tangan langsung (handbuilding)
Pembuatan keramik dengan teknik pembentukan tangan
langsung merupakan sebuah metoda untuk melatih kepekan tangan
terhadap tanah, berikut beberapa metode pembentukan tangan langsung
yang dikenal selama ini:
c.1.1 Teknik pijit (pinching)
....Teknik pijat diawali dari bola kecil dari tanah liat untuk dibuat
menjadi sebuah bentuk mangkuk adalah teknik ini merupakan
salah satu metode yang paling kuno membentuk keramik gerabah
seperti hanya kembali ke zaman prasejarah.Teknik pijat sangat
menarik dan sangat baik sebagai teknik dasar pelatihan untuk
memperoleh kepekaan dasar tanah liat dan untuk menunjukkan
kepekaan dan ketrampilan manipulatif.Teknik pijat memiliki
karakter yang cukup unik. Teknik pijat dapat melatih skala
kepekaan tangan dalam membentuk selain itu dapat melatih
kepekaan tangan dan jari... (Jhon Dickerson, 1974:46).
c.1.2 Teknik pilin (coiling)
“....Tanah liat dipilin dengan menggunakan jari dan telapak tangan
sehingga membentuk menyerupai pipa atau tali silindris dengan
panjang dan diameter pilinan sesuai dengan yang dikehendaki.
Pilinan disusun untuk membentuk sesuai dengan benda yang telah
direncanakan....” (Ambar Astuti, 2008: 34).
c.1.3 Teknik lempeng (slabbing)
“....Membuat lembaran lempengan dari tanah liat dengan cara
membuat lempengan tanah dengan cara di rool sesuai dengan
Page 13
17
ketebalan yang sama. Pola yang diinginkan kemudian digambarkan
pada lempengan untuk kemudian disatukan dengan lempengan
yang lain dan dibentuk....” (Ambar Astuti, 2008: 34).
c.2 Teknik Putar (throwing)
Pembentukan keramik dengan menggunakan teknik putar
adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam
kerajinan keramik. Jenis teknik ini dapat dikatakan sebagai icon dalam
bidang keramik, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling
tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda
keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar
untuk melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah
benda keramik.
“....Teknik putar adalah pembentuksn badan keramik dengan cara
segumpal tanah liat plastis berbentuk bola diletakkan di bagian
pusat (centre) pada meja putar. Diputar pelan untuk mengatur
posisi tanah persis pada pusat meja putar. Setelah berada pada
pusat meja putar tanah selanjutnya tarik hingga membentuk
sebuah dinding benda yang dikehendaki....” (Ambar Astuti, 2008:
35).
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar
adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming
(pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the contour
(merapikan).
c.3 Teknik cetak (casting)
Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara
langsung dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan (mold)
yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu: cetak padat dan cetak tuang (slip).
Page 14
18
Cetak padat atau press dibuat dengan ditekan pada cetakan dari
baja setelah dipotong sesuai kehendak, atau dapat juga benda dibuat
dengan cara menekan tanah liat pada cetakan gips dengan mesin press.
Cetak tuang tanah yang dibutuhkan pada teknik ini harus halus (Ambar
Astuti, 2008: 38).
c.4 Pengeringan
Benda keramik setelah selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya
adalah pengeringan. mengeringkan benda keramik bertujuan untuk
menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan
keramik plastis dikeringkan akan terjadi tiga proses penting:
c.4.1 Air pada lapisan antar partikel lempung mendifusi ke permukaan,
menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan
penyusutan berhenti;
c.4.2 Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan
c.4.3 Air yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini
menerangkan mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara
lambat untuk menghindari retak (Norton & Reinhold, 1975: 1).
Proses pengeringan pada dasarnya juga bertujuan agar
memberikan kekuatan pada barang mentah yang telah selesai dibentuk,
sehingga badan keramik mentah dapat mengalami proses penyusutan
dan dapat disusun dalam tungku bakar tidak mengalami retak atau
bahkan pecah.
Page 15
19
c.5 Pembakaran
Pembakaran merupakan proses terakhir dalam pembuatan
keramik, dimana proses ini bertujuan mengubah massa yang rapuh
menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam
sebuah tungku (furnace) dengan menggunakan suhu bakaran tinggi. Ada
beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu
(sintering) matang, atmosfer tungku dan mineral. Selama pembakaran,
badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang atau
muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss).
Pembakaran merupakan proses terakhir yang menjadi penanda
keberhasilan atau tidaknya pembuatan benda keramik. Pembakaran
keramik bertujuan untuk mengubah massa benda mentah (greenware)
menjadi benda keramik biskuit, mematangkan glasir ataupun
mematangkan dekorasi glasir.
Berikut jenis tungku yang biasa digunakan sebagai tungku
pembakaran keramik:
c.5.1 Tungku api naik (up draft kiln): panas yang dialirkan pada tungku
jenis ini mengalir ke ruangan diatasnya dan memanaskan barang
keramik kemudian keluar melalui cerobong asap di bagian atas.
c.5.2 Tungku api berbalik (down draft kiln): panas yang dihasilkan
mengalir pada ruang bagian atas mengikuti dinding api (bag
wall), udara panas kemudian memanasi ruang tungku bagian atas
dan selanjutnya udara panas berbalik ke bawah untuk memanasi
Page 16
20
benda keramik yang berada di bawah, mengalir ke saluran
dibawah lantai tungku (kanal) dan keluar melalui cerobong.
c.5.3 Tungku api mendatar (cross draft kiln): panas yang dihasilkan
mengalir ke ruangan pembakaran sejajar lantai, memanaskan
barang keramik kemudian keluar melalui cerobog asap (Wahyu
Gatot Budiyanto, 2008: 488-490).
c.6 Pengglasiran
Glasir adalah suatu macam gelas khusus yang diformulasikan
secara kimia, agar melekat pada permukaan tanah atau melebur pada
badan tanah liat (Ambar Astuti, 2008: 87).
“....Glasir merupakan kombinasi yang seimbang dari satu atau
lebih Oksida Basa (Flux), Oksida Asam (Silica), dan Oksida
Netral (Alumina), ketiga dari bahan tersebut merupakan bahan
utama pembentuk glasir yang dapat disusun dengan berbagai
komposisi untuk suhu kematamgan glasir yang dikehendaki.
Melelehnya glasir karena interaksiataureaksi bekerjanya
bahan yang satu dengan yang lain dari oksida tersebut pada
proses pembakaran....” (Wahyu Gatot Budiyanto, 2008: 421).
Penerapan glasir pada bahan keramik dapat dilakukan
denganberbagai teknik pengglasiran yaitu; teknik tuang (pouring),
celup (dipping), semprot (spraying), dan kuas (brushing), bergantung
dari bentuk dan ukuran benda keramik.benda keramik yang berukuran
besar dan lebar biasanya menggunakan glasir semprot, dan benda
keramik yang kecil, berongga biasannya menggunakan teknik celup.
d. Kajian Tentang Unsur-Unsur Seni Rupa
Kajian sumber berikutnya menjelaskan tentang unsur-unsur yang
menjadi struktur dalam berkarya. Penyusunan unsur-unsur visual karya seni
terdiri dari : garis, warna, bentuk, ruang/bidang, dan tekstur. Keseluruhan
Page 17
21
unsur-unsur tersebut dipadukan dengan prinsip-prinsip keindahan antara lain:
proporsi, kesatuan, irama, pusat perhatian, keseimbangan, komposisi dan
kontras.
d.1 Garis
“....Garis adalah suatu goresan atau batas limit dari suatu bentuk, masa
dan lain-lain serta mempunyai sifat panjang, pendek, vertical, horizontal,
melengkung, dan seterusnya. Peranan garis dalam seni lukis digunakan
sebagai kontur-kontur dalam bentuk dan membuat tekstur atau garis,
merupakan produksi seni pada bentuk-bentuk yang sederhana....” (Sidik,
1997: 7).
d.2 Warna
Warna bisa untuk menyatakan corak rupa yang sebagai benda
yang di belakangnya atau memberikan keselarasan dan keharmonisan
seperti pada bentuk-bentuk padat dan ditambah dengan tone dapat
memberikan kesan ruang sempurna (Susanto, 2006: 113).
d.3 Bentuk
Bentuk merupakan wujud yang digambarkan, bentuk memiliki
dua sifat geometris dan organis, bentuk geometris strukturnya terarah
misalnya segi tiga, segi empat, lingkaran, dan sebagainya. Bentuk
organis susunan atau strukturnya bentuk-bentuk alamiah (Sidik, 1997:
45). Unsur bentuk dalam karya ini, lebih ditekankan kepada perubahan
gaya atau stilasi. Stilasi atau penggayaan adalah perubahan bentuk yang
tidak meninggalkan ke bentuk asli alam. Stilasi Berasal dari kata style
yang berarti gaya, corak, atau mode. (Surya Suradjijo, 1993).
d.4 Ruang
“....Ruang atau bidang adalah suatu yang mempunyai keleluasaan yang
digolongkan dalam bentuk ruang atau bidang positif dan negatif. Ruang
positif adalah ruang yang dibatasi oleh suatu batas tepi berupa garis,
Page 18
22
sedangkan ruang negatif adalah ruang yang berada disekitar ruang
positif, keduanya saling berinteraksi atau dengan yang lainya
menyebabkan adanya hubungan-hubungan ruang atau bidang dalam
suatu susunan....” (Susanto, 2006: 97).
d.5 Tekstur
“....Tekstur adalah nilai raba pada permukaan baik yang nyata maupun
semu. Suatu permukaan mungkin kasar, mungkin pula halus, keras dan
bisa juga kasar atau licin. Tekstur dimunculkan dengan memanfaatkan
kanvas, cat, atau bahan bahan lain seperti pasir, semen, dan lain-lain….”
(Susanto, 2006: 20).
e. Kajian Tentang Prinsip-Prinsip Seni Rupa
e.1 Proporsi adalah hasil dari perbandingan jarak yang menunjukan ukuran
hubungan bagian dengan keseluruhan dan antara bagian yang satu
dengan bagian yang lainya. Proporsi berhubungan erat dengan balance
(keseimbangan) rhythm (irama, harmoni) (Susanto,2002: 92).
e.2. Kesatuan (unity) adalah penyusunan dari elemen-elemen seni rupa yang
merupakan prinsip yang penting dalam penyusunan unsur-unsur seni
lukis. Sehingga tersusun suatu kesatuan dan keharmonisan antara bagian-
bagian dengan keseluruhan (Sidik, 1979: 47). Jadi kesatuan merupakan
penyusunan keseluruhan dari elemen-elemen karya seni sebagai satu
kesatuan yang dinamis dan harmonis.
e.3 Irama adalah suatu pengaturan atau ulangan yang teratur dari suatu
bentuk atau unsur unsur. Bentuk-bentuk pokok dari irama ialah berulang-
ulang, berganti-ganti, berselang seling, dan mengalir (Bastomi, 1990:
18).
e.4 Pusat Perhatian merupakan fokus suatu susunan, suatu pusat perhatian
disekitar elemen elemen lain bertebaran dan tunduk membantunya
Page 19
23
sehingga yang kita fokuskan menonjol, tetapi tidak lepas dengan yang
lain atau lingkunganya (Supono, 1983: 66).
e.5. Keseimbangan atau balance adalah suatu peleburan dari semua kakuatan
pada suatu susunan yang menimbulkan perbandingan yang sama,
sebanding, tidak berat sebelah, seimbang. Keseimbangan dapat dilihat
pada keadaan alam, manusia, dan cara manusia mengatur dunia (Susanto,
2002:68). Menurut uraian di atas keseimbangan yang penulis peroleh
yaitu suatu penyusunan bidang-bidang tertentu, yang disesuaikan dengan
obyek sumber ide dengan menggunakan pertimbangan dari unsur-unsur
seni lukis.
e.6 Komposisi merupakan integrasi warna, garis, dan bidang. Untuk
mencapai kesatuan yang harmonis (Sidik, 1997: 65). Dalam seni lukis,
komposisi adalah suatu pengaturan unsur unsur seni lukis: garis, bidang,
ruang, warna, dan sebagainya. Mempertimbangkan suatu keseimbangan
sehingga menghasilkan karya yang harmonis.
e.7 Kontras adalah memperlihatkan perbedaan, pertentangan dengan yang
nyata. Jadi dengan kontras akan dapat menghasilkan perubahan dan
perbedaan dari garis, warna, bidang, dan lainya sehingga karya tidak
menoton (Suharso, 2005: 264). Kontras merupakan perbedaan antara
objek satu dangan yang lainya dibedkan oleh warna, garis, bidang, ntinya
akan menghasilkan karya yang tidak menoton.
Page 20
24
B. Sumber Ide
Sumber ide merupakan sebuah masukan untuk memperoleh sebuah
gambaran yang menginspirasi seniman dalam berkarya seni. Penulis
mengangkat konsep tentang awan yang memiliki unsur keindahan dan
kebebasan. Berikut merupakan seniman-seniman yang menginspirasi penulis
dalam segi pengaturan ide, gagasan, konsep, serta kematangan teknik
a. Ahadiat Joedawinata
Ahadiat merupakan perupa kelahiran Cirebon, 31 Januari 1943.
Beliau merupakan seorang seniman yang juga dosen di ITB dan Universitas
Trisakti. Bagi beliau keramik tidak sekedar yang hanya memenuhi aspek
fungsional namun bisa lebih dari hal tersebut.
Beliau meniti karier di jalur seni keramik, sebuah jalan seni rupa
yang sangat sunyi, dan melakukan re-evaluation, re-interpretation terhadap
keramik yang hingga kini terpinggirkan oleh fine art yang selalu
mengunggulkan lukis dan patung. Ahadiat telah memamerkan karya-karya
keramiknya di berbagai pergelaran seni di dalam dan luar negeri. Misalnya,
karya beliau telah tampil di Fu le International Ceramic Art Museum,
Fuping, China. Sedangkan pameran tunggalnya antara lain 'SigNature'
(2012) di Galeri Seni Rupa Java Banana, Gunung Bromo, Jawa Timur dan
'The Journey' (2009) di Kendra Gallery of Contemporary Art, Seminyak,
Bali.
Penulis tertarik dengan karya beliau karena beliau menggunakan
teknik pinching, teknik tersebut juga akan penulis gunakan dalam
memvisualisasikan konsep karakter awan ke dalam visualisasi karya seni
Page 21
25
keramik. Bagi adiyat karya-karya keramik yang dihasilkan dengan teknik
pinching bisa menyalurkan emosinya secara penuh dan langsung ke
lempung (tanah liat), melalui kepekaan dan kekuatan ekspresi jemari
tangan.
Gambar 4. “Kepompong”
Sumber.http://us.images.detik.com/content/2013/09/02/1059/ahadiyatdalem4.jpg
16/04/2016 02.03 WIB
b. Hozan Tanii
Adalah seniman keramik generasi ketiga dari
Tanikangama. Tanikangama sangat besar memberikan kontribusi untuk
memajukan Shigaraki sebuah kota yang merupakan salah satu produsen
terbesar keramik di Jepang. Hozan Tanii sendiri telah mengabdikan
hidupnya untuk dunia tembikar alias keramik lebih dari 40 tahun dan dia
sangat mencintai dunia ini. Dia juga memberikan kontribusi lebih soal
pengembangan Shigaraki dan menumbuhkan generasi baru, baik secara
Page 22
26
khusus maupun residensial dimana siapapun yang akan belajar keramik bisa
datang ke Shigaraki.
Gambar. 5 Karya Hozan Tanii http://pribuminews.com/wp-content/uploads/2015/03/1.jpg
16/04/2016 07.41WIB
Ia menyampaikan pesan dari alam melalui karya-karyanya, seperti
“Sekichuka” (bunga salju) dan “Hoshun” (aroma musim semi). “Sekichuka”
dicitrakan pemandangan bunga sakura tumbuh di daerah beriklim dingin dan
salju yang menutupi. “Hoshun” adalah gambar tanaman musim semi yang
hanya pemula dengan mencairnya salju musim dingin.
Saat ini masyarakat berorientasi konsumsi akan terus merusak alam.
Saya ingin menyampaikan kepada semua orang semangat kaya merawat
Page 23
27
barang dan menggunakan produk yang baik untuk waktu yang lama,
apalagi, tradisi dan sejarah kita melalui pekerjaan saya.
Ketertarikan penulis terhadap Hozan Tanii adalah konsepnya yang
selalu berhubungan dengan keadaan alam. Hal inilah yang menginspirasi
penulis untuk membuat karya yang berhubungan dengan keindahan alam.