8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Tabel 2.1. Reviu Penelitian Terdahulu No. Nama (Tahun) Judul/ Jurnal Objek/Variabel/ Analisis Hasil 1 Jayanti et al. (2014) Penerapan Activity Based Costing pada tarif jasa rawat inap rumah sakit “. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 3 (9) Objek : RS Wiyung Sejahtera Surabaya Variabel : IV= Activity Based Costing. DV= tarif jasa rawat inap Metode : kualitatif Tarif VVIP lebih rendah pada perhitungan dengan menggunakan ABC dengan metode konvensional. Pada kelas VIP, tarif yang dihasilkan hampir sama, sementara itu pada kelas I, Kelas II, dan Kelas III, tarif yang dihasilkan dengan perhitungan ABC lebih tinggi dibandingkan dengan tarif konvensional 2 Hotmauli et al. (2015) Analisa penerapan sistem Activity Based Costing dalam menentuka n besarnya tarif jasa rawat inap”. Jurnal Ilmiah. Vol. 19 (1) : 1410- 3842 Objek : RSB. Taman Harapan Baru Variabel : IV= Activity Based Costing. DV= tarif jasa rawat inap. Metode : deskriptif kualitatif hasilnya lebih efesien pada Kelas VIP dan Kelas Utama I, dimana tarif ini menguntungkan bagi masyarakat ekonomi menengah atas. Sedangkan pada Kelas Utama II, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III tidak efesien karena tidak menguntungkan masyarakat yang kurang mampu
29
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Objekeprints.umm.ac.id/38215/3/BAB II.pdf · menggunakan ABC dengan metode konvensional. Pada kelas VIP, tarif yang dihasilkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Reviu Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1. Reviu Penelitian Terdahulu
No. Nama
(Tahun)
Judul/
Jurnal
Objek/Variabel/
Analisis
Hasil
1 Jayanti et
al.
(2014)
Penerapan
Activity
Based
Costing
pada tarif
jasa rawat
inap
rumah
sakit “.
Jurnal
Ilmu dan
Riset
Akuntansi.
Vol. 3 (9)
Objek : RS
Wiyung Sejahtera
Surabaya
Variabel : IV=
Activity Based
Costing.
DV= tarif jasa
rawat inap
Metode : kualitatif
Tarif VVIP lebih rendah pada
perhitungan dengan
menggunakan
ABC dengan metode
konvensional. Pada kelas VIP,
tarif yang dihasilkan hampir
sama,
sementara itu pada kelas I,
Kelas II, dan Kelas III, tarif
yang dihasilkan dengan
perhitungan
ABC lebih tinggi dibandingkan
dengan tarif konvensional
2 Hotmauli
et al.
(2015)
Analisa
penerapan
sistem
Activity
Based
Costing
dalam
menentuka
n besarnya
tarif jasa
rawat
inap”.
Jurnal
Ilmiah.
Vol. 19 (1)
: 1410-
3842
Objek : RSB.
Taman Harapan
Baru
Variabel : IV=
Activity Based
Costing.
DV= tarif jasa
rawat inap.
Metode :
deskriptif kualitatif
hasilnya
lebih efesien pada Kelas VIP
dan Kelas Utama I, dimana
tarif ini menguntungkan bagi
masyarakat ekonomi
menengah atas. Sedangkan
pada Kelas Utama II, Kelas I,
Kelas II, dan Kelas III tidak
efesien karena tidak
menguntungkan masyarakat
yang kurang mampu
9
3 Najah et
al.
(2016)
Penerapan
metode
Activity
Based
Costing
System
dalam
menentuka
n tarif jasa
rawat
inap”.
Journal of
accountin
g. Vol. 2
(2)
Objek : RSU. R.A
Kartini Kabupaten
Jepara
Variabel : IV=
Activity Based
Costing.
DV= tariff jasa
rawat inap
Metode :
Deskriptif
komparatif
Metode ABC dinilai lebih tepat
dan akurat dalam memberikan
informasi biaya.
hasil yang lebih
besar untuk Kelas I,Kelas II
dan Kelas III. Dan memberikan
hasil yang lebih kecil untuk
Kelas VIP A dan VIP B.
Terjadinya selisih harga
dikarenakan pada
metode Activity Based Costing,
pembebanan biaya overhead
pada masing-masing produk
B. Kajian Teori
1. Akuntansi Biaya
Mulyadi (2014: 1-7) Akuntansi biaya merupakan bagian dari dua tipe
akuntansi yaitu: akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Keduanya
memiliki kesamaan, yaitu kedua tipe akuntansi tersebut merupakan sistem
pengolah informasi yang menghasilkan informasi keuangan. Meskipun
informasi nonkeuangan merupakan informasi penting yang digunakan oleh
manajemen dalam pengelolaan perusahaan, namun hampir seluruh
informasi nonkeuangan tersebut berada diluar ruang lingkup akuntansi.
Kesamaan lainnya adalah dua tipe akuntansi tersebut berfungsi sebagai
penyedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi seseorang untuk
pengambilan keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi
untuk pemilihan alternatif yang dihadapinya, diantaranya adalah informasi
keuangan. Informasi keuangan ini dihasilkan oleh akuntansi. Namun
10
karena berbagai pengambil keputusan melakukan berbagai macam
pengambilan keputusan yang berbeda, maka informasi keuangan yang
diperlukan pun berbeda pula, sehingga diperlukan tipe akuntansi yang
berbeda pula untuk memenuhi kebutuhan pengambil keputusan tersebut.
Tugas akuntan adalah menyediakan informasi keuangan yang relevan dan
andal untuk memenuhi berbagai keperluan yang berbeda tersebut.
Perbedaan pokok antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
terletak pada:
a. Pemakai laporan akuntansi dan tujuan mereka
b. Lingkup informasi
c. Fokus informasi
d. Rentang waktu
e. Kriteria bagi informasi akuntansi
f. Disiplin sumber
g. Isi laporan
h. Sifat informasi
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau
jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek
kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.
Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian, serta
penafsiran informasi biaya adalah tergantung untuk siapa proses tersebut
ditujukan. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi
11
kebutuhan pemakai luar perusahaan. Dalam hal ini proses akuntansi biaya
harus memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan demikian
akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
Proses akuntansi biaya dapat ditujukan pula untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam perusahaan. Dalam hal ini akuntansi biaya harus
memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen. Dengan demikian
akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen.
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok: penentuan kos
produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus.
2. Pengertian Biaya
Mulyadi (2014: 8-10) Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya
tersebut diatas yaitu:
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b. Diukur dalam satuan uang
c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Horngren et al. (2008: 31) Akuntan mendefinisikan biaya sebagai
sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan
tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam jumlah uang yang harus
dibayarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa. Biaya aktual
(actual cost) adalah biaya yang terjadi (biaya historis atau masa lalu),
12
sedangkan biaya yang dianggarkan (budgeted cost) adalah biaya yang
diprediksi atau diramalkan (biaya masa depan).
3. Klasifikasi Biaya
Mulyadi (2014: 13-16) Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan
informasi biaya yang akurat dan tepat bagi manajemen dalam mengelola
perusahaan atau divisi secara efektif. Oleh karena itu biaya perlu
dikelompokkan sesuai dengan tujuan apa informasi biaya tersebut
digunakan, sehingga dalam pengelompokkan biaya dapat digunakan suatu
konsep ”Different Cost Different Purpose” artinya berbeda biaya berbeda
tujuan.
Carter (2009: 40-47) Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya
adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas
keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu
yang lebih ringkas. Untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas
dan penting. Klasifikasi biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam
hubungan dengan:
a. Produk
b. Volume produksi
c. Departemen dan pusat biaya
d. Periode akuntansi
e. Pengambilan keputusan
Biaya dalam hubungannya dengan produk
Dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi dan non produksi.
13
1) Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses
produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhed pabrik. Biaya produksi ini disebut juga
dengan biaya produk yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan
dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari
persediaan.
a) Biaya bahan baku langsung
Adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri
langsung kepada produk selesai.
Contoh: Kayu dalam pembuatan meubel, kain dalam
pembuatan pakaian.
b) Tenaga kerja langsung
Adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau
mengonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat
ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.
Contoh: Upah koki kue dan Upah tukang jahit, border dalam
pembuatan pakaian.
c) Biaya Overhead pabrik
Adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung tetapi membantu dalam megubah bahan
menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara
14
langsung kepada produk selesai. Biaya overhead dapat
dikelompokkan menjadi elemen:
(1) Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong)
Adalah bahan yang yang digunakan dalam
penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih
kecil dan biaya ini dapat ditelusuri secara langsung
kepada produk selesai. Contoh: Amplas, Pola kertas, Oli
dan minyak pelumas, staples dan aksesoris pakaian
(2) Tenaga kerja tidak langsung
Adalah tenaga kerja yang membantu dalam
pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri
langsung kepada produk selesai. Contoh: Gaji satpam
pabrik, gaji pengawas pabrik, resepsionis pabrik,
pegawai bagian gudang pabrik.
(3) Biaya tidak langsung lainnya
Adalah biaya selain bahan tidak langsung dan
tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam
pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri
langsung kepada produk selesai. Contoh: Pajak bumi dan
bangunan pabrik, listrik pabrik, air dan telephone.
Dua dari tiga unsur utama biaya produksi dapat digolongkan
secara terminology biaya sebagai berikut :
15
(a) Biaya Utama
Biaya utama adalah gabungan antara biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
(b) Biaya Konversi
Biaya konversi adalah biaya yang digunakan untuk
merubah bahan baku langsung menjadi produk selesai. Biaya
ini merupakan gabungan antara biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik.
2) Biaya non produksi
Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan
dengan proses produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya
komersial atau biaya operasi. Biaya komersial atau biaya operasi ini
juga digolongkan sebagai biaya periode yaitu biaya-biaya yang dapat
dihubungkan dengan interval waktu. Biaya ini dapat dikelompokkan
menjadi elemen:
a) Beban pemasaran
Beban pemasaran atau biaya penjualan adalah biaya yang
dikeluarkan apabila selesai dan siap dipasarkan ketangan