BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakter Kerja Keras a. Pengertian Karakter Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Salahudin (2013:42), menyatakan bahwa karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku. Menurut Samani (2012:43), menjelaskan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Karakter dapat terbentuk dengan adanya dorongan pendidikan, sehingga pendidikan karakter sangat penting untuk diterapkan. Yaumi (2014:7), mendefinisikan bahwa karakter merupakan kulminasi dari kebiasaan yang dihasilkan dari pilihan etik, perilaku, dan sikap yang dimiliki individu yang merupakan moral yang prima walalupun ketika tidak seorang pun melihatnya. Karakter mencangkup 6 Peningkatan Kerja Keras..., Nia Cucu Rahma Putri, FKIP UMP, 2015
26
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan ...repository.ump.ac.id/41/3/BAB II Nia.pdf · Pendidikan Karakter Kerja Keras . a. ... Ratna Megawangi (Kesuma, 2012 : 5), menyatakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendidikan Karakter Kerja Keras
a. Pengertian Karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), karakter
berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain. Salahudin (2013:42),
menyatakan bahwa karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu
nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan
berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan
terwujud dalam perilaku. Menurut Samani (2012:43), menjelaskan
bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun
pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun
pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta
diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter dapat terbentuk dengan adanya dorongan pendidikan,
sehingga pendidikan karakter sangat penting untuk diterapkan.
Yaumi (2014:7), mendefinisikan bahwa karakter merupakan
kulminasi dari kebiasaan yang dihasilkan dari pilihan etik, perilaku,
dan sikap yang dimiliki individu yang merupakan moral yang prima
walalupun ketika tidak seorang pun melihatnya. Karakter mencangkup
adalah strategi pembelajaran yang banyak dikembangkan dalam
pendidikan sains (pada pembelajaran kimia khususnya). Strategi ini
merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran kolaboratif dan
merupakan modifikasi dan pengembangan dari strategi POE (Custu
dalam Warsono 2012:95). Strategi POE dilandasi oleh teori pembelajaran
kontruktivisme yang beranggapan bahwa melalui kegiatan melakukan
prediksi, observasi, dan menerangkan sesuatu hasil pengamatan maka
struktur kognitifnya akan terbentuk dengan baik.
Pembelajaran kolaboratif dengan strategi PDEODE meliputi enam
langkah (Warsono, 2012:96):
a. Memprediksikan (predict), yaitu siswa membuat dugaan fenomena yang diamati dari situasi nyata sesuai dengan kemampuan siswa secara individu, misalnya memprediksi apakah suatu logam jika dimasukkan ke dalam air akan berkarat atau tidak.
b. Berdiskusi (disciss), yaitu siswa berdiskusi dalam sejumlah kelompok kolaboratif untuk saling tukar menukar gagasan tentang apa sesungguhnya yang terjadi terkait dengan fenomena alam tersebut.
c. Siswa dalam setiap kelompok diminta untuk memberikan penjelasan (explain) terkait latar belakang atau solusi fenomena tersebut, memaparkannya kepada kelompok lain dalam diskusi kelas. siswa
Peningkatan Kerja Keras..., Nia Cucu Rahma Putri, FKIP UMP, 2015
28
bekerja secara kelompok dalam suatu percobaan langsung dan mencatat hasil pengamatannya secara individu.
d. Pengamatan (observe), yaitu siswa mengamati perubahan fenomena, guru bertugas memandu siswa dalam melakukan pengamatan agar pengamatannya valid dan relevan sehingga dapat mencapai sasaran konsep.
e. Siswa berdiskusi kembali (discuss), siswa mempertemukan antara prediksi awal yang dibuatnya dengan hasil pengamatan nyata dari percobaan langsung tersebut. Siswa menganalisis dan saling tukar pendapat dengan para temannya dalam kelompok.
f. Penjelasan baru (explain), yaitu penjelasan dihadapan seluruh kelompok dalam kelas sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat memperoleh suatu informasi menyeluruh tentang konsep yang benar.
Strategi PDEODE merupakan modifikasi dan pengembangan dari
strategi POE, sedangkan menurut Warsono (2012:93), manfaat yang
dapat diperoleh dari implementasi strategi POE antara lain:
a. Dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan awal siswa, b. Memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran siswa, c. Membangkitkan diskusi, d. Memotivasi siswa agar berkeinginan untuk melakukan ekplorasi
konsep, e. Membangkitkan keinginan untuk menyelidiki.
Kekurangan dari strategi ini yaitu tidak cocok diterapkan untuk
semua pokok bahasan. Pokok bahasan yang tidak bersifat pengalaman
langsung (hand-on) sulit atau tidak dapat menggunakan strategi ini
(Warsono, 2012:95).
Berdasarkan uraian diatas, diharapkan strategi ini baik dan cocok
untuk diterapkan pada mata pelajaran IPA khususnya bagi sekolah dasar.
Manfaat dari PDEODE dalam penilitian ini yaitu dijadikan sebagai
strategi dalam melakukan pembelajaran IPA khususnya kelas IV pada
materi energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan.
Peningkatan Kerja Keras..., Nia Cucu Rahma Putri, FKIP UMP, 2015
29
B. Penelitian Yang Relevan
Keberhasilan pembelajaran yang dicapai dengan menggunakan
strategi PDEODE ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh N. L. Juni Sekartini, Dsk. Putu Permiti
dan I Gd. Margunayasa, 2013, yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Predict–discuss–explain–observe–discuss-explain terhadap
pemahaman Konsep IPA siswa kelas IV SD Gugus XII Kecamatan
Buleleng”. Subjek penelitian kelas IV. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA yang
signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran PDEODE dan kelompok yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD gugus XII
Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian
menggunakan penelitian eksperimen.
2. Penelitian oleh Nym. Sudarmi, Ni Kt. Suarni dan I Kt. Dibia, 2013, yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran PDEODE terhadap Hasil
Belajar IPA siswa Kelas IV SD di Gugus V Kecamatan Seririt”. Subjek
penelitian siswa kelas IV. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran PDEODE dan siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Jenis
penelitian menggunakan penelitian eksperimen.
Peningkatan Kerja Keras..., Nia Cucu Rahma Putri, FKIP UMP, 2015
30
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang diketahui bahwa kondisi siswa SD Negeri
1 Peguyangan sebelum belajar menggunakan strategi PDEODE prestasi
belajarnya masih rendah.. Sikap kerja keras siswa rendah sehingga prestasi
belajarnya menurun. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran
yang dapat mendorong siswa agar selalu mencari berbagai hal yang belum
diketahui. Guru juga harus dapat membuat suasana pembelajaran di kelas
lebih nyaman agar sikap kerja keras siswa meningkat, serta pembelajaran
menggunakan model yang menarik dan efisien. Strategi PDEODE diharapkan
dapat memecahkan masalah dalam proses pembelajaran serta meningkatkan
sikap kerja keras siswa dan prestasi belajar IPA materi energi panas dan
bunyi yang terdapat di lingkungan kelas IV SD Negeri 1 Peguyangan.
Strategi PDEODE yang akan dilaksanakan dalam penelitian rencana
penggunaannya seperti berikut:
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pikir Penelitian
D.
Kondisi awal Belum menggunakan metode pembelajaran
yang bervariatif
Rendahnya prestasi belajar
Melalui strategi PDEODE dapat meningkatkan sikap kerja keras
dan prestasi belajar IPA kelas IV SD Negeri 1 Peguyangan
Siklus II
Tindakan Siklus I Menggunakan
strategi PDEODE Refleksi
Kegiatan akhir
Peningkatan Kerja Keras..., Nia Cucu Rahma Putri, FKIP UMP, 2015
31
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Melalui strategi PDEODE dapat meningkatkan sikap kerja keras siswa
pada mata pelajaran IPA materi energi panas dan bunyi yang terdapat di
lingkungan kelas IV SD Negeri 1 Peguyangan.
2. Melalui strategi PDEODE dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi energi panas dan bunyi yang terdapat di
lingkungan kelas IV SD Negeri 1 Peguyangan.
Peningkatan Kerja Keras..., Nia Cucu Rahma Putri, FKIP UMP, 2015