7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi antara guru dan peserta didik dimana dalam proses tersebut bersifat timbal balik, proses transaksional juga terjadi antara peserta didik dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. Pembelajaran menurut Mohammad Surya dalam (Hernawan A. S; Asri; dan Laksmi Dewi, 2007: 3) adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Guru dalam proses tersebut mengajarkan bahasa sesuai dengan tujuan belajar serta hakikat bahasa yang diajarkan, sedangkan pembelajaran menurut Oemar Hamalik dalam (Hernawan A. S; Asra; dan Laksmi Dewi, 2007: 3) adalah metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan belajar peserta didik yang dirancang oleh guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar yang telah Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Amalia Nurrakhmaning Tyas, FKIP, UMP, 2016
30
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/1978/3/BAB II.pdf · 2017. 5. 26. · 3. Kosa kata, diksi atau pilihan kata - Diksi berkaitan dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi antara
guru dan peserta didik dimana dalam proses tersebut bersifat timbal
balik, proses transaksional juga terjadi antara peserta didik dan disepakati
oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran menurut Mohammad Surya dalam (Hernawan A. S;
Asri; dan Laksmi Dewi, 2007: 3) adalah suatu proses yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Guru dalam proses tersebut
mengajarkan bahasa sesuai dengan tujuan belajar serta hakikat bahasa
yang diajarkan, sedangkan pembelajaran menurut Oemar Hamalik dalam
(Hernawan A. S; Asra; dan Laksmi Dewi, 2007: 3) adalah metode yang
ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik
untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan belajar peserta didik yang dirancang oleh guru
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar yang telah
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Amalia Nurrakhmaning Tyas, FKIP, UMP, 2016
8
dirancang oleh guru merupakan usaha yang telah terencana melalui
prosedur atau metode tertentu yang telah dibuat oleh guru. Dalam proses
pembelajaran ini yang terpenting adalah adanya komunikasi timbal balik
antara guru dan peserta didik sehingga tujuan pembelajaran akan
tercapai.
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, menurut Basiran dalam
(Lestari Lili, 2013: 24) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai
konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya
tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri
dalam berbahasa. Semua itu dikelompokan menjadi kebahasaan,
pemahaman, dan penggunaan.
Tujuan pengajaran bahasa di sekolah dasar ialah untuk
mengembangkan keterampilan peserta didik dalam menggunakan bahasa
sesuai dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Pembelajaran
bahasa harus dapat memberikan pengetahuan dasar berbahasa.
Pembelajaran bahasa juga harus dapat membentuk sikap berbahasa yang
positif dan memberikan dasar untuk senantiasa menghargai bahasa
Indonesia dan dapat menikmati sastra Indonesia.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia
Untuk mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, guru
harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Amalia Nurrakhmaning Tyas, FKIP, UMP, 2016
9
diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-
aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya.
Akhadiah dalam (Mahfiroh Umi, 2011) menyatakan bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa di sekolah dasar ada beberapa prinsip
yang perlu diikuti antara lain:
1) Pembelajaran Bahasa Indonesia harus dilaksanakan sesuai dengan
fungsinya sebagai sarana komunikasi, penalaran, kebudayaan dan
persatuan.
2) Pembelajaran Bahasa Indonesia diselenggarakan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa bukan untuk memberikan
pengetahuan tentang bahasa.
3) Untuk mempelajari fungsi Bahasa Indonesia digunkan pendekatan
komunikatif, pendekatan proses, dan cara belajar siswa aktif.
d. Materi Penelitian
Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan
informasi secara tertulis dalam bentuk karangan,
pengumuman dan pantun anak.
Kompetensi Dasar : 8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik
sederhana dengan memperhatikan penggunaan
ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma dll).
Indikator yang akan dicapai dalam materi penelitian ini diantaranya:
1) Menentukkan tema atau topik karangan
2) Menentukkan judul berdasarkan tema yang telah ditentukan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Amalia Nurrakhmaning Tyas, FKIP, UMP, 2016
10
3) Menyusun kerangka karangan menggunakan model mind map
4) Menyusun karangan dengan menggunakan bahasa dan ejaan yang
disempurnakan
5) Mengetahui komponen dalam karangan
6) Membaca hasil karangan dengan intonasi yang tepat.
2. Keterampilan Menulis
Menulis adalah suatu proses menuangkan pikiran, gagasan, pendapat
tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau
pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa secara tertulis.
Menulis menurut Cahyani, I dan Rosmanah, I. A (2006: 98) merupakan
kemampuan seseorang untuk menggunakan lambang-lambang bahasa untuk
menyampaikan sesuatu baik berupa ide ataupun gagasan kepada orang lain
atau pembaca yang dilakukan dengan menggunakan bahasa tulisan. Berbeda
dengan Cahyani, menurut Tarigan, Henry Guntur (2008: 3) mengungkapkan
bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi dengan orang lain secara tidak langsung, tidak secara
tatap muka dengan orang lain.
Menulis juga dijelaskan sebagai suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Kegiatan menulis juga bermanfaat bagi seseorang, salah satunya
motivasi untuk tetap berminat dalam kegiatan menulis. Adanya motivasi
yang timbul dari diri seseorang merupakan hal yang terpenting agar
seseorang itu dapat terus berlatih menulis. Keterampilan menulis dapat
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Amalia Nurrakhmaning Tyas, FKIP, UMP, 2016
11
diasah terus menerus dan dikembangkan, karena keterampilan menulis ini
bukan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki sejak lahir.
Dari kedua pendapat di atas bahwa menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain dan merupakan suatu
kegiatan ekspresif serta produktif yang dimiliki oleh seseorang individu.
Pendapat ini sesuai dengan Marry S. Lawrence dalam (Slamet Y. St dan
Saddhono K, 2012: 96) bahwa menulis adalah mengkomunikasikan apa dan
bagaimana pikiran penulis. Pendapat ini diperjelas lagi oleh Byrne dalam
(Slamet Y. St dan Saddhono K, 2012: 103), keterampilan menulis pada
hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis
sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut
peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan
menuangkan buah pikiran tersebut secara lengkap dan jelas sehingga buah
pikiran tersebut dapat diterima baik oleh pembaca.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kemampuan
mengkomunikasikan atau menuangkan ide, pikiran yang dimiliki oleh
penulis agar dapat diterima baik oleh pembaca. Selain itu, keterampilan
menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara
tertulis untuk mengungkapkan sebuah gagasan dan mencangkup sebuah
gagasan, misalnya kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara
tepat, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, pilihan kata serta
yang lainnya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Amalia Nurrakhmaning Tyas, FKIP, UMP, 2016
12
3. Penilaian Keterampilan Menulis
Menulis merupakan suatu bentuk kompetensi berbahasa paling akhir
yang dikuasai peserta didik setelah kompetensi mendengarkan, berbicara,
dan membaca. Kompetensi menulis secara umum boleh dikatakan
keterampilan bahasa yang lebih suling dibanding dengan ketiga
keterampilan berbahasa yang lain. Hal itu disebabkan kompetensi menulis
menghendaki penguasaan unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu
sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi
pesan harus terjalin sehingga menghasilkan karangan yang runtut, padu, dan
berisi. Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan dalam menulis
diperlukan alat untuk mengukur yang dianggap mencerminkan kemampuan
peserta didik dalam menulis.
Kemampuan menulis menurut Nurgiyantoro (2010: 422-423) dapat
dinilai dengan jalan tes. Pada umumnya aktivitas orang dalam menghasilkan
bahasa tidak semata-mata hanya bertujuan demi menghasilkan bahas itu
sendiri, melainkan ada suatu hal yang ingin dikomunikasikan lewat bahasa.
Tugas menulis hendaknya bukan semata-mata tugas untuk memilih dan
menghasilkan bahasa saja, melainkan bagaimana mengungkapkan gagasan
dengan mempergunakan bahasa tulis secara tepat.
Penilaian menulis terutama karangan narasi hendaknya dilakukan
secara objektif dan menyeluruh. Penerapan model analitis menurut Haris
dalam (Nurgiyantoro, 2010: 306) dengan analisis unsur-unsur karangan.
Unsur-unsur yang dimaksud adalah content (isi, gagasan yang
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Amalia Nurrakhmaning Tyas, FKIP, UMP, 2016
13
dikemukakan), form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola
kalimat), style (gaya: pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan).
Untuk keperluan praktis, tiap unsur tersebut dapat ditentukan dengan bobot.
Adapun pembobotan pada tiap unsur tersebut tidak sama, karena
pembobotan yang sama akan dianggap tidak adil.
Model penilaian yang dilakukan oleh para ahli mengalami berbagai
modifikasi untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penilaian.
Modifikasi penilaian karangan narasi dilakukan untuk menyesuaikan bentuk
penilaian dengan aspek-aspek yang telah ditentukan. Penilaian yang
dilakukan oleh para ahli tersebut sebagai rujukan untuk menentukan
penilaian yang sesuai. Adapun hasil modifikasi menulis narasi peserta didik
yang terdiri dari isi, organisasi, kosa kata, penggunaan bahasa, dan mekanik.
Isi atau gagasan menyangkut penyampaian informasi dan kreativitas
pengembangan cerita. Organisasi menyangkut penyajian urutan, kejelasan
pengungkapan cerita, dan penyampaian pengetahuan informasi.
Kosa kata menyangkut pemilihan kosa kata. Bagian penggunaan
bahasa menyangkut struktur kalimat dan keefektifan kalimat yang
menggunakan anjuran. Bagian mekanik berisi penulisan kata dan pemakaian
tanda baca yang disesuaikan dengan ejaan yang disempurnakan. Tabel 2.1
berikut mendeskripsikan komponen penilaian dalam keterampilan menulis.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Amalia Nurrakhmaning Tyas, FKIP, UMP, 2016
14
Tabel 2.1 Penilaian Keterampilan Menulis Karangan
No. Indikator Pengamatan Deskripsi Skor
1. Isi (gagasan dalam cerita) - Kesesuaian cerita dengan tema
4
- Kejelasan jalannya cerita
- Mengembangkan ide-ide
menjadi kalimat-kalimat yang
runtut
- Ide yang digunakan sesuai
dengan tema
2. Organisasi (struktur kalimat) - Struktur alinea runtut
4
- Menggunakan kalimat
komunikatif
- Kalimat jelas dan tidak
membingungkan
- Kalimat antar paragraf saling
berkaitan
3. Kosa kata, diksi atau pilihan
kata
- Diksi berkaitan dengan tema
4
- Menghindari ambiguitas
- Santun dalam menggunakan kata
- Menggunakan bahasa Indonesia
baku
4. Mekanik (tanda baca dan
ejaan)
- Menggunakan tanda baca sesuai
dengan intonasi
4
- Menggunakan tanda baca di
tengah kalimat dengan tepat
- Menggunakan tanda baca di
akhir kalimat dengan tepat
- Menulis kata dengan ejaan yang
benar
5. Kerapian tulisan - Tulisan mudah dibaca
4
- Tidak ada coretan dalam
karangan
- Ukuran huruf abjad dituliskan
dengan benar
- Tulisan rapi
(Sumber : Nurgiyantoro, 2013: 439)
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Amalia Nurrakhmaning Tyas, FKIP, UMP, 2016
15
4. Menulis Karangan Narasi
a. Pengertian Karangan
Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi
berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Dalam
kegiatan menulis penulis selalu mencari jalan untuk menghidupkan
ekspresi dari ide-ide yang tertuang dari pikiran penulis itu sendiri. Salah
satu aktivitas menulis yang dapat dilakukan adalah dengan cara membuat
sebuah karangan.
Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata,
kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema
tertentu (Finoza, 2013: 250). Berbeda dalam KBBI (2007: 506) yang
menyatakan bahwa karangan adalah perbuatan atau pekerjaan
mengarang. Dari pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa
karangan merupakan perbuatan atau hasil akhir dari karya seseorang
terhadap ulasan topik dan tema tertentu.
b. Tujuan Menulis Karangan
Tujuan utama menulis karangan adalah sebagai sarana
komunikasi tidak langsung. Tujuan menulis banyak sekali ragamnya.
Tujuan menulis secara umum adalah memberikan arahan, menjelaskan
sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan.
Tujuan yang baik memerlukan tujuan yang jelas agar isi dari
tulisan tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Hugo
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Amalia Nurrakhmaning Tyas, FKIP, UMP, 2016
16
Hartig dalam (Tarigan Henry Guntur, 2008: 25-26) mengklasifikasi
tujuan penulisan, antara lain:
1) Assignment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis
menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri
(misalnya siswa yang diberi tugas merangkum buku).
2) Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menayakan para pembaca, menghindarkan
kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca, memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
Tujuan altruistic adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan ini bertujuan untuk menyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan.
4) Informational purpose (tujuan informasional)
Tulisan ini bertujuan memberikan informasi atau keterangan/