BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli Lingkungan Lingkungan berdampingan dengan kehidupan manusia sejak dari manusia itu lahir. Manusia dituntut untuk selalu menjaga dan melestarikan lingkungan, karena hidup manusia bergantung oleh lingkungan. Lingkungan menurut Uno (2011: 137) merupakan salah satu potensi yang diciptakan oleh Allah SWT untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup di dunia yang perlu dijaga kelestariannya. Manusia hidup berdampingan dengan alam, oleh karena itu manusia dituntut untuk mempunyai sikap peduli lingkungan. Peduli lingkungan menurut Daryanto (2013: 150) yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Indikator peduli lingkungan di sekolah menurut Daryanto (2013: 150) dalam Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah disajikan pada table 2.1 berikut: 7 Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017
21
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Peduli Lingkungan
Lingkungan berdampingan dengan kehidupan manusia sejak dari
manusia itu lahir. Manusia dituntut untuk selalu menjaga dan
melestarikan lingkungan, karena hidup manusia bergantung oleh
lingkungan. Lingkungan menurut Uno (2011: 137) merupakan salah
satu potensi yang diciptakan oleh Allah SWT untuk digunakan sebagai
pemenuhan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup di dunia yang
perlu dijaga kelestariannya. Manusia hidup berdampingan dengan alam,
oleh karena itu manusia dituntut untuk mempunyai sikap peduli
lingkungan. Peduli lingkungan menurut Daryanto (2013: 150) yaitu
sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Indikator peduli lingkungan di sekolah menurut Daryanto (2013:
150) dalam Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah disajikan
pada table 2.1 berikut:
7
Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017
8
Tabel 2.1 Indikator Peduli Lingkungan
Nilai
Karakter Indikator
Peduli
Lingkungan
Membersihkan WC.
Membersihkan tempat sampah.
Membersihkan lingkungan sekolah.
Memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman.
Ikut memelihara taman di halaman sekolah.
Ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan.
Indikator di atas adalah indikator jenjang Sekolah Dasar (SD)
kelas 4-6 pada karakter peduli lingkungan. Indikator karakter sebagai
pacuan atau pedoman guru dalam menerapkan dan menilai karakter
siswa di sekolah. Indikator nilai karakter juga disesuaikan dengan mata
pelajaran yang ada di sekolah.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peduli lingkungan
memiliki beberapa indikator yaitu membersihkan WC, membersihkan
tempat sampah, membersihkan lingkungan sekolah, memperindah kelas
dan sekolah dengan tanaman, ikut memelihara taman di halaman
sekolah, dan ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan sekolah. Indikator
tersebut harus dikembangkan agar guru mengetahui seberapa besar
siswa yang telah peduli terhadap lingkungan di sekolah. Guru juga
perlu bekerja sama dengan orang tua mengenai penerapan peduli
lingkungan di kehidupan siswa sehari-hari.
Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017
9
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil dari kemampuan siswa terhadap
materi belajar. Prestasi menjadi tolak ukur keberhasilan proses
pembelajaran. Pengertian prestasi belajar yang dijelaskan oleh Arifin
(2013: 12-13) mengatakan bahwa, kata prestasi berasal dari bahasa
Belanda yaitu prestatie, dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang
berarti hasil usaha. istilah prestasi belajar (achievement) berbeda
dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi Belajar menurut
Mulyasa (2014: 189) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh
seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada
hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan
dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek
pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan
dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian,
olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial
dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang
kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan
kemampuan masing-masing. Fungsi dari prestasi belajar antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasi siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017
10
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi
pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan
dengan kebutuhan masyarakat dan siswa. Indikator ekstern dalam
arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator
tingkat kesuksesan siswa di masyarakat. Asumsinya adalah
kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan
masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
siswa. Siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan dalam
proses pembelajaran, karena diharapkan siswa dapat menyerap
seluruh materi pelajaran.
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor
internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Ahmadi
(2013: 138) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar, antara lain:
Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017
11
Faktor internal:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan
sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas :
a) Faktor intelektif yang meliputi:
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor eksternal:
1) Faktor sosial yang terdiri dari:
a) Lingkungan keluarga
b) Lingkungan sekolah
c) Lingkungan masyarakat
d) Lingkungan kelompok
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi, kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017
12
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu dari dalam diri siswa itu
sendiri yang di dorong oleh faktor luar yaitu berupa faktor keluarga, dan
faktor lingkungan masyarakat. Jika faktor dari dalam sudah baik, maka
faktor yang berpengaruh besar yaitu dari keluarga dan lingkungan
masyarakat. Peran orangtua untuk mendidik akan berpengaruh pada
prestasi belajar siswa di sekolah.
3. Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan salah satu
model pembelajaran yang inovatif. CTL merupakan model
pembelajaran yang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga siswa dapat memahami dan menerapkannya langsung
dikehidupan nyata. Johnson (2006: 19) menyebutkan bahwa:
“…an educational process that aims to help students see
meaning in the academic material they are studying by
connecting academic subjects with the context of their daily
lives, that is, with context of their personal, social, and cultural
circumstance. To achieve this aim, the system encompasses the
following eights components: making meaningful connections,