BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerja Keras a. Pengertian Kerja Keras Kerja keras merupakan salah satu dari 18 karakter bangsa yang dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran di sekolah. Kerja keras (Kesuma, 2012:17) adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, tetapi istilah yang dimaksud adalah mengarah pada misi besar yang harus dicapai untuk kebaikan/kemaslahatan manusia (umat) dan lingkungannya. Mengingat arah istilah kerja keras, maka upaya untuk memaslahatkan manusia dan lingkungannya merupakan upaya yang tidak ada hentinya sampai kiamat tiba. Elfindri, dkk (2012:102), menyatakan bahwa kerja keras adalah sifat seseorang yang tidak mudah berputus asa yang disertai kemauan keras dalam berusaha dalam mencapai tujuan dan cita- citanya. Orang dengan karakter ini cenderung berusaha memaksimalkan potensi yang dimilikinya dalam penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Karakter ini muncul sebagai wujud dorongan motivasi yang kuat serta orientasi ke depan yang jelas. Orang ini 9 Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
38
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerja Kerasrepository.ump.ac.id/2856/3/FITRIA NUR HANDAYANI BAB II.pdf · b. Ciri-ciri Prestasi Belajar Ciri prestasi belajar menurut Slameto
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kerja Keras
a. Pengertian Kerja Keras
Kerja keras merupakan salah satu dari 18 karakter bangsa
yang dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran di sekolah. Kerja
keras (Kesuma, 2012:17) adalah suatu istilah yang melingkupi suatu
upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam
menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja
keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, tetapi istilah
yang dimaksud adalah mengarah pada misi besar yang harus dicapai
untuk kebaikan/kemaslahatan manusia (umat) dan lingkungannya.
Mengingat arah istilah kerja keras, maka upaya untuk memaslahatkan
manusia dan lingkungannya merupakan upaya yang tidak ada hentinya
sampai kiamat tiba.
Elfindri, dkk (2012:102), menyatakan bahwa kerja keras
adalah sifat seseorang yang tidak mudah berputus asa yang disertai
kemauan keras dalam berusaha dalam mencapai tujuan dan cita-
citanya. Orang dengan karakter ini cenderung berusaha
memaksimalkan potensi yang dimilikinya dalam penyelesaian suatu
tugas atau pekerjaan. Karakter ini muncul sebagai wujud dorongan
motivasi yang kuat serta orientasi ke depan yang jelas. Orang ini
9
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
10
biasanya selalu berpikir positif dan tidak mudah dipatahkan oleh
rintangan yang menghalanginya. Karakter ini sangat diperlukan
ditengah dunia yang semakin dinamis, kompetisi dan persaingan yang
semakin tajam.
Kerja keras merupakan usaha yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam
kegiatan pembelajaran tentu sangat diperlukan adanya penanaman
karakter perilaku kerja keras. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan agar
kelak jika anak didik sudah dewasa mereka akan terbiasa untuk
berusaha dengan sungguh-sungguh atau bekerja keras dalam mencapai
apa yang diinginkan. Kerja keras dalam penelitian ini merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan usaha belajar siswa untuk dapat
memperoleh hasil yang maksimal. Siswa dilatih untuk lebih giat
belajar melalui proses pembelajaran yang menantang dan
menyenangkan.
b. Karakteristik Kerja Keras
Karakteristik kerja keras menurut (Kesuma, 2012:17) adalah
perilaku seseorang yang dicirikan oleh kecenderungan berikut:
1) Merasa risau jika pekerjaannya belum terselesaikan sampai tuntas.
2) Mengecek/memeriksa terhadap apa yang harus dilakukan/apa yang
menjadi tanggungjawabnya.
3) Mampu mengelola waktu yang dimilikinya.
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
11
4) Mampu mengorganisasi sumber daya yang ada untuk
menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnnya.
c. Indikator Keberhasilan Kerja Keras
Indikator keberhasilan karakter kerja keras menurut Fitri
(2012:41) yaitu sebagai berikut:
1) Pengelolaan pembelajaran yang matang
2) Mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi
3) Berkompetisi secara fair
4) Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Arifin (2011:12) menyatakan bahwa prestasi berasal dari
bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia
menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar itu
berbeda dengan hasil belajar. Prestasi belajar pada umumnya
berkenaan dengan pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek
pembentukan watak peserta didik. Prestasi belajar merupakan suatu
masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia,
karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Salvador Algarabel and Carmen Dasí (2001:44) menyatakan
pendapatnya mengenai definisi prestasi, yaitu:
In the Standards for test construction (APA, 1999)
achievement is viewed basically as the competence a person
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
12
have in a area of content. This competence is the result of many
intellectual and nonintellectual variables, although in this
paper we concentrate exclusively on the former.
Pada dasarnya prestasi merupakan suatu kompetensi yang
dimiliki oleh seseorang. Kompetensi ini adalah hasil dari upaya
seseorang baik yang intelektual maupun non intelektual. Kompetensi
intelektual misalnya prestasi yang diperoleh seseorang dalam lingkup
pendidikan formal di sekolah yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan. Sedangkan prestasi non intelektual merupakan prestasi
yang tidak berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
Untuk mengukur dan mengetahui prestasi belajar seseorang
dilakukan melalui tes prestasi. Tes prestasi ini sebagai alat evaluasi
untuk mengukur seberapa jauh pengetahuan seseorang terhadap hal
yang dia pelajari. Kaplan dan Succuzzo (2005: 317) menyebutkan
bahwa:
Standardized achievement tests had as their goal the end
point evaluation of a students knowledge after a standard
course of training. In such tests, validity is determined
primarily by content-related evidence. in other words, these
tests are considered valid if they adequately sample the domain
of the construct being assessed.
Standarisasi prestasi merupakan kemampuan yang dijadikan
sebagai tujuan akhir dari titik evaluasi pengetahuan siswa setelah
mereka melaksanakan pelatihan atau belajar. Tes ini dikatakan sah
apabila telah terbukti validitasnya.
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
13
Prestasi belajar sangat berkaitan dengan kegiatan belajar,
karena kegiatan belajar merupakan suatu proses sedangkan prestasi
belajar merupakan hasil dari proses belajar. Untuk memahami
pengertian prestasi belajar itu bertitik tolak pada pengertian belajar itu
sendiri. Para ahli mengemukakan berbagai pengertian belajar yang
berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut.
Gagne dalam (Suprijono, 2011:2) menyatakan bahwa belajar
adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh
langsung dari proses pertumbuhan seorang secara alamiah. Kegiatan
atau tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan psikis dan fisis yang
saling bekerjasama secara terpadu dan komprehensif integral. Sejalan
dengan itu, belajar dapat dipahami sebagai berusaha atau berlatih
supaya mendapat suatu kepandaian. Dalam implementasinya, belajar
adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, perilaku dan
ketrampilan dengan cara mengolah bahan ajar.
Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena
itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan
perubahan dalam arti belajar. Pendapat lain dari Djamarah dan Zain
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
14
(2010:38) menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah
“perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya
melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua
perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya perubahan fisik,
mabuk, gila, dan sebagainya.
Belajar tidak selamanya memerlukan kehadiran seorang guru.
Cukup banyak aktivitas yang dilakukan oleh seseorang di luar dari
keterlibatan guru. Belajar di rumah cenderung menyendiri dan terlalu
banyak mengharapkan bantuan dari orang lain. Apalagi aktivitas
belajar itu berkenaan dengan kegiatan membaca sebuah buku tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah dari tidak tahu menjadi tahu, tidak
bisa menjadi bisa, berubah sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya,
kecakapan dan kemampuannya, daya kreasinya, daya penerimaannya
dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Sedangkan prestasi belajar
merupakan hasil yang diperoleh oleh seseorang setelah dia melakukan
proses belajar baik itu dalam lingkup intelektual maupun
nonintelektual.
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
15
b. Ciri-ciri Prestasi Belajar
Ciri prestasi belajar menurut Slameto (2010:3-4) yaitu ciri-
ciri perubahan tingkah laku yang berupa:
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
c. Prinsip-Prinsip Prestasi Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar mempunyai prinsip-prinsip
yang dapat dipakai sebagai dasar dalam pelaksanaan pembelajaran,
baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya, maupun
bagi guru untuk meningkatkan kegiatan mengajarnya.
Suprijono (2011:4-5) mengemukakan beberapa prinsip
belajar antara lain:
1) Prinsip belajar sebagai perubahan tingkah laku
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan
yang disadari.
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
16
b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
d) Positif atau berakumulasi.
e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
f) Permanen atau tetap.
g) Bertujuan dan terarah.
h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong oleh
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses
sestemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan
kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.
3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya
adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Slameto
(2010:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
Faktor intern ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu faktor jasmaniah,
faktor psikologis dan faktor kelelahan.
a) Faktor jasmaniah
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
17
1) Faktor kesehatan, yaitu dalam keadaan baik segenap badan
serta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan
seseorang akan berpengaruh terhadap belajarnya. Proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah,
kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan, kelainan-
kelainan fungsi alat indra serta tubuhnya. Agar seseorang
dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya tetap terjamin.
2) Cacat tubuh, yaitu suatu yang menyebabkan kurang baik
atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badannya.
Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah
tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain.
Keadaan cacat tubuh juga akan mempengaruhi belajar.
Siswa yang cacat belajarnya juga akan terganggu.
b) Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang termasuk
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar antara lain yaitu:
1) Intelegensi, yaitu kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
18
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya
dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar.
2) Perhatian, yaitu keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu
pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal)
atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil
belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
yang baik terhadap bahan yang dipelajarinya
3) Minat, yaitu kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat
selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ akan
diperoleh kepuasan.
4) Bakat, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan. Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar
atau berlatih.
5) Motif, yaitu daya penggerak atau pendorong untuk
melalukan sesuatu demi tercapainya tujaun yang
diinginkan.
6) Kematangan, adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah
siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
19
7) Kesiapan, merupakan kesediaan untuk memberi response
atau beraksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang
dan berhubungan dengan kematangan, karena kematangan
itu berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah
lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
2. Faktor Ekstern, yaitu faktor dari luar siswa. Faktor ekstern yang
berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi 3
faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
a) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
20
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran
dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengeruh tersebut terjadi
karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat
yang dapat mempengaruhi belajar antara lain kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat.
3. Hakikat Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode
Metode (Rohani, 2004:118) adalah suatu cara kerja yang
sistematik dan umum. Metode berfungsi sebagai alat untuk mencapai
suatu tujuan. Makin baik suatu metode makin efektif pula dalam
pencapaiannya. Tetapi, tidak ada satu metode pun yang dikatakan
paling baik atau dipergunakan bagi semua macam usaha pencapaian
tujuan. Baik tidaknya, tepat tidaknya suatu metode dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor utama yang menentukan metode adalah tujuan
yang akan dicapai.
Menurut Djamarah dan Zain (2010:46) metode merupakan
suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Metode pembelajaran diperlukan oleh guru dalam proses
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
21
kegiatan belajar mengajar dan penggunaannya pun bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran selesai. Seorang
guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila tidak menguasai
satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para
ahli psikologi dan pendidikan.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran merupakan suatu cara yang berisi tentang
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Metode
merupakan alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar
mengajar. Sedangkan strategi merupakan sarana atau alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran, maka metode merupakan alat untuk
mencapai tujuan belajar.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Metode Pembelajaran
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru tidak
harus terpaku dengan menggunakan satu metode saja, tetapi guru
sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya
pembelajaran tidak membosankan dan akan menarik perhatian peserta
didik. Tetapi, penggunaan metode yang bervariasi tidak akan
menguntungkan kegiatan belajar mengajar apabila penggunaannya
tidak tepat dan tidak sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan
dengan kondisi psikologis peserta didik.
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
22
Surakhmad (dalam djamarah dan Zain, 2010:46)
mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan
metode mengajar sebagai berikut:
1) Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya
2) Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
3) Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
4) Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
5) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
Tujuan pembelajaran yang jelas dan tepat akan membantu
dalam merencanakan kegiatan pengajaran, salah satunya dapat
membantu pemilihan metode belajar mengajar. Sifat dan keluasan
suatu bahan pengajaran dapat pula menjadi acuan untuk menerapkan
suatu jenis metode. Kemampuan guru juga mempengaruhi pemilihan
metode pembelajaran. Suatu metode yang dipergunakan guru untuk
mengajar haruslah dikuasai betul olehnya. Metode yang kurang baik di
tangan seorang guru bisa jadi baik sekali di tangan guru yang lain.
Selain itu, penggunaan metode pengajaran juga harus
mempertimbangkan keadaan/kesediaan peserta didik. Kemampuan dan
karakteristik peserta didik itu berbeda-beda. Kecocokan penggunaan
suatu metode itu pun relatif. Untuk itulah guru perlu menggunakan
lebih dari satu metode dan menggunakan metode yang bervariasi
hingga tidak menimbulkan kejenuhan dan keberhentian minat belajar
peserta didik. Situasi pengajaran juga menjadi faktor penting dari
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
23
pelaksanaan suatu metode. Suasana atau situasi kelas pengajaran yang
berkaitan dengan semangat belajar, cuaca, keadaan lingkungan
kelas/sekolah, perlu dipertimbangkan secara cermat oleh guru dalam
menentukan penggunaan suatu metode pembelajaran.
4. Metode Pembelajaran Team Quiz
a. Pengertian Metode Pembelajaran Team Quiz
Banyak pengajar memakai sistem kompetisi dalam
pembelajaran dan penilaian peserta didik. Dalam metode pembelajaran
kompetisi, siswa belajar dalam suasana persaingan. Tidak jarang pula,
guru memakai imbalan atau penghargaan sebagai sarana untuk
memotivasi siswa dalam memenangkan kompetisi dengan siswa
lainnya. Metode pembelajaran dengan kompetisi bisa menimbulkan
rasa cemas yang dapat memacu siswa untuk meningkatkan kegiatan
belajar mereka.
Team Quiz merupakan salah satu metode pembelajaran aktif
yang dapat mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang
dipelajarinya. Michael prince (2004:1) menyatakan pendapatnya
mengenai pengertian pembelajaran aktif. Pendapat tersebut yaitu :
Active learning is generally defined as any instructional
method that engages students in the learning process. In short,
active learning requires students to do meaningful learning
activities and think about what they are doing. … The core
elements of active learning are student activity and engagement
in the learning process.
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
24
Pendapat tersebut menyatakan bahwa pembelajaran aktif
pada umumnya didefinisikan sebagai metode apapun instruksional
yang melibatkan siswa dalam proses belajar. Singkatnya, pembelajaran
aktif melibatkan siswa secara langsung untuk melakukan kegiatan
belajar bermakna dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan.
Unsur-unsur inti dari pembelajaran aktif adalah aktivitas siswa dan
keterlibatannya dalam proses belajar.
Pada pelaksanaan metode Team Quiz melibatkan siswa
secara langsung dalam proses belajar mengajar, karena inti dari
pembelajaran dengan metode ini yaitu siswa melaksanakan permainan
kuis kelompok dengan membuat pertanyaan untuk tim lain dan
menjawab pertanyaan dari tim lain. Kompetisi antar tim dapat memacu
siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka dan dapat
memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Silberman (2011:175)
menyatakan bahwa teknik tim ini dapat meningkatkan rasa
tanggungjawab siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara yang
menyenangkan dan tidak mengancam atau tidak membuat mereka
takut.
Metode Team Quiz dapat menjadikan siswa lebih giat belajar,
seperti yang diungkapkan oleh Leigh Stelzer dan Joan Coll-Reilly
(2010:8) yang berpendapat mengenai keuntungan menggunakan
metode Team Quiz dalam embelajaran di kelas. Pendapat tersebut
yaitu :
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
25
Knowing they would be quizzed on the chapter material,
students would be motivated to read the chapter and prepare for
the quiz on the assigned day. Additionally, believing other
members of the team were depending on them, students would
be motivated to prepare for the quiz. Team spirit, group
pressures or feelings of shared responsibility would stimulate
their individual motivation (LaFasto, 1989; Tan & Tan, 2008).
Students who experienced that they were the weak contributors
to team success would increase their preparation and over time
increase their contribution to the team. Clark (Nowak et. al.,
1996) argued that team testing stimulates students’ sense of
responsibility. Finally, students who initially did not learn the
material on their own by individual study would learn from
other students and, thus, take advantage of the pooling of
knowledge (Nzeogwu, 1997).
Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan metode Team Quiz dapat
memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Siswa membuat pertanyaan
dalam tim untuk pelaksanaan kuis, dengan mengetahui hal tersebut
maka mereka akan termotivasi untuk mempelajari materi pada bab
yang sedang dibahas dan mempersiapkan diri untuk perlombaan kuis
antar tim. Semangat tim, tekanan untuk berkompetisi dengan tim lain
atau perasaan tanggung jawab bersama akan merangsang motivasi
individu dari setiap anggota tim. Siswa yang mempunyai kemampuan
yang kurang akan meningkatkan persiapan diri mereka dari waktu ke
waktu agar dapat meningkatkan kontribusi mereka terhadap timnya.
Kompetisi antar tim akan meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.
Akhirnya, siswa yang awalnya tidak belajar sendiri akan belajar dari
siswa lain, dengan demikian, keuntungan yang didapatkan yaitu siswa
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
26
akan lebih giat belajar, berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
mempelajari materi dan pengetahuan siswa akan bertambah.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Team Quiz
Adapun langkah-langkah metode Team Quiz (Suprijono,
2011:114) adalah:
1) Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga bagian.
2) Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu A, B, dan C.
3) Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran, kemudian
mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal
10 menit.
4) Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan-
pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan.
Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi
catatan mereka.
5) Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada
kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan,
lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.
6) Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika
kelompok C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok B.
7) Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk
kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti
proses untuk kelompok A.
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
27
8) Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan
penyampaian materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C
sebagai kelompok penanya.
9) Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan
sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.
Upaya peningkatan kerja keras belajar siswa pada menelitian
tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan melalui penerapan
metode pembelajaran Team Quiz. Pelaksanaan metode pembelajaran
Team Quiz banyak melibatkan siswa secara langsung sehingga siswa
akan lebih aktif dalam pembelajaran. Pada sesi kuis, siswa dituntut
untuk membuat pertanyaan dalam kelompoknya saat bertugas sebagai
tim penanya. Ketika menjadi tim penjawab pertanyaan siswa harus
berlomba untuk menjawab pertanyaan dalam kuis, dalam menjawab
pertanyaan itu siswa harus beradu cepat dengan tim lain, sehingga
siswa harus lebih bekerja keras dalam belajar, sungguh-sungguh dalam
mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, dan lebih tekun
mempelajari materi yang telah disampaikan agar dapat menjadi tim
yang unggul. Pada proses inilah guru menanamkan karakter kerja
keras dan mengupayakan agar perilaku kerja keras siswa dapat
meningkat.
c. Keunggulan dan Kelemahan Metode Team Quiz
Dalam pembelajaran aktif yang menerapkan metode Team
Quiz ini juga memiliki keunggulan dan kelemahan (Araliman.1991.
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
28
tersedia di blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html)
yaitu sebagai berikut:
1. Keunggulan metode Team Quiz, yaitu:
a) Dapat meningkatkan keseriusan dalam belajar
b) Dapat menghilangkan stress dalam lingkungan belajar
c) Mengajak siswa untuk terlibat penuh
d) Meningkatkan proses belajar
e) Membangun kreatifitas diri
f) Meraih makna belajar melalui pengalaman
g) Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar
h) Menambah semangat dan minat belajar
2. Kelemahan metode Team Quiz, yaitu:
a) Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas
saat keributan terjadi
b) Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok
tersebut, yakni yang bisa menjawab kuis, karena permainan
kuis merupakan permainan yang dituntut cepat dan
memberikan kesempatan diskusi yang singkat.
c) Waktu yang diberikan sangat terbatas jika kuis dilaksanakan
oleh seluruh tim dalam satu pertemuan.
5. Ilmu Pengetahuan Sosial di SD
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
29
Pengertian IPS di tingkat persekolahan itu mempunyai makna
yang berbeda, disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta
didik. Trianto (2011:171) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,
seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan
budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari
aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. IPS atau studi sosial
merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi
materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
Pendapat lain dari Savage (1996:9) menyatakan bahwa
“Social studies is the integrated study of the social sciences and
humanities to promote civic competence. Within the school program,
social studies provides coordinated systematic study drawing upon
such disciplines as antropology, archaeology, economics, geography,
history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and
natural sciences, as well as appropriate content from the humanites,
mathematics, and naturl sciences. The primary purpose of social
studies is to help young people develop the ability to make informed
and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally
diverse, democratic society in an interdependent world.”
Ilmu sosial adalah terintegrasi studi ilmu sosial dan
kemanusiaan untuk mempelajari kompetensi kewarnanegaraan. Dalam
program, sekolah ilmu sosial menyediakan berkoordinasi studi
sistematis gambar pada seperti disiplin sebagai antropology, arkeologi,
ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi,
agama, dan ilmu pengetahuan alam, serta sesuai konten dari
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
30
humanites, matematika, dan ilmu alam. Tujuan utama dari ilmu sosial
untuk membantu kaum muda mengembangkan kemampuan untuk
membuat keputusan informasi untuk kepentingan umum sebagai warga
negara dari suatu budaya beragam, masyarakat demokrasi bergantung
dalam sebuah dunia
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI/SDLB . IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Mata pelajaran IPS ini memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara
manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak
didiktumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,
dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di
lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan
menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial
masyarakatnya, Kosasih dalam (Trianto, 2011:173).
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
31
Pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur
pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pembelajarannya
bukan sebatas pada upaya mengajarkan kepada siswa mengenai
sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada
upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya
sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni
kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah
sebenarnya penekanan misi dari pendidikan IPS. Oleh karena itu,
rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan
sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar
pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat
bagi siswa, Kosasih dan Hamid Hasan dalam (Trianto, 2011:174).
Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu disiplin ilmu
sosial yang mempelajari tentang perilaku mannusia yang berlangsung
dalam proses kehidupan sehari-hari dalam upaya menjelaskan
mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan. Mata
pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih
luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
32
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Trianto (2011:176) tujuan utama Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka
terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan
trampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat. Tujuan tersebut dapat
dicapai apabila program-program pelajaran IPS di sekolah
diorganisasikan secara baik.
Jarolimek (1977:4) berpendapat bahwa “There are numerous
goal statements for social studies education. NCSS a professional
association, has issued statements dealing with the role of the social
studies, as have many school districts and state departments of
education. Nearly all of the fifty states specify the teaching of certain
elements of social studies in their education codes. The following are
typical examples of what is expected of social studies education:
1. Knowledge and information goals
2. Attitude and value goals
3. Skills goals
a. Social skills
b. Study skills and work habits
c. Group-work skills
d. Intellectual skills
Ada banyak pernyataan tujuan pendidikan ilmu sosial.
Beberapa contoh khas yang diharapkan dari Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) yaitu: 1) IPS memberikan pengetahuan dan informasi yang
disampaikan dalam berbagai bidang disiplin ilmunya; 2) tujuan sikap
dan nilai; 3) tujuan keterampilan, melipiti ketrampilan sosial,
ketrampilan belajar, ketrampilan kerja sama, ketrampilan intelektual
dan ketrampilan kerja.
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
33
Trianto (2011:125-126), menyatakan bahwa mengacu pada
tujuan pembelajaran IPS yang tercantum di dalam Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan, maka pembelajaran IPS dilakukan agar
siswa dapat mencapai kompetensi-kompetensi sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam
kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local,
nasional dan global.
Mempelajari IPS berarti mempelajari berbagai konsep dan
proses yang berhubungan dengan IPS. Proses IPS dapat dijabarkan ke
dalam ketrampilan berpikir atau ketrampilan dasar. Dalam mata
pelajaran IPS siswa secara bertahap dibimbing agar memiliki
ketrampilan dasar IPS yang digunakan untuk mengenal dan memahami
berbagai konsep IPS.
Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial, para ahli sering
mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari
program pendidikan tersebut. Gross dalam (Trianto, 2011:173)
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
34
menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk
mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya di masyarakat. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah
untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa menggunakan
penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang
dihadapinya, Gross dalam (Trianto, 2011:173).
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk
mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan
lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan
tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya dibutuhkan suatu pola
pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut.
c. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial
Seperti ilmu pengetahuan yang lainnya IPS pun memiliki
beberapa karakteristik. Karakteristik mata pelajaran IPS ini berbeda
dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu
sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hokum
dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas
dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.
Menurut (Trianto, 2011:174-175) mata pelajaran IPS
memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut:
Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013
35
1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,
sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari
struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang
dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau
topik (tema) tertentu.
3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut
berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner.
4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip
sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan,
struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan
hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan,
keadilan dan jaminan keamanan.
6. Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Indonesia
a. Keragaman
Menurut Setiadi, Hakam dan Effendi (2009:147) keragaman
berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia