Top Banner
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Rasa Ingin Tahu Sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan karakter dirinya. Samani (2012: 43) mendefinisikan karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Karakter digunakan sebagai pijakan seseorang dalam berpikir, bertindak, dan bersikap. Pikiran dan tindakan yang ditunjukkan seseorang merupakan wujud sebuah karakter dalam diri. Kemendiknas (2010: 3) menyebutkan karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Karakter disusun oleh beberapa komponen kebaikan diantaranya kejujuran, keberanian, rasa rohmat, dll. Hubungan dengan manusia lain, karakter menjadikan seseorang bersikap sesuai dengan norma yang berlaku seperti yang dinyatakan Yaumi (2014: 7) karakter adalah moralitas, kebenaran, kebaikan, kekuatan, dan sikap sesorang yang ditunjukkan kepada orang lain melalui tindakan. Kebaikan terdiri atas Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016
46

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

Jul 07, 2019

Download

Documents

duongdang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sikap Rasa Ingin Tahu

Sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari

menunjukkan karakter dirinya. Samani (2012: 43) mendefinisikan karakter

adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik

karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang

membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Karakter digunakan sebagai pijakan seseorang dalam berpikir,

bertindak, dan bersikap. Pikiran dan tindakan yang ditunjukkan seseorang

merupakan wujud sebuah karakter dalam diri. Kemendiknas (2010: 3)

menyebutkan karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian

seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan

(virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara

pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.

Karakter disusun oleh beberapa komponen kebaikan diantaranya

kejujuran, keberanian, rasa rohmat, dll. Hubungan dengan manusia lain,

karakter menjadikan seseorang bersikap sesuai dengan norma yang

berlaku seperti yang dinyatakan Yaumi (2014: 7) karakter adalah

moralitas, kebenaran, kebaikan, kekuatan, dan sikap sesorang yang

ditunjukkan kepada orang lain melalui tindakan. Kebaikan terdiri atas

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

10

sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat

dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan

orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan

serangkaian sikap dan sifat manusia yang dapat dilihat melalui tindakan

seseorang kepada orang lain. Sikap dan sifat tersebut terbentuk karena

hereditas pengaruh lingkungan yang membedakan dengan manusia lain.

Pembentukan karakter melalui pendidikan bukan hanya dilakukan

oleh pihak sekolah tetapi peran serta orang tua dan lingkungan juga

membentuk karakter anak didik. William & Schnaps dalam Zubaedi

(2011: 15) menjelaskan character education is any delibate approach by

which school personnel, often in conjunction with parents and community

members, help children adn youth become caring, principle and

responsible. Penjelasannya mengenai pendapat tersebut adalah pendidikan

karakter didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan oleh para pengelola

sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan

anggota masyarakat untuk membantu anak-anak dan remaja agar menjadi

atau memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab.

Pendidikan karakter dimaknai sebuah proses pembentukan watak

dan moral yang baik, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa

agar dapat diterima di masyarakat. Pendidikan karakter merupakan proses

pemberian tuntunan kepada siswa untuk menjadi manusia seutuhnya yang

berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, rasa, dan karsa sesuai dengan

pendapat Samani (2012: 45) pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

11

pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan

kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara

apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari

dengan sepenuh hati.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter

merupakan upaya mewujudkan siswa untuk dapat menjadi manusia

seutuhnya. Penanaman watak yang baik ditunjukkan dengan melakukan

kebaikan sehari-hari yang ditanamkan oleh pihak sekolah, orang tua, dan

masyarakat.

Nilai pendidikan karakter bangsa terdiri dari religius, jujur,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,

peduli sosial, dan tanggung jawab. Salah satu nilai pendidikan karakter

yang diangkat dalam penelitian ini adalah sikap rasa ingin tahu.

Rasa ingin tahu diartikan sebagai sikap untuk selalu mengetahui

yang belum dipahami, didengar atau dilihatnya, sikap tersebut dapat

menjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara

mendalam. Karakter ini menjadi modal penting dalam hidup

bermasyarakat. Orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi adalah

orang yang senang mengeksplorasi, belajar, dan menemukan hal-hal baru

yang belum pernah ditemukan sebelumnya, sesuai pernyataan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

12

(Surakhmad, 2012: 6) rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang

selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari

sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

Sikap rasa ingin tahu mendorong untuk selalu mencari informasi

yang belum dipahami, sikap tersebut akan selalu timbul jika sudah

mengetahui jawaban atas infromasi lain. Aly (201: 3) menyebutkan rasa

ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan kegiatan yang bertujuan

untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam

pikirannya, rasa ingin tahu tidak dapat dipuaskan, jika salah satu soal dapat

dipecahkan, maka timbul soal lain yang menunggu penyelesaian. Akal

budi manusia tidak pernah puas dengan pengetahuan yang telah

dimilikinya, selalu timbul keinginan untuk menambah pengetahuan itu.

Ciri-ciri orang yang memiliki sikap rasa ingin tahu yang tinggi

adalah :

a. Senang mengajukan pertanyaan.

b. Selalu timbul rasa penasaran.

c. Menggali, menjejaki dan menyelidiki.

d. Tertarik pada berbagai hal yang belum ditemukan jawabannya.

e. Mengintai, mengintip dan membongkar berbagai hal yang masih

kabur.

Pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu

merupakan sikap dan tindakan manusia yang berupaya untuk selalu

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

13

mengetahui apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Rasa ingin tahu

akan terus muncul ketika sudah menemukan jawabannya karena sifat

alamiah manusia yang tidak puas dengan apa yang sudah diketahuinya.

Sikap rasa ingin tahu ditunjukkan dengan berusaha menemukan sesuatu

yang belum diketahuinya, senang mengajukan pertanyaan, dan tertarik

untuk mempelajari hal-hal yang belum diketahuinya.

Rasa ingin tahu di sekolah dapat diketahui dengan indikator.

Daryanto (2013: 138) menjelaskan indikator rasa ingin tahu di sekolah dan

di kelas yaitu :

a. Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau

media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.

b. Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan,

ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.

c. Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.

d. Eksplorasi lingkungan secara terprogram.

e. Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media

elektronik).

Nilai dan indikator di sekolah dasar memiliki keterkaitan, karena

didalam indikator mengandung nilai-nilai yang harus dikembangkan di

sekolah. Kemendiknas (2010: 36) menyebutkan yaitu adanya keterkaitan

nilai dan indikator untuk sekolah dasar, khususnya sikap rasa ingin tahu.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

14

Tabel 2.1 indikator rasa ingin tahu di sekolah dasar

Nilai Indikator Indikator

Rasa ingin tahu:

Sikap dan tindakan

yang selalu berupaya

untuk mengetahui

lebih mendalam dan

meluas dari sesuatu

yang dipelajari,

dilihat, dan

didengar.

Kelas 1-3 Kelas 4-6

Bertanya kepada guru

dan teman tentang

materi pelajaran.

Bertanya atau

membaca sumber di

luar buku teks tentang

materi yang terkait

dengan pelajaran.

Bertanya kepada

sesuatu tentang gejala

alam yang baru terjadi.

Membaca atau

mendiskusikan gejala

alam yang baru terjadi.

Bertanya kepada guru

tentang sesuatu yang

didengar dari radio

atau televisi.

Bertanya tentang

beberapa peristiwa

alam, sosial, budaya,

ekonomi, politik,

teknologi yang baru

didengar.

Bertanya tentang

berbagai peristiwa

yang dibaca dari

media cetak.

Bertanya tentang

sesuatu yang terkait

dengan materi

pelajaran tetapi di luar

yang dibahas di kelas.

Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa sikap rasa ingin tahu siswa

sekolah dasar untuk kelas 4 yaitu:

a. Siswa mampu bertanya dan membaca sumber belajar selain buku teks

tentang materi tersebut, mereka mengupayakan untuk dapat memahami

materi dari sumber yang berbeda misalnya internet dan artikel.

b. Siswa dapat melihat dan menafsirkan gejala alam baik sosial, ekomomi,

budaya maupun teknologi yang ada dan berkembang di lingkungan

masing-masing, selain itu siswa juga dapat mendiskusikan gejala alam

yang ada lingkungan sekitar.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

15

c. Siswa bertanya mengenai sosial, ekomomi, budaya, dan teknologi yang

baru mereka dengar sehingga mereka dapat menemukan jawaban dari

pertanyaan yang mereka tanyakan.

d. Siswa bertanya mengenai apa yang mereka lihat dan dengar di

lingkungan, hal tersebut tidak berkaitan dengan materi yang

disampaikan guru di kelas.

Indikator sikap rasa ingin tahu kelas IV di sekolah dasar yaitu

siswa mampu bertanya dan mencari pengetahuan diluar buku teks,

bertanya tentang apa yang dilihat di masyarakat sekitar, dapat memahami

peristiwa yang terjadi di lingkungan hidupnya serta dapat bertanya tentang

materi yang telah diajarkan tetapi di luar kelas dan jam pelajaran. Sikap

rasa ingin tahu diambil sebagai salah satu permasalahan dalam penelitian

ini karena sikap tersebut dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam

pembelajaran melalui penerapan strategi Inquiring Minds Want To Know

yang menuntut siswa untuk dapat memikirkan tentang sebuah topik atau

pertanyaan yang belum pernah dibahas sebelumnya sehingga dapat

menciptakan pembelajaran aktif di kelas.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Prestasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses yang

berkaitan dengan aspek pengetahuan yang telah dicapai oleh seseorang

dalam hidupnya. Arifin (2009: 12) berpendapat kata prestasi berasal

dari bahasa Belanda yaitu prestatie. kemudian dalam bahasa Indonesia

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

16

menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi belajar

(achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome).

Prestasi merupakan hasil pengetahuan, prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi

aspek pembentukan watak siswa. Prestasi adalah hasil yang telah

dicapai dari yang telah dilakukan/dikerjakan.

Prestasi dapat juga diartikan sebagai hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan. Hamdani (2011: 137) mengemukakan prestasi

adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik

secara individual maupun perubahan kemampuan bereaksi yang relatif

langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

merupakan hasil yang diperoleh setelah melakukan serangkaian usaha

baik secara individu maupun perubahan kemampuan seseorang yang

bersifat relatif tetap. Prestasi dapat diwujudkan baik secara individual

maupun kelompok.

Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku

sebagai pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungan sendiri.

Slameto (2010: 2) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

17

Belajar diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hal tersebut diperoleh bukan

hanya dalam pendidikan melainkan dari lingkungannya. Aunurrahman

(2009: 38) menyatakan belajar adalah aktivitas untuk memperoleh

pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan sikap.

Belajar dapat merubah tingkah laku seseorang di

lingkungannya. Hamalik (2006: 28) menyatakan belajar merupakan

suatu proses, suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui

interaksi dengan lingkungan.

Pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu tindakan dan perubahan yang terjadi dalam diri sendiri mengenai

tentang tingkah laku. Belajar tidak hanya suatu tindakan untuk

mendapat pengetahuan dari sesuatu yang terjadi di lingkungan tetapi

belajar dapat dilihat dari tingkah laku yang dilakukan seseorang

melalui pengalaman yang didapat saat di lingkungan keluarga maupun

lingkungan sekitar.

Manusia selalu mengejar prestasi dalam hidupnya, prestasi

disesuaikan dengan bidang yang ditekuninya. Arifin (2011: 12)

menyatakan prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat

perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang

kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing.

Prestasi belajar manusia dari sebuah aktivitas akan

mengakibatkan perubahan dalam diri manusia. Perubahan tersebut

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

18

dapat berupa kemampuan, keahlian, dll sesuai pernyataan Hamdani

(2011: 138) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-

kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil

dari aktivitas dalam belajar.

Pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar yang dilakukan

sepanjang kehidupan manusia yang mengakibatkan adanya perubahan

tingkah laku dan kemampuan seseorang. Prestasi belajar hanya dapat

diketahui jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Jenis prestasi dapat diukur dari sebuah indikator. Muhibbin

(2013: 217) menyatakan indikator prestasi belajar yaitu sebagai berikut

Tabel 2.2 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi

A. Ranah Cipta

(Kognitif)

1. Pengamatan

2. Ingatan

3. Pemahaman

1. Dapat menunjukkan;

2. Dapat membandingkan:

3. Dapat menghubungkan.

1. Dapat menyebutkan:

2. Dapat menunjukkankembali

1. Dapat menjelaskan;

2. Dapat mendifinisikan

dengan lisan sendiri

1. Dapat memberikan contoh;

2. Dapat menggunakan secara

tepat

1. Tes lisan

2. Tes tertulis;

3. Observasi

1. Tes lisan

2. Tes tertulis;

3. Observasi

1. Tes lisan

2. Tes tertulis

1. Tes tertulis;

2. Pemberian

tugas;

3. Observasi.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

19

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi

4. Aplikasi/penerap

an

5. Analisis

(Pemeriksaan

dan pemilahan

secara teliti)

6. Sintesis

(Membuat

paduan baru dan

utuh)

1. Dapat menguraikan;

2. Dapat

mengklafisikan/memilah-

milah

1. Dapat menghubungkan

materi-materi sehingga

menjadi kesatuan baru;

2. Dapat menyimpulkan;

3. Dapat menggeneralisasikan

(membuat prinsip umum)

1. Tes tertulis;

2. Pemberian

tugas;

1. Tes tertulis;

2. Pemberian

tugas;

B. Ranah Rasa

(Afektif)

1. Penerimaan

2. Sambutan

3. Apresiasi

(Sikap

menghargai)

1. Menunjukkan sikap

menerima;

2. Menunjukkan sikap menolak

1. Kesediaan

berpartisipasi/terlibat;

2. Kesediaan memanfaatkan

1. Menganggap penting dan

bermanfaat;

2. Menganggap indah dan

harmonis;

3. Mengagumi

1. Mengakui dan menyakini;

1. Tes tertulis;

2. Tes skala sikap;

3. Observasi

1. Tes skala sikap;

2. Pemberian

tugas;

3. Observasi

1. Tes skala sikap;

2. Pemberian

tugas;

3. Observasi

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

20

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi

4. Internalisasi

(Pendalaman)

5. Karakterisasi

(Penghayatan)

2. Mengingkari

1. Melembagakan atau

meniadakan

2. Menjelmakan dalam pribadi

dan perilaku sehari-hari

1. Tes skala sikap;

2. Pemberian

tugas ekspresi

(yang

menyatakan

sikap dan tugas

proyektif(yang

menyatakan

perkiraan atau

ramalan)

1. Pemberian

tugas ekspresif

dan proyektif;

2. Observasi

C. Ranah Karsa

(Psikomotor)

1. Keterampilan

bergerak dan

bertindak

2. Kecakapan

eskpresi verbal

Kecakapan mengkoordiasikan

gerak mata, tangan , kaki dan

anggota tubuh lainnya

1. Kefasihan

melafalkan/mengucapkan

2. Kecakapan membuat mimik

dan gerakan jasmani

1. Observasi

2. Tes

tindakan

1. Tes tertulis;

2. Observasi

Tabel 2.2 dapat disimpulkan bahwa jenis prestasi dibagi

menjadi 3 yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Jenis prestasi

kognitif berupa pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis. Jenis prestasi tersebut memiliki indikator yang harus dicapai

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

21

Jenis prestasi afektif lebih menekankan pada sikap dalam

proses pembelajaran dan dapat diukur dengan tes tertulis, obervasi, dan

skala sikap. Jenis prestasi psikomotor, lebih menekankan pada

kecakapan mengoordinasikan mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh

lainnya. Prestasi dapat terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran

yang sesuai dengan indikator-indikator dan pemilihan cara evaluasi

secara tepat.

Belajar yang dilakukan oleh seseorang memiliki tahap-tahap

dalam proses belajar agar tercapainya hasil belajar. Muhibbin (2011:

109-113) mengutip beberapa pendapat ahli tentang tahapan-tahapan

dalam proses belajar, yaitu:

1) Jerome S. Bruner

Belajar merupakan aktifitas yang berproses didalamnya terjadi

perubahan-perubahan yang bertahap. Proses belajar siswa

menempuh tiga tahap yaitu:

a) Tahap Informasi (tahap penerimaan materi)

Seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah

keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara

informasi yang memperoleh itu ada yang sama sekali baru dan

berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah,

memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang

sebelumnya yang telah dimiliki.

b) Tahap Transformasi (tahap pengubahan materi)

Tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh

dianalisis, diubah, dan ditransformasikan menjadi bentuk yang

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

22

abstrak atau konseptual supaya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal

yang lebih luas. Bagi siswa pemula, tahap ini akan berlangsung

sulit apabila tidak disertai dengan bimbingan.

c) Tahap evaluasi (tahap penilaian materi)

Siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang

telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk

memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi.

2) Arno F. Wittig

Setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu:

a) Acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi)

Siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan

melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan

pemahaman dan perilaku baru. Tahap ini terjadi asimilasi

antara pemahaman dan perilaku baru dalam keseluruhan

perilakunya. Proses acquisition dalam belajar merupakan

tahapan yang paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan

mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya.

b) Storage (tahap penyimpanan informasi)

Siswa secara otomatis akan mengalami proses

penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh

ketika menjalani proses acquisition.

c) Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi).

Siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem

memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

23

memecahkan masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah

upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan

memproduksi kembali apa-apa yang tersimpan dalam memori

berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku tertentu

sebagai respons atau stimulus yang sedang dihadapi.

3) Albert Bandura

Setiap proses belajar (yang dalam hal ini terutama belajar sosial

dengan menggunakan model) terjadi dalam urutan tahapan

peristiwa yang meliputi:

a) Tahap perhatian (attentional phase)

Para siswa/siswi pada umumnya memusatkan perhatian

pada obyek materi atau perilaku model yang lebih menarik

terutama karena keunikannya dibanding dengan materi atau

perilaku lain yang sebelumnya telah mereka ketahui. Guru

dapat mengekspresikan suara dengan intonasi khas ketika

menyajikan pokok meteri atau bergaya dengan mimik

tersendiri ketika menyajikan contoh perilaku tertentu agar

dapat menarik perhatian siswa.

b) Tahap penyimpanan dalam ingatan (retention phase)

Siswa lazimnya akan lebih baik dalam menangkap dan

menyimpan segala informasi yang disampaikan atau perilaku

yang dicontohkan apabila disertai dengan penyebutan atau

penulisan nama, istilah dan label yang jelas serta contoh

perbuatan yang akurat.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

24

c) Tahap reproduksi (reproduction phase)

Simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku

yang telah tersimpan dalam memori para siswa itu diproduksi

kembali, untuk mengidentifikasi tingkat penguasaan para

siswa, guru dapat menyuruh mereka membuat atau melakukan

lagi apa-apa yang telah mereka, misalnya dengan menggunakan

saran post-test.

d) Tahap motivasi (motivation phase)

Guru dianjurkan untuk memberi pujian, hadiah atau nilai

tertentu kepada siswa yang kinerja memuaskan. Sementara itu,

kepada mereka yang belum menunjukan kineija yang

memuaskan perlu diyakinkan arti penting penguasaan materi

atau perilaku yang disajikan guru dalam kehidupan mereka.

Penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar

diawali dengan tahap penerimaan, tahap penerimaan merupakan

tahap awal, pada tahap ini seorang siswa mulai menerima

informasi baru yang dijadikan rangsangan dan melakukan

tanggapan terhadapnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru,

selanjutnya tahap penyimpanan materi. Siswa memproses dan

menyimpan pengetahuan serta perilaku yang dicontohkan dalam

memori, selanjutnya tahap penilaian materi, dalam tahap ini siswa

dapat menilai sendiri sejauh mana informasi dan pengetahuan yang

telah diterima dan disimpan dalam memori dapat dimanfaatkan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

25

untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi

siswa.

Proses belajar dilakukan dengan baik agar dapat

mengembangkan potensi siswa. Trianto (2011:10) menjelaskan

tentang proses belajar sebagai berikut:

a) Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus

mengontruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.

b) Anak belajar dari mengalami. Anak mcncatat sendiri pola-pola

bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja

oleh guru.

c) Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang

itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang

mendalam tentang sesuatu persoalan.

d) Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta

atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan

yang dapat diterapkan.

e) Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi

situasi baru.

f) Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan

sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-

ide.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

26

g) Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan

struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan

organisasi pengetahuan dan keterampilan seseorang.

Penjelasan dari beberapa ahli di atas mengenai proses

belajar yang dilakukan oleh siswa maka dapat disimpulkan bahwa

belajar bukan hanya menghafal, tetapi hal yang dialami siswa

merupakan awal belajar, sehingga hal yang dialami peseta didik

dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah, menemukan

sesuatu yang berguna bagi dirinya, pengetahuan yang dimiliki

peseta didik merupakan cermin pemahaman yang mendalam

tentang suatu masalah sehingga siswa dapat belajar dari hal-hal

yang dilakukan dan dijumpai setiap harinya, sehingga dapat lebih

memudahkan dan mengembangkan potensi siswa.

Belajar yang efektif dapat diciptakan dari lingkungan belajar

yang mendukung prosesnya. Trianto (2011: 12) menjelaskan

pentingnya lingkungan belajar yang dimaksud adalah:

a) Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang

berpusat pada siswa.

b) Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa

menggunakan pengetahuan baru mereka.

c) Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses

penilaian yang benar.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

27

d) Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja

kelompok itu penting.

Penjelasan di atas membahas pentingnya lingkungan belajar

bagi siswa. Belajar yang paling afektif dimulai dari lingkungan

belajar yang berpusat pada siswa karena siswa akan cenderung

lebih aktif dalam menerima pelajaran. Belajar akan lebih bermakna

jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan

mengetahuinya. Pembelajaran yang hanya memusatkan pada

hafalan akan menciptakan siswa yang mudah mengingat tetapi

gagal dalam memecahkan masalah dalam kehidupannya kelak.

Guru harus mengutamakan proses pembelajarannya

dibanding dengan hasilnya karena dengan proses pembelajaran

yang baik maka akan mendatangkan hasil yang baik pula, hasil

tersebut dapat dilihat dari 3 aspek yang mulai berkembang melalui

proses pembelajaran. Penilaian yang baik akan memberikan

dampak terhadap kepada siswa, sehingga guru dalam menciptakan

lingkungan belajar haruslah disesuaikan dengan karakter masing-

masing anak sehingga lingkungan belajar sangat berperan terhadap

hasil belajar. Diadakannya komunitas atau kelompok belajar maka

siswa terorientasi dalam komunitas kerja yang berguna untuk masa

depan.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

28

Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor baik faktor

dalam dan faktor luar. Mulyasa (2013: 190) berpendapat faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

a) Faktor internal

(1) Fisiologis

Kondisi jasmani atau fisik seseorang yang dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu kondisi jasmani pada umumnya

dan kondisi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi jasmani

tertentu terutama panca indera.

(2) Psikologis

Intelegensi adalah dasar potensial bagi pencapaian hasil

belajar asrtinya hasil belajar yang dicapai akan bergantung

pada tingkat intelegensi, dan hasil belajar yang dicapai

tidak akan melebihi tingkat intelegensinya. Minat adalah

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu, minat dapat

mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata

pelajaran tertentu. Sikap adalah gejala internal atau

berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi

atau merespon (respon tendency) dengan cara yang relatif

tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya, baik

secara positif maupun negatif.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

29

b) Faktor Eksternal

(1) Faktor sosial menyangkut hubungan antarmanusia yang

terjadi dalam berbagai situasi sosial. Faktor ini termasuk

lingkungan keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat pada

umumnya. Peran keluarga dan guru atau fasilitator dalam

keberhasilan prestasi belajar sangat berpengaruh karena

efektivitas pengelolaan faktor bahan, lingkungan dan

instrumen sebagai faktor-faktor utama yang mempengaruhi

proses dan prestasi belajar, hampir seluruhnya bergantung

pada guru.

(2) Faktor nonsosial adalah faktor-faktor lingkungan yang

bukan sosial seperti lingkungan alam dan fisik, misalnya

keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku

sumber, dan sebagainya.

Penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa terdapat

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal

dan faktor ekternal. Faktor internal terdiri faktor fisiologi (fisik

berkaitan dengan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca

indera) dan psikologi (berkaitan dengan intelegensi, minat dan

sikap). Faktor eksternal terdiri dari sosial (hubungan manusia

dengan keluarga dan masyarakat) dan non sosial (faktor

lingkungan yaitu keadaan rumah, fasilitas buku, dan sumber

buku).

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

30

b. Fungsi utama prestasi

Prestasi belajar memiliki fungsi utama. Arifin (2011:12) menyebutkan

fungsi prestasi adalah sebagai berikut:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan.

3) Hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut sebagai

"tendensi keingintahuan (couriosty) merupakan kebutuhan umum

manusia".

4) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong siswa

dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan

mutu pendidikan.

5) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu

institusi pendidikan.

6) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama

yang harus diperhatikan, karena siswalah yang diharapkan dapat

menyerap seluruh materi pelajaran.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

31

Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi utama

prestasi adalah sebagai indikator yang muncul dari dalam dan luar dari

suatu pendidikan. Prestasi belajar juga sebagai indikator daya serap

atau kecerdasan yang dimiliki siswa proses belajar siswa menjadi

fokus utama dan pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan

pembelajaran, selain itu pretasi merupakan informasi dalam melakukan

inovasi pendidikan, dengan adanya prestasi maka guru dapat

mengukur dan mempertimbangkan dalam memutuskan untuk

melakukan perubahan pendidikan di sekolah.

c. Prinsip-Prinsip Pengukuran Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang disebut dengan

tes prestasi belajar. Azwar (2010: 18-21) beberapa prinsip dasar dalam

pengukuran prestasi belajar sebagai berikut:

1) Tes Prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi

secarajelas sesuai dengan tujuan instruksional.

Prinsip ini menjadi langkah pertama dalam menyusun tes

prestasi belajar, yaitu langkah pembatasan tujuan ukur. Identifikasi

dan pembatasan tujuan ukur harus bersumber dan mengacu pada

tujuan instruksional yang telah digariskan bagi suatu program.

2) Tes Prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari

hasil belajar dan materi yang dicakup oleh program instruksional

atau pengajaran.

3) Maksud sampel hasil belajar dalam hal ini adalah perwujudan soal

tes dalam bentuk butir-butir yang mewakili kesemua pertanyaan

mengenai materi pelajaran yang secara teoritik mungkin ditulis.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

32

Untuk dapat dikatakan mengukur hasil belajar materi pelajaran

secara keseluruhan, sampel pertanyaan yang termuat dalam tes

harus representatif yakni harus menanyakan semua bagian materi

yang dicakup oleh suatu program secara proporsional.

4) Tes Prestasi harus berisi butir-butir dengan tipe yang paling cocok

guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.

Hasil belajar yang hendak diukur akan menentukan tipe

perilaku yang harus diterima sebagai bukti tercapainya tujuan

instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan pengukuran prestasi

belajar adalah pengungkapkan proses mental atau kompetensi

tingkat tinggi guna pemecahan masalah maka dapat dipilih tipe

butir esai, atau tipe pilihan ganda.

5) Tes Prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan

tujuan penggunaan hasilnya.

Perhatian harus lebih ditunjukan pada respon atau jawaban

yang diberikan siswa pada butir-butir tertentu sedangkan skor

keseluruhan menjadi kurang penting peranannya. Pusat perhatian

akan tertuju pada kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan oleh

siswa dan bukan pada usaha guna mengukur efektivitas program

pengajaran, karena tes seperti ini tujuan utamanya adalah untuk

mendeteksi masalah-masalah kesukaran belajar maka taraf

kesukaran butir-butirnya pun dibuat rendah.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

33

6) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan

hasil ukurannya harus ditafsirkan dengan hati-hati.

Informasi mengenai reliabilitas suatu tes haruslah menjadi

salah satu pertimbangan penting dalam melakukan interprestasi

hasil ukur tes yang bersangkutan. Untuk itulah, biasanya selain

adanya laporan mengenai koefisien relibilitas setiap tes perlu juga

dilengkapi dengan laporan besarnya eror standar dalam

pengukuran.

7) Tes Prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar

pada anak didik.

Tujuan utama pengukuran prestasi belajar, baik formatif

maupun sumatif, adalah membantu mereka dalam belajar haruslah

dapat dikomunikasikan kepada para siswa. Bila para siswa telah

dapat memandang tes sebagai sarana yang menolong mereka, di

samping sebagai dasar pemberian angka atau nilai rapot, maka

fiingsi tes sebagai motivator dan pengarah dalam belajar telah

tercapai.

Pernyataan dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa tes prestasi dapat digunakan untuk meningkatkan belajar

pada anak. Tes prestasi memiliki syarat yaitu harus dirancang

sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya

selain itu tes prestasi diusahakan setinggi mungkin dan hasil

ukurannya harus ditafsirkan dengan hati-hati.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

34

3. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

1) Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial memberi wawasan mengenai displin

ilmu sosial yang dikaji dan dikemas sesuai dengan kebutuhan

siswa. Susanto (2013: 137) menjelaskan IPS adalah ilmu

pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan

humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara

ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang

mendalam kepada siswa, khususnya ditingkat dasar dan menengah.

Pengetahuan sosial disajikan dengan ilmu yang beragam. IPS

merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran

sejarah,geografi dan ekonomi serta ilmu sosial lainnya (Sapriya,

2008: 6).

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPS

merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai ilmu

sosial berupa sejarah, geografi, dan ekonomi serta lainnya yang

memberikan wawasan dan pengetahuan untuk pendidikan dasar

dan menengah. IPS dikemas untuk memberikan pemahaman

mengenai pengetahuan sosial.

Tujuan pendidikan dapat terwujud dengan penerapan

pendidikan IPS didalamnya. Somantri (2001: 92) dalam Sapriya

(2008: 6) menyatakan bahwa pendidikan ilmu pengetahuan sosial

merupakan penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

35

sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang

diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.

Pendidikan IPS mempelajari kehidupan yang disesuaikan

dengan pemahaman siswa. Pendidikan IPS di sekolah dasar

merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua

aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat (Susanto,

2013: 137).

Uraian para ahli dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS

merupakan adaptasi dari ilmu sosial yang mempelajari manusia

dalam aspek seluruh kehidupannya yang disajikan secara ilmiah

untuk mencai tujuan pendidikan. Pendidikan IPS diterapkan dalam

pendidikan formal di Indonesia dari sekolah dasar hingga sekolah

menengah atas.

b. Tujuan Mata Pelajaran IPS

Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan

potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi

sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

masyarakat terutama dalam sekolah dasar tujuan pembelajaran IPS

menekankan pada pengembangan sikap siswa. Tujuan pendidikan IPS

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

36

di sekolah dasar dikelompokkan menjadi 4 komponen, sebagaimana

yang dikemukakan oleh Chapin & Messick (1992) yaitu:

1) Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman

manusia dalam kehidupan bemasyarakat pada masa lalu, sekarang

dan masa yang akan datang.

2) Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk

mencari dan mengolah atau memproses informasi.

3) Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap demokrasi

dalam kehidupan bermasyarakat.

4) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk berperan serta

dalam kehidupan sosial.

Proses pembelajaran yang dilakukan pasti memiiki tujuan yang

ingin dicapai. Hal ini juga berlaku dalam pembelajaran IPS seperti

yang dikemukakan Trianto (2010: 176-177) tujuan utama IPS ialah

untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah

sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif

terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil

mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari. Tujuan tersebut

dapat tercapai apabila program-program pembelajaran IPS di sekolah

diorganisasikan secara baik. Rumusan tersebut dapat dirinci sebagai

berikut:

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

37

1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah

dan kebudayaan masyarakat.

2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan strategi yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang

kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

sosial.

3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang

berkembang di masyarakat.

4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,

serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu

mengambil tindakan yang tepat.

5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun masyarakat.

6) Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.

7) Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak

bersifat menghakimi.

8) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam

kehidupannya "to prepare students to be well-Junctioning citizens

in a democratic society" dan mengembangkan kemampuan siswa

menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap

persoalan yang dihadapinya.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

38

9) Menekankan perasaan, emosi dan derajat penerimaan atau

penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang diberikan.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran

IPS di SD adalah membekali siswa sebagai persiapan menjadi warga

masyarakat yang mampu memecahkan masalah-masalah sosial yang

dihadapinya dan menyerasikan kehidupannya, IPS juga bertujuan

untuk menjadikan peseta didik berpikir kritis sehingga siswa dapat

memikirkan sebelum bertindak serta menjunjung kepedulian terhadap

sesama.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup IPS mencakup beberapa aspek. Badan Standar

Nasional Pendidikan (2010: 102) menyebutkan ruang lingkup mata

pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Manusia, tempat dan lingkungan.

2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan.

3) Sistem sosial dan budaya.

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

4. Materi Pokok

Materi perkembangan teknologi produksi komunikasi dan

transportasi yang akan digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam

penelitian yaitu standar kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam,

kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota

dan provinsi.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

39

Penelitian ini dilakukan pada kompetensi dasar perkembangan

teknologi produksi komunikasi dan transportasi sebagai materi yang akan

digunakan di dalam penelitian ini. Materi tersebut akan diambil dari BSE

IPS Kelas IV SD Sadiman.

5. Strategi Inquiring Minds Want To Know

Strategi Inquiring Minds Want To Know merupakan strategi kelas

penuh yang melibatkan siswa hingga akhir pembelajaran, dalam strategi

ini terdapat langkah-langkah dan variasi pembelajaran. Sesuai yang

dikemukakan Mell Silberman (2005:112-113) menyatakan strategi

Inquiring Minds Want To Know melibatkan siswa secara penuh dalam

kegiatan belajar mengajar karena strategi tersebut memusatkan pada

pikiran tentang sebuah pertanyaan yang ditimbul sebelum mengetahui

jawaban sebenarnya. Strategi ini menstimulus rasa ingin tahu siswa

dengan mendorong siswa untuk memikirikan tentang sebuah topik atau

pertanyaan. Siswa lebih cenderung mengingat suatu pengetahuan tentang

materi pelajaran yang belum pernah dibahas sebelumnya jika mereka

dilibatkan semenak awal dalam pengalaman kegiatan belajar satu kelas

penuh.

6. Tahap-tahap strategi Inquiring Minds Want To Know

Strategi Inquiring Minds Want To Know harus disampaikan sesuai dengan

tahap-tahap pembelajaran. Zaini (2008: 28-29) menyebutkan tahap-tahap

strategi Inquiring Minds Want To Know:

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

40

a. Buat satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang dapat

membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk mengetahui lebih lanjut

atau mau mendiskusikannya dengan teman. Pertanyaan tersebut harus

dibuat yang sekiranya hanya diketahui oleh sebagian kecil siswa.

1) Pengetahuan sehari-hari (―Mengapa padi dapat menjadi beras?‘)

2) Bagaimana (―bagaimana jika teknologi tidak mengalami

perkembangan?‖)

3) Definisi (―Apakah tujuan pembelajaran itu?‖)

4) Ide pokok (― Menurut kalian,apa yang yang harus dibahas dalam

pembelajaran ini?‖)

5) Cara kerja sesuatu (―Bagimana cara menggunakan handphone?‖)

6) Produk/hasil (―Apa yang dihasilkan dari mesin perontok padi?‖)

7) Solusi (―Bagaimana jika ban sepeda kalian bocor ketika berangkat

sekolah?‖)

b. Anjurkan siswa untuk menjawab apa saja sesuai dengan dugaan

mereka. Gunakan kata-kata; coba pikirkan, apa kira-kira? Dan lain-lain

c. Jangan memberikan jawaban secara langsung. Tampung semua

dugaan-dugaan. Biarkan siswa bertanya-tanya tentang jawaban yang

benar.

d. Gunakan pertanyaan tersebut sebagai jembatan untuk mengerjakan apa

yang akan Anda kerjakan pada siswa. Jangan lupa beri jawaban yang

benar ditengah-tengah anda menyampaikan pelajaran.

Variasi dalam pembelajaran menggunakan strategi Inquiring Minds

Want To Know adalah :

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

41

a. Pasangkan siswa dan perintahkan mereka untuk secara kolektif

membuat dugaan.

b. Sebagai ganti pertanyaan, katakan kepada siswa apa yang hendak

Anda ajarkan dan mengapa hak itu menarik. Cobalah untuk

menghangatkan tahap pengenalan sebelum pembelajaran dengan cara

seperti mengiklankan sebuah film yang akan ditayangkan.

c. Cobalah membumbui pengantar ini dengan cara membuat atraksi

terhadap sebuah film/bioskop.

Uraian di atas dapat disimpulkan strategi Inquiring Minds Want To

Know memiliki kelebihan yaitu dapat mengembangkan kemampuan

berpikir logis, kritis dan dinamis selian itu dalam strategi ini juga dapat

mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Berpikir

kritis, logis dan dinamis dihasilkan dari setiap dugaan siswa sebelum

mengetahui jawaban yang tepat atas pertanyaan dari guru namun

strategi ini juga memiliki kekurangan yaitu dalam membuat

perencanaan pembelajaran mengalami hambatan karena kebiasaan

belajar siswa selain itu strategi ini juga memerlukan waktu yang

panjang agar dapat mencapai tujuan pembelajaran, tidak jarang guru

sulit menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

42

7. Media Video

a. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah,

perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Guru,

buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih

khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung

diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal (Arsyad, 2007: 3).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil

teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu

menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan

tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat

yang murah dan efisien dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang

diharapkan. Guru dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan

membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media

tersebut belum tersedia untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, berikut

merupakan pengetahuan dan pemahaman media pembelajaran.

1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses

belajar mengajar.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

43

2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

3) Seluk-beluk proses belajar.

4) Hubungan antara strategi mengajar dan media pendidikan.

5) Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.

6) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.

7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan.

8) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran.

9) Usaha inofasi dalam media pendidikan.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian

yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya

tujuan pendidikan pada umunya dan tujuan pembelajaran di sekolah

pada khususnya. Media dapat dijadikan sebagai alat komunikasi agar

pembelajaran sesuai dengan tujuan.

b. Penggunaan Media

Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-

perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara

pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Arsyad (2007: 6-7)

menyatakan ada tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman

langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan

pengalaman abstrak (symbolic).

Tingkatan pengalaman pemerolehan keterampilan belajar

digambarkan oleh Arsyad (2007: 8) sebagai suatu proses komunikasi.

Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat

menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan

menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

44

siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga

dipahami sebagai pesan (decoding). Cara pengolahan pesan oleh guru

dan murid digambarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3 Proses Belajar Mengajar Menggunakan Media

Pesan diproduksi dengan: Pesan dicema dan

diinterpretasidengan:

Berbicara, menyanyi, memainkan <—> Mendengaikan alat music

Menvisualisasikan melalui film,

gambar, model, patung, grafik,

kartun, gerakan nonverbal<—> Mengamati foto, lukisan,

Menulis atau mengarang <—> membaca

Uraian di atas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar

mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk

memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk

menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan

berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk

menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan

informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.

Dengan demikian, siswa diharapkan akan dapat menerima dan

menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang

disajikan.

c. Pengertian Media audio dan media visual

1) Media Audio

Media audio adalah media yang hanya mengandalkan

keterampilan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan

hitam (Djamarah, 2010: 124).

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

45

2) Media Visual

Adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan.

Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film

strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau

lukisan, dan cetakan. Adapula media visual yang menampilkan

gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun

(Djamarah, 2006: 141).

Uraian di atas disimpulkan bahwa media audio visual

merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar.Jenis media ini mempunyai keterampilan yang lebih baik.

3) Manfaat media audio visual

Media audo visual mempunyai manfaat dalam pembelajaran.

Sadiman (2010: 17) menyatakan secara umum media audio visual

mempunyai manfaat sebagai berikut:

a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti

misalnya:

(2) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita,

gambar, film bingkai, film, atau model.

(3) Objek yang terlalu kecil dibantu dengan proyektor mikro,

film bingkai, film, atau gambar.

(4) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu

dengan timeplase atau high speed photography.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

46

(5) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa

ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai,

foto maupun secara verbal.

(6) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin)

dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.

(7) Konsep yang terlalu luas dapat divisualkan dalam bentuk

film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

c) Penggunaan media audio visual secara tepat dapat mengatasi

sikap pasif siswa. Dalam hal ini media audio visual berguna

untuk:

(1) Menimbulkan kegairahan belajar.

(2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa

dengan lingkungan dan kenyataan.

(3) Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

Uraian di atas disimpulkan bahwa sifat yang unik pada

setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman

yang berbeda, serta dengan banyaknya materi yang harus diajarkan

kepada siswa, sungguh akan membuat guru mengalami banyak

kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan

lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga

berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan penggunaan media yang

sesuai. Media yang digunakan untuk penelitian ini adalah media

video.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

47

Video dapat memudahkan proses pembelajaran sehingga

dapat mencapai tujuannya. Isjoni dan Ismail (2008: 46)

menyatakan bahwa penggunaan video dapat membantu

memudahkan pemahaman pelajar berkaitan dengan isi pelajaran

yang dipelajari dan dapat membantu guru mencapai tujuan

pembelajaran.

Media video memiliki manfaat yang dijabarkan oleh

beberapa ahli. Prastowo (2012: 302) menjelaskan manfaat media

video, antara lain:

a) Memberikan pengalaman yang tak terduga pada siswa.

b) Memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak

mungkin bisa dilihat.

c) Menampilkan presentasi studi kasus tentang kehidupan

sebenarnya yang dapat memicu diskusi siswa.

d) Menunjukkan cara menggunakan alat atau perkakas.

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media

video adalah media yang dapat menampilkan keadaan nyata dari

suatu objek tertentu atau suatu peristiwa yang pernah terjadi di

suatu tempat yang tidak mungkin untuk dilihat secara langsung

oleh sebagian besar orang.Video dapat digunakan sebagai sumber

informasi berharga karena dapat memberikan pengalaman yang

sama dengan pengalaman yang diperoleh setelah melihat sesuatu

secara langsung.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

48

Media video dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan

kekurangan sesuai pernyataan Prastowo (2015: 303) kelebihan

media video dalam pembelajaran yaitu:

a) Dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu. Gerakan yang

ditunjukkan tersebut dapat berupa rangsangan yang serasi atau

berupa respon yang diharapkan dari siswa.

b) Penampilan siswa dapat segera dilihat untuk dikritik atau

dievaluasi.

c) Dapat memperkokoh efek tertentu, dapat memperkokoh belajar

maupun nilai hiburan dari penyajian tersebut.

d) Mendapatkan isi dan susunan yang masih utuh dari materi

pelajaran atau latihan yang dapat digunakan secara interaktif

dengan buku kerja atau benda lain yang biasa digunakan di

lapangan.

e) Informasi yang disajikan secara serentak pada waktu yang

sama di lokasi (kelas) yang berbeda dan dengan jumlah peserta

yang tidak terbatas.

f) Pembelajaran dengan video merupakan suatu kegiatan

pembelajaran mandiri, di mana siswa belajar sesuai dengan

kecepatan masing-masing dapat dirancang.

Kekurangan media video dalam pembelajaran yaitu:

a) Peralatan harus sudah tersedia di tempat penggunaan serta

harus cocok ukuran dan formatnya dengan piringan yang akan

digunakan.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

49

b) Menyusun naskah atau skenario video bukanlah pekerjaan

yang mudah, disamping menyita banyak waktu.

c) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang

yang mampu mengerjakannya.

d) Apabila gambar pada pita video ditransfer ke film, hasilnya

tidak bagus.

e) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton,

kecuali jaringan monitor dan sistem proyeksi video

diperbanyak.

f) Jumlah grafis pada garis untuk video terbatas, yakni separuh

dari jumlah huruf grafis untuk film atau gambar diam.

g) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan

keterbatasan sistem video menjadi masalah yang

berkesinambungan.

Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bhawa dalam

penggunaan video sebagai media pembelajaran terdapat kelebihan,

yaitu video dapat membantu guru dalam menyampaikan informasi

secara baik dan menarik, karena siswa dapat memperhatikannya

dengan mudah dan dapat diulang ketika siswa belum dapat

memahaminya secara baik. Siswa dilatih untuk belajar mandiri

tetapi video juga memiliki kekurangan diantaranya sebeum

pembelajaran berlangsung harus menyiapkan terlebih dahulu dan

menyita banyak waktu, selain itu jika layar monitor kecil maka

akan membatasi siswa serta dalam perubahan teknologi yang

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

50

semakin pesat maka video memiliki keterbatasan dan menjadi

masalah yang berkelanjutan.

Kekurangan media video, guru dapat mengatasinya yaitu

dengan mempersiapkan terlebih dahulu alat yang akan digunakan

dalam menampilkan video sehingga tidak menyita waktu pelajaran,

selain itu pihak sekolah yang mengharapkan penggunaaan video

digunakan secara rutin dalam pembelajaran sehingga pihak sekolah

mengupayakan alat yang digunakan dalam penggunaan media

video dapat dioperasikan dengan mudah sehingga menjadikan

pembelajaran aktif dan menarik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sayip Eko widodo (2014: 7) dengan

judul skripsi ―Pengaruh Srategi Inquiring Minds Want To Know

dengan Media Video terhadap Kemampuan Mendeskripsikan Daur

Hidup Hewan pada Kelas IV SD N Tertek Pare Kabupaten Kediri

Tahun Ajaran 2013/2014‖ menyatakan srategi Inquiring Minds Want

to Know dengan media video mempunyai pengaruh terhadap

kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan siswa kelas IV SD N

Tertek IV Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun Ajaran

2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen

lebih tinggi yaitu 76.8 dibanding dengan kelas kontrol yang

menerapkan pembelajaran langsung yaitu 70,72.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

51

2. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari Widiyaningrum (2013: 15)

dengan judul skripsi ―Penerapan Model Pembelajaran Inquiring Minds

Want To Know dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa

Kelas IV SD Negeri Tiyaran 01 Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013‖.

Hasil penelitian ini ialah adanya peningkatan hasil belajar IPA melalui

penerapan model pembelajaran Inquiring Mind Want to Know, hal ini

dapat dilihat dari nilai siswa yang di atas KKM ≥ 65 dari sebelum

tindakan sampai sesudah tindakan. Pada siklus I nilai siswa meningkat

33,33% dari pra siklus, dan nilai siklus II meningkat 50% dari siklus I.

Penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan

dengan penelitian ini.. Persamaannya terdapat pada strategi yang di

gunakan yaitu strategi Inquiring Minds Want To Know dan

penggunaan media audio visual, perbedaan penelitian di atas dengan

penelitian ini terdapat pada mata pelajaran dan materi yang digunakan.

Mata pelajaran penelitian di atas merupakan mata pelajaran IPA,

sedangkan penelitian ini menggunakan mata pelajaran IPS. Hasil

kedua penelitian tersebut adalah strategi Inquiring Minds Want To

Know dan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar

terbukti dari setiap siklus mengalami peningkatan.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran dengan menggunakan strategi Inquiring Minds Want To

Know sangat bermanfaat untuk merangsang rasa ingin tahu siswa dan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

52

memunculkan ide atau dugaan positif terhadap hal yang dijumpai siswa. Guru

merupakan kendali utama dari meningkatkan mutu, memiliki pengaruh yang

sangat besar sebab itu guru dituntut untuk dapat mencari dan menerapkan

strategi pembelajaran yang tepat agar siswa dapat aktif dalam proses

pembelajaran. Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan

potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,

memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang

terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang

menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Penguasaan materi oleh siswa terhadap materi yang disampaikan guru

merupakan syarat dalam mengetahui keberhasilan siswa dalam proses

pembelajaran. Permasalahan yang ada bahwa siswa kelas IV di SD Negeri 1

Lesmana dalam mata pelajaran IPS yaitu siswa kurang menguasai materi yang

disampaikan guru dikarenakan dalam menyampaikan materi masih bersifat

abstrak, oleh karena itu guru perlu menggunakan suatu strategi pembelajaran

yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Siswa belum menerapkan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh.

Selain itu rasa ingin tahu siswa yang dirasa kurang saat pembelajaran

berlangsung, oleh karena itu, penelitian ini menerapkan strategi Inquiring

Minds Want To Know dengan harapan dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan

prestasi belajar IPS siswa. Apabila strategi dan media yang digunakan guru

selalu monoton, maka siswa akan bosan dan prestasi belajar siswa rendah.

Sebaliknya apabila strategi dan media yang dipilih guru bervariasi maka

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

53

prestasi belajar siswa lebih baik pula. Untuk memberikan penjelasan dapat

digambarkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut:

Bagan 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Skema di atas dapat disimpulkan bahwa kerangka berpikir yang ada

pada penelitian tindakan kelas ini yaitu kondisi awal yang ada pada kelas IV

SD N 1 Lesmana menunjukan bahwa rasa ingin tahu siswa dan prestasi belajar

IPS masih rendah. Hal ini dibuktikan oleh hasil observasi wawancara kepada

guru kelas yang menyatakan bahwa rasa ingin tahu siswa pada saat

pembelajaran masih kurang hal ini dapat dilihat dari siswa kurang tertarik

dengan materi yang disampaikan guru, siswa belum membaca sumber buku di

luar buku teks mata pelajaran IPS, selain itu siswa sangat jarang bertanya

mengenai materi yang telah disampaikan guru baik di dalam maupun di luar

jam pelajaran, selain itu, rendahnya prestasi belajar siswa juga dibuktikan dari

nilai ulangan harian siswa selama 3 tahun materi perkembangan teknologi

Kondisi Awal

Rasa ingin tahu

dan prestasi

belajar IPS

siswa kelas IV

SD N 1

Lesmana masih

Tindakan Hasil yang diharapkan

Menerapkan

pembelajaran inovatif

dengan menerapkan

pembelajaran

inquiring minds want

to know dan media

Peningkatan rasa ingin

tahu dan prestasi belajar IPS siswa kelas

IV SD N 1 Lesmana

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5112/3/BAB II.pdfmenjadikan seseorang lebih tahu dan memahami suatu hal secara mendalam. Karakter ini menjadi modal penting

54

produksi komunikasi dan transportasi tergolong masih rendah dan belum

mencapai KKM.

Permasalahan yang ada di kelas IV SD Negeri 1 Lesmana

membutuhkan solusi untuk dapat mengatasi permasalahan siswa mengenai

rendahnya rasa ingin tahu dan prestasi belajar IPS yang masih rendah. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut, diterapkan pembelajaran kelas utuh dengan

menerapkan strategi Inquiring Minds Want To Know. Pada pembelajaran

Inquiring Minds Want To Know, siswa diarahkan membuat dugaan atas apa

yang disampaikan dan ditayangkan melalui video dan dilakukan secara

berpasangan untuk memperebutkan bintang penghargaan yang disediakan

guru.

Penggunaan pembelajaran kelas utuh melalui penerapan strategi

Inquiring Minds Want To Know pada penelitian tindakan kelas ini diharapkan

juga dapat membantu guru dalam menerapkan pembelajaran IPS yang

memperhatikan tujuan pembelajaran IPS, maka pembelajaran IPS akan

semakin bermakna dan siswa akan terbantu dalam memahami materi yang

diajarkan sehingga prestasi belajar IPS siswa akan meningkat dan memuaskan.

D. Hipotesis Tindakan

Kajian teori dan kerangka berpikir di atas menjelaskan hipotesis

tindakan pada penelitian ini yaitu melalui penerapan strategi Inquiring Minds

Want To Know dan pengunaan media audio visual dapat meningkatkan rasa

ingin tahu dan prestasi belajar IPS materi perkembangan teknologi produksi

komunikasi dan transportasi di kelas IV SD Negeri 1 Lesmana Tahun

Pelajaran 2015/2016.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Siska Pravita Sari, FKIP, UMP, 2016