12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kedaulatan Rakyat 1. Pengertian Kedaulatan Rakyat Sebelum membahas pengertian atau batasan konsep kedaulatan rakyat perlu dipaparkan terlebih dahulu pengertian kedaulatan baik dalam kamus maupun menurut pendapat ahli. Secara etimologi kedaulatan yang dalam bahasa Inggris disebut souvereignty berasal dari kata Latin superanus yang berarti teratas. 9 Sejalan dengan itu C.F. Strong menyatakan bahwa kedaulatan berarti superioritas yang dalam konteks kenegaraan mengisyaratkan adanya kekuasaan untuk membuat hukum. 10 Lebih lanjut, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara, daerah, dan sebagainya. 11 Sementara itu menurut kamus filsafat karya Simon Blackburn kedaulatan (souvereignty) adalah otoritas tertinggi yang tidak tunduk pada otoritas lainya. 12 Uraian diatas menjelaskan bahwa kedaulatan merupakan salah satu bentuk dari kekuasaan, dalam hal ini kekuasaan tertinggi. Kedaulatan sebagai bentuk kekuasaan tertinggi mempunyai beberapa segi yakni : 13 Kedaulatan dari segi internal dan eksternal dan Kedaulatan dari 9 Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes. 2002. Pengantar Hukum Internasional. Bandung. Alumni. Hal. 16. 10 C. F. Strong. 2011. Konstitusi-konstitusi Politik Modern. Bandung. Nusa Media. Hal. 8. 11 Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kedaulatan. diakses tanggal 27 Januari 2018. 12 Simon Blackburn. 2013. Kamus Filsafat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hal. 822. 13 Hotma P. Sibuea. 2014. Ilmu Negara. Erlangga. Jakarta. Hal. 213-214.
20
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kedaulatan Rakyat 1 ...eprints.umm.ac.id/40138/3/BAB II.pdf · – maka perlu dikaji dari mana kekuasaan tertinggi itu berasal. Atau dengan kata lain
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Kedaulatan Rakyat
1. Pengertian Kedaulatan Rakyat
Sebelum membahas pengertian atau batasan konsep kedaulatan rakyat
perlu dipaparkan terlebih dahulu pengertian kedaulatan baik dalam kamus
maupun menurut pendapat ahli. Secara etimologi kedaulatan yang dalam
bahasa Inggris disebut souvereignty berasal dari kata Latin superanus yang
berarti teratas.9 Sejalan dengan itu C.F. Strong menyatakan bahwa
kedaulatan berarti superioritas yang dalam konteks kenegaraan
mengisyaratkan adanya kekuasaan untuk membuat hukum.10 Lebih lanjut,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi
atas pemerintahan negara, daerah, dan sebagainya.11 Sementara itu menurut
kamus filsafat karya Simon Blackburn kedaulatan (souvereignty) adalah
otoritas tertinggi yang tidak tunduk pada otoritas lainya.12 Uraian diatas
menjelaskan bahwa kedaulatan merupakan salah satu bentuk dari kekuasaan,
dalam hal ini kekuasaan tertinggi.
Kedaulatan sebagai bentuk kekuasaan tertinggi mempunyai beberapa
segi yakni :13 Kedaulatan dari segi internal dan eksternal dan Kedaulatan dari
9 Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes. 2002. Pengantar Hukum Internasional.
Bandung. Alumni. Hal. 16. 10 C. F. Strong. 2011. Konstitusi-konstitusi Politik Modern. Bandung. Nusa Media. Hal. 8. 11 Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kedaulatan. diakses
tanggal 27 Januari 2018. 12 Simon Blackburn. 2013. Kamus Filsafat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hal. 822. 13 Hotma P. Sibuea. 2014. Ilmu Negara. Erlangga. Jakarta. Hal. 213-214.
Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Definisi partai politik yang ditandasakan dalam Undang-undang Nomor
2 Tahun 2011 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008
Tentang Partai Politik secara gradual tidak jauh berbeda dengan definisi
partai politik secara teoretis. Bagian-bagian tertentu yang membedakan
terletak pada syarat bahwa partai politik harus turut memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Berdasarkan pada beberapa definisi partai politik diatas, dalam karya
tulis ini penulis menggunakan definisi partai politik sebagaimana yang
terdapat pada Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Perubahan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik
yakni Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk
oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
25
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
2. Peran dan Fungsi Partai Politik
Fungsi partai politik sesungguhnya telah sedikit dipaparkan pada
bagian latar belakang, baik secara doktrinal maupun yuridis. Namun pada
bagian ini akan dibahas secara lebih mendalam, agar terdapat kesatuan
paham. Miriam Budiardjo memaparkan bahwa partai politik mempunyai
fungsi yakni29 :
1. Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Pada masyarakat modern, tentu banyak ragam pendapat dan aspirasi
yang berkembang. Pendapat yang beragam tersebut akan hilang bagai
butiran debu terseok angin apabila tidak ditampung dan digabung
dengan pendapat yang senada. Maka diperlukan upaya penggabungan
atas pendapat dan aspirasi tersebut. Proses ini dinamakan
penggabungan kepentingan. Setelah adanya penggabungan atau
agregasi, pendapat dan aspirasi tadi diolah dalam bentuk yang lebih
teratur atau artifisial. Setelah proses tersebut, maka partai politik
merumuskanya menjadi usul kebijakan. Usul kebijakan ini kemudian
dimasukan ke dalam program atau platform partai politik untuk
diperjuangkan atau disampaikan kepada pemerintah melalui parlemen
(DPR dan/atau DPRD-Pen) agar dijadikan kebijakan umum
pemerintah. Demikianlah alur penyampaian pendapat dan aspirasi
kepada pemerintah melalui partai politik.
2. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik merupakan proses yang melaluinya sesorang
memperoleh sikap dan orientasi politik, yang berlangsung ditempat ia
berada. Disisi lain sosialisasi politik bermakna sebagai proses yang
melaluinya masyarakat menyampaikan budaya politik yakni nilai-
nilai, norma-norma dari satu generasi ke generasi berikutnya.
3. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik
Fungsi ini berkaitan erat dengan seleksi kepemimpinan baik untuk
keperluan internal partai politik tersebut atau untuk keperluan
kepemimpinan nasional. Untuk kepentingan internal, partai politik
29 Ibid. Hal. 405-409.
26
memerlukan kader-kader berkualitas demi menjamin perkembangan
partai kedepanya. Selain itu, dengan mempunyai kader-kader
berkualitas partai poltik lebih berpeluang untuk mencalon kader-
kadernya ke bursa kepemimpinan nasional.
4. Sebagai Sarana Pengatur Konflik
Pada setiap komunitas masyarakat pasti terdapat konflik-konflik
kepentingan tertentu, apalagi dilingkungan masyarakat dengan tingkat
heterogenitas yang tinggi. Fungsi partai politik dalam kondisi yang
demikian ialah untuk meminimalisir potensi konfilk tersebut dengan
cara menumbuhkan rasa saling pengertian diantara kader dan
pendukungnya yang bergam.
Pendapat lain diutarakan oleh Micheal G. Roskin, bahwa secara
umum setidak-tidaknya partai politik mempunyai beberapa fungsi yakni :30
1. A bridge between people and government (sebagai jembatan antara
rakyat dan pemerintah)
Partai politik berfungsi sebagai alat dalam hubungan rakyat-
pemerintah, yaitu sebagai mediator antara kebutuhan dan keinginan
(aspirasi) rakyat dan responsivitas pemerintah dalam mendengar
tuntutan rakyat.
2. Aggregation of Interests (Agregasi kepentingan)
Agregasi kepentingan adalah suatu aktivitas yang didalamnya
tuntutan-tuntutan indvidu dan kelompok dikombinasikan menjadi
usulan kebijakan publik yang signifikan.
3. Integrtion into political system (integrasi ke dalam sistem politik)
Fungsi ini dijalankan oleh partai politik dengan jalan
mengintegrasikan/memasukan elemen-elemen masyarakat dengan
berbagai identitas sosial (misal buruh, petani, profesional, dsb) ke
dalam sistem politik untuk menjadi bagian didalamnya dan ikut
berkiprah.
4. Political Socialization (sosialisasi politik)
Fungsi ini berupa pengajaran kepada kader partai politik terkait
tentang bagaimaan bermain politik. Secara praktis, hal itu dapat
dilakukan dengan cara memperkenalkan kandidat atau pejabat terpilih
kepada warga negara. Salah satu tujuan dari aktifitas ini, ialah
membuat anggota-anggota partai politik berpartisipasi dalam
kehidupan politik atau terlibat dalam proses-proses politik.
5. Mobilization of Voters (mobilisasi pemilih)
30 Dalam Deden Faturohman dan Wawan Sobari. 2002. Pengantar Ilmu Politik. Malang.
Penerbit UMM Press. Hal. 275-277.
27
Fungsi ini berkenaan dengan aktifitas partai politik dalam pemilu.
Partai politik berusaha mendapatkan suara dari pendukung-
pendukungnya. Fungsi mobilisasi bukan berarti paksaan, serangkaian
strategi berupa kampanye dari para kandidat dari partai politik terkait.
6. Organization of government (mengorganisasikan pemerintahan)
Partai politik yang memenangkan pemilihan umum, biasanya akan
menjalankan fungsi ini. Mereka berusaha agar tugas-tugas
pemerintahan dan kekuasaan, digunakan untuk mengubah kebijakan
pemerintah agar sesuai dengan cita-cita partai politik.
Secara yuridis fungsi partai politik diatur pada Pasal 11 Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yang berbunyi sebagai berikut :
(1) Partai Politik berfungsi sebagai sarana:
a. pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi
warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
b. penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat;
c. penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat
dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara;
d. partisipasi politik warga negara Indonesia; dan
e. rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan
keadilan gender.
(2) Fungsi Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan
secara konstitusional.
3. Hak dan Kewajiban Partai Politik
Pada bagian terdahulu telah dijabarkan pengertian serta fungsi partai
politik. Sejalan dengan kedudukan dan fungsinya itu, partai politik juga
mempunyai hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban partai diatur secara
eksplisit dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
jo Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. Adapun hak partai politik
28
yang tercantum pada Pasal 12 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Partai Politik jo Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan
Atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yakni :
Partai Politik berhak:
a. memperoleh perlakuan yang sama, sederajat, dan adil dari negara;
b. mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri;
c. memperoleh hak cipta atas nama, lambang, dan tanda gambar Partai
Politik sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
d. ikut serta dalam pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan
Wakil Presiden, serta kepala daerah dan wakil kepala daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
e. membentuk fraksi di tingkat Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
f. mengajukan calon untuk mengisi keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
g. mengusulkan pergantian antarwaktu anggotanya di Dewan Perwakilan
Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
h. mengusulkan pemberhentian anggotanya di Dewan Perwakilan Rakyat
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
i. mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, calon gubernur
dan wakil gubernur, calon bupati dan wakil bupati, serta calon walikota
dan wakil walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
j. membentuk dan memiliki organisasi sayap Partai Politik; dan
k. memperoleh bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
Kemudian selain hak terdapat pula kewajiban partai politik yang diatur
pada Pasal 13 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik jo
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yakni :
29
Partai Politik berkewajiban:
a. mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan peraturan perundang - undangan;
b. memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. berpartisipasi dalam pembangunan nasional;
d. menjunjung tinggi supremasi hukum, demokrasi, dan hak asasi manusia;
e. melakukan pendidikan politik dan menyalurkan aspirasi politik
anggotanya;
f. menyukseskan penyelenggaraan pemilihan umum;
g. melakukan pendaftaran dan memelihara ketertiban data anggota;
h. membuat pembukuan, memelihara daftar penyumbang dan jumlah
sumbangan yang diterima, serta terbuka kepada masyarakat;
i. menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran
keuangan yang bersumber dari dana bantuan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah secara
berkala 1 (satu) tahun sekali kepada Pemerintah setelah diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan;
j. memiliki rekening khusus dana kampanye pemilihan umum; dan
k. menyosialisasikan program Partai Politik kepada masyarakat.
C. Konsep Pemberhentian Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Pemberhentian antarwaktu anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau yang
dikenal dengan recall. Recall menurut Black’s Law Dictionary yaitu Removal of
a public official from office by popular vote31 (terjemahan bebasnya ialah
pemberhentian pejabat publik dari jabatanya oleh atau atas keinginan mayoritas
pemilih). Sejurus dengan pengertian tersebut C.F. Strong mengemukakan bahwa
recall memberikan hak bagi para pemilih yang tidak puas untuk mengusulkan,
diantara rentang waktu pemilihan-pemilihan, agar wakilnya diberhentikan dan
diganti dengan wakil lain menurut kehendak rakyat.32 Jadi recall menurut Strong
adalah penarikan kembali wakil rakyat oleh konstituenya atau para pemilihnya.
Sedangkan dalam kamus politik karangan B.N. Marbun, recall diartikan sebagai
31 Bryan A.Garner. 2000. Black’s Law Dictionary: Seventh Edition. Saint Paul. West Group.
Hal. 1019. 32 C. F. Strong. 2011. Op.Cit. Hal. 304.
30
suatu proses penarikan kembali atau penggantian anggota DPR oleh induk
organisasinya, yaitu Partai Politik.33 Dari pemaparan diatas dapat dimengerti
bahwa pengertian recall menurut B.N. Marbun sesuai dengan pengaturan dan
praktik pemberhentian antar waktu anggota Dewan Perwakilan Rakyat di
Indonesia. Adapun fungsi Recall oleh partai politik yakni sebagai mechanism
control dari partai politik yang memiliki wakilnya yang duduk sebagai anggota
parlemen.34
Lebih lanjut, secara yuridis Pemberhentian antarwaktu Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat diatur pada Pasal 239 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014
tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yakni :
(1) Anggota DPR berhenti antarwaktu karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri; atau
c. diberhentikan.
(2) Anggota DPR diberhentikan antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf apabila:
a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan
tetap sebagai anggota DPR selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa
keterangan apa pun;
b. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik DPR;
c. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
d. diusulkan oleh partai politiknya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan;
33 B.N. Marbun. Kamus Politik. Jakarta. Sinar Harapan. Hal. 43. 34 Nike K. Rumokoy. 2012. Kajian Yuridis Tentang Hak Recall Partai Politik Dalam Sistem
Ketatanegaraan Indonesia. Manado. Jurnal Hukum Unsrat. Vol.XX/No.1/Januari-Maret/2012.
Fakultas Hukum. Universitas Sam Ratulangi. Hal. 3.
31
e. tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota DPR sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemilihan umum
anggota DPR, DPD dan DPRD;
f. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini;
g. diberhentikan sebagai anggota partai politik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; atau menjadi anggota partai politik lain.