5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepat a. Pengertian Atletik Atletik merupakan komponen pendidikan jasmani yang mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Menurut Aip Syaifuddin (1992: 2) atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu “atlon” yang mempunyai arti pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan. Orang yang melakukan dinamakan “athleta” (atlit) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan yang terdiri atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Dalam cabang olahraga atletik ada empat nomor lari, yaitu nomor lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b. Pengertian Lari Menurut Soegito (1992: 42) bahwa, “ Lari adalah suatu cara menggerakkan badan ke depan dengan melangkahkan kaki kanan dan kiri secara bergantian, tiap kali kaki bertolak selalu ada saat melayang”. Dengan kata lain, lari merupakan rangkaian gerakan ke depan dengan melangkahkan kaki secara bergantian. Gerakan harus dilakukan dengan baik, harmonis dan kontinyu serta tidak diputus-putus agar diperoleh kecepatan yang maksimal. Gerak dasar lari merupakan hal terpenting pada saat memulai belajar lari. Pengajar harus memberikan pemahaman-pemahaman terlebih dahulu mengenai gerak dasar lari. Selanjutnya, pada saat belajar lari harus diberikan gerakan-gerakan paling dasar yang benar, mulai dari gerakan kaki, badan, ayunan lengan dan pandangan serta koordinasi keseluruhan gerakan. Strategi belajar lari yang sistematis, teratur dan kontinyu dapat meningkatkan kemampuan lari dengan benar dan cepat.
21
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepat · disimpulkan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan yang terdiri atas nomor-nomor jalan,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Lari Cepat
a. Pengertian Atletik
Atletik merupakan komponen pendidikan jasmani yang mengutamakan
aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan pengembangan jasmani,
mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Menurut Aip
Syaifuddin (1992: 2) atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu “atlon” yang
mempunyai arti pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan.
Orang yang melakukan dinamakan “athleta” (atlit) dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan
atau diperlombakan yang terdiri atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan
lempar. Dalam cabang olahraga atletik ada empat nomor lari, yaitu nomor lari
jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon.
b. Pengertian Lari
Menurut Soegito (1992: 42) bahwa, “ Lari adalah suatu cara
menggerakkan badan ke depan dengan melangkahkan kaki kanan dan kiri
secara bergantian, tiap kali kaki bertolak selalu ada saat melayang”. Dengan
kata lain, lari merupakan rangkaian gerakan ke depan dengan melangkahkan
kaki secara bergantian. Gerakan harus dilakukan dengan baik, harmonis dan
kontinyu serta tidak diputus-putus agar diperoleh kecepatan yang maksimal.
Gerak dasar lari merupakan hal terpenting pada saat memulai belajar lari.
Pengajar harus memberikan pemahaman-pemahaman terlebih dahulu
mengenai gerak dasar lari. Selanjutnya, pada saat belajar lari harus diberikan
gerakan-gerakan paling dasar yang benar, mulai dari gerakan kaki, badan,
ayunan lengan dan pandangan serta koordinasi keseluruhan gerakan. Strategi
belajar lari yang sistematis, teratur dan kontinyu dapat meningkatkan
kemampuan lari dengan benar dan cepat.
6
c. Lari Cepat
Lari cepat atau lari jarak pendek, menurut Yoyo Bahagia, Ucup Y, Adang
S (2000:9-10) yaitu lari yang menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400 m.
Dalam lari cepat, terdiri dari beberapa teknik dasar yaitu teknik start, teknik
lari dan teknik finish.
Menurut Adi, Winendra, dkk. (2008:17) “nomor lari jarak pendek yang
diperlombakan pada event internasional, jika diadakan dilapangan terbuka
(outdoor), meliputi nomor lari 10 meter,200 meter, da 400 meter. Adapun lari
jarak pendek yang dilaksanakan di lapangan tertutup (indoor) adalah lari 50
meter, 60 meter, 200 meter, dan 400 meter.
d. Teknik Lari Cepat
Teknik start adalah persiapan awal seorang pelari untuk melakukan
gerakan lari. Start yang digunakan dalam lari cepat adalah start jongkok
(crouching start). Star jongkok merupakan tolakan pertama untuk
menghasilkan dorongan penuh menuju akselerasi lari menuju kecepatan
maksimal.
Gambar 1. Start jongkok
Adi, Winendra, dkk. (2008:17)
Cara melakukan start jongkok adalah sebagai berikut :
1) Saat aba-aba “bersedia” (on your marks)
7
Gambar 2. Start jongkok aba-aba “bersedia”
Adi, Winendra, dkk. (2008:19)
Cara melakukannya sebagai berikut :
a) Berdiri tegak kira-kira 3 langkah dibelakang garis start.
b) Pada aba-aba “bersedia” maju kedepan dan meletakkan kaki depan
di belakang garis start jaraknya 1,5 telapak kaki.
c) Letakkan lutut tungkai belakang sejajar dengan ujung jari-jari kaki
depan.
d) Letakkan kedua tangan dibelakang garis start selebar bahu dengan
kedua ibu jari berhadapan dan jari-jari lainnya rapat mengarah
keluar sehingga membentuk hufur V.
e) Lengan tegak lurus dari bahu kebawah dan berat badan terbagi
pada lengan dan kaki.
f) Pandangan ke depan sejauh kira-kira dua jengkal dari garis start
dengan leher rileks.
8
2) Saat aba-aba “siap” (set)
Gambar 3. Start jongkok aba-aba “siap”
Adi, Winendra, dkk. (2008:19)
Cara melakukannya sebagai berikut :
a) Angkat pinggul lebih tinggi sedikit dari pundak
b) Posisi lutut kaki depan membentuk sudut 90 derajat dan lutut kaki
belakang membentuk sudut 150 derajat.
c) Pandangan beralih dua jengkal menjadi satu jengkal dari garis start
dengan leher rileks.
d) Pundak didorong sedikit ke depan sehingga berat badan berada pada
lengan.
3) Pada saat aba-aba “ya”
Gambar 4. Start jongkok aba-aba “ya”
Adi, Winendra, dkk. (2008:19)
9
Cara melakukanya adalah sebagai berikut:
a) Kaki depan melakukan tolakan dengan kuat diikuti kaki belakang
melangkahkan kaki kedepan, bersamaan dengan itu ayunkan lengan
b) Langkah pertama yang dilakukan kaki belakang harus secepat-
cepatnya digerakkan ke depan.
c) Badan lurus dan condong ke depan dengan sudut 45 derajat dan
sudut lengan tetap 90 derajat.
d) Melakukan start dengan kuat dan cepat.
e) Kecepatan dipertahankan yang selanjutnya dipercepat.
Setelah terdengar aba-aba “ya”, pelari segera menolak dengan kuat
sebagai awalan. Pelari mencondongkan tubuh ke depan selama 5 sampai 6
meter pertama. Setelah jarak tersebut terlampaui, sprinter mengambil
posisi sprint yang lebih tegak untuk sisa lomba. Pada jarak 40 meter, tubuh
sprinter telah tegak sepenuhnya. Sikap pelari saat berlari psrint sebagai
berikut :
1) Berpijak pada ujung kaki.
2) Kaki yang tidak digunakan untuk berpijak ditekuk minimal 90o.
3) Angkatlah lutut tinggi-tinggi dan paha lebih kurang sejajar dengan
tanah.
4) Kepala dan badan tegak dan pandangan mata tertuju ke depan.
5) Siku membentuk sudut 90o.
6) Ayunkan tangan ke depan dan belakang berlawanan dengan ayunan
langkah kaki.
Selain teknik-teknik yang telah disebutkan di atas, ada latihan
teknik dasar lari jarak 50 m yang perlu dilakukan oleh para pelari sebelum
berlari. Latihan tersebut antara lain :
1) Latihan Lari di Tempat dengan Berganti Kecepatan
Latihan lari di tempat dapat dilakukan dengan berganti-ganti
kecepatan. Mula-mula latihan dimulai dengan pelan dan makin cepat.
Variasi mengangkat lutut (hingga rata air) bisa pula dilakukan. Praktik
pelaksanaannya dari pelan, terus ditambah kecepatannya.
10
2) Latihan Berjalan dengan Lutut Diangkat Tinggi
Caranya berjalan perlahan dan mengangkat paha kanan ke posisi
horizontal. Kaki kiri diluruskan sepenuhnya hingga ke ujung kaki saat
paha kaki kanan horizontal. Lengan ditekukkan pada siku dengan sudut
90o. Selanjutnya, berganti dengan paha kaki kiri yang diangkat. Lakukan
secara bergantian sepanjang 10 meter mulai dari langkah perlahan sampai
langkah dipercepat.
3) Latihan Berjalan dengan Meluruskan Lutut
Cara latihan ini hampir sama dengan latihan 1, hanya saja ketika
paha yang diangkat pada posisi horizontal, kaki sepenuhnya diluruskan.
Dimulai dengan berjalan mengangkat paha kanan hingga horizontal, kaki
kiri tegak lurus dengan telapak kaki menapak tanah. Selanjutnya, kaki
kanan diluruskan sepenuhnya sejajar paha dengan kaki kiri tetap dalam
posisi tegak lurus. Kemudian, gantian kaki kiri yang diangkat dan
diluruskan. Begitu seterusnya dengan urutan gerakan lutut diluruskan
setiap kali paha diangkat. Lakukan latihan mulai dari perlahan sampai
dipercepat dengan jarak 10 meter.
4) Latihan Menendang ke Belakang
Caranya diawali dengan secara perlahan bergerak ke depan dengan
menendangkan tumit ke belakang sampai mengenai bokong. Latihan ini
membantu mengembangkan pola gerakan kaki ke belakang tubuh.
Lakukan latihan ini berulang kali mulai dari perlahan sampai dipercepat
dengan jarak 10 meter.
5) Latihan Menggerakkan Lengan
Caranya diawali dengan berkonsentrasi untuk mempertahankan
sudut lengan pada siku tetap 90o bersamaan dengan ayunan lengan ke
depan. Latihan dimulai dengan berdiri, berjalan, berlari-lari kecil, dan
sprint. Lakukan latihan ini berulang kali untuk mendapatkan gerak ayunan
lengan yang sempurna.
6) Latihan Berlari dengan Lutut Tinggi Diikuti Sprint
11
Caranya dimulai dengan bergerak perlahan-lahan ke depan sejauh
5 meter dengan menekankan pada pengangkatan lutut yang tinggi. Pada
gerakan ini, lutut tidak perlu diluruskan. Selanjutnya berlari sekencang-
kencangnya ke depan sejauh 10 meter. Lakukan latihan ini berulang kali
untuk mendapatkan kecepatan sprint yang baik.
7) Latihan Pengulangan Sprint dari Start Melayang
Caranya dimulai dengan melakukan lari akselerasi (lari dengan
kecepatan tetap) sepanjang 20-30 meter dari start berdiri, lalu melakukan
sprint sepanjang 20-30 meter. Untuk itu, diperlukan lintasan sepanjang 40-
60 meter dengan diberi tanda sebagai batas lari akselerasi dan lari sprint.
Latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dengan selang istirahat 2-3
menit. Jumlah ulangan tergantung dari kebugaran tubuh yang dimiliki.
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Dimyati dan Mujiono ( 2010 : 7 ) mengatakan bahwa, “Belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah
penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.”
Kemudian Menurut Slavin (2000: 143), “Belajar adalah
perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.”
Menurut Abdillah dalam Aunurrahman (2013: 35 ) bahwa,
“belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk
memperoleh tujuan tertentu.”
12
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh siswa secara sadar. Belajar adalah suatu perubahan
tingkah laku, penguasaan pengetahuan dan keterampilan dari hasil
pengalaman maupun hasil interaksi dengan lingkungannya.
b. Pengertian Pembelajaran
Corey dalam Sagala (2010: 61) berpendapat,“pembelajaran
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola
untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”. Knirk
dan Gustafon (1986) dalam Sagala (2010:64) mengartikan,“pembelajaran
merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,
pelaksanaan, danevaluasi. Pembelajaran tidak terjadi seketika melainkan
sudah melalui tahapan perancangan pembelajaran.”
Menurut Aunurrahman (2013:34) “Pembelajaran adalah upaya
mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa
yang terdidik, siswa yang belum mengetahui pengetahuan tentang
sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan”. Sedangkan menurut
Kimble & Garmezy “Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang
relative tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang”
(Thobroni&Mustofa, 2011 : 18 )
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulan bahwa
pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan berulang-
ulang untuk memungkinkan terjadinya kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Pada penelitian ini, pembelajaran yang dimaksud adalah
pembelajaran pendidikan jasmani.
c. Ciri Belajar
Belajar merupakan suatu proses, bukan suatu hasil. Belajar
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) proses belajar adalah
mengalami, berbuat, mereaksikan dan melampaui, (2) proses belajar
13
melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat
pada suatu tujuan tertentu, (3) hasil-hasil belajar yang telah tercapai
bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah, jadi tidak sederhana dan statis
(Oemar Hamalik, 2002: 15).
Kemudian Menurut Dimyati dan Mujiono ( 2010: 8 ) ciri umum
belajar yaitu di tinjau dari segi :
(1) Pelaku : siswa yang bertindak belajar atau pebelajar
(2) Tujuan : Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup.
(3) Proses : Internal pada diri pebelajar.
(4) Tempat : Belajar dapat berlangsung dimanapun tempatnya.
(5) Lama waktu : sepanjang hayat
(6) Syarat terjadi : Motivasi belajar yang kuat
(7) Ukuran keberhasilan : Dapat memecahkan masalah
(8) Faedah : Bagi pebelajar mempertinggi martabat pribadi.
(9) Hasil : Hasil belajar sebagai dampak pembelajaran dan
pengiring.
d. Hasil Belajar
Dalam hubungannya dengan belajar, hasil belajar adalah suatu hasil
yang telah dicapai siswa setelah mengikuti serangkaian proses belajar
mengajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar biasanya
diwujudkan dalam bentuk nilai. Nilai itulah yang menunjukkan hasil
prestasi setelah siswa memperoleh materi pelajaran.
Menurut Sudjana “ Hasil belajar pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku, sebagai hasil belajar mencakup bidang kognitif,
afektif dan psikomotoris” (2010: 3 ).
Bloom membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yakni ranah
kognitif, afektif dan psikomotor:
a. Ranah proses berpikir (cognitive domain)
14
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut
aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam
ranah kognitif ini terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai
dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.