Top Banner
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan alam) adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun (wikipedia). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan hasil kegiatan manusia, berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman, melalui serangkaian proses ilmiah, antara lain: penyelidikan, penyusunan, gagasan-gagasan. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa. 2.1.1.2 Hakikat IPA Einstein (dalam Hendro dan Kaligis, 1992;3) mengatakan, “science is the attempt to make the chaotic diversity of our sense experience correspond to a logreally uniform system of thought”. Makna kalimat tersebut adalah bahwa IPA merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola berpikir yang logis tertentu. Yang dimaksud dengan a logreally uniform system of thought, ini tak lain adalah pada pikir ilmiah. IPA tidak hanya dipandang sebagai kumpulan pengetahuan tetapi juga dapat dipandang sebagai suatu metode. Bernal dalam bukunya Serence in History Jilid I menyatakan bahwa lPA dapat dipandang sebagai (1) Institusi, (2) Metode, (3) Kumpulan pengetahuan, (4) Suatu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi, (5) Salah satu faktor penting yang mempengarui sikap dan pendayaan manusia terhadap alam. Khusus IPA sebagai metode, Bernal menjelaskan bahwa
21

BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

Nov 16, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Tinjauan Tentang IPA

2.1.1.1 Pengertian IPA

Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan alam)

adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya

adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku

kapan pun dimana pun (wikipedia).

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan hasil kegiatan manusia, berupa

pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang

diperoleh dari pengalaman, melalui serangkaian proses ilmiah, antara lain:

penyelidikan, penyusunan, gagasan-gagasan. Mata pelajaran IPA adalah program

untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan, sikap dan

nilai ilmiah pada siswa.

2.1.1.2 Hakikat IPA

Einstein (dalam Hendro dan Kaligis, 1992;3) mengatakan, “science is the

attempt to make the chaotic diversity of our sense experience correspond to a

logreally uniform system of thought”. Makna kalimat tersebut adalah bahwa IPA

merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi

suatu sistem pola berpikir yang logis tertentu. Yang dimaksud dengan a logreally

uniform system of thought, ini tak lain adalah pada pikir ilmiah.

IPA tidak hanya dipandang sebagai kumpulan pengetahuan tetapi juga dapat

dipandang sebagai suatu metode. Bernal dalam bukunya Serence in History Jilid I

menyatakan bahwa lPA dapat dipandang sebagai (1) Institusi, (2) Metode, (3)

Kumpulan pengetahuan, (4) Suatu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan

produksi, (5) Salah satu faktor penting yang mempengarui sikap dan pendayaan

manusia terhadap alam. Khusus IPA sebagai metode, Bernal menjelaskan bahwa

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

9

dalam hal ini terlihat upaya berupa observasi. Eksperimen pengunaan alat dan

berbagai perhitungan matematik.

Bernal (dalam Hendro dan Kaligis, 1991;4) menyebutkan 2 fungsi IPA yang

sangat penting yaitu meningkatkan produksi dan untuk mengubah sikap dan

pendayaan manusia terhadap alam. IPA memang dapat sebagai faktor yang dapat

mempengaruhi peningkatan produksi, karena IPA menggunakan pendekatan

eksperimentasi, dengan suatu uji coba sehingga dapat diketahui dengan jelas

faktor-faktor penghambat untuk mencapai tujuan.

IPA tidak mengunakan tahyul dan mitos ataupun kepercayaan yang

kesemuanya itu akan menjurus pada peta kerja tradisional yang tetap seperti itu

dari zaman ke zaman. Bahwa 1PA berfungsi untuk merubah sikap manusia

terhadap alam semesta. Dapat digambarkan sebagai berikut: Dahulu orang

percaya bahwa pelangi adalah suatu pembiasan cahaya oleh bentuk-bentuk air di

udara. Dahulu orang percaya bahwa gerhana bulan disebabkan bulan ditelan oleh

kepala raksasa sakti. Dengan lPA orang mengerti bahwa gerhana bulan terjadi

karena bulan tertutup oleh bayangan bumi.

1. IPA Sebagai Pemupukan Sikap

Mengingat kajian ini ditujukan untuk pengajaran 1PA di SD maka pengertian

“sikap” di sini dibatasi pada “sikap ilmiah terhadap alam sekitar”. Menurut

Herlen (dalam Hendro dan Kaligis 1991;7) setidak-tidaknya ada sembilan

aspek ilmiah yang dapat dikembangkan pada usia Sekolah Dasar, yaitu:

a. Sikap ingin tahu (curiousity)

Sikap ingin tahu di sini maksudnya adalah suatu sikap yang selalu ingin

mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamatinya. Kata benar

sini artinya rasional atau masuk akal dan objektif atau sesuai dengan

kenyataan. Anak usia SD mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan jalan

bertanya. Bertanya pada gurunya, temannya atau pada dirinya sendiri.

Adalah tugas guru untuk memberikan kemudahan bagi anak untuk

mendapatkan jawaban yang benar. Jawaban itu tidak harus dari guru tetapi

mungkin dapat diperolah anak itu sendiri baik atas inisiatif sendiri,

maupun atau petunjuk dari gurunya.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

10

b. Sikap ingin mendapatkan Sesuatu yang baru (originality)

Sikap ini bertitik tolak dari kesadaran bahwa jawaban yang telah mereka

peroleh dari rasa ingin tahu itu tidaklah bersifat final atau mutlak, tetapi

masih bersifat sementara atau tentatif. Hal ini disebabkan keterbatasan

kemampuan berpikir maupun keterbatasan pengamatan panca indra

manusia untuk menetapkan suatu kebenaran. Jadi jawaban benar yang

telah mereka peroleh itu sebatas pada suatu “tembok ketidaktahuan”.

Orang mempunyai sikap ingin mandapatkan sesuatu yang baru adalah

orang yang ingin menguak tembok ketidaktahuannya itu untuk

memperoleh suatu yang original meskipun ia tahu akan sampai ke tembok

ketidaktahuan berikutnya. Sikap anak usia SD seperti itu dapat dipupuk

dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan langsung pada objek-

objek yang terdapat dilingkungan sekolah. Data yang mereka peroleh akan

dapat memberikan sesuatu yang “baru” baginya tentang objek yang

diamatinya itu.

c. Sikap kerja sama (cooperation)

Yang dimaksud dengan kerja sama di sini adalah kerja sama untuk

memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Seorang yang bersikap

cooperstive ini menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki orang lain

mungkin lebih banyak dan lebih sempurna dari pada apa yang ia miliki.

Oleh karena itu untuk meningkatkan pengetahuannya ia merasa

membutuhkan kerja sama dengan orang lain. Kerja sama ini dapat pula

bersifat berkesinambungan. Kita dapat bayangkan betapa panjangnya kerja

sama yang berkesinambungan sejak ditemukannya listrik sampai orang

dapat membuat pesawat televisi. Anak usia Sekolah Dasar memang perlu

dipupuk sikapnya untuk dapat bekerjasama dengan orang lain. Kerja sama

itu dapat dalam bentuk kerja kelompok, pengumpulan data maupun diskusi

untuk menarik suatu kesimpulan hasil observasi.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

11

d. Sikap tidak putus asa (persevernce)

Suatu usaha apapun, biasanya ada saja hambatannya. Seorang ilmuan

mungkin saja telah menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan biaya

yang banyak namun belum juga memperolah apa yang ia cari. Namun ia

tidak putus asa karena ia tetap yakin bahwa kegagalan yang ia alami

setidaknya memberi petunjuk yang berguna bagi ilmuan lain untuk tidak

memberi petunjuk yang berguna bagi ilmuan lain untuk tidak mengambil

jalan yang serupa. Adalah tugas guru untuk memberikan motivasi bagi

anak didik yang mengalami kegagalan dalam upayanya menggali ilmu

dalam bidang IPA agar tidak putus asa.

e. Sikap tidak berprasangka (open mindedness)

Sejak awalnya IPA mengajarkan kepada kita untuk menetapkan kebenaran

berdasarkan dua kreteria yaitu rasionalitas dan objektivitas. Percobaan

benda jatuh bebas dari Galileo mengingatkan kita bahwa “benar” menurut

akal sehat saja tidaklah cukup karena banyak yang kita pikir itu benar

ternyata itu keliru. Seperti halnya matahari beredar mengelilingi bumi

telah dipercaya orang akan kebenaranya selama ribuan tahun lamanya.

Munculnya faktor objektivitas dalam menetapkan kebenaran menjadikan

orang tidak lagi purba kala. Sikap tidak purba kala dapat dikembangkan

secara dini kepada anak usia SD dengan jalan melakukan observasi dan

eksperimen dalam mencari kebenaran ilmu.

f. Sikap mawas diri (self criticism)

Seorang ilmuan sangat menjunjung tinggi kebenaran. Objektivitas tidak

hanya ditujukan di luar dirinya tetapi juga terhadap dirinya sendiri. Itulah

sikap mawas diri untuk menjunjung tinggi kebenaran. Anak usia SD harus

dikembangkan sikapnya untuk jujur pada dirinya sendiri, menjunjung

tinggi kebenaran dan berani melakukan koreksi pada dirinya sendiri.

g. Sikap bertangung jawab (responsibility)

Berani mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya adalah

suatu sikap yang mulia. Sikap ini memang bukan monopoli dari para

ilmuan dalam mencari kebenaran namun tidak ada satu orang pun yang

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

12

tidak setuju bahwa anak didik kita dipupuk menjadi manusia yang

bersikap tanggungjawab. Sikap bertanggungjawab harus dikembangkan

sejak usia SD, misalnya dengan membuat dan melaporkan hasil

pengamatan, hasil eksperimen ataupun hasil kerjanya yang lain kepada

teman sejawat, guru atau orang lain, dengan sejujurnya.

h. Sikap berpikir bebas (independence in thiking)

Katakan merah kalau memang bunga mawar itu berwarna merah,

katakanlah biru alir laut itu berwarna biru, tetapi jangan katakan air laut itu

asin karena guru (menyuruh) mengatakan asin. Itulah gambaran berpikir

bebas. Dalam dunia ilmu pengetahuan, objektivitas merupakan unsur yang

mutlak diperlukan karena objektivitas merupakan salah satu kriteria

kebenaran ilmu.

i. Sikap kedisiplinan diri (self discipline)

Menurut Morse dan Wingo (dalam Hendro dan Kaligis 1991;10) dalam

bukunya Psychology and Teaching, mengatakan bahwa kedisplinan diri

dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengontrol

adapun dapat mengatur dirinya menuju kepada tingkah laku yang

dikehendaki dan yang dapat diterima oleh masyrakat.

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa untuk sampai kepada kedisplinan diri

yang bertanggung jawab haruslah dimulai dari suatu tahap dependence

(tahap ketergantungan dari yang membimbing), kemudian secara bertahap

kontrol dari pembimbing dilepaskan untuk sampai kepada tahap

idenpendence (tahap tidak ketergantungan dari yang membimbing) yaitu:

tahap si anak menjadi dewasa untuk mengatur atau mengontrol dirinya

sendiri. Adalah tugas guru untuk dapat mengatur kapan ia harus

melakukan pengontrolan secara penuh dan kapan ia harus melepaskan

pengontrolan secara bertahap dan tepat guna yang kesemuanya itu

ditujukan kepada terbentuknya kedisplinan diri pada anak didiknya.

Sebagai saran, salah satu bentuk pengembangan kedisplinan diri adalah

pengorganisasian kelas termasuk adanya regu-regu kebersihan dan

sebagainya yang dapat di atur sendiri oleh anakanak

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

13

2. IPA Sebagai Produk

Tinjauan pendekatan IPA bukan hanya untuk memahami pengetahuan tentang

fakta-fakta, konsep-konsep, ketrampilanketrampilan dan sikap-sikap yang

diperlukan untuk mencapai pengetahuan itu. Tujuan yang disebutkan pertama,

dikenal dengan pengembangan proses IPA. Tinjauan utama pendidikan IPA

ialah agar siswa memahami konsep-konsep IPA yang sederhana dan saling

keterkaitannya, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah

untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dengan lebih menyadari

kebesaran dan kebiasaan pencipta alam semesta (Hadiat, 1996;2). Jelaslah

bahwa dari siswa dituntut bukan hanya paham konsep-konsep 1PA, tetapi juga

dituntut untuk merefleksikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam bentuk

teknologi yang mampu mensejahterakan kehidupan mereka serta generasi

berikutnya tanpa harus meninggalkan nilai-nilai positip agama, budaya, serta

pendidikan. Anak SD, metode ilmiah tentu dikembangkan secara bertahap dan

berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akirnya akan terbentuk suatu

paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian

sederhana. Adapun pentahapan pengembangannya disesuaikan dengan

tahapan dari suatu proses penelitian eksperimen, yang meliputi observasi,

klasifikasi, interprestasi, predikat, hipotesis, pengendalian variabel,

merencanakan, dan melaksanakan penelitian, informasi, dan komunikasi.

3. IPA Sebagai ketrampilan Proses

Keterampilan proses sangat penting dikembangkan kepada diri anak,

alasannya: (I) Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi

pesat pula sehingga tidak mungkin guru “menyajikan” semuanya itu kepada

anak didiknya. Oleh karena itu anak perlu dibekali dengan alat atau

ketrampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber dan

tidak dari guru. Ketrampilan untuk dapat mencari dan mengolah informasi,

itulah yang disebut ketrampilan proses. Ketrampilan proses itu memang

mutlak diperlukan anak sebagai bekal dalam kehidupannya pada masa yang

akan datang. (2) IPA dapat dipandang dari dua dimensi yaitu: dimensi produk

dan dimensi proses sudah sejak lama bangsa kita berpengalaman belajar IPA

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

14

sebagai produk dan bukan sebagai proses. Akibatnya adalah bahwa bangsa

kita hanya sampai pada kemampuan menggunakan IPA dan tidak pandai

menghasilkan IPA sebagai gambaran ialah bahwa sampai sekarang kita

mengenal berbagai teori dan hukum IPA yang berasal dari luar negeri,

misalnya Hukum Boyle, Hukum Archimides, Teori Mendel, Teori Einstein

dan sebagainya.

Oleh karena itu betapa pentingnya ketrampilan proses yang dapat diartikan

sebagai proses untuk mendapatkan ilmu itu diajarkan kepada anak didik kita

sehingga di masa yang akan datang bangsa kita tidak saja pandai

menggunakan IPA tetapi juga pandai memproduksi 1PA. Dengan demikian

bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa maju lainnya.Beberapa

ketrampilan proses dalam pengajaran IPA: (1) Ketrampilan mengobservasi,

(2) Ketrampilan mengklasifikasi, (3) Ketrampilan menginterprestasi, (4)

Ketrampilan mempredeksi, (5) Ketrampilan membuat hipotesis, (6)

Keterampilan mngendalikan variabel, (7) Ketrampilan merencanakan dan

melaksanakan penelitian eksperimen, (8) Ketrampilan menyimpulkan, (9)

Ketrampilan mengaplikasi, (10) Ketrampilan mengkomunikasikan.

2.1.1.3 Teori Belajar Tentang IPA

1. Teori Piaget

Proses dan perkembangan belajar anak SD memiliki kecenderungan sebagai

berikut: beranjak dari hal-hal yang kongkret, memandang sesuatu yang

dipelajari sebagai suatu kebutuhan terpadu dan melalui proses manipulatif

oleh karena itu pembelajaran di SD harus direncanakan, dilaksanakan dan

pada gilirannya dinilai berdasarkan kecenderungan-kecenderungan di atas.

Definisi yang paling banyak dikenal adalah perubahan perilaku yang

diakibatkan oleh pengalaman. Menurut definisi kognitif belajar adalah suatu

proses yang aktif' konstruktif dan berorientasi pada tujuan yang kesemuannya

tergantung pada aktifitas mental peserta didik.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

15

2. Teori Gestall

Menurut teori Gestall yang mengemukakan oleh Nafka dan Wertheiner adalah

“insight” merupakan inti dari belajar dalam teori ini belajar diartikan sebagai

proses untuk mendapatkan atau untuk mengubah “insight” pandangan

harapan untuk atau pola tingkah laku. Dengan mencermati teori Gestall dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku manusia

terjadi sebagai hasil latihan. Adapun aplikasi dari teori Piaget dan teori Gestall

terhadap pembelajaran IPA keduanya beranjak dari hal-hal yang konkret,

memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan terpadu, dan

melalui proses manipulatif, sehingga terjadi perubahan perilaku yang

diakibatkan oleh pengalaman.

2.1.2 Tinjauan Tentang Quantum Teaching

2.1.2.1 Pengertian Quatum Teaching

Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala

nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan

perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada

hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan

dan kerangka untuk belajar (De porter. B, 2004).

Quantum Teaching menurut pendapat Bobbi DePorter (dalam Ari Nilandri,

1999;56) adalah sebagai berikut: "Quantum Teaching adalah berbagai interaksi

yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup

unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.

Pembelajaran yang menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses kegiatan

belajar dengan cara sengaja mengggunakan musik/mewarnai lingkungan

sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai pengajaran yang efektif dan

banyak mengaftifkan siswa.

2.1.2.2 Asas Quantum Teaching

Asas utama Quantum Teaching menurut pendapat Bobbi DePorter (dalam

Ari Nilandri, 1999;56) adalah semua aspek kepribadian manusia. Semua aspek itu

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

16

meliputi pikiran, perasaan, bahasa isyarat, pengetahuan, sikap dan keyakinan serta

persepsi masa mendatang.

Jadi belajar akan berhasil apabila dengan cara mengaitkan yang diajarkan

dengan suatu peristiwa, pikiran atau perasan yang diperoleh dari kehidupan

rumah. Belajar akan berhasil bila guru bisa memahami keadaan siswa-siswanya,

sehingga semua materi, pesan yang disampaikan akan tertanam di hati siswa

tersebut. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih

mendalam, siswa dapat mengambil apa yang mereka pelajari ke dalam dunia

mereka dan menerapkannya pada situasi baru.

2.1.2.3 Prinsip-prinsip Quantum Teaching

Menurut Bobbi DePorter (dalam Ari Nilandri, 1999;7) Quantum Teaching

berprinsip pada:

1. Segalanya berbicara

Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, bahasa isyarat mereka,

semuanya mengirim pesan untuk belajar.

2. Segalanya mempunyai tujuan

Semua yang dilakukan guru mempunyai tujuan.

3. Pengalaman sebelum pemberian nama

Otak kita bisa berkembang pesat dengan adanya rangsangan komunikasi yang

akan menggerakkan rasa ingin tahu, oleh karena itu proses belajar paling baik

terjadi ketika siswa telah mendapat informasi sebelum mereka memperoleh

nama untuk mempermudah mereka mempelajari.

4. Semua usaha siswa harus diakui

Belajar mempunyai aturan, belajar berarti melangkah keluar dari kenyataan.

Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka pantas mendapat pengakuan

atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka sehingga merasa bangga dengan

kemampuan yang mereka miliki bisa menimbulkan minat yang lebih besar.

5. Jika pantas dipelajari maka pantas dirayakan

Guru sebaiknya sering memberi hadiah kepada siswa yang berhasil dalam

menyelesaikan tugas dengan cepat dan benar. Dengan pemberian hadiah

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

17

berupa pujian, mereka akan merasa dihargai, sehingga mereka akan selalu

berusaha agar dapat memecahkan masalah tugas yang diberikan.

Menurut Mittahul A’la prinsip-prinsip yang ada dalam Quantum Teaching

adalah: (1) Segalanya berbicara, (2) Memiliki tujuan, (3) Mengakui setiap usaha,

(4) Layak dipelajari maka layak dirayakan.

2.1.2.4 Model Quantum Teaching

Model Quantum Teaching menurut Bobbi DePorter (dalam Ari Nilandri,

1999;8) hampir sama dengan sebuah syair lagu, kita dapat membagi unsur

tersebut menjadi dua kata ganti yaitu konteks dan isi.

Konteks adalah latar untuk pengalaman guru. Konteks meliputi: lingkungan,

suasana, landasan, dan rancangan. Isi, yaitu penyajian dan fasilitas saat guru

mengajar, unsur-unsur yang sama tertata dengan baik, suasana lingkungan,

landasan, penyajian dan fasilitas.

Dalam aksi konteks guru akan menemukan semua bagian yang dibutuhkan

untuk mengubah yaitu: (1) Suasana yang menyenangkan. (2) Landasan yang

kukuh. (3) Lingkungan yang mendukung. (4) Rancangan belajar yang dinamis.

Di dalam isi, guru akan menemukan keterampilan cara penyampaian

kurikulum apa pun. Strategi yang dibutuhkan oleh siswa yaitu: penyajian yang

prima, fasilitas yang luwes, ketrampilan untuk belajar dan ketrampilan hidup.

Sintaks pembelajaran Quantum Teaching adalah tumbuhkan, alami, namai,

demostrasikan, ulangi dan rayakan (TANDUR). Adapun maksudnya adalah:

1. Menumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku

(pelajar)” dan memanfaatkan kehidupan pelajar.

2. Menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti

oleh semua pelajar.

3. Menamai kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar

dengan menyediakan kata kunci, konser, model, rumus, strategi, sebuah

“masukan”.

4. Menyediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan

(mendemonstrasikan) bahwa mereka tahu.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

18

5. Menunjuk beberapa pelajar untuk mengulangi materi dan menegaskan “aku

tahu bahwa aku memang tahu ini”.

6. Merayakan atas keberhasilan yang sudah dilakukan oleh pelajar sebagai

pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan

ilmu pengetahuan (De porter B, 2003).

2.1.2.5 Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching

Kerangka rancangan belajar Quantum Teaching menurut Bobbi DePorter

(dalam Ari Nilandri, 1999;10) ada enam yaitu meliputi:

1. Tumbuhkan, artinya seorang guru dalam mengajar harus dapat menimbulkan

minat siswa untuk mengikuti pelajaran, dengan berbagai macam, sehingga

dengan minat yang ada maka pembelajaran akan dapat berjalan dengan lancar.

2. Alami, maksudnya seorang guru dalam mengajar harus dapat menciptakan

pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh siswanya. Guru dalam

mengajar memberikan contoh peristiwa yang pernah dilihat anak-anak sehari-

hari.

3. Namai, maksudnya, seorang guru dalam mengajar menggunakan kata yang

mudah dimengerti, rumus yang benar, memberi konsep yang jelas, model

yang mudah dimengerti, strategi yang mudah dilakukan.

4. Demonstrasikan, maksudnya guru dalam mengajar memberi kesempatan pada

siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu, artinya guru dalam mengajar

menggunakan alat peraga untuk mendemontrasikan materi yang diajarkan,

sehingga siswa akan mudah mengingat isi pesan yang disampaikan oleh guru.

5. Ulangi, maksudnya guru dalam mengajar dapat menunjukkan cara yang

mudah untuk mengulang materi. Misalnya, dengan memberikan rangkuman

yang diajarkan tadi.

6. Rayakan, maksudnya seorang guru dalam mengajar dapat memberi pengakuan

atas usaha siswa untuk menyelesaikan tugas dan pemerolehan keterampilan

serta ilmu pengetahuan. Kelas dapat menjadi rumah tempat siswa, tidak hanya

terbuka terhadap umpan balik, tetapi juga menjadi tempat untuk belajar,

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

19

mengakui dan mendukung orang lain, tempat mereka mengalami kegembiraan

dan kepuasan memberi dan menerima, belajar dan tumbuh.

2.1.2.6 Langkah Pembelajaran Quantum Teaching

Menurut Bobbi DePorter (dalam Ari Nilandri, 1999;14) konteks menata

tempat/arena belajar sebagai berikut:

1. Suasana kelas meliputi: bahasa yang dipilih guru, cara menjalin rasa simpati

dengan siswa dan sikap siswa guru terhadap siswa dalam belajar.

2. Landasan adalah pedoman yang digunakan guru dalam memberikan materi

pelajaran.

3. Lingkungan adalah cara menata ruangan kelas, pencahayaan, warna,

pengaturan tempat duduk, pengaturan tanaman, musik serta semua yang

mendukung proses belajar.

4. Rancangan adalah penciptaan karakter unsur penting yang bisa menumbuhkan

minat siswa mendalami makna dan memperbaiki proses serta tukar-menukar

informasi.

2.1.2.7 Strategi Mengajar Quantum Teaching

Strategi mengajar Quantum Teaching menurut Bobbi DePorter (dalam Ari

Nilandri, 1999; 17) ada lima meliputi:

1. Kekuatan terpendam/niat

Niat seorang guru akan kemampuan dan motivasi siswa harus terlihat jelas.

Waktu pembelajaran berakhir guru memandang siswa dengan cara yang

menyakinkan, siswa dianggap dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan

benar.

2. Peran Emosi dalam Belajar

Memperhatikan emosi siswa dapat membantu guru mempercepat

pembelajaran mereka. Memahami emosi mereka dapat membuat pembelajaran

lebih berarti dan permanen. Guru menggunakan keadaan positif siswa untuk

menarik ke dalam pembelajaran, di bidang mana mereka dapat

mengembangkan kompetensinya. Kuncinya adalah membangun ikatan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

20

emosional tersebut dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menyakini

hubungan yang menyingkirkan segala ancaman dalam suasana belajar.

3. Segala Berperan Serta

Siswa menangkap pandangan guru lebih cepat dan akurat dari pada

menangkap apa yang diajarkan. Di sini guru memandang siswa seolah seperti

murid yang pintar. Guru dalam memberikan pelajaran banyak senyum, banyak

mengobrol dengan akrab, dan berbicara dengan cara yang lebih intelektual dan

penuh humor, maka siswa akan merasa nyaman dalam menerima pelajaran.

4. Jalinan Rasa Simpati dan Saling Pengertian

Untuk menarik keterlibatan Siswa dalam belajar, guru bisa menjalin

hubungan, mengakui rasa simpati dan saling pengertian. Hubungan yang

harmonis, akan menimbulkan kehidupan bergairah siswa. Bisa membuka jalan

memasuki dunia baru mereka. Dengan membina hubungan dengan mereka,

maka siswa akan menerima guru dan menerima apa yang diajarkannya.

5. Keriangan dan Ketakjuban

Jika guru bisa menciptakan suasana yang menyenangkan, bisa membuat siswa

siap belajar, dan lebih mudah, dan dapat mengubah sifat negatif serta memberi

pengakuan terhadap siswanya, akuilah setiap usaha semua orang senang

diakui. Menerima pengakuan membuat orang bisa merasa bangga, percaya diri

dan bahagia. Penelitian yang mendukung konsep bahwa kemampuan siswa

akan meningkat karena pengakuan guru.

Dalam kajian Garden Wells mengenai bahasa belajar anak, dia mengutip:

“Jika diharapkan melakukan transformasi dengan mudah dan percaya diri,

mereka harus mengalami lingkungan baru, sekolah sebagai sesuatu yang

menggerakkan dan menantang. Dalam lingkungan ini sebagai usaha harus

berhasil dan mereka harus diakui sebagai diri mereka dan apa yang dapat

mereka lakukan. anak yang merasa atau dibuat merasa”.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

21

2.1.2.8 Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Pembelajaran IPA

Berdasarkan Standar Proses

Standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis

yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain

dalam pelaksanaan pembelajaran (UU No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses

Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah). Masih mengacu pada UU

tersebut (UU No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah), hal-hal yang diatur dalam standar proses terdiri

dari perencanaan proses pembelajaran yang meliputi menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar

kompentensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,

tujuan pembelajaran materi pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar; pelaksanaan

proses pembelajaran dimana hal-hal yang harus diperhatikan antara lain

rombongan belajar maksimal, beban kerja minimal guru, buku pelajaran, dan

pengelolaan kelas; penilaian hasil pembelajaran tujuannya digunakan untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, digunakan untuk menyusun

laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian

dilakukan secara tes tertulis maupun tes lisan, dan nontes dalam bentuk

pengamatan kerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek

dan/atau produk, portofolio dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran

menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok

Mata Pelajaran; serta pengawasan proses pembelajaran yang dilakukan dengan

cara pemantauan, supervisi, evaluasi dan pelaporan.

Berdasarkan pada hal yang telah dipaparkan, maka dalam pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching pada mata

pelajaran IPA pada siswa SD kelas 3, standar kompentensi dan kompentensi dasar

(SK/KD), adalah SK/KD mata pelajaran IPA kelas 3 pada semester II, indikator

pencapaian, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan penilaian yang

dilakukan, serta bentuk penilaian yang dilakukan antara lain dijabarkan dalam

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

22

RPP berkarakter berdasarkan sintaks model pembelajaran Quantum Teaching

pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1

Sintaks Model Pembelajaran Quantum Teaching

No Kegiatan pembelajaran

A Kegiatan Awal

Guru mengawali pembelajaran dengan

1. Salam

2. Doa

3. Pengkondisian kelas

4. Absensi

5. Mengajak siswa bernyanyi

Apersepsi dan Motivasi

Guru bertanya kepada siswa

1. Guru bertanya kepada siswa papan tulis berbentuk apa?

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Guru memotivasi siswa dan menginformasikan cara belajar

yang akan ditempuh dalam proses pembelajaran (dengan

model pembelajaran Quantum Teaching)

B Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk melihat

kemampuan siswa, dan melihat siswa yang aktif.

2. Guru menyampaikan materi/pelajaran yang akan dipelajari.

3. Guru membagi siswa 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang

dari yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi

digabungkan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. Guru membagikan bahan-bahan diskusi kelompok pada

setiap kelompok.

2. Siswa bekerja dalam kelompok mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

3. Guru memantau kerja masing-masing kelompok dan

mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.

4. Perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompok. Guru bertindak sebagai fasilitator.

5. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam

memprsentasikan hasil kerja kelompoknya.

6. Guru memberi evaluasi kepada masing-masing siswa dan

siswa mengerjakannya secara individu.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

23

7. Siswa mengerjakan evaluasi yang telah di berikan guru ke

pada masing-masing individu.

8. Guru mengoreksi hasil kerja kelompok siswa.

9. Guru mengoreksi hasil evaluasi siswa yang di kerjakan

secara individu.

10. Guru memberi penghargaan pada kelompok yang presentasi

yang baik atau yang mendapat nilai tinggi.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai hal-hal yang belum jelas dari materi yang

disampaikan.

2. Guru memberi motivasi berupa pujian kepada siswa yang

belum berhasil dalam proses pembelajaran.

C Kegiatan Akhir

1. Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.

2. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Berdasarkan tabel 1 dapat kita ketahui tahapan-tahapan serta langkah-

langkah dalam proses pembelajaran model pembelajran Quantum Teaching.

Dalam tabel 1 tersebut memberikan gambaran bagaimana semestinya penerapan

pembelajaran yang harus dilakukan, mulai dari kegiatan awal, apersepsi dan

motivasi, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), serta kegiatan akhir.

Dalam kegiatan akhir tindakan guru membiimbing siswa menyimpulkan

pembelajaran dan menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2.1.3 Hasil Belajar

2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Kegiatan belajar mengajar dikatakan efisien jika hasil belajar yang

diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang sekecil mungkin. Perwujudan

perilaku belajar biasanya dapat dilihat dari adanya perubahan-perubahan

kebiasaan, keterampilan, dan pengetahuan, sikap dan kemampuan yang biasanya

disebut sebagai hasil belajar.

Agus Suprijono (2011: 7) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salahsatu aspek potensi

kemanusiaan saja. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

24

dicapai Nana Sudjana (2010: 37). Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi

proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pengajaran itu.

Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang

bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau

belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu

institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses

pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

Horward Kingsle (Sudjana, 2010: 22) membagi tiga macam hasil belajar

yaitu: (a) Keterampilan dan kebiasaan; (b) Pengetahuan dan pengertian; (c) Sikap

dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada

pada kurikulum sekolah. Sedangkan Gagne (Agus Suprijono, 2011: 5) membagi

lima kategori hasil belajar yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual,

(c) strategi kognitif, (d) ketrampilan motorik, dan (e) sikap.

Benyamin Bloom (Sudjana, 2010: 23) secara garis besar membagi

hasilbelajar menjadi tiga ranah yaitu:

a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan

keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, yakni gerakan

reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan

atau ketepatan, gerakan keterampilan komplek, dangerakan ekspresif dan

interpretative.

Maka dapat disimpulakan bahwa hasil belajar merupakan suatu alat untuk

mengukur keberhasilan siswa sebagai sarana untuk membantu petumbuhan dan

perkembangan siswa. Hasil belajar merupakan tujuan dari proses pendidikan yang

akan dicapai mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam rangka

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

25

memperoleh suatu perubahan kearah lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat melalui

hasil tes akhir yang diberikan guru kepada peserta didik setelah mengikuti proses

pembelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka-angka.

2.1.3.2 Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar

yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu lazimnya ditunjukan dengan

nilai atau angka-angka dan diberikan oleh guru. Menurut Depdiknas (2008: 4)

hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.

Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotoris. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta

didik adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi setiap guru,

karena setiap guru pada akhirnya harus dapat memberikan informasi kepada

peserta didik maupun lembaganya, bagaimana dan sampai dimana penguasaan

dan kemampuan yang telah dicapai peserta didik tentang materi dan ketrampilan-

ketrampilan mengenai mata pelajaran yang diberikan.

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan pasal 64 ayat 1 dijelaskan bahwa penilaian hasil

belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau

proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

Menurut Depdiknas (2005: 6) sejalan dengan fungsi penialaian di atas maka

tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk:

a. Mendeskripsikan kecakapan belajar peserta didik sehingga dapat diketahui

kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran

yang ditempuhnya,

b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah,

dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan ketrampilan yakni

seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku peserta didik, dan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

26

c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan

penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta strategi

pelaksanaannya.

Berdasarkan uraian maka penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya

tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri peserta didik semata-mata, tetapi

juga bisa disebabkan oleh program pembelajaran yang diberikan kepadanya atau

oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program tersebut. Misalnya guru

kurang tepat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar serta alat bantu

yang digunakan dalam pembelajaran. Hasil belajar dapat dilihat melalui hasil tes

akhir yang diperoleh peserta didik yang lazimya ditunjukkan dengan nilai atau

angka-angka setelah mengikuti proses pembelajaran.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti oleh Krisnasari Selvy dengan Judul penelitian “Penerapan model

Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN

Parangargo 1 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang”. Masalah Pada observasi

awal peneliti mendapatkan data guru belum optimal dalam mengendalikan laju

komunikasi dalam pembelajaran, hasil belajar siswa pun rendah. Nilai rata-rata tes

hanya 5,6, dan dari 28 orang siswa, 12 orang siswa yang lulus 42,85%, sedangkan

sisanya 16 atau 57,15% mendapatkan nilai di bawah KKM IPA yaitu 6,5.

Hasil penelitian Berdasarkan perbandingan hasil belajar siswa pada

penelitian awal, siklus I dan siklus II, dilihat dari perbandingan nilai rata-rata,

pada penelitian awal nilai rata-rata tes kelas 5,64, pada siklus I rata-rata kelas

menjadi 6,42, dan pada siklus II rata-rata kelas menjadi 8,17. Pada penelitian awal

jumlah siswa yang lulus hanya 12 orang (42,85%), dan 16 orang lainnya (57,15%)

tidak lulus. Pada siklus I jumlah siswa yang lulus bertambah menjadi 21 orang

(75%) siswa yang tidak lulus 7 orang (25%). Peningkatan jumlah siswa yang lulus

juga terlihat pada siklus II jumlah siswa yang lulus 28 orang (100%) atau dengan

kata lain seluruh siswa lulus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

27

Dengan analisis tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan

model pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar

khususnya mata pelajaran IPA.

2.3 Kerangka Berpikir

Berpijak pada masalah yang ada Quantum Teaching adalah suatu

pembelajaran yang dirancang untuk memudahkan anak untuk belajar, karena

pembelajaran Quantum Teaching merupakan pembelajaran yang dirancang untuk

membuat siswa senang, dari permulaan sampai akhir pelajaran. Dengan keadaan

yang menyenangkan itu siswa tidak merasa terbebani dalam menerima pelajaran,

karena dalam pembelajaran Quantum Teaching dirancang sedemikian rupa

sehingga siapapun yang mengikuti pelajaran akan merasa senang. Situasi yang

menggembirakan itu semua materi yang diberikan oleh guru akan mudah diterima

oleh siswa. Dalam pembelajaran Quantum Teaching, siswa mendapat perhatian

apabila siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik. Adanya penghargaan dari

guru atau dari teman-temannya siswa akan merasa termotivasi secara tidak

langsung. Dalam pembelajaran Quantum Teaching siswa juga mendapat

pengakuan dari guru. Mendapatkan pengakuan dari guru atau teman lain siswa

akan merasa dihargai. Keadaan yang selalu menggembirakan itu siswa akan selalu

berlomba-lomba untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, karena

mereka tahu siapa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik akan selalu

mendapat perhatian secara khusus. Dalam pembelajaran Quantum Teaching

materi pembelajaran diberikan dengan berbagai cara misalnya dengan menyanyi,

dengan membaca puisi, sehingga seolah-olah siswa tidak belajar, padahal mereka

belajar dengan penuh semangat. Guru dalam menyampaikan materi diikuti dengan

humor, sehingga siswa tidak merasa takut, tidak merasa berat dalam menerima

pelajaran. Guru dalam menjelaskan materi harus dapat menyederhanakan rumus

agar mudah dipelajari oleh anak. Lebih-lebih materi pelajaran IPA itu banyak

praktik, tidak hanya teori, anak diajak untuk mempraktikkan dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan materi yang dipraktikkan siswa akan mudah mengingat dari

pada hanya teori. pembelajaran Quantum Teaching siswa juga diperhatikan dalam

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · 2.1.1 Tinjauan Tentang IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science ... dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan

28

cara-cara belajar yang mereka sukai sesuai dengan tipe siswa masing-masing. Jadi

siswa tidak harus duduk di kursi tetapi siswa bisa memilih sesuai tipenya masing-

masing. Dengan diberikan kebebasan di dalam memilih siswa akan merasa bebas

tidak terikat sehingga siswa tidak merasa dipaksa harus begini. Dalam

pembelajaran Quantum Teaching guru dianggap mitra sehingga anak akan merasa

bebas untuk bertanya pada guru, adapun permasalahan dapat dipecahkan dengan

baik. Dalam belajar siswa akan bebas dari permasalahan, sehingga siswa

mengikuti pelajaran dengan senang. Dalam pembelajaran Quantum Teaching

siswa akan bebas mengeluarkan pendapat. Karena dia merasa diberi kebebasan,

secara langsung, potensial akan kelihatan, dengan anak memperlihatkan

potensinya secara langsung pengetahuan siswa mudah bertambah Bobbi DePorter

(dalam Ari Nilandri, 1997;96). Dalam pembelajaran Quantum Teaching siswa

diberi kesempatan untuk memberikan wawasan, anak diberi kebebasan, untuk

memilih sesuai dengan kemauannya asalkan tidak menyimpang dari materi. Anak

diajak untuk mendemonstrasikan materi yang diajarkan, sehingga ingatan siswa

akan tahan lama. Dalam pembelajaran Quantum Teaching, menurut Bobbi

DePorter (dalam Ari Nilandri, I999;91-93) bakat anak akan digali melalui

berbagai cara misalnya dengan musik atau dengan menyanyi, dengan menyanyi

hati anak akan senang dan akan mudah menerima pelajaran. Karena materi

pelajaran bisa disampaikan dengan cara membaca puisi, dengan bernyanyi

bergembira, mendemonstrasikan secara langsung dengan melibatkan anak itulah

sebabnya, pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tinjauan pustaka, dan kerangka

pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: pembelajaran Quantum

Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 3 di SD Negeri Dukuh 01

Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013.