7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Kajian Tentang Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika Sekolah Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan kata sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelehensi (Andi Hakim, dalam Ariyanto 2011: 27). Sujadi (dalam Ariyanto 2011 : 27) mengatakan bahwa matematika adalah : 1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematis. 2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan dasar tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentnag ruangg dan bentuk. 4) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logic dan berhubungan dengan bilangan. 5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logic 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa. b. Karakteristik Matematika Sekolah Agar dalam penyampaian materi matematika dapat mudah diterima dan dipahami oleh siswa, guru harus memahami tentang karakteristik matematika sekolah. Menurut Ariyanto (2011:29) matematika memiliki karakteristik : a) memiliki obyek kajian abstrak, b) Bertumpu pada kesepakatan, c) berpola piker
16
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 1) · 2017. 2. 17. · pembicaraan, dan f). Konsisten dalam sistemnya. Sedang menurut Depdikbud (1993:1) matematika memiliki ciri-ciri, yaitu a). Memiliki
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1 Kajian Tentang Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika Sekolah
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein yang
artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan kata
sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelehensi
(Andi Hakim, dalam Ariyanto 2011: 27).
Sujadi (dalam Ariyanto 2011 : 27) mengatakan bahwa matematika adalah :
1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara
sistematis.
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
3) Matematika adalah pengetahuan dasar tentang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentnag ruangg dan bentuk.
4) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logic dan berhubungan
dengan bilangan.
5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logic
6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah
matematika yang telah dipilah-pilah dan disesuaikan dengan tahap perkembangan
intelektual siswa, serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk
mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa.
b. Karakteristik Matematika Sekolah
Agar dalam penyampaian materi matematika dapat mudah diterima dan
dipahami oleh siswa, guru harus memahami tentang karakteristik matematika
sekolah. Menurut Ariyanto (2011:29) matematika memiliki karakteristik : a)
memiliki obyek kajian abstrak, b) Bertumpu pada kesepakatan, c) berpola piker
8
deduktif, d) Memiliki symbol yang kosong dari arti, e) Memperhatikan semesta
pembicaraan, dan f). Konsisten dalam sistemnya.
Sedang menurut Depdikbud (1993:1) matematika memiliki ciri-ciri, yaitu
a). Memiliki obyek yang abstrak, b). Memiliki pola piker deduktif dan konsisten,
dan c) tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK).
Berdasarkan hal tersebut di atas dalam pembelajaran matematika perlu
disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa, dimulai dari yang konkrit
menuju abstrak. Namun demikian meskipun obyek pembelajaran matematika
adalah abstark, tetapi mengingat kemampuan berpikir siswa Sekolah Dasar yang
masih dalam tahap operasional konkrit, maka untuk memahami konsep dan
prinsip masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkrit.
Pembelajaran matematika hendaknya menganut kebenaran konsistensi
yang didasarkan kepada kebenaran-kebnaran terdahulu yang telah diterima, atau
setiap struktur dalam matematika tidak boleh terdapat kontradiksi. Matematika
sebagai ilmu yang deduktif aksiomatis, dimana dalil-dalil atau prinsip-prinsip
harus dibuktikan secara deduktif. Tetapi mengingat kemampuan berpikir siswa
SD, penerapan pola deduktif tidak dilakukan secara ketat.
c. Tujuan Pembelajaran Matematika
Di dalam GBPP mata pelajaran matematika SD disebutkan bahwa tujuan yang
hendak dicapai dari pembelajaran matematika sekolah adalah:
1) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan
bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui
kegiatan matematika.
3) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal lanjut di
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
4) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. (Depdikbud,
1993:40)
9
Sedangkan tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP pada
SD/MI adalah sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
(Depdiknas, 2006 : 417).
2.1.2 Kajian tentang Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan cara penyajian yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Dalam
pembelajaran, beberapa masalah sering dialami oleh guru. Untuk mengatasi
masalah-masalah dalam pembelajaran, maka perlu adanya model-model
pembelajaran yang dipandang dapat membantu guru dalam proses belajar
mengajar. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih
model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh
karena itu dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki
pertimbangan-pertimbangan. Seperti: materi pelajaran, tingkat perkembangan
kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
10
Model pembelajaran memiliki 8 prinsip yaitu: 1). Berorientasi pada tujuan