BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan dengan melihat efisiesi dari penggunaan modalnya. Jadi perhitungan profitabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh manajemen perusahaan mengendalikan usaha secara efisien. Adapun manfaat profitabilitas yaitu : mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode, mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dan tahun sekarang, mengetahui perkembangan laba dari tahun ke tahun, mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri dan mengetahui jumlah produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan, dimana pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal secara keseluruhan. Dari sudut pandang calon investor, indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang adalah dari pertumbuhan profitabilitas perusahaan. (repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/955/ISI.pdf?sequence=1)
18
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 …eprints.ung.ac.id/3737/3/2013-1-61201-931409114-bab2... · 2014-02-19 · melalui indikator harga saham dan struktur modal dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu ukuran dari keberhasilan suatu
perusahaan dengan melihat efisiesi dari penggunaan modalnya. Jadi
perhitungan profitabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sampai
seberapa jauh manajemen perusahaan mengendalikan usaha secara
efisien. Adapun manfaat profitabilitas yaitu : mengetahui besarnya tingkat
laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode, mengetahui posisi
laba perusahaan tahun sebelumnya dan tahun sekarang, mengetahui
perkembangan laba dari tahun ke tahun, mengetahui besarnya laba bersih
sesudah pajak dengan modal sendiri dan mengetahui jumlah produktivitas
dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman
maupun modal sendiri. Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas
perusahaan, dimana pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan,
total aktiva dan modal secara keseluruhan. Dari sudut pandang calon
investor, indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa
yang akan datang adalah dari pertumbuhan profitabilitas perusahaan.
Menurut Riyanto (2001), cara untuk menilai profitabilitas suatu
perusahaan adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba dan
aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang
lainnya. Mengenai cara-cara yang akan digunakan untuk menilai
profiitabilitas itu, tergantung dari kebijaksanaan perusahaan yang
bersangkutan. Profitabilitas adalah rasio mengukur efektivitas manajemen
secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya keuntungan
yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan dan invvestasi,
profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan
dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif dengan
demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan
membandingkan antara laba yang diperoleh suatu periode dengan jumlah
aktiva atau jumlah modal perusahaan (Munawir : 2002).
Berdasarkan definisi dari dua para ahli di atas mengenai
profitabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan yang
diukur melalui profitabilitas memiliki hubungan terhadap nilai perusahaan
melalui indikator harga saham dan struktur modal dengan besarnya
komposisi utang yang dinilai setiap periode.
Menurut Harahap dan Marini kelebihan dari rasio profitabilitas
dibanding rasio keuangan lainnya adalah :
a. Analisis rasio lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi laporan
keuangan yang rinci dan rumit.
c. Dapat memberikan informasi tentang posisi perusahaan ditengah
industry lain.
d. Lebih mudah untuk melihat perkembangan secara periodik atau
time series.
e. Lebih mudah melihat trend peusahaan dan melakukan prediksi di
masa mendatang.
Sedangkan kelemahan dari rasio ini adalah :
a. Hasil analisis tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus
diperbandingkan dengan rasio perusahaan sejenis yang
mempunyai tingkat risiko yang hampir sama serta diadakan
analisis kecenderungan dari setiap rasio tahun sebelumnya.
b. Dalam kondisi inflasi, rasio tidak dapat menunjukkan keadaan
yang sesungguhnya dan tidak dapat diperbandingkan dengan
keadaan tahun sebelumnya.
2.1.2 Return On Equity
Rasio ini menggunakan hubungan antara keuntungan setelah pajak
dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Yang dianggap modal
sendiri adalah saham biasa, agio saham, laba ditahan, saham preferen,
dan cadangan-cadangan lain.
Dalam buku Manajemen Keuangan Perusahaan Dan Konsep
Aplikasi, Syamsudin (2001), manyatakan bahwa:
“ ROE merupakan suatu pengukuran dari suatu penghasilan (income) yang tersedia bagi pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan, secara umum, semakin tinggi/return penghasilan yang diperoleh, maka akan semakin baik kedudukan perusahaan”. Pertimbangan masukan variable ROE, adalah karena profitabilitas
perusahaan memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas
operasional perusahaan. ROE diasumsikan sebagai ekspektasi investor
atas dana yang ditanamkan pada perusahaan. Semakin besar
profitabilitas perusahaan, maka investor akan tertarik membeli atau
mencari saham tersebut karena berharap dikemudian hari akan
mendapatkan pengembalian yang besar atas penyertaannya. Hal ini
memungkinkan naiknya harga penawaran saham-saham saat
diperdagangkan yang disebabkan permintaan akan saham tersebut
meningkat. Perolehan laba cukup tinggi atau rasio ROE berkisar antara
5% sampai dengan 12,5%. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI
No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 × 100%
Tujuan perhitungan Return On Equity (ROE) menurut Machfoedz
(2000) adalah untuk melihat progres dari operasi perusahaan,
menentukan harga saham, dan menentukan besarnya dividen yang akan
dibagikan. Selanjutnya Syamsudin (2004) mengatakan bahwa pada
umumnya para pemegang saham tertarik dengan Return On Equity (ROE)
yang besar karena hal tersebut merupakan salah satu indikator
keberhasilan perusahaan. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif
dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula
harga saham karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa
pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor
akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan hal itu menyebabkan
harga pasar saham cenderung naik (Husnan, 2002).
Dari sudut pandang investor ROE merupakan salah satu indikator
penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Dengan
mengetahui tingkat ROE, investor dapat menilai prospek perusahaan di
masa mendatang dan juga melihat sejauh mana pertumbuhan
profitabilitas perusahaan. Indikator ROE sangat penting diperhatikan untuk
mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang
diharapkan investor. Selain itu, besarnya ROE mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang