7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratif Pembelajaran tematik integratif sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu ini awalnya dikembangkan untuk anak-anak yang bertalenta (gifted and talented) anak-anak yang cerdas, dan mampu belajar dengan cepat. PTT sebagai salah satu metode pembelajaran yang efektif (highly effective teaching metode) karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik dan akademik peserta didik baik didalam kelas maupun di luar kelas. Kemendikbud (2013:7) pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran melalui penggunaan tema dimana peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah, semua mata pelajaran yang ada di sekolah dasar sudah melebur menjadi satu kegiatan pembelajaran yang diikat dengan tema. Fadillah M (2014: 176) pembelajaran tematik terintegrasi dimaksudkan bahwa pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara terintegrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Mulyasa (2013:170) pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada pendidikan tingkat dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainya. Prastowo (2013:233) mengemukakan bahwa pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran yang disajikan dalam suatu tema. Peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah. Pembelajaran tematik integratif memiliki beberapa tujuan, Kemendikbud (2013: 194) tujuan tematik terintegrasi sebagai berikut:
26
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Integratifrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15419/2/T1_292013196_BAB II... · tema/subtema, kelas/semester, materi pokok, alokasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran Tematik Integratif
Pembelajaran tematik integratif sering juga disebut sebagai pembelajaran
tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu ini awalnya dikembangkan untuk
anak-anak yang bertalenta (gifted and talented) anak-anak yang cerdas, dan
mampu belajar dengan cepat. PTT sebagai salah satu metode pembelajaran yang
efektif (highly effective teaching metode) karena mampu mewadahi dan
menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik dan akademik peserta didik baik
didalam kelas maupun di luar kelas. Kemendikbud (2013:7) pembelajaran tematik
terpadu adalah pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran melalui
penggunaan tema dimana peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran
secara terpisah, semua mata pelajaran yang ada di sekolah dasar sudah melebur
menjadi satu kegiatan pembelajaran yang diikat dengan tema.
Fadillah M (2014: 176) pembelajaran tematik terintegrasi dimaksudkan
bahwa pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik
peserta didik dan dilaksanakan secara terintegrasi antara tema satu dengan yang
lain maupun antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Mulyasa
(2013:170) pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada
pendidikan tingkat dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk
kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainya. Prastowo (2013:233)
mengemukakan bahwa pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran ke dalam berbagai tema. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas
pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran dengan memadukan
beberapa mata pelajaran yang disajikan dalam suatu tema. Peserta didik tidak
mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah.
Pembelajaran tematik integratif memiliki beberapa tujuan, Kemendikbud
(2013: 194) tujuan tematik terintegrasi sebagai berikut:
8
(1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu; (2)
Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama; (3) Memiliki pemahaman terhadap materi
pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4) Mengembangkan kompetensi
berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan
pengalaman pribadi siswa; (5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus
mempelajari pelajaran lain; (6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar
karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas; (7) Guru dapat
menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat
dipersiapkan dan sekaligus dapat diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan
lebih dan atau pengayaan; (8) Budi pekerti dan moral siswa dapat ditumbuh
kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi
dan kondisi.
Dalam pembelajaran tematik terintegrasi memiliki acuan utama di
dalamnya yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Menurut Fadillah M (2014:
36) kegunaan SKL adalah sebagai acuan utama dalam pengembangan Standar Isi,
Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik, dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar
Pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran tematik terintegratif, karena SKL merupakan pedoman dalam
penilaian penentuan kelulusan peserta didik. Pada kurikulum 2013 untuk
mencapai SKL peserta didik haruslah memiliki tingkat kemampuan yang
dinamakan dengan Kompetensi Inti (KI) yang merupakan perubahan dari standar
kompetensi pada kurikulum sebelumnya (KTSP).
Mulyasa (2013:174) kompetensi inti merupakan oprasionalisasi Standar
Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik yang
telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, yang
menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokan ke dalam aspek sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan matapelajaran. Kompetensi inti Kurikulum 2013 kelas
9
4 (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013) disajikan melalui tabel 2.1
berikut ini:
Tabel 2.1
Kompetensi Inti
Kelas 3 Semester 1 Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti
Sikap Spiritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial
2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, santun, peduli dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru dan tetangganya
Pengetahuan
3. Memahami pengetahuan faktual dengan
cara mengamati dan menannya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain
Keterampilan
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak bermain dan berakhlak
mulia
Sumber: Permendikbud Nomor 64 tentang Standar Isi hal vii
Berdasarkan tabel 2.1 kompetensi yang digunakan dalam pembelajaran
tematik yang terdiri dari sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, beserta deskripsi yang sudah tercantum. Kompetensi di sini
memiliki ruang lingkup serta peran yang berbeda yang diharapkan dapat
memenuhi seluruh aspek yang dibutuhkan oleh peserta didik secara seimbang.
Kompetensi Inti yang kemudian dituangkan dalam tema dan subtema.
Rincian tema dan subtema yang akan digunakan dapat disajikan melalui
tabel 2.2 dibawah ini.
10
Tabel 2.2
Tema dan Subtema Kelas 3 semester 1
Tema Subtema
Perkembangbiakan Hewan dan
Tumbuhan
1. Perkembangbiakan Daur Hidup Hewan
2. Perkembangbiakan Hewan
3. Pelestarian Hewan dan Tumbuhan Langka
Perkembangan Teknologi
1. Perkembangan Teknologi Pangan
2. Perkembangan Teknologi Teknologi
3. Perkembangan Teknologi Transportasi
Perubahan di Alam
1. Perubahan Wujud Benda
2. Perubahan Iklim dan Cuaca
3. Perubahan Musim
Peduli Lingkungan Sosial
1. Lingkungan Sosialku
2. Permasalahan di Lingkungan Sosial
3. Kepedulian Terhadap Lingkungan Sosial
Sumber: Buku Guru Kelas 3 SD Tematik Semester 1
Berdasarkan tabel 2.2 pembelajaran tematik semester 1 untuk kelas 3
terdiri dari 4 tema, masing-masing tema terdiri dari 3 subtema. Salah satu sub
tema 1 dalam tema 2 Perkembangan Teknologi yaitu Perkembangan Teknologi
Pangan. Kompetensi Inti (KI) yang digunakan dalam sub tema Perkembangan
Teknologi Pangan adalah KI 3, dan KI 4. Masing-masing KI diperinci kedalam
Kompetensi Dasar (KD). Pemetaan KD pada subtema ini disajikan dalam tabel
2.3 di bawah ini.
Tabel 2.3
Pemetaan KI dan KD Tema Perkembangan Teknologi
Subtema Perkembangan Teknologi Pangan Pembelajaran 1 Kelas 3 Semester 1
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
K3
Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati [mendengar, melihat,
membaca) dan bertanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan sekolah
Bahasa Indonesia
3.3 Mengemukakan isi teks surat tanggapan
pribadi tentang perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan transportasi serta
permasalahan dan lingkungan sosial di
daerah dengan bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang
dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah
untuk membantu pemahaman.
11
K4
Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak
bermain dan berakhlak mulia
4.3 Mengolah dan menyajikan teks surat
tanggapan pribadi tentang perkembangan
teknologi perkembangan produksi,
komunikasi, dan transportasi serta
permasalahan dan lingkungan sosial di
daerah secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian.
K3
Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati [mendengar, melihat,
membaca) dan bertanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan sekolah
Matematika
3.3 Memahami konsep pecahan sederhana
menggunakan benda-benda yang
konkrit/gambar, serta menentukan nilai
terkecil.
K4
Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak
bermain dan berakhlak mulia
4.2 Merumuskan dengan kalimat sendiri,
membuat model matematika, dan memilih
strategi yang efektif dalam memecahkan
masalah nyata sehari-hari yang berkaitan
dengan penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian bilangan bulat, waktu,
panjang, berat benda, dan uang, serta
memeriksa kebenaran jawabnya
K3
Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati dan menannya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain
SBdP
3.1 Mengenal karya seni gaya dekoratif.
K4
Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak
bermain dan berakhlak mulia
SBdP
4.1 Menggambar dekoratif dengan mengolah
perpaduan garis, warna, bentuk, dan tekstur
berdasarkan hasil pengamatan di
lingkungan.
Sumber: Buku Guru Kelas 3 SD Tematik Semester 1 Halaman 5
Berdasarkan tabel 2.3 pemetaan Kompetensi Inti ke Kompetensi Dasar harus
saling terkait satu dengan yang lainnya, sehingga pembelajaran lebih terarah dan
terstruktur.
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran. Menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang
12
Standar Proses menjelaskan bahwa Silabus merupakan acuan penyusunan
kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), yang juga dijadikan pedoman bagi guru dalam proses
pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Permendikbud
Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP yang dirancang
harus sesuai serta dapat menjawab kebutuhan siswa dan sekolah. Komponen RPP
menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses adalah :
identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan, identitas mata pelajaran atau
tema/subtema, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan
pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar,
langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
2.2 Model Pembelajaran Project Based Learning
2.2.1 Pengertian
Project Based Learning atau model pembelajaran berbasis proyek (PBP)
merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
media. Hosnan (2014:319). Sedangkan menurut menurut Yahya dalam Trianto
(2015:42) menyatakan bahwa project based learning merupakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Project Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah
model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar
kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran
terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi,
melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas
bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom
mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya
menghasilkan produk nyata. Waras Kamdi (2008:6).
13
Menurut pendapat Made Wena (2010:145) Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning) adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif,
dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
yang kompleks. Metoda ini memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi
pendidikan bidang keteknikan.
Dari pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis proyek adalah model pembelajaran yang inovatif, yang menekankan
belajar kontekstual dan mencapai puncak pembelajaran menghasilkan produk.
2.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Project Based Learning
Setiap model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan, begitu
juga dengan model pembelajaran Project Based Learning, menurut Anatta (dalam
Trianto 2015:48) menyebutkan beberapa kelebihan di antaranya:
a. Meningkatkan motivasi
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
c. Meningkatkan kolaborasi
d. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber
Meski demikian, menurut Susanti dalam Trianto (2015: 49) berdasarkan
pengalaman yang ditemukan di lapangan, project based learning memiliki berapa
kekurangan di antaranya:
a. Kondisi kelas agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat
pelaksanaan proyek.
b. Walaupun sudah mengatur alokasi waktu yang cukup, masih
memerlukan waktu yang lebih banyak untuk pencapaian hasil
maksimal.
14
2.2.3 Langkah –Langkah Project Based Learning
Langkah-langkah atau sintak Project Based Learning menurut Keser dan
Karagoca (2010) dalam Hosnan (2014:325) adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Langkah-Langkah Project Based Learning
Berdasarkan bagan di atas, kegiatan yang harus dilakukan pada setiap
langkah dalam pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut:
1. Penentuan proyek
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek
berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi
kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya,
baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang