Top Banner
14 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004), upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi pekerja kepada pekerja atau buruh, yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesempatan atau peraturan perundangan yang berlaku, termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan. Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa: 1) Upah adalah hak pekerja atau buruh sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja atas suatu pekerjaan dan jasa yang telah dilakukan. 2) Upah yang telah diterima oleh pekerja atau buruh harus dinyatakan dengan uang. 3) Upah yang dibayarkan sesuai dengan perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan. 4) Tunjagan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya merupakan komponen dari upah
34

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

Mar 23, 2019

Download

Documents

truongkiet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep dan Definisi

2.1.1 Teori Upah

Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan (Maimun, 2004), upah adalah hak pekerja atau buruh yang

diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau

pemberi pekerja kepada pekerja atau buruh, yang ditetapkan dan dibayarkan

menurut suatu perjanjian kerja, kesempatan atau peraturan perundangan yang

berlaku, termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu

pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan.

Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa:

1) Upah adalah hak pekerja atau buruh sebagai imbalan dari pengusaha atau

pemberi kerja atas suatu pekerjaan dan jasa yang telah dilakukan.

2) Upah yang telah diterima oleh pekerja atau buruh harus dinyatakan dengan

uang.

3) Upah yang dibayarkan sesuai dengan perjanjian kerja, kesepakatan, atau

peraturan perundang-undangan.

4) Tunjagan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya merupakan komponen dari

upah

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

15

2.1.2 Upah Minimum

Pemerintah menetapkan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup

layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Upah

minimum terbagi atas:

1) Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten kota. Besar upah

ini tiap wilayah provinsi atau kabupaten atau kota tidak sama, tergantung nilai

kebutuhan hidup minimum (KHM) di daerah yang bersangkutan. Setiap

kabupaten atau kota tidak boleh menetapkan upah minimum dibawah upah

minimum di provinsi yang bersangkutan.

2) Upah minimum berdasarkan sektor atau sub sector pada wilayah provinsi atau

kabupaten atau kota

Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1989 pada pasal 1 huruf

(a) tentang pengertian upah minimum (Maimun, 2004) disebutkan bahwa upah

minimum adalah upah pokok ditambah tunjangan tetap. Komposisi upah pokok

serendah-rendahnya 75 persen dari upah minimum.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah

Heidjerachman Ranupanjodo dan Suad Husnan (1990), mengemukakan

faktor penting yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat upah adalah:

1) Penawaran dan Pemintaan tenaga kerja

Untuk pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan tinggi dan jumlah tenaga

kerjanya langka, maka upah cenderung tinggi. Sedangkan untuk jabatan-

jabatan yang mempunyai penawaran yang melimpah, upah cenderung turun.

Sehubungan dengan tenaga kerja permintaan adalah hubungan antara tingkat

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

16

upah (yang ditilik dari perspektif seorang majikan adalah harga tenaga kerja)

(Don Bellante dan Mark Jacson, 1983).

2) Organisasi Buruh

Ada tidaknya organisasi buruh serta lemah kuatnya organisasi buruh akan ikut

mempengaruhi terbentuknya tingkat upah

3) Kemampuan Untuk Membayar

Meskipun mungkin serikat buruh menuntut upah yang tinggi, tetapi pada

akhirnya realisai pemberian upah tergantung juga kepada kemampuan

membayar dari perusahaan

4) Produktivitas

Upah sebenarnya merupakan imbalan atas jasa atau prestasi kerja. Semakin

tinggi prestasi kerja karyawan seharusnya besar pula tingkat upah yang akan

diterima. Prestasi ini biasanya dinyatakan dengan produktivitas

5) Biaya hidup

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah biaya hidup di kota-kota besar,

Dimana biaya hidup tinggi upah cenderung juga tinggi, bagaimanapun

nampaknya biaya hidup merupakan „batas penerimaan upah dari karyawan.

6) Pemerintah

Pemerintah dengan peraturan-peraturannya mempengaruhi tinggi rendahnya

upah. Peraturan tentang upah minimum merupakan batas bawah dari tingkat

upah.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

17

2.1.4 Teori Jam Kerja

Bekerja diartikan melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau

membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh

penghasilan berupa uang atau barang, dalam kurun waktu (time reference) tertentu

(Mantra, 2003). Menurut BPS (2006), bekerja adalah melakukan kegiatan atau

suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh

penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam (berturut-turut tanpa

terputus) dalam seminggu yang lalu. Secara umum jam kerja merupakan jumlah

waktu kerja dari seluruh pekerjaan selama seminggu yang lalu. Sehingga dapat

diasumsikan bahwa semakin banyak jam kerja yang digunakan berarti pekerjaan

yang dilakukan semakin produktif. Setiap penambahan waktu operasi akan makin

membuka peluang bagi bagi bertambahnya omzet penjualan. Istilah produktivitas

(productivity) mengacu kepada kuantitas barang dan jasa yang bisa dihasilkan

seorang pekerja per-jam kerja (Mankiw, 2001). Jam kerja pedagang pasar

tradisional sangat bervariasi. Di daerah pedesaan, khususnya pulau Jawa,

pedagang pasar beroperasi menurut hari pasaran Jawa seperti Kliwon, Pahing, dan

seterusnya (Chandler, 1985 dan Alexander 1987). Kesediaan tenaga kerja untuk

bekerja dengan jam kerja panjang atau pendek adalah merupakan keputusan

individu (Nicholson, 1998).

2.1.5 Teori Alokasi Waktu

Menurut Simanjuntak (2001) waktu adalah bahan mentah dari hidup.

Penggunaan waktu dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, dapat

melaksanakan pekerjaan pasar, yaitu menjual waktu di pasar tenaga kerja untuk

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

18

memperoleh pendapatan. Bila seseorang menawarkan tenaga kerja maka biasanya

menyerahkan kembali waktu kepada pemberi kerja untuk mendapatkan upah.

Kedua, seseorang dapat melakukan pekerjaan non pasar, yaitu menggunakan

waktu memproduksi barang dan jasa sendiri. Pekerjaan non pasar meliputi waktu

yang digunakan seseorang untuk mencuci pakaian, memasak dan lain sebagainya.

Hal ini juga mencakup waktu yang digunakan untuk memperoleh keterampilan

dan pendidikan dalam rangka meningkatkan produktivitas seseorang. Ketiga,

seseorang dapat mengubah waktu langsung menjadi waktu luang yaitu waktu

yang digunakan untuk aktivitas non kerja. Seseorang dapat membuat waktu yang

dimilikinya menjadi waktu untuk bekerja jika dia merasa pendapatan yang

diperolehnya saat ini kurang mencukupi baginya, tetapi dia juga dapat

memanfaatkan waktu tersebut menjadi waktu luang jika dia merasa pendapatan

yang dia peroleh cukup baginya.

Salah satu cara untuk memanfaatkan waktu ialah dengan cara melakukan

aktivitas-aktivitas di waktu senggang yang menyenangkan. Cara umum lainnya

adalah dengan bekerja. Menurut Ehrenberg dan Smith dalam bukunya

Simanjuntak (2001) pengalokasian waktu untuk bekerja atau untuk waktu luang

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :

1) Biaya kesempatan (opportunity cost) disini akan dilihat seseorang yang

mengalokasikan waktunya untuk bekerja maka dia perlu waktu untuk tidak

bekerja. Dimana harga dari waktu luang yang mereka miliki tergantung dari

besarnya tingkat upah yang diterima. Bila penghasilan meningkat dengan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

19

biaya kesempatan waktu luang konstan maka seseorang akan menginginkan

untuk menghabiskan lebih banyak waktu luang.

2) Tingkat kesejahteraan seseorang. Kesejahteraan seseorang dapat dilihat dari

jumlah tabungannya di bank, investasi finansial, dan harta benda fisik lainnya.

Keahlian dari pekerja itu sendiri dapat diperhitungkan sebagai sesuatu yang

dapat dihargakan. Bila seseorang pekerja memiliki banyak tabungan yang

dapat dihargakan maka cenderung untuk lebih meningkatkan waktu luang

dibandingkan waktu kerja.

3) Seperangkat pilihan dari seseorang. Pilihan-pilihan tersebut biasanya

ditentukan sendiri dan tidak secara seketika. Seseorang memutuskan untuk

mempergunakan waktunya lebih banyak untuk bekerja atau lebih banyak

waktu luang tergantung pada pilihan-pilihan yang tersedia.

Seseorang akan mengalokasikan waktu untuk dua pilihan yaitu bekerja di

pasar kerja untuk memperoleh pendapatan dengan harapan bila pendapatan

mereka meningkat dapat meningkatkan kesejahteraan (welfare) mereka sendiri

dan keluarga atau tidak bekerja (menikmati waktu luang) seseorang yang bekerja

akan dihadapkan pada cara mengoptimalkan waktu luang untuk bekerja dan

menikmati waktu luang sebaik-baiknya sehingga dapat memperoleh utilitas

(kepuasan maksimum). Untuk menghitung upah riil seseorang maka diturunkan

rumus sebagai berikut :

Y = w x h................................................................................................ (1)

Dengan jam kerja per hari = 24 jam dikurangi leisure (waktu senggang) per hari ,

yaitu :

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

20

H = 24 – T.............................................................................................. (2)

Sehingga utilitas maksimum : U (Y,T) menjadi U (wH, 24-H)

Keterangan :

Y = Upah riil

w = Tingkat upah

H = Lama bekerja

T = Waktu senggang

U = Utilitas

Tingkat utilitas (kepuasan maksimum) seseorang akan bertambah bila (1)

barang bertambah sedangkan waktu senggang (leisure) tetap, (2) waktu senggang

bertambah dengan jumlah barang yang dikonsumsi tidak berubah, (3) jumlah

barang yang dikonsumsi dan waktu senggang sama-sama berubah (Layard dan

Walters, 1987).

Terlihat bahwa hubungan antara tingkat upah dan waktu kerja secara mikro

yakni lamanya kerja untuk pekerjaan publik (pekerjaan yang mengasilkan uang)

akan dipengaruhi oleh tingkat upah yang sedang berlaku bagi suatu pekerjaan.

Ada dua akibat yang bisa ditimbulkan oleh adanya kenaikan tingkat upah yaitu :

1) Substitution effect, apabila upah adalah harga dari waktu luang menjadi mahal

sehingga menyebabkan mereka mengkonsumsi waktu luang semakin sedikit

dan akan memperpanjang jam kerjanya di sektor publik.

2) Income effect, bila tingkat upah naik maka pendapatan atau kesejahteraan

pekerja akan semakin lebih banyak termasuk beli waktu luang akibatnya

mereka akan bekerja lebih singkat dan menikmati waktu luang lebih banyak.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

21

Pengaruh meningkatnya tingkat upah terhadap jumlah jam kerja di sektor

publk akan sangat tergantung dari kekuatan relatif antara substitution dan income

effect. Sedangkan bila income effect yang lebih dominan pengaruhnya maka

pekerja akan mengurangi jam kerjanya. Pengamatan menunjukkan bahwa hasil

akhir dari dua akibat tersebut tergantung dari kekuatan batas tinggi rendahnya

tingkat upah yang sedang berlaku.

2.1.6 Pengertian Modal

Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari

selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya

digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah,

membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya gunanya untuk

membiayai operasi perusahaan.

Riyanto (2001), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja

yaitu:

1) Konsep Kuantitatif

Konsep ini menitik-beratkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam

unsur-unsur aktiva lancar, aktiva ini merupakan aktiva sekali berputar

kembali dalam bentuk semula atau dana yang tertanam dalam aktiva akan

dapat bebas lagi dalam jangka pendek. Jadi menurut konsep ini adalah

keseluruhan jumlah aktiva lancar. Dalam pengertian ini modal kerja

sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

22

2) Konsep kulitatif

Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan besarnya

jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Jadi modal

kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar

dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu

likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas

hutang lancarnya.

3) Konsep Fungsional

Konsep ini menitik-beratkan pada fungsidana dalam menghasilkan

pedapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah

dimaksudkan menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian

merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya.

Menurut Riyanto (2001) modal kerja digolongkan menjadi 2 yaitu:

a) Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat

menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara

terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanent Working

Capital ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)

Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada dalam

perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

2. Modal Kderja Normal (Normal Working Capital)

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

23

Yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk

menyelenggarakan luas produksi yang normal.

b) Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan

keadaan, dan modal kerja ini dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan

karena fluktuasi musim.

2. Modal Kerja Siklus (Cyclical Working Capital)

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan

karena fluktuasi konjungtur .

3. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)

Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya

keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya ada

pemogokan buruh, bencana alam).

Modal merupakan kemampuan ekonomis dari suatu masyarakat atau suatu

kegiatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan menutupi biaya – biaya

yang terjadi selama proses produksi. Menurut Todaro (1994), akumulasi modal

merupakan bagian dari pendapatan nasional atau pengeluaran (expenditure) yang

digunakan untuk memproduksi baik barang modal maupun barang untuk

konsumsi dalam waktu tertentu. Akumulasi modal dapat terjadi apabila sebagian

dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar

output dan pendapatan dikemudian hari. Beda halnya dengan Jhinggen (1994) ia

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

24

berpendapat bahwa modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik

dapat direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, hal ini

disebut akumulasi modal.

2.1.7 Teori Pendapatan

Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah usaha

perdagangan, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui

nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha tersebut

(Paula, 2005). Dalam arti ekonomi, pendapatan merupakan balas jasa atas

penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga dan

sektor perusahaan yang dapat berupa gaji/upah, sewa, bunga serta

keuntungan/profit (Sukirno, 2000).

Menurut Munandar (2006), pengertian pendapatan adalah suatu

pertambahan asset yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan

karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan

pertambahan asset yang disebabkan karena bertambahnya liabilities. Pendapatan

sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar

pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemapuan perusahaan untuk

membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh

perusahaan.

Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan

yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah

tangga selama jangka waktu tertentu (Samuelson dan Nordhaus, 2002). Definisi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

25

lain dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil

pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap

bulan. Dengan demikian pendapatan merupakan gambaran terhadap posisi

ekonomi keluarga dalam masyarakat. Pendapatan keluarga berupa jumlah

keseluruhan pendapatan dan kekayaan keluarga, dipakai untuk membagi keluarga

dalam tiga kelompok pendapatan, yaitu: pendapatan rendah, pendapatan

menengah dan pendapatan tinggi. Pembagian di atas berkaitan dengan, status,

pendidikan dan keterampilan serta jenis pekerja seseorang namun sifatnya sangat

relatif.

Sebagaimana pendapat di atas, bahwa pendapatan merupakan gambaran

terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat, oleh karenanya setiap orang

yang bergelut dalam suatu jenis pekerjaan tertentu termasuk pekerjaan di sektor

informal atau perdagangan, berupaya untuk selalu meningkatkan pendapatan dari

hasil usahanya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya

dan sedapat mungkin pendapatan yang diperoleh dapat meningkatkan taraf hidup

keluarganya.

Menurut Sukirno (2002), pendapatan dapat dihitung melalui tiga cara yaitu :

1) Cara Pengeluaran. Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai

pengeluaran/perbelanjaan ke atas barang-barang dan jasa.

2) Cara Produksi. Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai

barang dan jasa yang dihasilkan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

26

3) Cara Pendapatan. Dalam penghitungan ini pendapatan diperoleh dengan cara

menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima.

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan

maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga

masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang

dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor

produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga

yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar (seperti

halnya juga untuk barang-barang di pasar barang) ditentukan oleh tarik menarik,

antara penawaran dan permintaan.

Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan

(Suparmoko, 2000), yaitu:

1) Gaji dan Upah. Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan

pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu

minggu maupun satu bulan.

2) Pendapatan dari Usaha Sendiri. Merupakan nilai total dari hasil produksi yang

dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha

milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggota keluarga

sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak

diperhitungkan.

3) Pendapatan dari Usaha Lain. Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan

tenaga kerja, dan ini biasanya merupakan pendapatan sampingan antara lain:

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

27

1.) Pendapatan dari hasil menyewakan aset yang dimiliki seperti rumah, 2.)

Ternak dan barang lain, 3.) Bunga dari uang, 4.) Sumbangan dari pihak lain,

5.) Pendapatan dari pensiun, 6.) Dan lain-lain.

Menurut Tohar (2003) pendapatan perseorangan adalah jumlah pendapatan

yang diterima setiap orang dalam masyarakat yang sebelum dikurangi transfer

payment. Transfer Payment yaitu pendapatan yang tidak berdasarkan balas jasa

dalam proses produksi dalam tahun yang bersangkutan. Pendapatan dibedakan

menjadi:

1) Pendapatan asli yaitu pendapatan yang diterima oleh setiap orang yang

langsung ikut serta dalam produksi barang.

2) Pendapatan turunan (sekunder) yaitu pendapatan dari golongan penduduk

lainnya yang tidak langsung ikut serta dalam produksi barang seperti dokter,

ahli hukum dan pegawai negeri.

Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dibedakan menjadi:

1) Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi

pengeluaran dan biaya–biaya.

2) Pendapatan bersih yaitu pendapatan yang diperoleh sesudah dikurangi

pengeluaran dan biaya-biaya.

Sedangkan pendapatan menurut bentuknya dibedakan menjadi:

1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan

yang diterima biasanya sebagai balas jasa, sumber utamanya berupa gaji,

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

28

upah, bangunan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pendapatan dari

penjualan seperti: hasil sewa, jaminan sosial, premi asuransi.

2) Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler

dan biasanya tidak berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang.

Menurut Yudhohusodo dalam Ariyani (2006) tingkat pendapatan seseorang

dapat digolongkan dalam 4 golongan yaitu:

1) Golongan yang berpenghasilan rendah (low income group) yaitu pendapatan

rata-rata dari Rp.150.000 perbulan.

2) Golongan berpenghasilan sedang (Moderate income group) yaitu

pendapatan rata-rata Rp.150.000 – Rp.450.000 perbulan.

3) Golongan berpenghasilan menengah (midle income group) yaitu pendapatan

rata-rata yang diterima Rp.450.000 – Rp.900.000 perbulan.

4) Golongan yang berpenghasilan tinggi (high income group) yaitu rata-rata

pendapatan lebih dari Rp.900.000.

2.1.8 Konsep Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Menurut Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar, UKM dibagi menjadi

empat karakter sesuai sektor usahanya:

1) UKM sektor pertanian adalah UKM yang berasal dari bahan bakunya produk

pertanian dalam arti luas (Pertanian, perikanan, peternakan, kelautan,

kehutanan). Contoh: Mebel, furniture, lukisan, kain, baju.

2) UKM sektor non pertanian adalah UKM yang bukan berasal dari pertanian atau

bahan yang tidak dapat diperbaharui. Contoh: bahan tambang, cincin, mineral,

emas, besi.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

29

3) UKM sektor perdagangan adalah UKM yang tidak memproduksi barang

dagangannya tetapi membeli dari produsen kemudian menjual kembali ke

konsumen. Contoh: segala macam toko yang tidak memproduksi tetapi menjual

saja dan dijual kembali.

4) UKM sektor aneka usaha dan jasa adalah UKM yang menjual jasa atau

keahlian. Contoh: tukang jahit, salon, tukang pijat.

Sedangkan yang dimaksud dengan Usaha Mikro Kecil Menengah yang

telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang Nomor 20 Tahun

2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) ada beberapa kriteria

yang digunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria usaha mikro kecil

dan menengah. Pengertian-pengertian UKM tersebut adalah:

1) Usaha Kecil

Kriteria kelompok usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik

langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar

yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-

undang ini.

2) Usaha Menengah

Kriteria kelompok usaha menengah adalah usaha produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, menjadi bagian, baik

langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau besar dengan jumlah

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

30

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam

undang-undang ini.

Berdasarkan kategori BPS (Badan Pusat Statistik), usaha kecil identik

dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri

berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja

1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah

dengan pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau

lebih. Berikut adalah kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah seperti terlihat

pada Tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1

Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Menurut UU Digolongkan

Berdasarkan Jumlah Aset dan Omset Yang Dimiliki Sebuah Usaha Tahun

2014

No Usaha

Aset (Rupiah) Omset (Rupiah) Jumlah

Tenaga

Kerja

1 Usaha Mikro Maks 50 juta Maks 300 juta

1-4 orang

2 Usaha Kecil

> 50 juta – 500 juta > 300 juta – 2,5 milliar 5-19 orang

3 Usaha Menengah > 500 juta – 10 milliar > 2,5 milliar – 50 milliar 20-99 orang

Sumber: BPS Provinsi Bali 2015

2.1.9 Konsep Sektor Usaha Perdagangan

Perdagangan atau perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli

barang dari suatu tempat dan suatu waktu dengan menjual barang tersebut di

tempat dan waktu lainnya untuk memeperoleh keuntungan. Adapun pengertian

dari perdagangan adalah suatu usaha menjual suatu barang dari hasil sebuah

produksi untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dengan biaya

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

31

produksi yang terpakai. Perekonomian dunia telah mengalami perubahan yang

sangat drastis dalam dua setengah abad ini, didalam berbagai corak kegiatan

perekonomian tersebut kegiatan ekonomi tidak lagi ditunjukkan untuk memenuhi

kebutuhan sendiri, akan tetapi juga dilakukan untuk memenuhi keinginan-

keinginan yang terwujud di pasar, disamping itu unit produksi telah sanggup

menyumbangkan teknik produksi yang modern sehingga mereka dapat

menyediakan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dalam jumlah yang

sangat besar (Sukirno, 1994).

2.1.10 Pendidikan

Pendidikan adalah pionir dalam pembangunan masa depan suatu bangsa.

Jika dunia pendidikan suatu bangsa berada dalam kondisi yangh memprihatikan,

maka kehancuran kehancuran bangsa tersebut tinggal menunggu waktu. Sebab,

pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan

jati diri manusia suatu bangsa. Sehingga, setiap bangsa yang ingin maju maka

pembangunan dunia pendidikan selalu menjadi prioritas utama.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan berkenaan dengan pengembangan pengetahuan serta keahlian

dan ketrampilan dari manusia maupun tenaga kerja dalam proses pembangunan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

32

Berhubung dengan kontribusinya yang sangat besar dalam pembangunan

ekonomi, maka pendidikan dikatakan sebagai modal manusia (human capital),

dan pengeluaran terhadap pendidikan penduduk disebut sebagai investasi dalam

modal manusia (investment on human capital).

Umumnya terdapat tiga jenis pendidikan yang ditempuh oleh seseorang,

yaitu: (1) pendidikan formal, (2) pendidikan non formal, (3) pendidikan informal,

pengertian dari masing-masing jenis pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di

sekolah-sekolah. Biasanya yang terlibat adalah penduduk usia muda yang

masih belum bekerja, atau yang sedang meningkatkan pengetahuan dan

keahliannya. Pendidikan formal ini dapat dikembangkan secara

berkelanjutan, baik di dalam, maupun di luar sekolah.

2) Pendidikan non formal dapatr dipandang sebagai program pendidikan

yang terorganisasi yang dilangsungkan di luar sekolah. Seringkali para

pesertanya adalah orang-orang dewasa. Biasanya waktu untuk menempuh

pendidikan non formal ini lebih pendek, difokuskan pada bagian program

(pendidikan) yang lebih sempit, dan lebih terkait dengan pengetahuan

aplikasi daripada yang terdapat pada program pendidikan formal.

3) Pendidikan informal merupakan pendidikan yang berlangsung di luar

kerangka lembaga pendidikan formal maupun di luar program pendidikan

Yang terorganisasi. Dalam hubungan ini orang-orang mempelajari

berbagai hal penting di rumah,di tempat kerja, dan di lingkungan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

33

masyarakat. Pendidikan informal seringkali dikatakan sebagai pendidikan

seumur hidup, yang berlangsung selama hayat dikandung badan.

Banyak orang miskin yang mengalami kebodohan bahkan secara

sistematis. Karena itu, menjadi penting untuk memahami bahwa kemiskinan bisa

mengakibatkan kebodohan, dan kebodohan jelas identik dengan kemiskinan.

Untuk memutus rantai sebab akibat diatas, ada satu unsur kunci yaitu pendidikan.

Pendidikan dalam konteks kemiskinan bukan hanya dilihat dari sisi orang tua saja

(ayah dan ibu). Lebih dari itu, harus diperhatikan pulapendidikan bagi anak-anak

dari keluarga miskin tersebut. Anak dari keluarga miskin haruslah mendapatkan

pendidikan yang memadai, anak-anak ini akan mendapatkan kesempatan yang

lebih baik untuk keluar dari status miskin di masa depan (Anderson,2012). Hal ini

sejalan dengan yang dikemukakan oleh Mankiw dan Weil (1992) yaitu apabila

investasi pendidikan dilakukan secara merata, termasuk pada masyarakat yang

berpenghasilan rendah maka kemiskinan akan berkurang.

2.1.11 Teori Penjualan

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan

rencana- rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan

keinginan pembeli guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba

(Marwan A, 1986). Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena

dari perusahaan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang

diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil

produk yang dihasilkan. Menurut Winardi (1982), penjualan adalah suatu transfer

hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

34

mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja di bidang

penjualan seperti pelaksanaan dagang, agen, wakil pelayanan, dan wakil

pemasaran. Menurut Martin, S dan Colleran, G (2006) Penjualan jika

diidentifikasi dari Perusahaannya dibedakan menjadi beberapa jenis:

1. Penjualan lansung yaitu penjualan dengan mengambil barang dari supplier

dan langsung dikirim ke customer.

2. Penjualan stok gudang yaitu penjualan barang dari stok yang telah tersedia

di gudang.

Konsep Penjualan (The selling concept) adalah bahwa konsumen tidak

akan membeli banyak produk, kecuali jika produsen mengupayakan promosi dan

penjualan yang agresif (Sumarni, 1987), jadi dalam konsep ini terkandung dasar

pemikiran seperti :

1) Tugas utama produsen adalah mencapai volume penjualan yang setinggi-

tingginya.

2) Konsumen harus didorong untuk membeli dengan berbagai cara peningkatan

penjualan.

3) Konsumen mungkin akan melakukan pembelian lagi dan kalaupun tidak,

masih ada konsumen yang lain.

Menurut Sukirno (2005) hasil penjualan adalah pendapatan yang diterima

oleh para penjual dari pembayaran terhadap barang yang dibeli oleh para

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

35

konsumen. Tingkat penjualan sangat tergantung pada tinggi rendahnya jumlah

barang yang laku terjual (unit) dan tingkat harga yang ditentukan. Tingkat

penjualan juga mempengaruhi tingkat keuntungan dari suatu usaha atau dalam

aktivityas penjualan. Penjualan (sale) adalah pendapatan yang diterima dari

pertukaran barang atau jasa dan dicatat untuk satu periode akuntansi tertentu, baik

berdsarkan kas (sebagaimana diterima) atau berdasarkan akrual sebagaimana

diperoleh, (Tina Castanea, 2009).

2.1.12 Teori Penawaran

Dalam ilmu ekonomi, penawaran (supply) diartikan sejumlah barang,

produk atau komoditi yang tersedia dalam pasar yang siap untuk di jual kepada

konsumen yang membutuhkannya. Penawaran juga dapat diartikan sebagai

sejumlah barang (goods), jasa (service) atau komoditi yang tersedia di pasar

dengan harga tertentu pada waktu tertentu. Diantara pakar ekonomi ada pula yang

mengartikan penawaran sebagai sejumlah barang ekonomi yang tersedia di pasar

dengan maksud untuk dijual dengan harga tertentu. Penawaran dapat juga

diartikan bermacam-macam barang atau produk yang ditawarkan untuk dijual

dengan bermacam-macam harga di pasar.

Berikut adalah pernyataan yang diberikan oleh Alexander Hamilton

Institute: Yang dimaksud dengan penawaran (supply) adalah sejumlah produk

yang ditawarkan untuk dijual dengan beberapa kemungkinan harga. Berbeda

dengan batasan yang diberikan oleh ”Businessterms” yang member pernyataan

sebagai berikut: Dimata mereka semakin tinggi harga untuk suatu produk,

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

36

semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan untuk di jual di pasar dan

sebaliknya bila harga barang itu turun, maka semaki sedikit barang untuk di jual

di pasar, karena produsen enggan memproduksi lebih banyak karena sedikitnya

pembeli. (Oka A. Yoeti, 2008).

Hukum penawaran dalam pengertian ekonomi menyatakan bahwa terdapat

suatu hubungan langsung antara harga suatu barang atau jasa dan kuantitas barang

atau jasa yang ditawarkan produsen, jika hal-hal lainnya tetap sama atau tidak

tidak terjadi perubahan (ceteris paribus). Adapun alas an di belakang hukum ini

adalah bahwa jika harga dari suatu barang atau jasa naik, sedangkan harga-harga

lainnya tetap sama maka para produsen cenderung untuk menghasilkan barang

dan jasa dalam jumlah (quantity) jauh lebih besar dari barang atau jasa itu.

2.1.12 Teori Permintaan

Pengertian permintaan dalam ilmu ekonomi yang umum diartikan sebagai:

Keinginan seseorang (konsumen) terhadap barang-barang tertentu yang

diperlukan atau diinginkan. (Oka A. Yoeti, 2008). Atau dengan kata lain yang

dimaksud dengan permintaan adalah sejumlah produk barang atau jasa yang

merupakan barang-barang ekonomi yang akan dibeli konsumen dengan haraga

tertentu dalam suatu waktu atau periode tertentu dan dalam jumlah tertentu.

Demand seperti ini lebih tepat disebut sebagai permintaan pasar (market demand),

dimana tersedia barang tertentu dengan harga yang tertentu pula (Oka A. Yoeti,

2008).

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

37

Keinginan seseorang (konsumen) terhadap barang-barang tertentu yang

diperlukan atau diinginkan. Namun dalam praktik, pengertian permintaan seperti

ini menunjukkan adanya permintaan atas sejumlah barang dan jasa yang diikuti

dengan kemampuan membeli (purchasing power). Karena bila keinginan (wants)

diikuti dengan kekuatan untuk melakukan pembelian (purchasing power), maka

keinginan (wants) akan berubah menjadi permintaan, jadi:

DEMAND = WANTS + PURCHASING POWER

Permintaan (demand) sebagai suatu konsep mengandung pengertian bahwa

permintaan berlaku terhadap tiga variabel ang saling mempengaruhi, yaitu:

kualitas produk barang atau jasa (product quality), harga (price), manfaat produk

barang atau jasa tersebut (product benefit) yang sangat mempengaruhi konsumen

dalam melakukan pembelian kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi, hukum

permintaan mengatakan bahwa terjadi pengaruh timbal balik antara barang yang

diminta dengan harga, jika factor lain tidak mengalami perubahan (cetris paribus)

Dalam hal ini, hokum permintaan mengatakan: ”Bila harga suatu barang dan jasa

naik, sedangkan harga barang-barang dan jasa lainnya tetap sama, maka

konsumen cenderung melakukan subtitusi, menggantikan barang atau jasa yang

harganya naik dengan brang yang lain (yang mempunyai fungsi sama) yang

harganya relative lebih murah.

Terbentur pada kenyataan-kenyataan yang ada dan akhirnya menimbulkan

pertanyaan seputar perilaku konsumen akan munculnya „ketidak logisan‟

konsumen dalam memenuhi kebutuhannya tersebut membuat para pakar ekonomi

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

38

pariwisata melakukan studi yang mengupayakan munculnya keseimbangan antara

permintaan dan penawaran terkait perilaku konsumen tersebut, atau dalam istilah

ekonomi disebut pendekatan “consumer market approach”. (Oka A. Yoeti, 2008).

Penelitian tentang permintaan ini sebenarnya merupakan suatu

perkembangan baru, dimana pada mulanya para ahli ekonomi dulunya hanya

memperhatikan faktor penawaran (supply) saja, kini juga mempelajari faktor sisi

permintaan (demand) untuk menjawab „ketidak logisan‟ dari perilaku konsumen

yang ada. Dari uraian di atas, kita dapat simpulkan bahwa ternyata permintaan

(demand) dapat ditinjau dari dari dua sisi, yaitu: Sisi ekonomis yang menyangkut

gejala-gejala permintaan dalam hubungannya dengan keseluruhan faktor-faktor

ekonomi, dan sisi psikologis yang meninjau persoalan ini dari sisi manusia

sebagai konsumen dalam menentukan pilihannya untuk membeli sesuatu barang

yang dibutuhkan.

2.1.14 Teori Produksi

Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

bagaimana sumber daya (input) digunakan untuk menghasilkan produk (output)

dan merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan

memanfaatkan beberapa input. Nilai poduksi yaitu jumlah barang atau jasa yang

dihasilkan suatu usaha dalam 1 periode yang dikalikan dengan harga jual produk-

produk tersebut dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia

(Moiseeva, 2009). Di dalam menganalisis teori produksi , dikenal dengan 2 cara

yaitu:

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

39

1) Produksi jangka pendek yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya tetap

dan yang lainnya berubah contoh: jumlah modal tetap sedangkan tenaga kerja

berubah.

2) Produksi jangka panjang yaitu bila semua faktor produksi dapat berubah dan

ditambah sesuai kebutuhan.

Menurut Catur Sugiyanto (2002) faktor produksi dikelompokkan menjadi

sumber daya manusia (termasuk tenaga kerja), kemampuan manajerial

(enterpreneurship), modal (capital), dan tanah. Mankiw (2002) menyatakan

bahwa dua faktor forduksi yang paling penting adalah tenaga kerja dan modal.

Sedangkan faktor-faktor produksi menurut Soekartawi (2003) adalah:

1) Tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhatikan

dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan hanya dilihat dari

tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu

diperhitungkan.

2) Modal, faktor produksi modal dibedakan menjadi 2 macam yaitu modal tetap

dan modal tidak tetap, perbedaan ini terlihat dari ciri-ciri yang dimiliki oleh

modal tersebut. Modal tetap adalah biaya yang dilakukan dalam proses

produksi dan tidak habis dalam sekali proses produksi. Modal tidak tetap

adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam waktu

satu kali proses produksi.

3) Manajemen, terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta

evaluasi dalam suatu proses produksi. Dalam prakteknya, faktor manajemen

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

40

banyak dipengaruhi oleh berbagai aspek antara lain tingkat pendidikan,

tingkat keterampilan, skala usaha, dll.

2.2 Teori yang Relevan

Menurut Sugiyono (2013), teori relevansi adalah serangkaian bagian atau

variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan dan cocok yang

menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan

menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena

alamiah yang terjadi dalam suatu penelitian. Relevansi merupakan informasi

terpanggil dalam suatu pencarian sumber atau koleksi pustaka lainnya, dimana

informasi yang diberikan sesuai dengan subyek pada penelitian dan berhubungan

dengan kebutuhan penelitian (Kamus besar bahasa Indonesia).

Dalam penelitian ini akan dikemukakan teori-teori yang relevan dengan

pendapatan pedagang atau pengusaha di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM). Dimana dalam suatu perekonomian, pendapatan merupakan faktor

yang terpenting karena dengan adanya pendapatan maka kegiatan perekonomian

dapat berjalan dengan baik (Yusbar Yusuf dkk., 2010). Pendapatan adalah proses

kenaikan laba melalui proses arus penciptaan barang atau jasa oleh suatu

perusahaan selama kurun waktu tertentu. Umumnya pendapatan dinyatakan dalam

satuan moneter/uang (Tuanakota, 2000). Menurut Sukirno (2000), definisi lain

dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan

dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan.

Sedangkan menurut Stice (2011), pendapatan adalah arus kas masuk atau

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

41

penyelesaian kewajiban dari pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa

atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama yang sedang

berlangsung. Kesimpulan yang diperoleh pendapatan yaitu peningkatan atau

pengurangan asset karena aktivitas bisnis perusahaan yang menyebabkan

terjadinya perubahan ekuitas perusahaan. Dalam pengertian umum pendapatan

adalah hasil pencarian usaha.

Budiono (1992) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil dari

penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi.

Sedangkan menurut Winardi (1992) pendapatan adalah hasil berupa uangatau

materi lainnya yang dapat dicapaidari pada penggunaan faktor-faktor produksi.

Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan

merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan

usaha pada periode tertentu.

Menurut Kasmir (2006) untuk menentukan pendapatan pedagang atau

pengusaha dibutuhkan beberapa faktor, diantaranya yaitu minat atau bakat

pengusaha, modal usaha, waktu, laba, pengalaman, tenaga kerja, kondisi

lingkungan, upah pegawai, perhitungan dan pendidikan. Sedangkan menurut

Suparmoko (1990), teori mengenai variabel pendapatan pedagang tidak terlepas

dari faktor-faktor seperti jam/waktu berdagang, modal yang dimiliki seorang

pedagang, jumlah tanggungan dan pengalaman berdagang/lama usaha di bidang

usaha kecil yang digunakan dalam proses kegiatan tersebut saling berkaitan dan

berhubungan. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu dapat diketahui dan

disimpulkan variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan pedagang atau

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

42

pengusaha adalah modal usaha, upah tenaga kerja, pengalaman usaha, jam kerja,

bakat pengusaha, lokasi usaha, pendidikan, laba, jumlah tenaga kerja dan jumlah

penjualan.

Pada usaha UKM ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan

produksi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang akan

diterima oleh sektor UKM. Adapun variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat

pendapatan adalah : Upah, Jam kerja, Modal usaha, Pendidikan dan Jumlah

Penjualan.

1) Upah

Menurut Maimun (2004), upah adalah hak pekerja atau buruh yang

diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau

pemberi pekerja kepada pekerja atau buruh, yang ditetapkan dan dibayarkan

menurut suatu perjanjian kerja, kesempatan atau peraturan perundangan yang

berlaku, termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu

pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan.

2) Jam Kerja

Menurut BPS (2006), bekerja adalah melakukan kegiatan atau suatu pekerjaan

dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau

keuntungan paling sedikit selama satu jam (berturut-turut tanpa terputus) dalam

seminggu yang lalu. Secara umum jam kerja merupakan jumlah waktu kerja dari

seluruh pekerjaan selama seminggu yang lalu.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

43

3) Modal

Menurut Indriyo Gitosudarmo (2002) Modal kerja merupakan kekayaan atau

aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-

hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Sedangkan menurut Ahmad

(1997) modal kerja pada hakekatnya merupakan jumlah yang terus menerus ada

dalam menopang usaha perusahaan. Modal kerja yang ada harus dapat atau

mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena

dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan perusahaan disamping

memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien

dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.

4) Pendidikan

Menurut UU SISDIKNAS No. 20 (2003), indikator tingkat pendidikan terdiri

dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah

tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta

didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari:

a. Pendidikan dasar : Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun

pertama masa sekolah anak-anak melandasi jenjang pendidikan menengah.

b. Pendidikan menengah : Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

c. Pendidikan tinggi : Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang

mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

44

5) Jumlah Penjualan

Penjualan menurut Soemarso, S.R.(2004) Jumlah yang dibebankan kepada

pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan

yang bersangkutan. Untuk perusahaan dagang akun yang akan digunakan untuk

mencatat penjualan barang dagang disebut penjualan.

2.3 Keaslian Penelitian

Hasil penelitian terdahulu sangat penting sebagai bahan perbandingan dan

referensi dalam suatu penulisan. Adapun studi empirik terdahulu yang mendukung

terhadap penelitian yang akan dilakukan disajikan sebagai berikut: Penelitian yang

dilakukan oleh Anik (2003) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang

mempengaruhi Pendapatan Pekerja Pada Usaha Kerajinan Genteng di Kabupaten

Sukoharjo”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi pendapatan pekerja pada usaha kerajinan genteng di

kabupaten sukoharjo. Penelitian ini mengambil sampel 60 pekerja. Hasil dari

penelitian ini adalah faktor jam kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan pekerja usaha kerajinan genteng di kabupaten sukoharjo.

Variabel pengalaman kerja memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

pendapatan pekerja usaha kerajinan genteng di kabupaten sukoharjo. Variabel

jumlah tanggungan keluarga memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

pendapatan pekerja usaha kerajinan genteng di kabupaten sukoharjo. Dan variabel

jenis pekerjaan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan

pekerja usaha kerajinan genteng di kabupaten sukoharjo.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

45

Penelitian yang dilakukan oleh Yustinus (2001) dengan judul “ Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kaki Lima”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor modal dan lokasi yang

mempengaruhi pendapatan pedagang kaki lima dan untuk mengkaji faktor yang

paling berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kaki lima. Penelitian ini

mengambil sampel 50 pedagang kaki lima. Hasil dari penelitian ini adalah

variabel modal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan

pedagang kaki lima dan variabel lokasi memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan pedagang kaki lima.

Penelitian yang dilakukan oleh Lilin (2013) dengan judul “Analisis Faktor–

Faktor Yang Mempengaruhi Volume Penjualan Pada Industri Kecil Genteng Di

Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar ”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan pada industri kecil

genteng di kecamatan jaten kabupaten karanganyar. Penelitian ini mengambil sampel

100 industri kecil genteng. Hasil dari penelitian ini adalah variabel usia memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume penjualan pada industri

kecil genteng di kecamatan jaten kabupaten karanganyar, variabel jenjang

pendidikan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume

penjualan pada industri kecil genteng di kecamatan jaten kabupaten karanganyar,

variabel pengalaman usaha memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap volume penjualan pada industri kecil genteng di kecamatan jaten

kabupaten karanganyar, variabel upah karyawan memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap volume penjualan pada industri kecil genteng di

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

46

kecamatan jaten kabupaten karanganyar dan variabel jumlah karyawan memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume penjualan pada industri

kecil genteng di kecamatan jaten kabupaten karanganyar. Sedangkan variabel

pengalaman usaha memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

volume penjualan pada industri kecil genteng di kecamatan jaten kabupaten

karanganyar.

Penelitian tesis ini berjudul : “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan UKM Sektor Perdagangan Di Kota Denpasar”, memiliki persamaan

dengan penelitian terdahulu terkait dengan Upah, jam kerja dan modal. Namun

demikian penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya terkait

dengan variabel pendidikan, dan jumlah penjualan apakah berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pendapatan UKM di Kota Denpasar.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi 2.1.1 Teori Upah II.pdf · 2.1.1 Teori Upah Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (Maimun, 2004),

47

Unit Usaha Usaha

Besar

UKM Sektor

Perdaganga

n

Jumlah

Penjualan

Faktor

yang

mempengar

uhi

pendapatan

:

1. Upa

h

2. Jam

Ker

ja

3. Mo

dal

4. Pen

didi

kan