8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kajian Teori a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan Alam. Kata “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan dari kata–kata Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat disebut dengan science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut-paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alamini, ilmu yang mempelajari peristiwa–peristiwa yang terjadi di alam (Iskandar:1997). Pembelajaran IPA berkaitan dengan bagaimana siswa mencari tahu fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekumpulan pengetahuan yang harus dihafal siswa, melainkan siswa harus memiliki kemampuan proses penemuan (discovery). Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak–anak didefinisikan oleh Paolo dan Marten yang disebutkan oleh Carin 1993(dalam Iskandar1997:15), yaitu: 1. Mengamati apa yang terjadi 2. Mencoba mengamati apa yang diamati 3. Mempegunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi 4. Menguji ramalan–ramalan dibawah kondisi–kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.
21
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Ilmu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/3/T1_292010157_BAB II.pdfKata “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Kajian Teori
a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan
Alam. Kata “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan
dari kata–kata Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat
disebut dengan science. Natural artinya alamiah, berhubungan
dengan alam atau bersangkut-paut dengan alam. Science
artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
atau science secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang
alamini, ilmu yang mempelajari peristiwa–peristiwa yang
terjadi di alam (Iskandar:1997).
Pembelajaran IPA berkaitan dengan bagaimana siswa
mencari tahu fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya sekumpulan pengetahuan yang harus dihafal
siswa, melainkan siswa harus memiliki kemampuan proses
penemuan (discovery).
Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak–anak didefinisikan
oleh Paolo dan Marten yang disebutkan oleh Carin 1993(dalam
Iskandar1997:15), yaitu:
1. Mengamati apa yang terjadi
2. Mencoba mengamati apa yang diamati
3. Mempegunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa
yang akan terjadi
4. Menguji ramalan–ramalan dibawah kondisi–kondisi untuk
melihat apakah ramalan tersebut benar.
9
Selanjutnya Paolo dan Marten juga menegaskan bahwa
dalam IPA tercangkup juga coba–coba dan melakukan
kesalahan, gagal dan mencoba lagi. Ilmu Pengetahuan Alam
tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah yang
kita ajukan. Dalam IPA, anak–anak dan kita harus tetap
bersikap skeptif sehingga kita selalu siap memodifikasi model–
model yang kita miliki tentang alam ini sejalan dengan
penemuan–penemuan yang kita dapatkan. Selain materi IPA
harus dimodifikasi, keterampilan–keterampilan proses IPA
yang akan dilatihkan juga harus disesuaikan dengan
perkembangan anak–anak. Pembelajaran IPA dalam Iskandar
(1997) perlu diajarkan di sekolah. Ada beberapa alasan yang
menyebabkan suatu mata pelajaran dimasukkan kedalam
kurikulum suatu sekolah. Alasan–alasan itu dapat digolongkan
menjadi empat golongan besar:
1. Mata pelajaran itu berfaedah bagi kehidupan atau pekerjaan
anak dikemudian hari
2. Mata pelajaran itu merupakan bagian kebudayaan bangsa
3. Mata pelajaran itu melatih anak berfikir kritis
4. Mata pelajaran itu memiliki nilai–nilai pendidikan yaitu
memiliki potensi (kemampuan) dapat membentuk pribadi
anak secara keseluruhan
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA
adalah ilmu pengetahuan yang sistematis dengan menghubungkan
gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan, melalui kegiatan
eksperimen ataupun hasil tanggapan pikiran manusia atas gejala
yang terjadi di alam.
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut kurikulum KTSP
(Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah:
10
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pengembangan konsep-
konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari–hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungna yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
6. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTS
b. Hakikat Belajar
Tentang masalah pengertian belajar ini, para ahli psikologi
dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai
dengan bidang keahlian masing–masing. Tentu saja mereka
memiliki alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
James O. Whittaker dalam Syaiful Bahri (2011: 12-13)
misalnya, merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Cronbach dalam Syaiful Bahri (2011: 12-13) berpendapat
bahwa learning is show by change in behavior as a result of
experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan
oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
11
Howard L. Kingskey dalam Syaiful Bahri (2011: 12-13)
menyatakan bahwa learning is the process b which behavior
(in the broader sense) is originated or changed throught
practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau
latihan. Sedangkan Geoch merumuskan learning is change is
performance as a result of practice.
Slameto dalam Syaiful Bahri (2011:12-13) juga
merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya, belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Jadi pengertian belajar adalah perubahan tingkahlaku
sebagai hasil dari pengalaman interaksi dengan manusia
maupun dengan lingkungan sebagai hasil belajar.
c. Hasil Belajar
Menurut Damansyah (2006:13) hasil belajar adalah hasil
penelitian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam
bentuk angka.
Slameto (2003:1) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar
mengajar.
12
Menurut Damansyah (2006:14) hasil belajar siswa antara lain
dipengaruhi oleh:
1. Karakteristik masing–masing individu
Karakteristik individu dapat berupa karakteristik khusus
dan karakteristik umum
2. Gaya belajar setiap individu
3. Kecerdasan majemuk
Dari berbagai penjelasan tentang hasil belajar di atas, dapat
dimengerti bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut aspek kogntitif, afektif dan
psikomotorik. Oleh karenanya, perubahan sebagi hasil dari
proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi
tingkah laku seseorang.
d. Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang
penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan
sendiri merupakan motor dalam kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses
dan mengolah hasil belajarnya secara efektif. Selain itu, siswa
juga ditutut untuk aktif secara fisik, intelektual dan emosional.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam
belajar adalah segala kegitan yag bersifat fisik maupun non
fisik siswa dalam proses kegitan belajar mengajar yang optimal
sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.
Agar aktivitas dalam pembelajaran tetap kondusif maka
siswa dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru
agar proses belajar mengajar yang ditempuh mendapatkan hasil
yang maksimal.
13
e. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Hasil belajar adalah tujuan yang akan dicapai dalam proses
belajar mengajar dengan prestasi belajar tertentu. Prestasi
belajar dapat memberikan kepuasan tersendiri kepada orang
yang bersangkutan, khususnya bagi seseorang yang sedang
menuntut ilmu di sekolah, lazimnya ditunjukkan dengan nilai
tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar
meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat
dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan.
Proses belajarpun tidak mungkin dicapai begitu saja, banyak
faktor yang mempengaruhinya. Faktor–faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa ada dua yaitu faktor yang
datangnya dari dalam diri individu siswa (internal faktor) dan
faktor yang datangnya dari luar individu siswa (eksternal
faktor). Kedua faktor tersebut dapat dipaparkan sebagai
berikut:
a. faktor internal anak, meliputi:
a. faktor psikis (jasmani), kondisi umum yang menandai
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak
dalam mengikuti pelajaran.
b. faktor psikologis (kejiwaan), faktor yang termasuk aspek
psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan
hasil belajar siswa antara lain intelegensi, sikap, bakat,
minat dan motivasi.
b. faktor eksternal anak, meliputi:
a. faktor lingkungan sosial seperti para guru, staf
adminstratif serta teman–teman satu kelas.
b. faktor lingkungan non-sosial seperti sarana dan
prasarana sekolah, letak tempat tinggal, keadaan cuaca
serta waktu belajar yang digunakan anak.
14
c. faktor pendekatan belajar yaitu cara atau metode guru
dalam menyampaikan materi serta media pembelajaran
yang digunakan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor
yang mempengaruhi hasil belajar IPA yaitu faktor yang datangnya
dari dalam individu (faktor internal) dan faktor yang datangnya