5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sesuai KTSP SD Negeri Barusari 02 (2011: 14-16) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Noor MS Bakry (2002:2) menerangkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian, untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia. Subhan Sofhian dan Asep Sahid (2011:6) berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai proses pendewasaan bagi warga negara dengan usaha sadar dan terencana melalui pengajaran sehingga terjadi perubahan pada warga negara tersebut dalam hal pengetahuan, sikap, dan perilaku yang bersifat kritis serta emansipatoris. 2.1.2 Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Tujuan dari mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut: 1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbanggsa, dan bernegara, serta anti- korupsi. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
20
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pendidikan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sesuai KTSP SD Negeri
Barusari 02 (2011: 14-16) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara
yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Noor MS Bakry (2002:2) menerangkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik dalam
mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian, untuk berkorban membela
bangsa dan tanah air Indonesia. Subhan Sofhian dan Asep Sahid (2011:6)
berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai
proses pendewasaan bagi warga negara dengan usaha sadar dan terencana melalui
pengajaran sehingga terjadi perubahan pada warga negara tersebut dalam hal
pengetahuan, sikap, dan perilaku yang bersifat kritis serta emansipatoris.
2.1.2 Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Tujuan dari mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut:
1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbanggsa, dan bernegara, serta anti-
korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
6
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
2.1.3 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn)
Sedangkan ruang lingkup PKn adalah sebagai berikut:
1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,
cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan
keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,
tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturanperaturan
daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem
hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,
pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4. Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup bergotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuasaan dan Politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pangamalan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka.
7
Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi
internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
2.1.4. Pengertian Hasil
Menurut Slameto (2010:180) hasil adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Hasil pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
hasil. Suatu hasil dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal darPKnda hal lainnya, dapat
pula dimanifestasikan melalui partisPKnsi dalam suatu aktivitas. Siswa yang
memiliki hasil terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Slameto (2010:180) menambahkan mengembangkan hasil terhadap
sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan
antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai
individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau
kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya,
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar
merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting,
dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa
kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berhasil untuk
mempelajarinya.
2.1.5. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang di lakukan secara sadar
untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar, maka akan mengalami kesulitan
dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
tidak lain juga merupakan produk kegiatan berpikir manusia-manusia
pendahulunya (Uno, 2009: 1).
8
Menurut Dadang Sunendar (2009:5) kata belajar berarti proses perubahan
tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dan
lingkungannya melalui pengalaman dan latihan. Perubahan ini terjadi secara
menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Pengertian belajar yang cukup komprehensif juga diberikan oleh Bell
Gredler (dalam Winaputra, 2009:1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah
proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
competencies, skills, and attitudes. Kemampuan (competencies), keterampilan
(skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan
mulai dari masa bayi sampai tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Pernyataan tersebut di pertegas kembali oleh Mayer (dalam Nunuk Suryani,
2012:35) bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang melalui pengalaman.
Pandangan tetang belajar pun dikemukakan oleh Slameto (2010: 2) bahwa
belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Selanjutnya
Oemar Hamalik (2009: 27) menambahkan bahwa belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.
Selanjutnya ditegaskan Aswan Zain (2010:10) belajar adalah proses
perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan artinya, tujuan kegiatan adalah
perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Sama
halnya dengan Slavin (dalam Trianto, 2009:16) menyatakan bahwa belajar secara
umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui
pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau
karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan
ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan
9
sangat erat kaitannya. Cronbach menyatakan bahwa belajar itu merupakan
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut Cronbach bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan
mengalami sesuatu yaitu menggunakan panca indara. Dengan kata lain, bahwa
belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mengintimasi, mencoba
sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu (dalam Riyanto, 2009:5).
Selanjutnya Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses dalam perubahan tingkah laku setelah mengalami suatu tindakan dalam
pembelajaran baik secara internal maupun eksternal.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka definisi hasil belajar adalah
pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah
seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar..
Menurut Safari (2005 : 111) indikator hasil belajar adalah skor siswa yang
diperoleh dari tes hasil belajar yang mengukur aspek berikut ini :
1) Perhatian
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan
dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang
memiliki hasil pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek
tersebut.
a. Keterlibatan siswa dsaat mengikuti pelajaran
b. Kemauan siswa untuk mengerjakan tugas, bertanya kepada yang lebih
mampu jika belum memahami materi dan mencari buku penunjang yang
lain saat menemui kesulitan
2) Relevansi
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa
tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
10
a. Perhatian saat mengikuti pelajaran di sekolah
b. Konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran
3) Percaya diri
Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut
senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek
tersebut.
a. Kesadaran tentang belajar di rumah
b. Langkah siswa setelah ia tidak masuk sekolah
c. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu luang
d. Kesadaran siswa untuk bertanya
e. Kesadaran untuk mengikuti les pelajaran
4) Kepuasan
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu
mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang
disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang
tersebut.
a. Gairah siswa saat mengikuti pelajaran
b. Respon siswa saat mengikuti palajaran
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai hasil belajar, maka dapat
di ambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu usaha belajar
yang dilakukan oleh siswa termasuk di dalamnya penguasaan pengetahuan
maupun ketrampilan, selanjutnya hasil belajar tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil yang
dicapai dalam periode tertentu.
2.1.6. Pengertian Media
Menurut Djamarah (2010:120) mengemukakan bahwa kata media berasal
dari bahasa latin, medius,yang secara harfiah berarti “tengah”,”perantara”,atau
“pengantar”. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi
belajar atau penyalur pesan. Lebih lanjut Aswan Zain (2010:121) menambahkan
11
bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat disajikan sebagai penyalur
pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
Beberapa pakar/ahli media menyatakan definisi media dengan berbagai