7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Pembelajaran Mind Mapping Metode pembelajaran mind mapping merupakan temuan Tony Buzan. Buzan, yang oleh banyak kalangan disetarakan kehebatannya dengan Stephen Hawking (jika Hawking ahli mengeksplorasi ruang angkasa, Buzan ahli dalam mengeksplorasi otak), menemukan mind mapping pada 1970-an. Sejak 1975, bersama Micahel J. Gelb, Buzan mengembangkan mind mapping sebagai alat untuk melatih orang berpikir dengan lebih berdayaguna. Metode pembelajaran mind mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakan raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak manusia yang menakjubkan ( Tony Buzan, 2010: 12). Selain itu mind mapping menurut Tony Buzan (2010: 4) adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak-mind Maping adalah cara mencatat kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Dengan mind mapping daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja otak dalam melakukan berbagai hal. DePorter dan Hernacki (2006: 152) mengungkapkan bahwa mind mapping menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. mind mapping ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Metode pembelajaran mind mapping adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari/ke otak (Edward, 2009: 64). Lebih lanjut Buzan (2007: 4) berpendapat bahwa mind mapping adalah cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam mind
28
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Metode Pembelajaran Mind Mapping
Metode pembelajaran mind mapping merupakan temuan Tony Buzan.
Buzan, yang oleh banyak kalangan disetarakan kehebatannya dengan Stephen
Hawking (jika Hawking ahli mengeksplorasi ruang angkasa, Buzan ahli dalam
mengeksplorasi otak), menemukan mind mapping pada 1970-an. Sejak 1975,
bersama Micahel J. Gelb, Buzan mengembangkan mind mapping sebagai alat
untuk melatih orang berpikir dengan lebih berdayaguna.
Metode pembelajaran mind mapping adalah sistem penyimpanan,
penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakan raksasa, yang
sebenarnya ada dalam otak manusia yang menakjubkan ( Tony Buzan, 2010: 12).
Selain itu mind mapping menurut Tony Buzan (2010: 4) adalah cara termudah
untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar
dari otak-mind Maping adalah cara mencatat kreatif, efektif dan secara harfiah
akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Dengan mind mapping daftar informasi
yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan
mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja otak dalam melakukan
berbagai hal.
DePorter dan Hernacki (2006: 152) mengungkapkan bahwa mind mapping
menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide
yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar,
mengorganisasikan, dan merencanakan. mind mapping ini dapat membangkitkan
ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah.
Metode pembelajaran mind mapping adalah cara paling efektif dan efisien
untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari/ke otak (Edward,
2009: 64). Lebih lanjut Buzan (2007: 4) berpendapat bahwa mind mapping adalah
cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam mind
8
mapping sistem bekerja otak diatur secara alami. Otomatis kerjanya pun sesuai
dengan kealamian cara berpikir manusia. mind mapping membuat otak manusia
ter-eksplor dengan baik, dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti kita ketahui, otak
manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Dalam mind mapping, kedua sistem
otak diaktifkan sesuai porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan
pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (Buzan, 2010:
9). Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, akan
merangsang secara visual. Sehingga infomasi dari mind mapping mudah untuk
diingat.
Ada beberapa petunjuk dan langkah – langkah dalam membuat metode
pembelajaran mind mapping, sebelum membuat sebuah peta dan pensil warna,
otak serta imajinasi. pikiran diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak
bergaris, pena dan pensil warna,otak serta imajinasi, Buzan (2010:15)
mengemukakan ada tujuh langkah untuk membuat mind mapping yaitu sebagai
berikut:
1. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan
mendatar,karena memulai dari tengah memberi kebebasan pada otak untuk
menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya secara lebih
bebas dan alami.
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena sebuah gambar bermakna
seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Gambar sentral akan
lebih menarik kita tetap terfokus,membantu kita berkonsentrasi,dan
mengaktifkan otak.
3. Menggunakan warna yang menarik,karena bagi otak, warna sama menariknya
dengan gambar, warna membuat mind mapping lebih hidup menambah energi
pada pemikiran yang kreatif dan menyenangkan.
4. Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-
cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya.
Karena otak berkerja menurut asosiasi. Otak seneng mengaitkan dua atau tiga
9
atau empat hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan
lebih mudah mengerti dan mengingat.
5. Buatlah garis hubung yang melengkung bukan garis lurus karena akan
membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti
cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis karena dengan kata kunci tunggal
dapat memberi banyak daya dan flksibilitas kepada mind Map.
7. Gunakan gambar,karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna
seribu kata.
Adapun kelebihan langkah – langkah diatas adalah memberi bentuk
ringkas sebuah materi yang luas,menarik dan memberi kebebasan otak untuk
berkreasi. Sedangkan kekurangannya adalah ketika mengaitkan empat hal
sekaligus sehingga membuat mind map hanya akan dipahami oleh pembuat,
sementara itu orang lain yang membaca butuh waktu cukup lama untuk
mempelajarinya karena hanya dibantu satu kata kunci tiap garisnya. Solusinya
kata kunci dibantu atau ditambahi dua atau lebih kata keterangan.Selain itu
penggunaan gambar dalam mind map yang bisa bermakna seribu kata. Hal ini
terkadang bisa menimbulkan perbedaan penafsiran orang yang satu dengan
lainnya. Oleh karena itu penggunaan gambar dalam mind map sebaiknya
dilengkapi dengan kata di bawah gambar yang menerangkan gambar apa itu.
Langkah – langkah membuat mind mapping menurut Muhammad Noer
(http://www.Muhammadnoer.com) dalam membuat mind mapping adalah sebagai
berikut:
1. Buatlah judul di tengah-tengah catatan yang hendak kita buat, dengan
menggunakan warna yang disukai anak .
2. Buatlah cabang-cabang utama, Setiap cabang sebaiknya menggunakan warna
yang berbeda-beda untuk memudahkan asosiasi.
3. Mengembangkan cabang – cabang utama dengan menambahkan gambar atau
ilustrasi untuk memudahkan setiap asosiasi pada tiap cabang.
10
4. Mengembangkan cabang – cabang berikutnya dengan menambahkan gambar-
gambar.
Kelebihan pada langkah – langkah di atas adalah Bentuk cukup sederhana
sehingga lebih memudahkan dalam penafsiran.Menarik dan tidak membosankan
karena penggunaan gambar dan garis dengan warna berbeda. Sedangkan
kekurangan penggunaan warna berbeda pada cabang utama terkadang bisa
membuat otak menjadi pusing dan muncul ketidakpahaman atas maksud dari
cabang utama tersebut.Solusinya adalah akan lebih baik jika kita menggunakan
warna yang sama pada cabang utama agar menyamakan persepsi. Variasi warna
bisa kita lakukan ketika membuat cabang dari cabang utama,garisnya kita beri
warna berbeda dari warna garis cabang utama, demikian seterusnya. Kita akan
mendapatkan variasi warna berbeda dari kelompok tiap cabang.
Langkah-langkah membuat mind mapping menurut Gordon Dryden dan
jeannette,vos (http://setyo1984.blogspot.com) adalah sebagai berikut:
1. Bayangkan sel-sel otak (neuron) Anda seperti pohon, masing-masing
menyimpan informasi yang berhubungan pada cabang-cabangnya.
2. Susunlah kembali poin-poin kunci, dari topik mana pun yang ingin Anda
keluarkan atau Anda serap, di atas selembar kertas putih sebagaimana bentuk
pohon (neuron) yang bercabang-cabang.
3. Mulailah dengan gagasan inti, biasanya dengan satu simbol, di tengah
halaman, lalu gambarlah cabang-cabangnya menyebar di sekelilingnya.
4. Usahakan mencatat hanya satu kata atau simbol untuk setiap poin yang ingin
Anda ingat atau tampakkan, satu tema utama untuk setiap cabang.
5. Letakkan poin-poin yang berhubungan pada cabang utama yang sama,
masing-masing membentuk sub cabang.
6. Gunakan pensil atau spidol berwarna untuk topik-topik yang berhubungan.
7. Lukislah sebanyak mungkin gambar atau simbol.
8. Ketika Anda melengkapi setiap cabang, lingkari dengan garis batas berwarna.
11
9. Kembangkan terus setiap cabang secara teratur. Ada kemungkinan cabang
yang membesar dan banyak dapat kita pisahkan untuk menjadi mind mapping
yang baru, dan seterusnya.
Kelebihan dari langkah-langkah di atas adalah Kita bisa menghasilkan
mind map sebanyak mungkin dan tiap kajian akan terus dikaji sampai pada batas
maksimal. Selain itu akan menarik karena berbentuk pohon yang berwarna.
Sementara kekurangan dari langkah- langkah diatas adalah bisa melebar dan
keluar dari ide pokok yang ditentukan pada mulanya, akibat dari tidak terbatasnya
pengembangan tiap cabang. Sehingga terkadang penekanannya tidak pada topik
utama tapi pada topic lain yang dianggap lebih menarik setelah dikaji. Solusinya
adalah penentuan dan penetapan batasan pengembangan mind map. Batasannya
adalah pengembangan mind map dihentikan ketika pengembangannya sudah
keluar dari topik utama yang akan dibahas.
Dari beberapa pendapat di atas, langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran yang akan digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kertas kosong kepada siswa.
2. Menuliskan judul/tema pada kertas kosong tersebut dengan sisi yang
panjangnya diletakkan secara mendatar.
3. Membuat cabang-cabang utama dengan garis tebal dengan berbagai warna
yang berbeda.
4. Siswa menuliskan kata kunci untuk setiap cabang bisa dalam bentuk tulisan
maupun simbol.
5. Mengembangkan cabang – cabang utama dengan garis melengkung.
6. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis.
Dalam membuat mind mapping juga diperlukan keberanian dan kreativitas
yang tinggi. Variasi dengan huruf kapital, warna, garis bawah atau simbol-simbol
yang menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan mind mapping
yang telah dibuat akan lebih mengesankan.
12
Metode pembelajaran mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif,
efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran mind mapping juga
merupakan peta rute yang memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk
menyusun fakta dan pikiran, dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan
sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bias
diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat tradisional. Selain itu mind
mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data dan akses yang luar biasa
untuk perpustakaan raksasa dalam otak manusia yang menajubkan. mind mapping
bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya
dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang
telah dipelajari. mind mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan
gaya belajar visual. mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja
otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua
belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat
segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya
kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam
menyerap informasi yang diterima. mind mapping yang dibuat oleh siswa dapat
bervariasi pada setiap materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan
perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang
diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan
mempengaruhi penciptaan mind mapping. Dengan demikian, guru diharapkan
dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama
dalam proses pembuatan mind mapping. Proses belajar yang dialami seseorang
sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar
dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan
hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif
maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil belajar.
Kegunaan Metode Pembelajaran Mind Mapping
Menurut Michael Michalko dalam Buzan (2010:6), metode pembelajaran
mind mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk
13
bidang pendidikan. Kegunaan metode pembelajaran mind mapping dalam bidang
pendidikan:
a. Mengaktifkan seluruh otak.
b. Membereskan akal dari kekusutan mental.
c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan.
d. Membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling
terpisah.
e. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian.
f. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita
membandingkannya.
g. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang
membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke
ingatan jangka panjang.
Selain itu menurut Buzan (2010:54-130). Disamping itu, Metode
pembelajaran mind mapping juga dapat bermanfaat untuk :
1. Merangsang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis.
2. Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar.
3. Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan.
4. Membuat rencana atau kerangka cerita.
5. Mengembangkan sebuah ide.
6. Membuat perencanaan sasaran pribadi.
7. Memulai usaha baru.
8. Meringkas isi sebuah buku.
9. Fleksibel.
10. Dapat memusatkan pemahaman.
11. Menigkatkan pemahaman.
12. Menyenangkan dan mudah diingat.
14
Tony Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind
mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah
ringkasan dari Law of Mind Mapping:
a. Kertas polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3
dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan ditengah-
tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna.
b. Garis lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis
akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan
panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya.
Seluruh garis harus tersambung ke pusat.
c. Menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus
selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang
semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat.
d. Menggunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table dan
ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau
memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih menarik lagi.
e. Menggunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna berbeda
untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs.
f. Menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di tengah-tengah
kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs
umumnya terdiri dari 2 – 7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam
dimulai dari arah jam 1.
Terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses pembelajaran berbasis mind
mapping, yaitu:
a. Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses
pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran
umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk
15
pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi dengan
kegiatan untuk membuat Master mind mapping yang merupakan rangkuman
dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya
sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah
mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka
peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah
atau di perpustakaan.
b. Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga
gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan
dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa
diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik
dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk
bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati sehingga
langsung masuk ke langkah Inview.
c. Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses
pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan
mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi,
konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk
membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.
d. Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan
berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada
informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh
siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-
ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review
dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya
untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan
pada pertemuan sebelumnya.
16
Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Mind Mapping
Dilihat dari hakikat dan karakteristik, kelebihan metode pembelajaran mind
mapping dapat dikekumukakan sebagai berikut:
a. Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
b. Dapat bekerjasama dengan teman lainnya.
c. Catatan lebih padat dan jelas.
d. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
e. Catatan lebih terfokus pada inti materi.
f. Mudah melihat gambaran keseluruhan .
g. Membantu Otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan
membuat hubungan .
h. Memudahkan penambahan informasi baru.
i. Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
j. Bersifat unik.
Sedangkan kelemahan metode pembelajaran mind mapping adalah:
1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2. Tidak sepenuhnya terjadi proses pada siswa yang kurang antusias.
3. Mind mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa
mind mapping siswa.
2.1.2 Hasil Belajar.
Menurut Sudjana, (2004 : 22) hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Pengalaman belajar ini akan menghasilkan kemampuan yang menurut Horwart
Kingsley dalam bukunya menurut Sudjana, (2004 : 22) dibedakan menjadi tiga
macam kemampuan (hasil belajar) yaitu : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2).
Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita. Ketiga hasil belajar
(kemampuan) itulah yang harus dimiliki oleh siswa. Hasil belajar ini dapat dilihat
17
dari dua sisi siswa, seperti yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (1999).
Ia memandang dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut
terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari
sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.Untuk
memperoleh hasil belajar, diperlukan penilaian/ dilakukan evaluasi pada siswa
yang merupakan tindak lanjut atau cara yang dilakukan untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga
dengan evaluasi pendidik juga dapat mengukur tentang perubahan tingkah laku
siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan
tujuan pengajaran. Jadi penilaian atau evaluasi hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria
tertentu ( Samsul Hadi dan Rukiyah, 2009)
Menurut Nurkancana (1990:11), mendefinisikan hasil belajar adalah suatu
tindakan atau proses untuk menentukan nilai keberhasilan seseorang untuk
menentukan nilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses
belajar selama satu periode tertentu. Menurut Hamalik (2002: 146) hasil belajar
itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran d sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh
dari hasil tes dan non tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama
yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa
atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan
yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap
hasil belajar yang dicapai. Hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping faKtor
kemampuan yang dimiliki siswa juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar,
minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi,
faktor fisik, dan psikis (Susianha, 2009).
18
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar, yaitu kemampuan keterampilan dan kebiasaan, kemampuan
keterampilan dan kebiasaan, kemampuan pengetahuan dan pengarahan serta
kemampuan sikap dan cita-cita, yang dipandang dari dua sisi yaitu siswa dari
siswa ( ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor) dan sisi dari guru yaitu
terselesainya bahan pelajaran. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
antara lain : faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri siswa, misalnya
kecerdasan, bakat, minat, dan motifasi. Faktor ekstern adalah faktor yang berada
di luar siswa, misalnya keluarga, sekolah, masyarakat, dll yang dinyatakan dalam
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes dan non tes mengenai sejumlah materi
pelajaran tertentu.
Hasil belajar digunakan guru sebagai ukuran atau kriteria dalam mencapai
suatu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar dapat diperoleh dari aktivitas
pengukuran. Secara sederhana pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau
upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau
peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Alat
untuk melakukan pengukuran ini dapat berupa alat ukur standar seperti meter,
kilogram, liter dan sebagainya, termasuk ukuran-ukuran subyektif yang bersifat
relatif, seperti depa, jengkal, “sebentar lagi”, dan lain-lain. Menurut Cangelosi
(1995) yang dimaksud dengan pengukuran (measurement) adalah suatu proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir
prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa,
mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan
menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium,
dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua
karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut
suatu aturan atau formula tertentu. Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan
pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal
dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Jadi
19
pengukuran memiliki arti suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara
membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran tertentu sehingga data yang
dihasilkan adalah data kuantitatif. Untuk menetapkan angka dalam pengukuran,
perlu sebuah alat ukur yang disebut dengan instrumen. Dalam dunia pendidikan
instrumen yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan siswa seperti tes,
lembar observasi, panduan wawancara, skala sikap dan angket.
Berdasarkan pengertian pengukuran yang telah dipaparkan untuk
mengukur hasil belajar siswa digunakanlah alat penilaian hasil belajar. Penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan) siswa. Teknik yang dapat digunakan dalam asesmen
pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik tes
dan non tes, antara lain:
1. Tes
Secara sederhana tes dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang
harus dijawab, pernyataan-pernyataan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-
tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu
aspek tertentu dari peserta tes dan dalam kaitan dengan pembelajaran aspek
tersebut adalah indikator pencapaian kompetensi. Tes merupakan salah satu upaya
pengukuran terencana yang digunakan oleh guru untuk mencoba menciptakan
kesempatan bagi siswa dalam memperlihatkan prestasi mereka yang berkaitan
dengan tujuan yang telah ditentukan (Calongesi, 1995). Tes terdiri atas sejumlah
soal yang harus dikerjakan siswa. Setiap soal dalam tes menghadapkan siswa pada
suatu tugas dan menyediakan kondisi bagi siswa untuk menanggapi tugas atau
soal tersebut. Tes menurut Arikunto dan Jabar (2004) merupakan alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan
menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan. Jadi kesimpulan dari
pengertian tes adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dan menggunakan langkah – langkah dan kriteria - kriteria yang sudah
ditentukan. Berikut ini adalah teknik tes :
20
a. Jenis tes berdasarkan cara mengerjakan
1. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis baik dalam hal soal
maupun jawabannya.
2. Tes Lesan
Pada tes lisan, baik pertanyaan maupun jawaban (response) semuanya
dalam bentuk lisan. Karenanya, tes lisan relatif tidak memiliki rambu-rambu
penyelenggaraan tes yang baku, karena itu, hasil dari tes lisan biasanya tidak
menjadi informasi pokok tetapi pelengkap dari instrumen asesmen yang
lain.
3. Tes Unjuk Kerja
Pada Tes ini siswa diminta untuk melakukan sesuatu sebagai indikator
pencapaian kompetensi yang berupa kemampuan psikomotor.
b. Jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya
1. Tes Esai (Essay-type Test)
Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan
gagasan-gagasan tentang apa yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
2. Tes Jawaban Pendek
Tes dapat digolongkan menjadi tes jawaban pendek jika peserta tes diminta
menuangkan jawabannya bukan dalam bentuk esai, tetapi memberikan
jawaban-jawaban pendek dalam bentuk rangkaian kata-kata pendek, kata-
kata lepas maupun angka-angka.
3. Tes objektif
Tes objektif adalah adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan
untuk menjawab tes telah tersedia. Oleh karenanya sering pula disebut
dengan istilah tes pilihan jawaban (selected response test).
2. Non Tes
Teknik non tes sangat penting dalam mengakses siswa pada ranah afektif
dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan pada aspek
kognitif. Ada beberapa macam teknik non tes, yaitu:
21
2. Observasi
Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar dapat
dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen
yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan belajar
siswa, maupun observasi informal yang dapat dilakukan oleh pendidik tanpa
menggunakan instrumen.
3. Wawancara
Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang
diberikan secara lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek
kepribadian siswa.
4. Task Analysis (Analisis Tugas)
Dipergunakan untuk menentukan komponen utama dari suatu tugas dan
menyusun skills dengan urutan yang sesuai dan hasilnya berupa daftar
komponen tugas dan daftar skills yang diperlukan.
5. Komposisi dan Presentasi
Siswa menulis dan menyajikan karyanya.
6. Proyek Individu dan Kelompok
Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta dapat digunakan untuk
individu maupun kelompok
Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui melalui teknik atau cara
pengukuran yang sistematis melalui tes, observasi, skala sikap. Alat yang
dipergunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dinamakan
dengan instrumen. Instrumen sendiri terdiri atas instrumen butir-butir soal apabila
cara pengukuran dilakukan dengan menggunakan tes, dan apabila pengukuran
dilakukan dengan cara mengamati atau mengobservasi dapat menggunakan
instrumen lembar pengamatan atau observasi, pengukuran dengan teknik skala
sikap dapat menggunakan instrumen butir-butir pernyataan. Instrumen sebagai
alat yang digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran maupun
kompetensi yang dimiliki siswa haruslah valid, maksudnya adalah instrumen
tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya skor
22
siswa yang diperoleh dari skor tes, menyimak, diskusi,kerja lapangan dan
presentasi.
Dalam membuat alat ukur yang akan digunakan haruslah membuat kisi-
kisi. Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) adalah format atau
matriks pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik
atau pokok bahasan berdasarkan kompetensi dasar, indikator dan jenjang
kemampuan tertentu. Penyusunan kisi-kisi ini digunakan untuk pedoman
menyusun atau menulis soal menjadi perangkat tes. Dalam menyusun kisi-kisi
soal menurut Wardani Naniek Sulistya dkk, (2010, 3.5-3.6) menjelaskan bahwa
Indikator perilaku dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal
yang dikehendaki. Untuk merumuskan indikator dengan tepat, guru harus
memperhatikan materi yang akan diujikan, indikator pembelajaran, kompetensi
dasar, dan standar kompetensi. Indikator yang baik dirumuskan secara singkat dan
jelas. Dalam hubungan ini kita mengenal ranah kognitif yang dikembangkan oleh
Benyamin S. Bloom dan kawan-kawan yang kemudian direvisi oleh Krathwoll
(2001). Revisi Krathwoll terhadap tingkatan dalam ranah kognitif adalah ingatan