5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari jenjang SD hingga menengah. IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara indonesia. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. IPS merupakan bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis sehari – hari di masyarakat. Masyarakat merupakan sumber serta objek kajian materi pendidikan IPS, yaitu berpijak pada kenyataan hidup yang riil (nyata). Pada hakekatnya siswa sekolah dasar merupakan bagian dari masyarakat dan sebagian anggota masyarakat sejak dini, anak sudah dilatih untuk belajar bagaimana cara berhubungan dengan sesama anggota keluarga, mengetahui aturan – aturan yang berlaku dalam keluarga, sehingga memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan demikian siswa diharapkan akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Pembelajaran IPS di SD tidak bersifat keilmuan tetapi bersifat pengetahuan, bahan yang diajarkan pada siswa bukan teori – teori sosial atau ilmu sosial
22
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11034/2/T1_292012275_BAB II...– teori sosial atau ilmu sosial . 6 ... bahwa “Karakteristik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari jenjang
SD hingga menengah. IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta
berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan
siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara indonesia. Pada jenjang SD mata
pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui
mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia
yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
IPS merupakan bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis
sehari – hari di masyarakat. Masyarakat merupakan sumber serta objek kajian
materi pendidikan IPS, yaitu berpijak pada kenyataan hidup yang riil (nyata).
Pada hakekatnya siswa sekolah dasar merupakan bagian dari masyarakat dan
sebagian anggota masyarakat sejak dini, anak sudah dilatih untuk belajar
bagaimana cara berhubungan dengan sesama anggota keluarga, mengetahui
aturan – aturan yang berlaku dalam keluarga, sehingga memahami hak dan
kewajibannya sebagai warga negara.
Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan karena
kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh
karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Dengan demikian siswa diharapkan akan memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Pembelajaran IPS di SD tidak bersifat keilmuan tetapi bersifat pengetahuan,
bahan yang diajarkan pada siswa bukan teori – teori sosial atau ilmu sosial
6
melainkan hal praktis yang berguna bagi dirinya dan lingkungannya. Dalam
pengembangan pemahamannya tentang mata pelajaran IPS, bagi siswa sekolahh
dasar belajar akan lebih bermakna jika apa yang dipelajarinya berkaitan dengan
pengalaman hidupnya.
Pendidikan IPS di SD meliputi dua kajian pokok yaitu pengetahuan sosial
dan sejarah. Kajian pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial, ilmu bumi,
ekonomi dan pemerintahan termasuk perkembangan masyarakat Indonesia sejak
lampau hingga sekarang.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
a. Mengenal konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek – aspek sebagai berikut:
a. Manusia, tempat dan lingkungan.
b. Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
c. Sistem sosial dan budaya.
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Menurut (Alma, 2010:22) pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, ia
dapat menjadi anggota beberapa kelompok sekaligus dan tidak dipisahkan dari
lingkungan hidup sekitarnya. Dari penjelasan tersebut dapat kita mengerti bahwa
pembelajaran IPS memberikan pemahaman akan segala bentuk kegiatan dan
aktivitas hidup manusia yang senantiasa selalu berkaitan dengan interaksi sosial
dengan lingkungannya, maka mata pelajaran yang diberikan isinya adalah meng-
kaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan
masalah sosial. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sardiman, dkk (2004:11)
7
bahwa “Karakteristik materi pengetahuan sosial memiliki struktur ilmu
pengetahuan yang tersusun paling tidak terdiri dari: fakta, konsep dan
generalisasi”.
Dalam mata pelajaran IPS siswa diajarkan tentang nilai – nilai, moral, cita –
cita, saling menghargai dan rasa tanggung jawab, baik disekolah maupun di dalam
masyarakat. Hal ini penting karena belajar pengetahuan sosial merupakan usaha
membentuk jaringan pengetahuan sosial yang bermanfaat bagi kehidupan peserta
didik (Yulaelawati, 2004:115).
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arahan dan landasan
untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. SK dan KD dalam pembelajaran IPS
kelas IV SD semester 2 secara rinci disajikan dalam tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS
Kelas 4 SD Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Mengenal sumber daya alam,
kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota
dan provinsi
2.1 mengenal aktivitas ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya alam
dan potensi lain di daerahnya
2.2 mengenal pentingnya koperasi
dalam meningkaatkan kesejahteraan
masyarakat
2.3 mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi dan
transportasi serta pengalaman
menggunakannya.
2.4 mengenal permasalahan sosial di
daerahnya
8
2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.2.1 Model Pembelajaran
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
dalam mengembangkan model - model pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil
belajar dan prestasi yang optimal.
Mills berpendapat (dalam Suprijono 2009:45) bahwa model adalah bentuk
representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Menurut Arends,
model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan – tujuan pembelajaran, tahap – tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas, Model
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukis
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
Joyce dan Weil (dalam Sagala 2008:176) menambahkan bahwa model
mengajar adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan
perencanaan kurikulum, kursus – kursus, buku – buku pelajaran, buku – buku
kerja, program multimedia dan bantuan belajar melalui komputer. Selanjutnya
menurut Wahab (2008:52), memaparkan bahwa model mengajar adalah suatu
perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses
belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa seperti yang
diharapan.
Menurut Arends (dalam Suprijono, 2009:46) model pembelajaran mengacu
pada pendekatan yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan – tujuan
pembelajaran, tahap – tahap pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolaan kelas.
9
Dari penjelasan model pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa,
model pembelajaran adalah menggambarkan penyelenggaraan proses belajar
mengajar dari awal hingga akhir yang tersusun secara sistematis dengan prosedur
yang berbeda.
2.1.2.2 Pembelajaran Kooperatif
Menurut Suprijono (2009:54-55) pembelajaran kooperatif adalah konsep
yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk – bentuk
yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum
pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru
menetapkan tugas dan pertanyaan – pertanyaan serta menyediakan bahan – bahan
dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan
masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada
akhir tugas. Selanjutnya menurut Hamdani (2011:30) pembelajaran kooperatif
adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran ini, belajar dikatakan belum
selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Slavin (dalam Robert E. Salvin 2008:8) pembelajaran kooperatif
adalah para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan
empat orang untuk menguasai materi yang akan disampaikan oleh guru. Ada
beberapa ciri yang perlu diperhatikan dalam menggunakan model pembelajaran
kooperatif saat proses pembelajaran berlangsung. Hamdani (2011:31)
mengemukakan bahwa, dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif ada beberapa
ciri pembelajaran kooperatif adalah: setiap anggota memiliki peran, terjadi
hubungan interaksi langsung di antara siswa, setiap anggota kelompok
bertanggungjawab atas cara belajarnya dan juga teman – teman sekelompoknya,
guru membantu mengembangkan keterampilan – keterampilan interpersonal
kelompok, guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.Pendapat
Hamdani tersebut diperkuat dengan pernyataan yang dilontarkan Etin Solihatin
dan Raharjo (2007:4), yang menyatakan bahwa:
10
“Cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur
kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih
dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu
struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota
kelompok.”
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah strategi belajar dengan membagi siswa kedalam beberapa
kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda – beda dengan
tujuan setiap siswa dalam anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling
membantu untuk memahami mata pelajaran dan menyelesaikan tugas
kelompoknya. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik untuk
dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan saling tolong menolong
mengatasi tugas yang dihadapi.
2.1.2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
NHT atau banyak disebut pula dengan penomoran, berpikir bersama, atau
kepala bernomor merupakan salah satu inovasi dalam pembelajaran kooperatif.
Menurut Hamdani (2011:89) NHT adalah metode belajar dengan cara setiap siswa
diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil
nomor dari siswa. Sedangkan menurut Suprijono (2009:92) pembelajaran dengan
menggunakan metode NHT diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas
menjadi kelompok – kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya
mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik
dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok
berdasarkan konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap –
tiap orang dalam tiap – tiap kelompok dibuat nomor 1 – 8. Setelah kelompok
terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap –
tiap kelompok. Berikan kesempatan kepada tiap – tiap kelompok menemukan
jawaban. Pada kesempatan ini tiap – tiap kelompok menyatukan kepalanya
‘Heads Together’ berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru.
Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor
yang sama dari tiap – tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban
11
atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal ini dilakukan terus hingga
semua peserta didik dengan nomor yang sama dan masing – masing kelompok
mendapatkan giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru.
Menurut Anita Lie (2004:59) NHT adalah suatu tipe dari pembelajaran
kooperatif pendekatan struktural yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling membagikan ide – ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat. Selain itu NHT juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama
mereka.
NHT sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi
diskusi kelompok dengan ciri khas dari NHT adalah guru memberi nomor dan
hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menunjuk
siswa, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili
kelompok. Cara tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan
merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab
individual dalam diskusi kelompok.
Pembelajaran NHT memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Menurut
pendapat yang dikemukakan oleh Ahmad Zuhdi (2010:65) kelebihan dan
kelemahan NHT yaitu:
a. Kelebihan
1) Setiap siswa menjadi siap semua
2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh – sungguh
3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai
b. Kelemahan
1) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru
2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Dalam pembelajaran NHT terdapat beberapa langkah – langkah