BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, dalam belajar terjadi perubahan baik tingkah laku, sikap dan cara berpikir. Pendapat Hamalik (2002) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengetahuan dan latihan. Disini guru harus mengantarkan siswanya untuk memperoleh dan menghasilkan perubahan tingkah laku tersebut. Good dan Brophy dalam Uno (2008: 15) menyatakan bahwa “belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri. Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa” belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya”. Pendapat senada dikemukakan Uno (2008) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir, merasa dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk menghasilkan sebuah perilaku, pengetahuan, teknologi atau
54
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajarandigilib.unila.ac.id/407/3/Hotran Situmorang_BAB II.pdf · Hal ini perlu kita ketahui agar kita memiliki pedoman dan ... kognitif,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Belajar merupakan suatu
proses yang berlangsung seumur hidup, dalam belajar terjadi perubahan baik
tingkah laku, sikap dan cara berpikir. Pendapat Hamalik (2002) menyatakan
bahwa “belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengetahuan
dan latihan. Disini guru harus mengantarkan siswanya untuk memperoleh dan
menghasilkan perubahan tingkah laku tersebut. Good dan Brophy dalam Uno
(2008: 15) menyatakan bahwa “belajar merupakan suatu proses atau interaksi
yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri.
Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa” belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya”.
Pendapat senada dikemukakan Uno (2008) bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada manusia
dengan berpikir, merasa dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang
diinginkannya untuk menghasilkan sebuah perilaku, pengetahuan, teknologi atau
14
apapun yang berupa karya dan karsa manusia tersebut. Belajar berarti sebuah
pembaharuan menuju pengembangan diri individu agar kehidupanya bisa lebih
baik dari sebelumnya. Belajar juga dapat diartikan sebagai adaptasi terhadap
lingkungan dan interaksi seorang manusia dengan lingkungan tersebut. Definisi
belajar oleh Gagne hampir sama dengan definisi belajar yang dikatakan Crow
dalam (Sagala, 2005: 13) belajar adalah upaya memperoleh kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan, dan sikap-sikap. Belajar merupakan siatu proses perubahan perilaku
atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Belajar
menghasilkan perubahan perilaku yang secara relatif tetap dalam berfikir, merasa
dan melakukan. Perubahan tersebut terjadi sebagai hasil latihan, pengalaman, dan
pengembangan. Jadi belajar menghasilkan perubahan perilaku dalam diri peserta
didik. Perubahan tigkah laku inilah sebagai pencerminan dari hasil belajar. Belajar
dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang
telah dipelajari,belajar seperti ini disebut “rote learning”. Kemudian jika yang
telah dipelajari itu mampu disampaikan dan diekspresikan bahasa sendiri maka
disebut “over learning”.
Sedangkan pengertian belajar menurut John Dewey dalam (Sujana, 2000: 19)
adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan dua arah
antara belajar dan lingkungannya. Hal ini berarti bahwa dalam belajar siswa akan
menerima stimulus dari lingkungan berupa masalah dan lingkungan pun akan
member bantuan-bantuan yang kemudian ditafsirkan oleh system syaraf otak
secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis
serta dicari pemecahanya. Inti dari belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku secara sadar yang menyangkut aspek-aspek pengetahuan,pengertian, sikap,
keterampilan, kebiasaan dan sebagainya yang dapat dilakukan dengan memberi
15
stimulus-stimulus maupun pengalaman-pengalaman selama proses belajar
berlangsung.
Secara fundamental Dollar dan Miller dalam (Rusyan, 2000: 164) menegaskan
bahwa keefektifan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat hal yaitu:
a. adanya motivasi, dimana siswa harus menghendaki sesuatu (the learner
must want something)
b. adanya perhatian dan mengetahui sasaran, dimana siswa harus
memperhatikan sesuatu (the learner must notice something)
c. adanya usaha, dimana siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do
something)
d. adanya evaluasi dan pemantapan hasil, dimana siswa harus memperoleh
sesuatu (the learner must get something)
Proses belajar adalah suatu hal yang kompleks, tetapi dapat juga dianalisa dan
diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar (Aqib 2002: 44-45).
Hal ini perlu kita ketahui agar kita memiliki pedoman dan tehnik belajar yang
baik. Prinsip-prinsip itu adalah :
a. belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam
belajar untuk mencapai harapan-harapan.
b. belajar memerlukan bimbingan, baik dari bimbingan guru maupun buku
pelajaran itu sendiri.
c. belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga
diperoleh pengertian-pengertian.
d. belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari
dapat dikuasainya.
16
e. belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara
dinamis antara siswa dengan lingkunganya.
f. belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai
tujuan.
g. belajar dikatan berhasil apabila telah sanggup menerapkan kedalam bidang
praktek sehari-hari.
Belajar diperlukan aktivitas, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat
(learning by doing), berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, oleh karena itu, aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi pembelajaran.
Aktivitas belajar memiliki beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan
ilmu jiwa, yakni menurut pandangan jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern.
Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh siswa. Pada
pandangan ilmu kiwa modern menerjemahkan jiwa manusia itu sebagai sesuatu
yang dinamis, memiliki potensi, dan energy sendiri. Oleh karena itu dalam belajar
siswa harus aktif agar potensinya berkembang. Hal ini seperti yang dikemukakan
oleh Sardiman (2003: 99)”. Bahwa belajar adalah berbuat dan sekaligus
merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif”. Dalam kegiatan belajar
terdapat dua aktivitas yaitu aktivitas fisik dan aktivitas mental. Kedua aktivitasini
harus selalu berkait, artinya harus terjadi keserasian antara kedua aktivitas tersebut
agar hasil belajar yang dihasilkan optimal. Hal ini seperti yang dikemukakan
Sardiman (2003: 100).
Pembelajaran sebagai suatu sistem yang melibatkan komponen-komponen
pembelajaran yang meliputi tujuan, subyek belajar, materi pelajaran, strategi
17
pembelajaran, media pembelajaran, dan penunjang merupakan suatu kesatuan
yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Sehubungan dengan pembelajaran maka akan
terjadi proses belajar, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan sekitar dan akan diaktualisasikan dengan perilaku sehari-hari.
Pembelajaran merupakan salah satu wujud kegiatan pendidikan di sekolah.
Kegiatan pendidikan di sekolah berfungsi membantu pertumbuhan dan
perkembangan siswa agar tumbuh kea rah positif. Maka cara belajar di sekolah
harus terarah pada pencapain ketuntasan. Melalui system pembelajaran di sekolah,
siswa melakukan kegiatan belajar dengan tujuan akan terjadi perubahan kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Tujuan dalam pembelajaran berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran.
Isi tujuan pengajaran pada hakekatnya adalah hasil belajar yang diharapkan.
Bahan pelajaran merupakan isi kegiatan pembelajaran yang mewarnai tujuan dan
mendukung tercapainya tingkah laku yang diharapkan untuk dimiliki oleh siswa.
Metode dan alat berfungsi sebagai metode transformasi pelajaran terhadap tujuan
yang akan dicapai metode dan alat yang digunakan hurus betul-betul efektif dan
efisien agar diperoleh hasil belajar yang optimal.
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa adalah sebagai subyek sekaligus sebagai
obyek dari kegiatan pembelajaran. Inti proses pembelajaran tidak lain adalah
kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran akan tercapai jika siswa belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran.
18
Hasil pembelajaran yang optimal tergantung pada kemampuan siswa dan guru.
Harapan siswa adalah memperoleh nilai yang baik sebagai acuan dalam proses
kenaikan kelas, sedangkan harapan guru adalah tercapainya proses pembelajaran
menuju perubahan tingkah laku yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik
siswa. Dengan diperolehnya hasil belajar siswa yang optimal maka tujuan
pembangunan di bidang pendidikan akan lebih mudah tercapai.
Hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antara berbagai komponen yang
mendukung dalam pembelajaran, perlu dijalin dalam tata hubungan yang serasi,
saling mempengaruhi serta saling tergantung dab berinteraksi sehingga
berdampak positif bagi pembentukan diri siswa. Jadi semua unsur tersebut harus
saling kait-mengkait untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pengajaran ditetapkan oleh guru berdasarkan kurikulum, berupa tujuan
pembelajaran khusus yang menjabarkan tujuan pengajaran beserta bahan
pengajaranya. Siswa harus giat belajar untuk mencapai tujuan pengajaran melalui
interaksi belajar mengajar bersama guru. Pemilihan metode mengajar yang tepat
sangat mendukung keberhasilan dan proses pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran sebagai suatu sistem ditinjau dari pendekatan sistem, maka dalam
proses pembelajaran akan melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi
satu sama lain membentuk satu system yang utuh untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Sugandi (2004: 28-30), komponen-komponen
pembelajaran tersebut sebagai berikut.
1. Tujuan, secara eksplisit diupayakan pencapainya melalui kegiatan
pembelajaran, berupa pengetahuan, dan keterampilan atau sikap yang
dirumuskan secara eksplisit dalam PTK.
19
2. Subyek belajar, merupakan komponen utama karena berperan sebagai
subyek sekaligus obyek. Sebagai subyek karena siswa adalah individu
yang melakukan proses belajar-mengajar. Sebagai obyek karena kegiatan
pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri
subyek belajar.
3. Materi pelajaran, merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran,
karena materi pembelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan
pembelajaran.
4. Strategi pembelajaran, merupakan pola umum mewujudkan proses
pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
5. Media pembelajaran, adalah alat atau wahana yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.
6. Penunjang, berfungsi memperlancar, melengkapi dan mempermudah
terjadinya proses pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka belajar adalah suatu proses yang
mengubah tingkah laku melalui pengalaman-pengalaman yang terjadi pada
lingkungan sekitarnya sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya.
20
2.2 Teori Belajar dan Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang,
dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Salah satu peran
yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahapan-tahapan ini adalah sebagai
fasilitator.
Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal
mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak
didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Mulyasa (2007), bahwa tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada
siswa, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan
belajar (facilitate of learning) kepada seluruh siswa. Untuk mampu melakukan
proses pembelajaran ini sang guru harus mampu menyiapkan proses
pembelajarannya.
Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh guru hendaknya terlebih dahulu
harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana implikasinya
dalam proses pembelajaran. Teori belajar dan pembelajaran yang sesuai dengan
kosa kata adalah konstruktivisme yang menekankan bahwa pengetahuan kita
merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Proses pembentukan ini berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi reorganisasi
atau rekonstruksi karena adanya suatu pemahaman yang baru (Piaget, 1971)
dalam Panen (2001:3). Pandangan Piaget tentang bagaimana sebenarnya
pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognitif anak, sangat berpengaruh
terhadap beberapa strategi belajar diantaranya pembelajaran kontekstual.
21
Menurut pembelajaran kontekstual pengetahuan itu akan bermakna manakala
ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa dipandang dari sudut psikologis,
kontekstual berpijak pada aliran kognitif, dimana belajar melibatkan proses
mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi dan kemampuan atau
pengalaman.
Pada dasarnya yang terwujud adanya dorongan yang berkembang dari diri
seseorang. Untuk memahami pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono
(1999:297) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional,
untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar. UU No.20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses
interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran sebagai proses pembelajaran dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berfikir untuk meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang
baik terhadap materi siswa. Komponen belajar menurut Gagne dalam Gredler ada
lima golongan ragam belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelek,
keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif. Kelima macam siasat belajar
tersebut masing-masing memerlukan keterampilan prasyarat yang berbeda dan
perangkat serta langkah yang berbeda.
Winkel (1996:56) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai dan sikap yang dimiliki oleh suatu individu. Selanjutnya
Sardiman (2004:20) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku
22
atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar adalah terminologi yang akan
digunakan untuk menggambarkan proses meliputi perubahan melalui pengalaman.
Proses perubahan tersebut secara relatif untuk memperoleh perubahan permanen
dalam pemahaman, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan dan keterampilan
melalui pengalaman.
Selanjutnya Hilgard dalam Nasution (1982:45) mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu proses. Melalui proses tersebut seseorang mengubah tingkah lakunya
dengan cara latihan, baik latihan yang dipersiapkan secara khusus di laboratorium
maupun latihan yang terjadi secara alamiah dimana individu berinteraksi dengan
lingkungannya.
Kaitanya dengan belajar tersebut beberapa ahli mengemukakan prinsip yang
berkaitan dengan belajar, yaitu:
a. belajar pada hakekatnya potensi manusia dan perilakunya
b. belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri pada
siswa
c. belajar akan lebih mantap dan efektif apabila didorong dengan motivasi
d. perkembangan pengalaman siswa akan banyak mempengaruhi
pengalaman belajarnya.
Prinsip-prinsip tersebut perlu dipahami untuk dapat memberikan penjelasan
tentang usaha pencapaian tujuan belajar itu sendiri melalui kondisi belajar yang
kondusif. Tujuan belajar yang dimaksud adalah mendapatkan pengetahuan,
pemahaman konsep dan keterampilan dan pembentukan sikap (Sardiman,
2004:26).
23
Definisi-definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini
bukan disebabkan oleh pertumbuhan fisiologis atau perubahan kematangan.
Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan
pengetahuan (knowledge), kebiasaan (habit) kecakapan (skill) atau yang terkenal
dengan istilah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
Adapun batasan hasil belajar terdapat berbagai pendapat sesuai dengan sudut
pandang masing-masing ahli. Hasil belajar diartikan sebagai tingkat penguasaan
yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran sesuai dengan
program pendidikan yang telah ditetapkan (Sudijarto, 1994:49). Hal ini sesuai
dengan pendapat Djamarah (1994:24) yang mengatakan bahwa hasil belajar
adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang
dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan/keterampilan
yang dinyatakan sesudah penilaian.
Sudjana (2001:22) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
sering diwujudkan dalam bentuk perubahan perilaku dan perubahan pribadi
seseorang setelah proses pembelajaran berlangsung.
Hasil belajar dibedakan menjadi tiga macam yaitu: (1) keterampilan dan
kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, dan (3) sikap dan cita-cita.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas perolehan belajar atau hasil belajar
merupakan kapasitas terukur dari perubahan individu yang diinginkan
berdasarkan ciri-ciri atau variabel-variabel bawaanya melalui perlakuan
24
pembelajaran tertentu. Hasil belajar merupakan hasil kegiatan dari belajar dalam
bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang
dilakukan siswa. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan apa yang diperoleh
siswa dari proses belajar.
Di lain pihak menurut Hamalik (2004:27) belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as modification
or strengthening of behavior through experincing) artinya belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan. Ada pula tafsiran lain
yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan, di dalam interaksi inilah terjadi
serangkain pengalaman-pengalaman belajar.
Pendapat Haryati (2007:21) secara umum hasil belajar dapat dikelompokkan
menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Secara eksplisit
ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata pelajaran selalu
mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekananya berbeda. Untuk praktek
menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan untuk pemahaman konsep lebih
menekankan pada ranah kognitif tetapi kedua ranah tersebut harus mengandung
ranah afektif.
Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek seperti: (1)