BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Alat Musik Dawai Alat (noun) dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu; Dawai diartikan sebagai kawat yang memiliki bentuk yang halus; sedangkan musik adalah nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yg menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu. (Keraf,1990). Berdasarkan penjabaran diatas, maka disimpulkan bahwa alat musik dawai adalah benda yang menggunakan kawat halus (string) untuk menghasilkan bunyi. Jenis-jenis alat musik berdawai yang sering dijumpai misalnya biola, harpa, kecapi, gitar, sitar, banjo, sasando dan sebaginya seperti yang ditunjukan pada gambar 3 berikut : Gambar 2.1 Beberapa Jenis alat Musik dawai Alat musik dawai sering ditemukan di hampir semua budaya, baik yang berasal dari luar maupun didalam negeri. Setiap alat musik yang berasal dari berbagai ragam budaya dan bangsa, tentunya memiliki karakteristik dan nilai filosofi yang beragam. Satu hal yang dianggap sama adalah sama-sama menggunakan dawai sebagai sumber bunyi. 8
29
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Alat Musik Dawai II.pdf · Baja Karbon Rendah ... dengan kadar karbon 0,02 % ≤ C ≤ 0, 2 %. Baja Karbon Menengah ... berupa tegangan, regangan dawai dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Alat Musik Dawai
Alat (noun) dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai benda
yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu; Dawai diartikan sebagai kawat yang
memiliki bentuk yang halus; sedangkan musik adalah nada atau suara yang disusun
demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yg
menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu. (Keraf,1990).
Berdasarkan penjabaran diatas, maka disimpulkan bahwa alat musik dawai adalah
benda yang menggunakan kawat halus (string) untuk menghasilkan bunyi.
Jenis-jenis alat musik berdawai yang sering dijumpai misalnya biola, harpa,
kecapi, gitar, sitar, banjo, sasando dan sebaginya seperti yang ditunjukan pada
gambar 3 berikut :
Gambar 2.1 Beberapa Jenis alat Musik dawai
Alat musik dawai sering ditemukan di hampir semua budaya, baik yang
berasal dari luar maupun didalam negeri. Setiap alat musik yang berasal dari berbagai
ragam budaya dan bangsa, tentunya memiliki karakteristik dan nilai filosofi yang
beragam. Satu hal yang dianggap sama adalah sama-sama menggunakan dawai
sebagai sumber bunyi. 8
9
2.1.1 Jenis dan klasifikasi Alat Musik Dawai
Alat musik yang dipakai untuk menghasilkan harmonisasi nada memiliki
berbagai varians. Berdasarkan keberagaman tersebut, maka alat musik dikelompokan
menjadi beberapa bagian. Pengelompokan ini didasarkan pada bervariasinya aspek
yang dijadikan dasar pengelompokan. Variasi pengelompokan tersebut seperti
bentuk, bahan baku, sumber bunyi cara memainkan dan sebagainya.
Kartomi (1990) menyebutkan bahwa pengelompokan alat musik yang cukup
terkenal adalah pengelompokan yang dilakukan oleh Kurt Sach dan Von Hornbostel
(1881-1959) yang mengelompokkan alat musik berdasarkan sumber bunyinya yaitu
Aerophone (getaran udara), Idiophone (getaran badan alat itu sendiri) dan
Elektrophone (getaran dari energi listrik). Berdasarkan pengelompokan yang
dilakukan oleh Kurt Sach dan Von Hornbostel (1881-1959), maka alat musik
berdawai masuk dalam kelompok Chordophone.
Pengelompokan berdasarkan sumber bunyi masih dianggap terlalu general,
sehingga Katomi (1990) menyebutkan bahwa Kurt Sach dan Von Hornbostel juga
mengelompokan alat musik dawai (chordophone) dalam ruang lingkup yang lebih
spesifik yaitu berdasarkan karakteristik bentuknya menjadi 5 (lima) kelompok yaitu
Kelompok Busur, Kelompok Lira, Kelompok Harpa, Kelompok Lut, dan Kelompok
Siter.
Alat chordophone jenis busur ditandai dengan kedua ujung dawai yang
diikatkan pada kedua titik ujung penyanggah. Akibat tarikan dari regangan dawai,
kedua ujung penyanggah yang lentur membentuk lengkungan busur. Jenis lira dan
10
harpa, pada prinsipnya ditandai hubungan antara posisi dawai dan kotak suaranya.
Alat musik chorpone jenis lira posisi dawai sejajar dengan sebagian permukaan kotak
suaranya, sedangkan jenis harpa posisi dawai tegak lurus terhadap kotak suara. Jenis
lut dan siter, ditandai dengan sama-sama memiliki kotak suara dan posisi dawai yang
sepenuhnya sejajar dengan permukaan kotak suara. Perbedaannya kalau jenis lut
memiliki leher (neck) yang berfungsi sebagai papan jari (finger board) atau
penyangga dawai (string bearer), sementara jenis siter tidak memiliki leher.
Komponen penting alat musik chorephone adalah dawai. Dawai memiliki
peran penting karena getaran yang dihasilkan dari dawai akan menghasilkan nada
yang dapat dibentuk menjadi harmonisasi. Moteqar (2010) menyebutkan, jumlah
dawai dalam sebuah alat musik menentukan banyaknya nada yang mampu dihasilkan
oleh alat musik tersebut. Tabel 2.1 berikut ini, menyajikan beberapa jenis alat musik
dawai dari berserta perbandingan jumlah dawainya :
Tabel 2.1 Alat Musik dawai dan Jumlah Dawainya
No Nama Alat Musik Asal Jumlah Dawai 1 Dan Bao Vietnam 1 buah 2 Shamisen Jepang 3 buah 3 Sehtar Persia 4 buah 4 Sitar India 6, 7, 13 buah 5 Kora Afrika 21 buah 6 Hasapi Toba 2 buah 7 Kulcapi Karo 2 buah 8 Rebab Jawa / Sunda 2 buah 9 Gambus Melayu 7 buah 10 Kecapi Sunda 15 – 18 buah 11 Sasando NTT 7-44 buah
Sumber : Moteqar (2010).
Karakteristik lain dari alat musik dawai adalah dalam hal kombinasi
dawainya. Dawai tunggal digunakan pada kecapi, dawai ganda digunakan pada
11
gambus dan ada tripel dawai digunakan pada piano dan saz. Alat musik dawai pun
mengenal adanya dawai simpatetik yaitu dawai yang sengaja dipasang tidak untuk
digetarkan secara langsung tetapi akan ikut bergetar ketika dawai utama dibunyikan.
Alat musik berdawai simpatetik ini contohnya seperti Sitar dari India. Berkaitan
dengan nada-nada yang dihasilkan dalam alat musik dawai, nada tersebut pada
umumnya merupakan nada yang bunyinya paling kuat (fundamental). Sementara
nada-nada lain yang bunyinya lebih lemah disebut dengan anak suara atau nada
harmonik. Dalam alat musik dawai tertentu seperti Tanpura, dikenal juga nada drone,
yaitu nada yang dibunyikan secara terus-menerus dan dipertahankan sampai lama,
baik hanya satu nada maupun beberapa nada.
2.1.2 Material Dawai
Dawai merupakan bagian penting dari alat musik petik. Sumber bunyi yang
diperoleh dari dawai diperoleh ketika dawai digetarkan. Proses mengetarkan dawai
pada alat musik dapat dilakukan dengan cara digesek, dipetik ataupun dicabik. Proses
ini harus dilakukan secara terus menerus untuk menghasilkan bunyi konstan.
Mengingat dawai harus mengalami perlakuan secara terus menerus agar
menghasilkan bunyi, maka banyak hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
dawai antara lain, pemilihan material dawai, dimensional dawai dan proses produksi
dawai.
Secara umum material yang dipilih sebagai material dawai berasal dari logam
dan non logam. Dari logam umumnya didominasi oleh baja (steel) dan padua nikel,
sedangkan dari bahan non logam (umumnya untuk konstruksi gitar akustik) seperti
nilon, Roundwound dan Flatwound.
12
1. Baja (steel)
Baja merupakan logam dengan unsur penyusun utamanya adalah besi (Fe)
dan karbon (C) dengan kadar karbon antara 0,02 % sampai 2,1 %. Baja
diklasifikasikan menjadi
a. Baja Karbon (Carbon Steel), terdiri dari :
Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steel), dengan kadar karbon 0,02 %
≤ C ≤ 0,2 %. Baja Karbon Menengah (Medium Carbon Steel), dengan kadar
karbon 0,2 % < C ≤ 0,5 %. Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel), dengan
kadar karbon 0,5 % < C ≤ 2,1 %.
b. Baja Paduan (Alloy Steel)
Baja paduan adalah baja yang diperoleh dari pemaduan dua unsur atau
lebih untuk mendapatkan sifat mekanik tertentu yang diinginkan. Baja paduan
dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan paduan (Baja Paduan Rendah (Low
Alloy Steel), kadar paduan ≤ 8% dan Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel),
kadar paduan > 8%). Berdasarkan kegunaan (Baja tahan karat dengan
penambahan Cr, Baja tahan aus dengan penambahan Mn, Baja tahan temperatur
tinggi dengan penambahan Mo dan W dan Tool steel Dengan penambahan Mo
dan V).
c. Besi Cor (Cast Iron)
Besi cor merupakan logam dengan unsur penyusunnya adalah Fe dan
grafit yang kadar karbonnya antara 2,1% sampai 6,67%. Berdasarkan proses
pembuatannya besi cor terbagi atas besi Cor Putih (White Cast Iron), Besi Cor
Keterangan : E : Modulus elastis (Pa) σ : Tegangan (N/m2 atau Pa) e : Regangan
20
Tabel 2.2 Modulus Elastis Berbagai Zat
Zat Modulus Elastis E (N/m²) Besi 100 x 10 9 Baja 200 x 10 9 Perunggu 100 x 10 9 Alumunium 70 x 10 9 Beton 20 x 10 9 Marmer 50 x 10 9 Granit 45 x 10 9 Nilon 5 x 10 9 Tilang Muda x 10 9
2.2.2 Sifat Akustik
Sifat akustik adalah sifat material yang berhubungan dengan bunyi. Semua
material dialam ini memiliki bunyi apabila diberi perlakuan. Khusus untuk semua
jenis instrumen yang berdawai, dawai yang dibentangkan akan berosilasi ketika
dipetik atau dipukul. Osilasi ini menghasilkan suara. Pada umumnya kualitas bunyi
secara akustik ditentukan oleh tegangan dawai, panjang dawai dan masa dawai.
Sifat-sifat akustik material yang diteliti merupakan sifat-sifat struktur yang
dimiliki oleh material dalam merespon perlakuan untuk menghasilkan bunyi. Sifat-
sifat akustik yang diamati pada material berupa pola gelombang, frekuensi dan
amplitudo yang dimiliki oleh setiap material.
1. Bunyi dan gelombang bunyi
Bunyi atau suara adalah pemampatan mekanik atau gelombang
longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara berupa
zat cair, padat, gas. Bunyi yang timbul berasal dari getaran sumber bunyi yang diberi
perlakuan. Untuk alat musik jenis corphone (petik) maka sumber bunyi adalah dawai
yang bergetar akibat perlakuan (petik) yang diterima. Bunyi yang timbul akibat