Top Banner
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD Menurut Jujun Suriasumantri dalam Trianto (2010:136), science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja, walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi, agar peserta didik dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
22

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

Mar 08, 2019

Download

Documents

Nguyen Thu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD

Menurut Jujun Suriasumantri dalam Trianto (2010:136), science sering

diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja,

walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi. Dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) RI No. 22 tahun 2006

tentang Standar Isi menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri

dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di

dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi, agar peserta didik dapat

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

9

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Berdasarkan Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang SI, ruang

lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya

dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Trianto (2011: 136-137) menyatakan pada hakikatnya IPA dibangun atas

dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Dalam sumber yang sama

dinyatakan juga bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,

penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang

melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah

seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Dengan demikian, IPA pada

hakikatnya adalah ilmu untuk mencari tahu, memahami alam semesta secara

sistematik dan mengembangkan pemahaman ilmu pengetahuan tentang gejala alam

yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang teruji kebenarannya.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

10

Namun, IPA bukan hanya merupakan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep,

prinsip, melainkan suatu proses penemuan dan pengembangan. Oleh karena itu untuk

mendapatkan pengetahuan harus melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode

ilmiah serta menuntut sikap ilmiah. Dalam pengelolaan pembelajaran IPA di sekolah,

guru harus dapat memberikan pengetahuan peserta didik mengenai konsep yang

terkandung dalam materi IPA tersebut. Selain konsep, hendaknya guru dapat

menanamkan sikap ilmiah melalui model-model pembelajaran yang dilakukannya.

Jadi pelajaran IPA tidak hanya bermanfaat dari segi materinya namun bermanfaat

juga terhadap penanaman nilai-nilai yang terkandung ketika proses pembelajarannya.

Untuk belajar IPA diperlukan cara khusus yang disebut dengan metode ilmiah.

Metode ilmiah ini menekankan pada adanya masalah, adanya hipotesa, adanya

analisa data untuk menjawab masalah atau membuktikan hipotesa, dan diakhiri

dengan adanya kesimpulan atau generalisasi yang merupakan jawaban resmi dari

masalah yang diajukan. Jadi pembelajaran IPA untuk menanamkan sikap ilmiah pada

siswa dan nilai positif melalui proses IPA dalam memecahkan masalah. Siswa akan

selalu tertarik dengan lingkungan dan siswa akan mengenal serta dapat

memanfaatkan teknologi sederhana dari aplikasi IPA.

IPA merupakan salah satu pelajaran wajib di Sekolah Dasar. Dengan belajar

IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA

menekankan pada pemberian pemahaman lagsung dan kegiatan praktis untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu dan berbuat”

sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar.

IPA merupakan terjemahan kata – kata dalam Bahasa Inggris yaitu natural

science artinya IPA. Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam,

science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang

mempelajari peristiwa – peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2010:3).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

11

Menurut Wahyana dalam Trianto (2010:136) bahwa IPA adalah suatu

kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara

umum terbatas pada gejala – gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai

oelh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap

ilmiah. Menurut Trianto (2010:141) dalam bukunya Model Pembelajaran Terpadu

dijelaskan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala –

gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun

atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun

atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara

universal. Jadi hakikat IPA pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari segala

sesuatu yang ada dialam yang dibangun atas dasar sikap ilmiah yang dipandang dari

segi proses, produk dan pengembangan sikap.

Pembelajaran IPA dapat diartikan sebagai segala aktivitas yang dilakukan

guru untuk memotivasi siswa mau melakukan proses belajar tentang prinsip-prinsip

dan proses yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah. Prihantoro Laksmi (Trianto,

2012: 142) menyebutkan ada beberapa nilai-nilai yang ditanamkan dalam

pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

1. Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-

langkah metode ilmiah.

2. Ketrampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan

alat-alat eksperimen dalam memecahkan masalah.

3. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam pemecahan masalah.

Pembelajaran IPA di SD memuat konsep-konsep yang masih terpadu, karena

belum dipisahkan secara sendiri-sendiri, seperti misalnya kimia, biologi dan fisika.

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu penerapannya dalam masyarakat

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

12

membuat pendidikan IPA menjadi sangat penting. Pembelajaran IPA dan

keterampilan proses IPA untuk siswa hendaknya dimodifikasi sesuai taraf

perkembangan kognitif siswa, karena struktur kognitif anak-anak tidak dapat

dibandingkan dengan struktur kognitiff ilmuwan. Oleh karena itu siswa, perlu diberi

kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA sehingga

diharapkan akhirnya mereka berfikir dan memiliki sifat ilmiah (Trianto, 2010:135).

Tujuan pembelajaran IPA diberikan kepada peserta didik, agar peserta didik

memiliki kompetensi tertentu. Kompetensi tersebut dituangkan dalam standar

kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), yang secara rinci disajikan melalui

tabel 2.1 berikut ini.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

13

Tabel 2.1

Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD) IPA SD Kelas IV Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Energi dan Perubahannya

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak

dan/atau bentuk suatu benda

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak

suatu benda

7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk

suatu benda

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang

terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-

sifatnya

8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara

penggunaannya

8.3 Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan

perubahan energi gerak akibat pengaruh udara,

misalnya roket dari kertas/baling-

baling/pesawat kertas/parasut

8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui

penggunaan alat musik

Bumi dan Alam Semesta

9. Memahami perubahan kenampakan permukaan

bumi dan benda langit

9.1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi

9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan

bumi dari hari ke hari

10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan

pengaruhnya terhadap daratan 10.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan

lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari,

dan gelombang air laut)

10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan

fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan

longsor)

10.3 Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan

lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor)

11. Memahami hubungan antara sumber daya alam

dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam

dengan lingkungan

11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam

dengan teknologi yang digunakan

11.3 Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam

terhadap pelestarian lingkungan

Sumber : Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

14

2.1.2 Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achivement Divison)

Model pembelajaran tipe STAD yang di kembangkan oleh Robert Slavin ini

merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan

interaksi antara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam

menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni,

2009:51dalam Tukiran, dkk. 2011:64). Pembelajaran STAD menurut Slavin (2010: 8)

yaitu “Pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar

beranggotakan empat sampai enam siswa yang merupakan campuran dari

kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa

yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras

dan etnis atau kelompok sosial lainnya”. Dalam pembelajaran dengan menggunakan

model STAD mengharuskan setiap siswa mampu menguasai materi yang telah

diberikan oleh guru, dimana penguasaan materi tersebut berdasarkan kerjasama setiap

siswa dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada

mereka, pada pembelajaran ini siswa dilatih untuk bekerjasama dan bertanggung

jawab terhadap tugas mereka. Jadi keberhasilan dalam pembelajaran STAD

ditunjukkan oleh tercapainya kompetensi yang dimiliki siswa dari belajar kelompok

atau kelompok belajar. Hasil tersebut berupa keberhasilan setiap anggota kelompok

untuk mampu menguasai materi pelajaran dan menyelesaikan tugas yang diberikan

kepada kelompoknya dengan baik, dalam hal ini hasil yang dicapai juga dapat berupa

hasil belajar siswa dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Model pembelajaran STAD menurut Miftahul Huda (2012:201) merupakan

salah satu strategi pembelajaran kooperatif, yang didalamnya terdapat beberapa

kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda, saling

bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut

Warsono dan Hariyanto (2013:197) STAD merupakan aktivitas yang dapat

mendorong siswa untuk terbiasa bekerja sama dan saling membantu dalam

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

15

menyelesaikan suatu masalah, tetapi pada akhirnya bertangung jawab secara mandiri.

Fokus dari pembelajaran STAD adalah keberhasialn individu berpengaruh terhadap

keberhasilan kelompok begitu pula keberhasilan kelompok juga berpengaruh terhadap

keberhasilan individu peserta didik dalam kelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran STAD merupakan strategi pembelajaran kooperatif yang terdiri

dari beberapa kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama secara mandiri untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran STAD menurut Agus Suprijono (2012:133) dapat

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 siswa secara heterogen

(berdasarkan prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain).

2. Guru menyajikan pelajaran.

3. Guru memberikan tugas/lembar kerja kepada tiap anggota kelompok.

Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan tugas. Anggota yang sudah

mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota

dalam kelompok itu mengerti.

4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada semua siswa. Pada saat menjawab

kuis tidak boleh saling membantu

5. Guru memberi evaluasi

6. Kesimpulan

Ada sedikit perbedaan dalam melaksanakan pembelajaran model STAD.

Menurut Mifatul Huda (203:201) langkah-langkah pembelajaran STAD sebagai

berikut:

1. Siswa dibentuk dalam kelompok heterogen masaing-masing terdiri dari 4-

5 anggota (campuran berdasarkan nilai awal yang didapat)

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

16

2. Guru menyajikan materi atau memberi pengajaran pada siswa

3. Guru membagikan lembar kerja pada tiap anggota kelompok

4. Siswa melakukan kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru sesuai materi ajar yang di sampaikan guru

5. Diadakan tes individu yaitu siswa mengerjakan kuis untuk mengecek

pemahaman siswa setelah melaksanakan diskusi

6. Rekognisi atau pemberian penghargaan pada tim yang mendapat hasil

belajar yang baik

Langkah-langkah pembelajaran STAD juga berbeda dengan yang dilakukan

oleh Warsono dan Hariyono (2013:197) yang menyatakan langkah-langkah

pembelajaran STAD sebagai berikut:

1. Guru membentuk kelompok heterogen yang isinya sekitar 4-6 siswa

(campuran siswa yang cepat belajar, lembar belajar, rata-rata, ada siswa

laki-laki dan ada siswa yang perempuan, dari berbagai suku dan ras)

2. Guru melakukan penyajian pembelajaran atau menjelaskan materi

pembelajaran

3. Guru memberi tugas pada kelompok

4. Guru membolehkan siswa yang cepat belajar untuk mengajari siswa yang

lambat belajar sampai akhirnya semua siswa dapat memahami materi

pembelajaran

5. Guru memberi kuis/soal, ketika mengerjakan kuis, siswa tidak boleh

saling membantu.

6. Guru melakukan evaluasi dan refleksi

Dengan demikan, langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran

STAD adalah sebagai berikut:

1. Membentuk tim yang masing-masing timterdiri dari 5 siswa

2. Siswa menyimak materi pembelajaran

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

17

3. Siswa menerima tugas dari guru

4. Siswa mengerjakan tugas dengan diskusi

5. Siswa yang lebih tahu, memberi penjelasan kepada teman yang belum

tahu dalam tim

6. Siswa mengerjakan kuis secara individual (lesan)

7. Siswa mengerjakan tes tertulis

8. Tim yang berprestasi menerima penghargaan

9. Refleksi

Menurut Trianto (2009:96–97) pembelajaran STAD mempunyai kelebihan

dan kelemahan sebagai suatu model pembelajaran. Kelebihan dari model

pembelajaran STAD adalah:

1. Mengembangkan serta menggunakan keterampilan berpikir kritis dan

kerjasama kelompok;

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama;

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan

kelompok;

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam

berpendapat.

Kelemahan dari model pembelajaran STAD adalah:

1. Sejumlah murid mungkin bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD;

2. Membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaannya;

3. Pada permulaan penerapan model pembelajaran ini, guru akan merasa

kesulitan dalam pengelolaan kelas.”

Solusi untuk mengatasi kekurangan model pembelajran kooperatif tipe STAD

antara lain:

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

18

1. Dalam memilih masalah mempertimbangkan aspek kemampuan dan

perkembangan anak didik.

2. Siswa terlebih dahulu dibekali pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan.

3. Bimbingan secara kontinu dan persediaan alat-alat/sarana pengajaran yang

perlu diperhatikan.

4. Berusaha dengan sungguh-sungguh agar dapat terampil dalam menerapkan

model ini.

Dari kelebihan – kelebihan yang ada pada pembelajaran berdasarkan masalah

ini, semakin memberikan optimisme untuk keberhasilan penelitian ini. Dengan

disajikan masalah yang ada di sekitar siswa, siswa akan mudah untuk mendefinisikan

hingga nanti mampu menemukan pemecahannya. Meminimalkan perilaku guru yang

terlalu menekankan penguasaan konsep belaka kepada siswanya, karena dalam model

ini konsep hanya diberikan sesuai dengan kebutuhan. Bukan tentang banyaknya

konsep yang dapat diterima oleh siswa, tetapi seberapa tingkat pemahaman siswa

mengenai konsep tersebut. Dengan tujuan utama dapat menemukan pemecahan

masalah, tentu model ini mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk

memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya. Persiapan pembelajaran

yang kompleks menjadi kelemahan dari model pembelajaran ini, baik persiapan alat

maupun masalah yang relevan. Selain itu juga sulit mencari masalah yang relevan

dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Pembelajaran dengan model ini

juga membutuhkan waktu yang cukup lama, karena kemampuan siswa yang berbeda

– beda dalam menemukan pemecahan masalah.

2.1.3. Hasil Belajar

Dalam setiap pembelajaran, guru tidak hanya menstransfer materi kepada

peserta didik, namun juga harus ada hasil belajar dari setiap pembelajaran yang di

lakukan. Menurut Wardani Naniek Sulistya (2010: 2.) hasil belajar adalah besarnya

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

19

skor yang diperoleh melalui pengukuran pada saat proses belajar (non tes) dan

pengukuran pada hasil belajar (tes). Pengukuran proses belajar dapat dilakukan ketika

proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dan pengukuran hasil

belajar dapat diperoleh dari tes yang di lakukan. Menurut Darmansyah (2006:13)

hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam

bentuk angka. Jadi hasil belajar merupakan besarnya skor yang diperoleh siswa

melalui pengukuran proses belajar dan hasil belajar. Hasil belajar digunakan guru

sebagai ukuran atau kriteria keberhasilan pembelajaran. Setiap proses pembelajaran

keberhasilannya dapat diukur melalui pengukuran.

Menurut Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012:47) pengukuran adalah kegiatan

atau upaya yang di lakukan untuk memberi angka-angka pada suatu gejala atau

peristiwa atau benda. Sedangkan menurut Anas Sudijono (2008:4) pengukuran adalah

kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. Hamzah (2008:93) menyatakan

bahwa mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat

kuantitatif. Peristiwa mengukur objek yang sama, akan memberikan hasil ukur yang

sama, misalnya pengukuran panjang, berat suatu benda. Jadi pengukuran adalah suatu

kegiatan yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu objek atau

peristiwa dengan kriteria tertentu. Alat yang digunakan dalam pengukuran untuk

menetapkan angka disebut instrumen.

Pengukuran berhubungan dengan asesmen dan penilaian. Menurut Wardani

Naniek Sulistya (2012:50) menyatakan bahwa asesmen adalah proses pengambilan

dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa, kemudian

informasi atau data tersebut diolah untuk dapat menentukan pencapaian hasil belajar

peserta didik. Arikunto (1987) dalam Asep dan Haris (2013:54) menyatakan bahwa

untuk dapat melakukan penilaian perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu,

sedangkan pengukuran tidak akan mempunyai makna yang berarti tanpa dilakukan

penilaian. Menurut Grondlund dalam Jihad dan Haris (2013:54) penilaian sebagai

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

20

proses sistematik pengumpulan, penganalisisan dan penafsiran informasi untuk

menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan. Menurut Sudjana (2012:3) penilaian

merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu,

sedangkan menurut Warsono dan Hariyanto (2012:264) penilaian mencakup semua

metode yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu peserta didik atau

kelompok nilai unjuk kerja, yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung.

Hasil belajar dapat diketahui melalui pengukuran. Pengukuran untuk proses

belajar dapat dilakukan melalui unjuk kerja siswa. Menurut Wardani Naniek Sulistya

(2012:73) unjuk kerja adalah suatu pengukuran yang dilakukan melalui pengamatan

aktivitas peserta didik dalam melakukan sesuatu berupa tingkah laku atau interaksi

dalam pembelajaran, sedangkan pengukuran hasil dapat di peroleh melalui tes. Jadi

untuk melakukan penilaian didahului dengan pengukuran dan asesmen. Fungsi

penilaian dalam pembelajaran menurut Wardani Naniek Sulistya (2012:56) yaitu:

1. Penilaian formatif

Penilaian formatif dilaksanakan setiap akhir RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran). Penilaian formatif bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan

siswa terhadap materi tertentu.

2. Penilaian sumatif

Penilaian sumatif dilakukan pada akhir satuan program tertentu (catur wulan,

semester, atau akhir tahun ajaran). Tujuan dari penilaian sumatif adalah untuk

mengetahui prestasi yang dicapai peserta didik selama satu program. Hasilnya

merupakan nilai tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan kelas. Untuk

mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik dapat dilakukan

dengan beragam teknik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil

belajar. Secara umum dalam penilaian terdapat 2 teknik yaitu teknik tes dan non

tes.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

21

1. Teknik tes

Menurut Asep dan Haris (2013:67) tes merupakan himpunan pertanyaan yang

harus dijawab harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang

di tes. Menurut Wardani Naniek Sulistya (2012:14) tes adalah alat ukur indikator atau

kompetensi tentu untuk pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya

relative ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relative sama. Menurut Nana

Sudjana(2012:35), tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes

lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk pembuatan (tes tindakan).

Jadi tes adalah suatu alat penilaian yang digunakan untuk mengukur indikator atau

kompetensi tertentu untuk memberikan angka yang jelas sehingga hasilnya relative

ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang sama. Berikut ini adalah teknik tes menurut

Jihad dan Haris(2013:68)

1. Jenis tes berdasarkan cara mengerjakan

a. Tes tertulis

Tes atau soal yang harus dikerjakan siswa secara tertulis

b. Tes lisan

Tes berupa sekumpulan soal atau tugas pertanyaan yang diberikan pada

siswa dan dilaksanakan dengan tanya jawab.

c. Tes perbuatan

Tugas yang pada umumnya berupa kegiatan praktek atau kegiatan yang

mengukur keterampilan

1) Jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya

a. Tes objektif meliputi soal tes pilihan ganda, isian, benar salah,

menjodohkan serta jawaban singkat.

b. Tes uraian meliputi uraian terbatas dan uraian bebas.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

22

2.) Teknik non tes

Menurut Jihad dan Haris(1013:69) teknik non tes merupakan prosedur yang

dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan

kepribadian. Menurut Endang Poerwati(2008) macam-macam teknik non tes

adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu observasi formal dan

informal. Observasi formal menggunakan instrumen yang dirancang

untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan belajar peserta didik.

Sedangkan informal dilakukan pendidik tanpa menggunakan instrumen.

b. Wawancara

Cara untuk memperoleh informasi mendalam yang diberikan secara

lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek kepribadian

peserta didik.

c. Angket

Suatu objek yang dipergunakan untuk memperoleh informasi yang

berupa angket sikap

d. Analisa sampel kerja

Digunakan untuk mengkaji respon yang benar dan tidak benar yang di

buat siswa dalam pekerjaannya dan hasilnya berupa informasi mengenai

kesalahan atau jawaban benar yang sering dibuat siswa berdasarkan

jumlah, tipe, pola, dan lain-lain.

e. Analisa tugas

Dipergunakan untuk menentukan komponen utama tugas dan menyusun

skill dengan urutan yang sesuai dan hasilnya berupa daftar komponen

tugas dan daftar skill yang diperlukan

f. Checklist dan rating scale

Dilakukan untuk mengumpulkan informasi dalam bentuk semi

terstruktur, yang sulit dilakukan dengan teknik lain dan data yang

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

23

dihasilkan bisa kuantitatif, atau kualitatif, tergantung format yang

digunakan.

g. Portofolio

Kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam karya tentu

yang diorganisasi untuk mengetahui minat, perkembangan belajar dan

prestasi siswa.

h. Presentasi

Perseta didik menyajikan karya-karyanya

i. Proyek individu kelompok

Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta dapat di gunakan

untuk individu maupun kelompok.

Hasil belajar yang diharapkan dicapai siswa pada ranah kognitif yaitu siswa

dapat mengetahui atau menyebutkan konsep, misalnya dari menghitung luas dan

menggunakannya dalam masalah yang berkaitan dengan luas. Pada ranah afektif yaitu

siswa dapat mengembangkan karakter yang diharapkan (tekun, kerjasama, dan

tanggung jawab), siswa juga dapat berpikir kreatif dan berlatih berkomunikasi. Pada

ranah psikomotor yaitu siswa mampu menggunakan alat peraga dan memecahkan

aktivitas pemecahan masalah menggunakan alat peraga. Jadi ketiga ranah menurut

taksonomi Bloom tersebut, kesemuanya harus dapat dicapai oleh siswa setelah

mendapatkan pembelajaran. Jika ketiga ranah tersebut telah tercapai, dapat dikatakan

bahwa siswa telah berhasil dalam belajarnya.

Hasil pengukuran akan memperoleh skor (angka), skor ini akan bermakna,

jika ada pedoman penilaiannya. Pedomen penilaian dibedakan menjadi dua yakni

Pedoman Acuan Norma (PAN) yaitu penilaian yang mendasarkan pada norma atau

kedudukan siswa dalam kelas, dan Pedoman Acuan Patokan (PAK) yaitu penilaian

yang mendasarkan pada patokan atau criteria tertentu, seperti Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

24

2.1.4 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Jamil Musthofa (2011 ) berjudul

Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Tentang Operasi Hitung Pecahan Siswa Kelas 4 SDN Yosorejo

Giringsing Batang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pembelajaran kooperatif

STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika materi operasi hitung

pecahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari

40 siswa yang tuntas dengan KKM : 60 pada siklus 1 PTK sebanyak 27. Kemudian

diadakan siklus 2 PTK ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 35 siswa (96%).

Kelebihan yang dicapai dalam penelitian ini adalah ketercapaian ketuntasan belajar

siswa yang selalu mengalami peningkatan dari penelitian ini yaitu meningkatkan

minat siswa dalam pelajaran matematika operasi hitung pecahan. Sedangkan

kelemahannya yaitu tidak di jelaskan secara lengkap langkah-langkah pembelajaran

STAD dan dalam penelitian) masih belum biasa sepenuhnya mengaktifkan minat

siswa dalam kelompoknya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dipilih

tindakan lanjut untuk melakukan penelitian pada operasi pecahan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi Niswati yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan penguasaan konsep

waktu pada mata pelajaran Matematika Kelas 1 SD Negeri Mronjo 02. Peningkatan

prestasi siswa ditunjukan dari nilai rata-rata pre-test dan post-tes, pada pre-test

dengan hasil 70%. Sedangkan pada post tes meningkat menjadi 95%. Jadi penerapan

model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika pada penguasaan konsep perhitungan waktu jam secara bulat.

Dari penelitian yang telah dilakukan Sasmita yang berjudul “ Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Matematika kelas V Negeri Cimurid Cianjur ” (http : / digilib. upi.

Edu/ pasca/available / etd-0621106-1242541). 5,29. Diberi tindakan pada Siklus I,

Siklus II dan Siklus III dengan menggunakan metode Kooperatif Tipe STAD. Rata-

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

25

rata nilai pada siklus I : 5,79. Rata-rata nilai pada Siklus II : 6,58 dan rata-rata nilai

pada Siklus III : 7,95. Data tersebut telah diolah dengan cara memprosentasikan

jumlah nilai seluruh siswa dibagi jumlah siswa. Ada peningkatan dari setiap Siklus

dengan Siklus sebelumnya. Hal ini berarti bahwa pelajaran menggunakan metode

Kooperatif Tipe STAD memberikan peningkatan terhadap hasil belajar.

Penelitian Rahmawati (2011) yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang

Pecahan Siswa Kelas 4 Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitian

menunjukan bahwa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil

belajar siswa pada materi pelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan semakin

meningkat. Hal ini ditunjukan dengan sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang

mencapai KKM sejumlah 11 siswa atau 45,83% dari 24 siswa dan rata-rata kelas

70,83. Sedangkan pada siklus 2 siswa yang mencapai KKM sejumlah 21 siswa atau

87,50% dari 24 siswa dan rata-rata kelas 83,08. Keunggulan dari penelitian ini yaitu

meningkatkan hasil belajar pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Sedangkan kelemahannya yaitu harus saling bekerja sama, padahal anak sulit untuk

bekerja sama dengan anggota kelompok lain dan selalu ada salah satu dari anggota

kelompok yang mendominasi. Berdasrkan hasil penelitian tersebut maka dipilih

tindak lanjut untuk melakukan penelitian dengan memperhatikan hal-hal yang

berkaitan pelaksanaan tindakan terutama persiapan guru. Sebaiknya guru mempelajari

dengan baik tahapan-tahapan pelaksanaan STAD.

Dapat dilihat perbedaan yang cukup jelas, diantaranya oleh Alfera Bekti

Susani (2011) Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar dengan Penerapan Dienes

Games dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Sifat-sifat Bangun

Ruang Kelas 5 Semester 2. Oleh Nur Jamil Musthofa (2011 ) yang berjudul

Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Hasil

Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Pecahan Siswa Kelas 4 SDN Yosorejo

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

26

Gringsing Batang. Oleh Rahmawati (2011) yang berjudul Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Tentang Pecahan Siswa Kelas 4 Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012. Dari

penelitian yang relevan diatas jelas sekali perbedaan dengan penelitian yang

dilakukan saat ini, perbedaannya adalah pada variabel penelitian tindakan kelas

dimana penelitian terdahulu belum memasukan variabel keaktifan belajar siswa dan

pada mata pelajaran yang diteliti yakni mata pelajara IPA juga obyek sekolah yang

berbeda.

2.1.5 Kerangka Berpikir

Dalam mengajarkan pelajaran IPA terutama materi Energi Panas dan Energi

Bunyi. Dibutuhkan konsep dasar teori yang tepat dalam menyampaikan pelajaran

tersebut. Konsep dasar teori yang dipilih harus sesuai dan cocok serta harus

disesuaikan dengan kebutuhan siswa, terutama dalam penyampaian materi IPA.

Sebab dalam pelajaran IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada

dipermukaan Bumi, serta sikap ulet dan percaya diri dan ingin tau dalam mempelajari

makhluk hidup maupun benda mati. Dalam penerapan model STAD proses

pembelajaran mempunyai keungulan dan dipastikan dapat meningkatkan hasil

belajar, keunggulannya; siswa bekerjasama dalam mencatat tujuan dengan

menjunjung norma-norma kelompok, siswa aktif membantu dan memotivasi

semangat untuk berhasil bersama, aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk

meningkatkan keberhasilan kelompok, interaksi antar siswa seiring dengan

peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Pembelajaran model STAD siswa sangat dilibatkan dalam proses

pembelajaran, siswa lebih mudah menemukan dan memahami materi- materi yang

diangap sulit apabila mereka saling bekerjasama dengan temannya untuk

menyelesaikan masalah. Melalui kerjasama akan terjalin rasa kebersamaan,

komunikasi, mereka saling berbagi pengetahuan yang dimiliki mereka masing-

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

27

masing sehingga terjadi pemahaman yang sama dalam persoalan-persoalan yang

mereka diskusikan. Ini akan membawa dampak pada peningkatkan hasil belajar.

Langkah-langkah pembelajaran dengfan menggunakan model pembelajaran

STAD adalah sebagai berikut:

1. Membentuk tim yang masing-masing tim terdiri dari 5 siswa

2. Menyimak materi energi panas

3. Menerima LKS (Lembar Kerja Siswa) tentang energi panas

4. Mengerjakan LKS dengan diskusi

5. Memberi penjelasan kepada teman yang belum tahu dalam tim

6. Mengerjakan kuis secara individual (lesan)

7. Tim yang berprestasi menerima penghargaan

8. Refleksi pembelajaran

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

28

Pendekatan pembelajaran

konvensional/ceramah

Model Pembelajaran

STAD

Hasil belajar

siswa < KKM

Observasi

Skor tes

Skor Non Tes

Hasil belajar

siswa > KKM

65

Menunjukkan/tidak

menerima/tidak

Mengerjakan

/tidak

Mebgerjakan/tida

k

Member

ipenjelasan/tidak

Membentuk/tidak Membentuk tim 5 siswa

Menerima LKS Energi panas dan energy

bunyi

Memberi penjelasan kepada teman yang

belum tahu dalam tim

Menyimak materi energi panas

Mengerjakan LKS dengan

diskusi

Refleksi

Mengerjakan kuis

Gambar 2.1.

Skema Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran STAD

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8230/2/T1_292010350_BAB II.pdf · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Deskripsi Teori

29

2.1. 6 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar IPA dapat

diupayakan melalui model pembelajaran STAD siswa kelas IV SD Negeri

Randuacir 01 Salatiga semester II tahun 2013/2014.